Anda di halaman 1dari 9

Desain Produk dan Jasa

Terdapat banyak pilihan dalam pemilihan, penetapan, dan perancangan produk.


Pemilihan produk adalah peroses pemeilihan produk atau jasa untuk dapat
disajikan kepada pelanggan atau klien. Sebagai contoh, rumah sakit melakukan
spesialisasi pada berbagai jenis pasien dan prosedur kesehatan. Manajemen rumah
sakit dapat memutuskan untuk mengoperasikan rumah sakit umum, rumah sakit
bersalin, atau sebagaimana dalam kasus rumah sakit shouldice di Kanada yang
mengkhususkan diri pada penyakit hernia. Rumah sakit memilih produk saat
mereka memutuskan jenis rumah sakit yang mereka inginkan. Banyak sekali
pilihan lain yang tersedia pada rumah sakit, sebagaimana juga pada McDonals
atau General motors.

Siklus Hidup Produk

Produk-produk dilahirkan. Mereka hidup dan mati. Mereka disingkirkan oleh


masyarakat yang terus berubah. Kehidupan produk terbagi menjadi empat fase,
yaitu perkenalan, pertumbuhan, kematangan, dan penurunan.

Siklus hidup produk mungkin berusia beberapa jam (koran), bulan (model baju
dan PC), tahun (rekaman piringan hitam), atau decade (Volkswagen Beetle).
Terlepas dari panjangnya siklus, tugas manajer operasi tetapla sama merancang
sebuah sistem yang membantu memperkenalkan produk baru dengan sukses. Jika
fungsi operasi tidak dapat berjalan secara efektif pada tahapan in, maka
perusahaan mungkin dibebani dengan produk pecundang yakni produk yang tidak
dapat diproduksi secara efisien atau bahkan tidak layak diproduksi sama sekali.

Siklus Hidup dan Strategi


Sebagaimana para manajer operasi harus siap mengembangkan produk baru,
mereka juga harus siap mengembangkan strategi untuk produk baru dan produk
yang sudah ada. Pengujian produk secara berkala sangat diperlukan karena
strategi berubah sejalan dengan perubahan produk sepanjang siklus hidupnya.
Strategi produk yang berhasil mengaharuskan penetapan strategi terbaik untuk
setiap produk berdasarkan posisinya pada siklus hidupnya. Oleh karena hidup,
perusahaan mengidentifikasikan produk atau sekelompok produknya dan
posisinya dalam siklus hidup masing-masing. Pilihan strategi saat produk
bergerak sepanjang siklus hidupnya yaitu:

Fase Perkenalan karena produk-produk pada fase perkenelan ini sedang


disesuaikan dengan kondisi pasarnya dan teknik-teknik produksinya, mungkin
diperlukan pengeluaran lain-lain untuk penelitian, pengembangan produk,
modifikasi dan perbaikan proses, serta pengembangan pemasok.

Fase Pertumbuhan dalam fase pertumbuhan, desain produk telah mulai stabil
dan diperlukan peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif. Penambahan
kapasitas atau peningkatan kapasitas yang sudah ada untuk menampung
peningkatan permintaan produk mungkin diperlukan.

Fase kematangan saat sebuah produk mencapai kematangan, pesaing mulai


bermunculan. Produksi dalam jumlah besar dan inovatif sangatlah sesuai pada
fase ini. Pengendalian biaya yang lebih baik, berkurangnya pilihan dan biaya
pemotongan lini produk mungkin akan efektif atau diperlukan untuk
meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar.

Fase penurunan manajemen mungkin perlu sedikit kejam pada produk yang
siklus hidupnya mendekati akhir. Produk yang hampir mati biasanya adalah
produk yang buruk bagi investasi sumber daya dan kemampuan manajerial.
Kecuali, jika produk yang hampir mati ini memberikan konstribusi yang unik bagi
reputasi perusahaan atau lini produknya atau bisa dijual dengan harga yang tinggi,
maka produksi produk semacam itu harus dihentikan.

