Anda di halaman 1dari 8

Home

About
hallo

Entries RSS | Comments RSS


Search

Kategori
o Agenda
o Artikel
o e-book
o filsafat
o Foto
o headline
o I Abad Wahid Hasyim
o Ke-IPNU-an
o kolom
o Makesta
o pendidikan
o Resensi
o sosial
o Tokoh
o Uncategorized
o Video

Arsip
o September 2013
o August 2013
o July 2013
o November 2011
o October 2011
o September 2011
o June 2011
o May 2011
o April 2011
o March 2011
o February 2011
o January 2011
o November 2010
o July 2010
o May 2010

Meta
o Register
o Log in
o Entries RSS
o Comments RSS
o WordPress.com

Metode Tandur
Posted on April 12, 2011 by cakheppy

1. Pengertian

Metode tandur adalah merupakan strategi pembelajaran yang dirancang oleh guru untuk membantu mengatasi
peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran atau derajat resiko pribadi[1]. Tandur merupakan

kerangka perencanaan Quantum Teaching. Singkatan dari; Tumbuhkan, Alami, Namai , Demonstrasikan, Ulangi dan
Rayakan. peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajarannya atau derajat resiko pribadi akan membuat
peserta didik menahan diri atau mengalami downshift yang menyebabkan belajar berhenti. Seperti halnya peserta didik
ditunjuk untuk berbicara atau menjawab pertanyaan yang merupakan suatu resiko pribadi yang besar dan pengalaman yang
sulit, maka peserta didik tidak akan punya kesempatan untuk meraih sukses. Dengan metode tandur ini memastikan bahwa
mereka mengalami pembelajaran berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri dan mencapai sukses.
Dalam Quantum Teaching rancangan yang perlu diperhatikan oleh guru adalah: Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan, yang disingkat dengan TANDUR, mempunyai pengertian bahwa:
a. Tumbuhkan
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, seringkali mengajar harus berhadapan dengan peserta didik yang
mempunyai berbagai sikap dan kemampuan yang berbeda-beda. Sebagian peserta didik mempunyai kemampuan bahasa
yang baik, sebagian yang lain mempunyai kemampuan logika yang baik, sebagian yang lain kemampuan logika matematik.
Sebagian peserta didik bersifat pemalu, sedangkan yang lain bersifat cenderung sulilt diatur. Apabila hal ini terjadi, tugas
pengajar selanjutnya adalah menumbuhkembangkan potensi tersebut dengan cara memberikan motivasi peserta didik.
Motivasi merupakan gambaran tentang semua gejala yang terkandung dalam stimulus tindakan kearah tujuan
tertentu, dimana sebelumnya tidak ada. Gerakan maju kearah tujuan tersebut. berbagai masalah di kelas, motivasi adalah
proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat.[2] Walker dalam bukunya Cinditional And

Instrumental Learning menjelaskan suatu aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi. Perubahan suatu motivasi akan
merubah pula wujud, bentuk, dan hasil belajar. Ada tidaknya motivasi seorang individu untuk belajar sangat berpengaruh
dalam proses aktivitas belajar itu sendiri.[3]

Pada saat proses belajar mengajar guru menciptakan minat peserta didik pada suatu subyek, guru akan sering
menemukan bahwa ini maju pada minat baru, menciptakan relevansi rantai yang terus-menerus. Ketika guru
bertanggungjawab untuk hidup, guru akan memulai untuk mengupayakan agar segalanya terlaksana dengan baik, guru
akan dihadapkan beberapa pilihan keputusan, yang menuntut pembuatan keputusan yang tepat dan juga upaya suatu
kemampuan untuk membuat keputusan penuh keyakinan dapat melahirkan kekuatan pribadi.
Dalam Quantum Teaching motivasi dikaitkan dengan minat, konsep diri dan sikap akan menampakkan tingkahlaku
tertentu yang diinginkan dan mendukung terjadinya proses belajar yang sukses.
Sedangkan AMBAK atau apa manfaat bagiku adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara
manfaat dan akibat-akibat dari keputusan. Karena dasarnya, segala sesuatu yang akan dikerjakan harus menjanjikan
manfaat bagi dirinya sendiri. Maka tingkahlaku belajar juga harus demikian, menjanjikan hasil-hasil dari tanggungjawab
hidup yang sebelumnya masih terbayang.[4]

b. Alami
Maksud dari alami adalah memberi pengalaman seperti pengalaman umum yang dimiliki oleh peserta didik
sebelumnya.[5]

