Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

A. Kasus ( Masalah Utama)


Isolasi sosial

B. Proses terjadinya masalah


a. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi denganorang lain disekitarnya (Damayanti,
2008)
Isolasi sosial merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan saat
didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan negatif atau mengancam.
(NANDA-1, 2012)
Proses terjadinya isolasi sosial dapat dijelaskan dengan menggunakan pendekatan
psikodinamika model Stuart (2009) dimana pada model ini masalah keperawatan dimulai
dengan menganalisa faktor predisposisi, presipitasi, penilaian terhadap stresor, sumber
koping dan mekanisme koping yang digunakan oleh seorang klien sehingga
menghasilkan respon baik yang bersifat konsruktif maupun destruktif dalam rentang
adaptif sampai maladaptif.

b. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala isolasi sosial dapat dinilai dari ungkapan pasien yang menunjukkan
penilaian negatif tentang hubungan sosial dan didukung dengan data hasil observasi.

Data subjektif: pasien mengungkapkan tentang


1) Perasaan sepi
2) Perasaan tidak aman
3) Perasaan bosan
4) Ketidakmampuan konsentrasi
5) Perasaan ditolak
Data Objektif:
1) Banyak diam
2) Tidak mau bicara
3) Menyendiri
4) Tidak mau berinteraksi
5) Tampak sedih
6) Ekspresi datar
7) Kontak mata kurang

c. Rentang respon:

Respon adaptif: kesepian respon maladaptif:


Menyendiri menarik diri manipulasi
Otonomi ketergantungan impulsif
Kebersamaan narkikisme

d. Faktor Predisposisi
Faktor presdiposisi adalah faktor pendukung yang menunjang klien mengalami gangguan
jiwa. Berikut faktor presdiposisi pada gangguan isolasi sosial.
1. Faktor biologis: hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter
mengalami gangguan jiwa, adanya resiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma
kepala dan riwayat penggunaan napza.
2. Faktor psikologi : pada pasien yang mengalami isolasi sosial, dapat ditemukan
pengalaman negatif pasien terhadap gambaran diri, ketidak jelasan atau berlebihnya
peran yang dimiliki, kegagalan mencapai cita-cita krisis udentitas yang akhirnya
menjadi masalah isolasi soial.
3. Faktor sosial budaya : pasien dengan isolasi sosial umumnya berasal dari tingkat
ekonomi rendah riwayat penolakan lingkungan pada usia perkembangan anak,
tindakan pendidikan rendah dan kegagalan dalam hubungan sosial.
e. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah faktor pencetus yang membuat pasien akhirnya mengalami
gangguan jiwa setelah mengalami faktor-faktor pendukung.
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan isolasi sosial adalah riwayat penyakit infeksi,
penyakit kronis atau kelainan struktur otak kekerasan dalam keluarga, kegagalan dalam
hidup, kemiskinan, adanya aturan dikeluarga atau masyarakaat yang sering tidak sesuai
dengan pasien, konflik antar masyarakat.

Perilaku
Adapun perilaku yang biasa muncul pada isolasi sosial berupa: kurang spontan, apatis,
ekspresi wajah kurang berseri, afektumpul, tidak merawat dan memperhatikan kebersihan
diri komunikasi verbal menurun atau tidak ada
Klien tidak bercakap dengan klien lain atau perawat, mengisolasi diri ( menyendiri) klien
tampak memisahkan diri dengan orang lain, tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan
sekitar.

C. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji

NO Data Masalah
1. Ds: -Mengungkapkan dirinya malas bertemu orang lain Isolasi sosial
-Mengungkapkan malu bertemu orang lain
Do: - Klien tampak menyendiri
- Ekspresi datar
- Tidak komunikatif

2 Ds: - Menyatakan bahwa dirinya tidak berguna Harga diri rendah


- Sering merasa bersalah dengan dirinya sendiri
Do: - Kontak mata kurang
- Apatis
- Sulit percaya dan berbicara dengan orang baru
3.. Ds: - Klien mengungkapkan seperti ada yang berbisik kepadanya Halusinasi
- Klien mengatakan ketakutan kepada sesuatu yang tidak
jelas
- Menunjuk-nunjuk kearah tertentu
Do: - Klien tampak berbicara sendiri
- Klien tampak tertawa sendiri
- Pandangan klien kesatu arah