1. Analisis Produk Berdasarkan Nilai

Manajer operasi yang efektif memilih produk yang terlihat paling menjanjikan.
Hal itu merupakan prinsip pareto (yakni fokus pada permasalahan yang sedikit,
tetapi penting dan bukan pada permasalahan yang banyak, tetapi sepele) yang
diterapkan pada bauran produk. Laporan produk berdasarkan nilai membuat
manajemen dapat mengevaluasi strategi yang memungkinkan untuk setiap produk.
Hal ini dapat meliputi penambahan arus uang (sebagai contoh: penigkatan
konstribusi dengan menigkatkan harga jual atau menurunkan biaya), penigkatan
penetrasi pasar (meningkatkan kualitas dan/atau mengurangi biaya atau harga),
atau mengurangi biaya (memperbaiki proses produksi).
1. MENGHASILKAN PRODUK BARU
2. Peluang Produk Baru

Pengembangan produk baru yang agresif mengharuskan organisasi membangun


struktur internal yang membuka komunikasi dengan pelanggan, budaya
organisasinya inovatif, penelitian dan pengembangannya (Litbang) agresif,
kepemimpinannya kuat, bonusnya bersifat formal, serta pelatihan. Baru setelah
itu, sebuah perusahaan dapat menghasilkan keuntungan dan memusatkan
perhatiaannya dengan bersemangat pada peluang tertentu sebagaimana dituliskan
di bawah ini

1. memahami pelanggan merupakan permasalahan utama dalam


pengembangan produk baru.
2. Perubahan ekonomis menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran
pada jangka panjang, tetapi siklus ekonomi dan harga berubah pada jangka
pendek.
3. Perubahan sosiologis dan demografis dapat muncul pada beberapa faktor
seperti berkurangnya ukuran keluarga. Tren ini mengubah preferensi pada
ukuran rumah, apartemen, dan
4. Perubahan teknologi yang membuat segalanya mungkin, mulai dari telfon
genggam hingga iPod hingga jantung buatan.
5. Perubahan politik/peraturan menghasilkan perjanjian perdagangan yang
baru, tarif yang baru, dan persyaratan kontrak yang baru dengan
pemerintah.
6. Perubahan lain dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standar
professional, pemasok, dan distributor
7. Pentingnya Produk Baru

Pentingnya produk baru tidak dapat dipungkiri lagi, perusahaan yang memimpin
pasar mendapatkan sebagian besar penjualannya dari produk yang berumur
kurang dari 5 tahun. Bahkan, Disney membutuhkan taman bermain baru untuk
menarik para pengunjung.

1. PENGEMBANGAN PRODUK
2. Sistem Pengembangan Produk

Sebuah strategi yang efektif menghubungkan keputusan produk dengan arus uang,
dinamika pasar, siklus hidup produk, dan kemampuan organisasi. Sebuah
perusahaan harus mempunyai dana untuk mengembangkan produk, memahami
perubahan yang terus terjadi di pasar, mempunyai potensi yang diperlukan, dan
juga sumber daya. Sistem pengembangan produk tidak hanya menentukan
keberhasilan produk, tetapi juga masa depan perusahaan.
2. Quality Function Deployment (QFD)

QFD berkaitan dengan (1) menetapkan apa yang memuaskan pelanggan dan, (2)
menerjemahkan keinginan pelanggan pada desain yang disajikan sasaran. Idenya
adalah untuk memahami keinginan pelanggan dan memperkenalkan solusi proses
alternatif kepada mereka. Kemudian, informasi ini dipadukan dalam desain
produk yang terus berubah. QFD digunakan di awal proses desain untuk
membantu menetapkan apa yang dapat memuaskan pelanggan dan dimana upaya-
upaya kualitas perlu disebarkan.