Kerangka rancangan Quantum Teaching ini termasuk bagian dari langkah-langkah yang tepat untuk membangun
pola pengajaran yang baik, yakni dengan mengintegrasikan materi pelajaran dengan pengalaman aktivitas sehari-hari. Para
peserta didik tidak lagi disodori teori yang cenderung abstrak untuk kemudian dihafalkan dan disebutkan lagi saat ujian,
namun lebih bagaimana proses belajar terjadi dengan penerapan langsung materi pelajaran secara lebih komprehensif.
c. Namai
Seseorang yang belajar sama halnya dengan melakukan proses perubahan tingkah laku. Tingkah laku diambil
dalam arti yang luas dan mencakup pengamatan, pengenalan, pengertian, perbuatan, keterampilan, perasaan, minat dan
sikap. Belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual, tetapi juga mengenai seluruh pribadi peserta didik.
Kerangka rancangan namai dimaksudkan dengan menyediakan kata kunci, rumus, konsep dan model serta
strategi sebagai sebuah metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan taraf
perkembangan dan kesanggupan peserta didik serta cara atau proses belajar itu sendiri.
Penamaan akan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan dan mendefinisikan.
Penamaan dibangun diatas sejumlah pengetahuan dan keingintahuan peserta didik, membuat mereka penasaran, penuh
pertanyaan, dan disinilah saatnya mengajarkan konsep, keterampilan berfikir dan strategi belajar. [6]

d. Demonstrasikan
Yang dimaksud demonstrasikan adalah menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk menunjukkan bahwa
mereka sesungguhnya tahu dan mampu. Seorang guru selain menumbuhkan semangat peserta didik, hendaknya guru juga
mengajari arti keberanian yang sebenarnya. Peserta didik harus diupayakan dan didorong untuk tidak mencari alasan atau
menyalahkan diri sendiri dan tercekam dengan rasa takut, namun menerima kenyataan situasi yang mereka alami dan
melanjutkan hidup.
Mendemonstrasikan sama maksudnya dengan memberi peluang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk
menerjemahkan apa yang diterimanya dalam pengajaran. Penerjemahan itu dapat dilakukan dalam lingkungan formal
maupun nonformal. Sesekali kita mencoba meraih kesuksesan tetapi yang diterima kegagalan. Kemudian dengan beberapa
percobaan, akhirnya kesuksesan itu dapat diraih. Semuanya itu menunjukkan satu penjelasan bahwa latihan dengan
praktek menjaga keadaan fisik dan emosi terus bergerak sehingga bermanfaat sebagai sebuah pengalaman yang penuh
makna.
e. Ulangi
Pada umumnya, segala sesuatu yang dijelaskan guru, baik informasi maupun pengalaman yang diberikan
kepada peserta didik tidak semuanya terkesan baik, tentu masih tedapat kesan-kesan yang samar dalam ingatan,
pengulangan sangat membantu untuk memperbaiki semua kesan-kesan yang sesungguhnya yang tergambar jelas dalam
ingatan.
Belajar dengan menggulangi dapat dibantu dengan menunjukkan cara-cara mengulang yang tepat untuk
memudahkan peningkatan kualitas pemahaman. untuk tujuan itu, tidak mungkin ditingkatkan hanya dengan latihan-latihan
konvensional seperti membaca, menyimak, menghafal, mengingat dan berfikir, yang sementara ini membosankan tetapi
dengan mempelajari cara-cara tertentu yang lebih baik untuk mencapai tingkat pemahaman yang maksimal. Cara tepat
untuk meningkatkan pemahaman adalah dengan mempelajari otak yang memiliki kemampuan yang luar biasa.
Pengulangan dapat memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan kemampuan peserta didik bahwa mereka
sebenarnya tahu. Maka pengulangan harus dilakukan dengan mengikutsertakan multi kecerdasan (Multiple Intelegence)
disatu pihak dan multi modalitas (Multiple Modality) dipihak lain, mengeksplorasi multi kecerdasan termasuk didalamnya
kecerdasan spasial-visual, verbal linguistik, interpersonal, musical-ritmik, naturalisasi, kinestetik, intrapersonal, dan logis
matematik, menggunakan kecerdasan berganda dalam pembelajaran membantu siswa mendapatkan lebih banyak makna
dan rangsangan otak dalam proses belajar, sekaligus memberi mereka lebih banyak variasi dan kesenangan, serta
mengembangkan dan memperkuat kecerdasan mereka. [7] sedangkan untuk mengeksplorasi multi kecerdasan meliputi

modalitas visual, auditori dan kinestetik.