D. Pohon Masalah

Gangguan persepsi sensori: Halusinasi

Isolasi sosial

Harga diri rendah kronik

E. Diagnosa keperawatan
a. Isolasi sosial
b. Harga diri rendah kronik
c. Gangguan persepsi sensori: halusinasi
F. Rencana Tindakan keperawatan (Isolasi Sosial)
No. DX. Rencana Rasional
Keperawatan Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1. Isolasi TUM : Klien


Sosial mampu
berinteraksi
dengan orang
lain

TUK 1 : Klien Setelah 2 X 1. Bina Hubungan


dapat interaksi klien hubungan saling saling percaya
membina menunjukan tanda- percaya dengan merupakan
hubungan tanda percaya : langkah awal
saling percaya kepada atau - beri salam untuk
terhadap perawat : setiap melakukan
- Wajah cerah, berinteraksi interaksi
tersenyum - Perkenalkan
- Mau berkenalan nama, nama
- Ada kontak mata panggilan
- Bersedia perawat, dan
menceritakan tujuan perawat
perasaan berkrnalan
- Berseddia - Tanyakan dan
mengungkapkan panggil nama
masalahnya kesukaan klien
- Tunjukan
sikap jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi
- Tanyakan
perasaan dan
masalah yang
dihadapi klien
- Buat kontrak
interaksi yang
jelas
- Dengarkan
dengan penuh
perhatian
ekspresi
perasaan klien

TUK 2 : 2.Setelah 2 kali 1.Tanyakan Dengan


Klien mampu interaksi klien pada klien mengetahu
menyebutkan dapat menyebutkan tentang : tanda-tanda
penyebab minimal satu - Orang yang dan gejala,
tanda dan penyebab menarik tinggal serumah kita dapat
gejala isolasi diri : atau dengan menentukan
sosial -Diri Sendiri sekamar klien langkah
- Orang lain - Orang yang intervensi
- Lingkungan paling dekat selanjutnya
- ddengan klien
dirumah atau
diruangan
perawatan
- Apa yang
membuat klien
dekat dengan
orang tersebut
- Orang yang
tidak dekat
dengan klien
dirumah atau
diruangan
perawat
- Apa yang
membuat klien
tidak dekat
dengan orang
tersebut
- Upaya yang
sudah dilakukan
agar dekat
dengan orang
tersebut

2.Diskusikan
dengan klien
penyebab
menarik diri /
tidak mau
bergaul dengan
orang lain

3.Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaanya

TUK 3 : 3.Setelah 2 X 1.Tanyakan Reinforcement


Klien mampu interaksi dengan pada klien dpat
menyebutkan klien dapat tentang : meningkatkan
keuntungan menyebutkan - Manfaat harga diri
berhubungan keuntungan hubungan klien
sosial dan berhubungan sosial, sosiial
kerugian misalnya : - Kerugian
menarik diri -Banyak teman menarik diri
- Tidak kesepian
- Saling menolong 2.Diskusikan
bersama klien
Dean kerugian tentang manfaat
menarik diri berhubungan
misalnya : sosial dan
-Sendiri kerugian
- Kesepian menarik diri
- Tidak bisa diskusi
- 3.Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaannya

TUK 4 : 4.Setelah 2 X 1.Observasi Mengetahui


Klien dapat interaksi klien perilaku klien sejauh mana
melaksanakan dapat tentang pengetahuan
hubungan melaksanakan berhubungan klien tentang
sosial secara hubungan soosial sosial berhubungan
bertahap secara bertahaap dengan orang
dengan : 2.Beri motivasi lain
-Perawat dan bantuu
- Perawat lain klien untuk
- Kelompok berkenalan /
berkomunikasi
dengan perawat
lain, klien lain,
kelompok

3.Libatkan klien
dalam terapi
aktivitas
kelompok
sosialisasi

4.Diskusikan
jadwal harian
yang dilakukan
untuk
meningkatkan
kemampuan
klien
bersosialisasi

5.Beri motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan sesuai
jadwal yang
telah dibuat

6.Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
memperluas
pergaulanya
melalui aktifitas
yang
dilaksanakan

TUK 5 : 5.Setelah 2X 1.Diskusikan Agar klien


Klien mampu interaksi klien dengan klien lebih percaya
menjelaskan dapat menyebutkan tentang diri untuk
perasaanya perasaanya setelah perasaanya berhungan
setelh berhubungan sosial setelah dengan orang
berhubungan dengan : berhbungan lain
sosial -Orang lain sosial dengan :
- Kelompok -Orang lain
- Kelompok