3. Menyusun Organisasi Untuk Pengembangan Produk

Terdapat empat pendekatan terhadap pengorganisasian untuk pengembangan


produk. Pertama, sebuah organisasi dengan departemen-departemen yang
berbeda. Departemen-departemen ini adalah sebuah departemen penelitian dan
pengembangan (litbang) yang mengerjakan penelitian yang dibutuhkan.
Keunggulan dari pendekatan ini adalah adanya tugas dan tanggung jawab yang
tetap dan kelemahannya kekurangan pemikiran kemasa depan. Kedua,
menugaskan seorang manajer produk untuk memenangkan produk melalui sistem
pengembangan produk dan organisasi-organisasi terkait. Walaupun demikian,
pendekatan pengembangan produk ketiga dan pendekatan terbaik yang digunakan
di Amerika Serikat adalah dengan menggunakan sebuah tim. Tim ini dikenal
sebagai tim pengembangan produk, tim desain untuk kemampuan manufaktur, dan
tim rekayasa nilai. Masyrakat jepang menggunakan pendekatan keempat, mereka
menghindari permasalahan tim dengan tidak membagi organisasi menjadi
penelitian dan pengembangan, rekayasa, produk, dan seterusnya. Sejalan dengan
gaya orang jepang adalah yaitu berusaha dalam kelompok dan bekerja sama dalam
tim, semua aktivitas ini berada dalam satu organisasi.

4. Kemampuan Untuk Diproduksi dan Rekayasa Nilai

Berkenaan dengan peningkatan dalam hal desain dan spesifikasi pada tahap
pengembangan produk, mulai dari penelitian, pengembangan, desain, dan
produksi. Kemampuan untuk diproduksi dan aktivitas rekayasa nilai mungkin
merupakan teknik terbaik yang ada untuk menghindari biaya berlebih pada
manajemen operasi. Hal tersebut dapat menghasilkan penigkatan nilai dengan
memusatkan perhatian untuk mencapai spesifikasi fungsional yang dibutuhkan
guna memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara optimal. Jika dekelolah dengan
efektif program rekayasa nilai umumnya dapat mengurangi biaya antara 15%
sampai 70% tanpa mengorbankan penurunan kualitas. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa setiap dollar yang dihabiskan untuk rekayasa nilai,
penghematannya dapat mencapai $10 hingga $25.

1. PERMASALAHAN DESAIN PRODUK


Untuk mengembangkan sebuah sistem dan struktur organisasi untuk
pengembangan produk, terdapat beberapa teknik penting untuk merancang suatu
produk diantaranya:

1. Desain Yang Tangguh

Desain yang tangguh (robust design) berarti produk dirancang sedemikian rupa
sehinggah ada sedikit variasi pada produksi atau perakitan tidak berdampak
banyak pada produk akhirnya.

2. Desain Moduler

Produk-produk yang dirancang dalam komponen yang tersegmentasi dengan


mudah dikenal sebagai desain modular. Desain modular menawarkan fleksibilitas
pada produksi dan pemasaran. Bagi departemen produksi sifat modularitas ini
biasanya sangat membantu karena hal ini membuat proses pengembangan produk,
produksi, dan perubahan berikutnya lebih mudah. Terlebih lagi mungkin
pemasaran juga menyukai sifat modularitas karena menambah fleksibilitas pad
acara-cara memberikan kepuasan pelanggan.

3. Computer-Aided Desing (CAD)

Perancangan dibantu komputer adalah penggunaan komputer untuk merancang


produk secara interaktif dan mempersiapkan dokumentasi teknis.walaupun
penggunaan piranti lunak CAD sangatlah luas, CAD secara umum masih
digunakan untuk membuat gambaran kasar dan citra tiga dimensi.

4. Computer-Aided Manufacturing (CAM)

Manufaktur dibantu komputer mengacu pada penggunaan program computer


khusus untuk mengadu dan mengendalikan peralatan produksi. Saat informasi
CAD diterjemahkan menjadi intruksi untuk CAM, hasil dari kedua teknologi ini
disebut CAD/CAM.

Berikut Manfaat CAD dan CAM: kualitas produk, waktu desain yang lebih
singkat, pengurangan biaya produksi, ketersediaan basis data, sejumlah
kemampuan baru.

5. Teknologi Virtual Reality

Teknologi Virtual Reality merupakan bentuk komunikasi visual dimana berbagai


citra digunakan sebagai pengganti benda aslinya, tetapi masih memungkinkan
pengguna untuk meresponnya secara interaktif.
6. Analisis Nilai

Walaupun rekayasa nilai difokuskan pada perbaikan desain sebelum sebuah


produk diproduksi, analisis nilai yang juga merupakan teknik yang berkaitan,
berlangsung selama proses produksi, disaat sudah jelas bahwa produk baru
tersebut akan sukses. Analisis nilai berusaha memperbaiki cara menghasilkan
produk yang lebih atau ekonomis.

7. Desain Yang Etis dan Ramah Lingkungan

Suatu aktivitas manajer operasi yang paling etis dan peka terhadap lingkungan
adalah meningkatkan produktivitas ketika mengirimkan barang dan jasa yang
diinginkan. Manajer operasi dapat menurunkan biaya sekaligus membatasi
penggunaan sumber daya tersebut. Siklus hidup produk secara keseluruhan dari
desain, produksi, hingga pembuangan akhir memberikan peluang untuk
membatasi penggunaan sumber daya. Bumi dan planet memang terbatas sehingga
manajer yang meminimalkan penggunaan sumber daya layak disebut pahlawan.

1. PERSAINGAN BERDASARKAN WAKTU

Seiring siklus hidup produk memendek, kebutuhan pengembangan produk yang


lebih cepat menjadi meningkat. Ditambah lagi disaat produk-produk baru yang
menggunakan teknologi yang lebih canggih semakin bermunculan, pengeluaran
dan resiko yang ada juga meningkat. Karena persaingan sangat penting dibanding
mengembangkan produk baru dari awal sejumlah strategi lain dapat digunakan
sebuah kontinum yang dimulai dari produk yang baru dan dikembangkan secara
internal hingga aliansi. Perbaikan dan migrasi menggunakan kekuatan produk
yang ada dari suatu organisasi untuk melakukan inovasi. Dengan demikian
prosesnya lebih cepat ,sekaligus beresiko lebih sedikit dari pada mengembangkan
produk yang benar-benar baru. Perbaikan boleh jadi berupa perubahan sederhana
dari segi warna, ukuran, berat, atau fitur lain.

1. Membeli Teknologi Dengan Cara Mengakuisisi

Microsoft dan Cisco system merupakan contoh perusahaan bertekonologi canggih


yang sering mempercepat pengembangan mereka dengan mengakuisisi
perusahaan yang telah mengembangkan teknologi yang sesuai dengan misi
mereka. Permasalahan yang muncul kemudian adalah menyesuaikan organisisasi
yang diakuisisi, termasuk teknologinya, lini produknya, dan budayanya ke dalam
perusahaan pengakuisisi, alih-alih permasalahan pengembangan produk.

2. Usaha Patungan

Usaha patungan adalah kepemilikan bersama, biasanya di antara dua perusahaan,


untuk membentuk suatu kesatuan baru. Kepemilikannya mungkin masing-masing
lima puluh persen atau salah satu pemilik mendapatkan porsi yang lebih besar
untuk mendapat pengendalian yang lebih besar. Usaha patungan biasanya
memanfaatkan peluang produk khusus yang mungkin tidak menjadi pusat
perhatian dari misi suatu perusahaan. Usaha patungan semacam ini akan lebih
dapat berfungsi dengan baik apabila resikonya diketahui betul dan dapat dibagi
secara merata.