2.Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaaanya

TUK : 6 1.Setelah 2X kali 1.Diskusikan Agar klien


Klien pertemuan, pentingya peran lebih percaya
mendapat keluarga dapat serta diri dan tau
dukungan menjelaskan : keluarganay akibat tidak
keluarga -pengertian sebagai berhubungan
dalam menarik diri pendukung dengan orang
memperluas -tanda dan gejala untuk mengatasi lain
hubyngan menarik diri perilaku
sosial -penyebab dan menarik diri
akibat menarik diri 2.Diskusikan
-cara merawat klien potensi keluarga
menarik diri untuk
membantu klien
mengatasi
perilaku
2.Setelah 2X menarik diri
pertemuan, 3.Jelaskan pada
keluarga dapat keluarga
mempraktekkan tentang :
cara merawat klien -pengertian
menarik diri menarik diri
-tanda dan
gejala menarik
diri
-penyebab dan
akibat menarik
diri
-cara merawat
klien menarik
diri

4.Latih keluarga
cara merawat
klien menarik
diri

5.Tanyakan
perasaan
keluarga setelah
mencoba cara
yang dilatihkan

6.Beri motivasi
keluarga agar
membantu klien
bersosialisasi

7.Beri pujian
pada keluarga
atas
keterlibatannya
merawat klien
dirumah sakit
TUK 7 : 7.1 Setelah 2X 1.Diskusikan
Klien dapat interaksi klien dengan klien
memanfaatkan menyebutkan : tentang
obat dengan -manfaat minum manfaaat dan
baik obat kerugian tidak
-kerugian tidak minum obat,
meminum obat nama, warna,
-nama, warna, dosis, cara, efek
dosis, efek terapi, terapi, dan efek
efek samping obat samping
penggunaan
7.2.Setelah...kali obat.
interaksi klien
mendemonstrasikan 2.Pantau klien
penggunaan obat saat
dengan benar penggunaan
obat
7.3.Setelah...kali
interaksi klien dapt 3.Beri pujian
menyebutkan jika klien
akibat berhenti menggunakan
minum obat tanpa obat dengan
konsultasi dokter benar

4.Diskusikan
berhenti minum
obat tanpa
konsultasi
dengan dokter

5.Anjurkan
klien untuk
konsultasi
kepada dokter
atau perawat
jika terjadi hal-
hal yang tidak
diinginkan

G. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperatan (Individu, Keluarga, Kelompok)


1. Individu
Sp 1. Pengkajian isolasi social dan melatih bercakap-cakap antara pasien dan keluarga
Sp 2. Evaluasi jadwal kegiatan dan melatih pasien berinteraksi secara bertahap,
latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian
Sp 3. Evaluasi jadwal kegiatan dan latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan
harian baru
Sp 4. Mengevaluasi kemampuan berinteraksi, melatih cara bicara saat melakukan
kegiatan social;
2. Keluarga
Sp 1. Mengenal masalah dalam merawat pasien isolasi social, berkenalan dan
berkomunikasi saat melakukan kegiatan harian
Sp 2. Melibatkan pasien dalam kegiatan rumah tangga sekaligus melatih bicara pada
kegiatan tersebut
Sp 3. ,melatih cara merawat dengan dengan melatih komunikasi saat melakukan
kegiatan social
Sp 4. Melatih keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow up pasien
isolasi social
3. Terapi aktivitas kelompok
Sesi 1. Kemampuan memperkenalkan diri
Sesi 2. Kemampuan berkenalan
Sesi 3. Kemampuan bercakap-cakap
Sesi 4. Kemampuan bercakap-cakap dengan topic tertentu
Sesi 5. Kemampuan bercakap-cakap dengan masalah pribadi
Sesi 6. Kemampuan bekerjasama
Sesi 7. Kemampuan bersosialisasi

H. Daftar Pustaka
Kelaiat BA dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta:EGC
Keliat BA, Panjaitan RA, Helena N, (2006). Proses Keperawatan KesehatanJiwa.
Edisi 2. Jakarta : EGC
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba
Medika
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .

Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I. Jakarta : EGC
Anna Budi Keliat, SKp. (2006). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik
Diri, Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat. Jakarta: Salemba Medika.

Rasmun, (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan


Keluarga. Konsep, Teori, Asuhan Keperawatan dan Analisa Proses Interaksi (API).
Jakarta : fajar Interpratama.

Anda mungkin juga menyukai