3. Aliansi

Aliansi adalah perjanjian kerja sama yang menjadikan perusahaan tetap


independen, tetapi menggunakan kekuatan tambahan untuk mencapai strategi
yang sesuai dengan misi masing-masing. Disaat sebuah produk baru menjadi misi
utama, tetapi sejumlah sumber daya yang dibutuhkan dan terdapat resiko yang
dapat diukur, aliansi merupakan strategi yang bagus untuk proses pengembangan
produknya. Aliansi biasanya menguntungkan saat produk yang akan
dikembangkan juga mempunyai teknologi yang masih dalam tahap pemrosesan.

1. MENDEFINISIKAN SUATU PRODUK

Setelah suatu barang atau jasa yang baru diperkenalkan ke pasar. Barang atau jasa
tersebut harus didefinisikan. Pertama, sebuah barang atau jasa didefinisikan dari
segi fungsinya yang apa yang dapat dilakukan olehnya. Kemudian, produk
tersebut dirancang dan perusahaan menentukan bagaimana fungsi tersebut dapat
tercapai. Manajemen biasanya mempunyai beragam pilihan bagaimana sebuah
produk mencapai tujuan fungsionalnya. Sebagai contoh saat jam alarm diproduksi,
aspek desain seperti warna, ukuran, atau lokasi tombol, dapat membuat perbedaan
mendasar pada kemudahan produksi, kualitas, dan penerimaan pasar.

1. Keputusan Membuat atau Membeli

Perusahaan dapat memilih untuk memperoduksi komponen mereka sendiri, atau


membeli dari perusahaan lain. Pemilihan ini dikenal sebagai keputusan membuat
atau membeli. Keputusan membuat atau membeli membedakan antara apa yang
perusahaan inginkan untuk diproduksi dan apa yang dibeli. Karena adanya variasi
pada kualitas, harga, dan jadwal pengaturan, keputusan membuat atau membeli
sangat penting bagi pendefinisian produk.

2. Teknologi Kelompok

Berbagai kode dapat dimasukkan ke gambar-gambar teknik untuk menfasilitasi


teknologi kelompok. Teknologi kelompok mensyaratkan agar komponen-
komponen suatu produk diidentifikasi dengan sebuah skema kode yang
menyatakan jenis prosesnya (seperti pengeboran) dan parameter prosesnya
(seperti ukuran). Hal ini memudahkan kita untuk melakukan standarisasi bahan
baku, komponen, proses, dan mengidentifikasi kelompok komponen. Dengan
mengidentifikasi kelompok komponen, aktivitas dan mesin dapat dikelompokkan
untuk meminimalkan persiapan, jalur, perlakuan, terhadap bahan.
1. DOKUMEN UNTUK PRODUKSI

Saat sebuah produk dipilih dan dirancang, proses produksinya dibantu oleh
dokumen yang bermacam-macam.

Gambar perakitan (assembly drawing) gambar produk yang terdiri atas


komponen-komponennya biasanya merupakan gambar tiga dimensi yang disebut
gambar isometris. Diagram perakitan (assembly chart) grafik untuk menentukan
bagaimana komponen mengalir menjadi berbagai subassembly dan akhirnya
menjadi produk jadi. Lembar rute (route sheet) daftar operasi yang dibutuhkan
untuk memperoduksi komponen dengan bahan yang diperinci dalam daftar bahan
baku. Perintah kerja (work order) instruksi untuk membuat produk tertentu,
bisanya untuk jadwal tertentu. Engineering change notice (ECN) koreksi atau
modifikasi gambar teknik atau daftar bahan baku. Manajemen komfigurasi
sistem dimana produk direncanakan dan perubahan komponen diidentifikasi
secara akurat dan pertanggung jawaban suatu perubahan tetap terjaga.

Product Life-Cycle Management (PLM)

Manajemen siklus hidup produk adalah payung dari program piranti lunak yang
mencoba memadukan tahapan desain dengan manufaktur produk termasuk
menggabungkan sejumlah teknik yang dibahas pada dua bagian sebelumnya,
mendefinisikan produk dan dokumen untuk produksi. Pemikiran di belakang
pembuatan PLM adalah keputusan desain dan manufaktur produk dapat dilakukan
dengan lebih kreatif, cepat, ekonomis, jika datanya terintegrasi dan konsisten.

1. DESAIN JASA

Sejauh ini telah banyak pembahasan desain produk nyata, yakni barang. Di sisi
lain, terdapat produk yang tidak nyata yaitu jasa. Industry yang termasuk dalam
industri jasa adalah perbankan, keuangan, asuransi, transportasi, dan komunikasi.
Produk yang ditawarkan oleh perusahaan jasa mulai dari prosedur kesehatan yang
meninggalkan luka kecil setelah operasi usus buntu, pencucian dan pemotongan
rambut di salon, hingga film bagus.

Merancang produk jasa merupakan tantangan karena jasa umum mempunyai


karakteristik yang unik. Satu alasan peningkatan produktivitas dalam jasa begitu
rendah adalah karena baik desain atau pengantaran produk jasa menyertakan
adanya interaksi pelanggan. Saat pelanggan berpartisipasi dalam proses desain,
pemasok jasa mungkin mempunyai daftar menu jasa dimana pelanggan dapat
memilih pilihannya.

Dokumen Untuk Jasa


Karena tingginya interaksi pelanggan pada hampir semua industri jasa, dokumen
untuk memindahkan produk ke proses produksi berbeda dengan yang digunakan
pada operasi pembuatan barang. Dokumentasi pada jasa sering berbentuk perintah
kerja yang eksplisit yang memerinci apa yang akan terjadi pada moment of truth.

1. PENERAPAN POHON KEPUTUSAN PADA DESAIN PRODUK

Pohon keputusan dapat digunakan untuk membuat keputusan produk baru dan
untuk beragam permasalahan manajemen lainnya. Pohon keputusan sangat
bermanfaat terutama saat terdapat serentetan keputusan dan beragam hasil yang
mengakibatkan keputusan selanjutnya yang diikuti hasil yang lain. Untuk
membentuk sebuah pohon keputusan, diguanakan prosedur berikut.

1. Pastikan semua alternatif yang mungkin dan keadaan sudah dimasukkan


ke pohon, termasuk alternatif tidak melakukan apa-apa.
2. Pengembalian hasil (payoff) dimasukkan pada akhir setiap cabang yang
bersesuian. Ini merupakan tempat untuk menghitung pengembalaian hasil
dengan mencapai cabang ini.
3. Tujuannya adalah menetapkan nilai ekspektasi dari setiap tindakan yang
ada. Hal ini dicapai dengan memulainya pada akhir pohon (sisi sebelah
kanan) dan menuju awal pohon (sisi sebelah kiri) menghitung nilai pada
setiap langkah dan membuang alternatif yang tidak sebaik alternatif
lainnya dari titik yang sama.
4. TRANSISI MENUJU PRODUKSI

Akhirnya, suatu produk baik berupa barang ataupun jasa, telah dipilih, dirancang
dan didefinisikan. Produk telah berkembang dari sebuah ide menjadi sebuah
definisi yang fungsional, kemudian mungkin menjadi sebuah desain. Sekarang
manajemen harus membuat keputusan untuk mengembangkan ide produk tersebut
lebih lanjut dan memproduksinya atau menghentikannya.

Saat keputusan dibuat biasanya ada satu priode produksi percobaan untuk
memastikan desainnya benar-benar dapat diproduksi. Ini merupakan uji
kemampuan untuk diproduksi. Percobaan ini juga memberikan staf operasi
kemungkinan untuk mengembangkan peralatan yang sesuai, prosedur
pengendalian kualitas, dan pelatihan karyawan untuk memastikan produk dapa

Anda mungkin juga menyukai