f. Rayakan
Kerangka rancangan ini merupakan pengakuan terhadap penyelesaian sebuah tugas, usaha, partisipasi suatu
pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan, merasa kebanggaan pemberdayaan diri untuk usaha maksimal, simpati
untuk kepercayaan diri serta ungkapan terimahkasih untuk antusiasnya, semua itu adalah sesuatu yang sangat beharga
dan kesemuanya itu adalah perlu diberikan pujian dengan merayakannya, tidak harus dengan wujud kegiatan perayaan
yang perlu kemegahan, dapat juga dalam bentuk ungkapan perasaan, baik secara individual maupun bersama-sama.
Maksud dari ganjaran itu adalah supaya dengan ganjaran itu anak lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki dan
mempertinggi prestasi yang telah dapat dicapainya. Dengan kata lain, anak menjadi lebih keras kemauannya untuk bekerja
dan berbuat lebih baik lagi. Jadi maksud terpenting bukanlah hasil yang telah dicapai anak itu, pendidik bertujuan
membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada anak itu. [8]

Pada anak usia play group, didesain semenarik mungkin untuk memungkinkan anak didik dapat berkembang
secara optimal yaitu melalui metode tandur, esensi daripada tandur sendiri adalah:
a. Aktif
Dengan metode tandur diharapkan anak dapat aktif baik fisik maupun psikis.
b. Menyenangkan
Dengan rancangan pembelajaran tandur diharapkan anak merasa senang dan tidak jenuh dikelas. Sesuai dengan
karateristik pembelajaran PAKEM antara lain:
1). Menyenangkan;
2). Ramah;
3). Menghargai dan memberikan perlakuan sesuai dengan karateristik anak;
4). Mendorong anak untuk aktif dan memproduksi gagasan;
5). Mengembangkan nilai-nilai kehidupan.
c. Motivasi Internal
Dengan rancangan tandur dapat memotivasi anak didik, karena dengan tandur mereka merasa tertantang dan
tidak mau kalah dengan temannya.
Sesuatu hal yang harus diperhatikan guru maupun orang tua dalam membangkitkan motivasi anak, selain faktor
internal yaitu berasal dalam diri anak didik, ada juga faktor eksternal, antara lain:
1). Lingkungan sekolah.
2). Lingkungan teman sekolah.
3). Lingkungan teman sepermainan
Lingkungan sekolah bagaimanapun juga adalah faktor yang sangat penting bagi bangkitnya motivasi dan
semangat belajar anak. Lingkungan itulah yang setiap saat ditemui anak ketika belajar. Kondisi sekolah yang dirasa tidak
menyenangkan, akan berpengaruh terhadap semangat belajarnya. [9]

Esensi lingkungan belajar mengajar yang sehat adalah perasaan yang terdapat antara siswa dengan guru di
dalam kelas. Perasan perasaan yang mendasari transaksi belajar mengajar tersebut adalah sebagai berikut:
1). Penerimaan (acceptance). Penerimaan dimulai dengan guru yang memiliki kepercayaan terhadap dirinya dan terhadap
kompetensi profesionalnya. Hal ini meliputi keterbatasan keterbatasan mental, emosional, social, dan fisik para siswanya.
Penerimaan juga berarti kesabaran guru menghadapi anak yang lambat dalam proses pertumbuhannya.
2). Rasa aman, adanya rasa disenangi dan diterima oleh gurnya merupakan dasar bagi adanya rasa aman bagi para siswa.
Akan tetapi rasa aman ini pun banyak bergantung pada pengetahuan siswa tentang apa yang dapat dilakukan dan apa
yang dapat diselesaikan mereka.
3). Perbedaan perbedaan antara para siswa. Perbedaan perbedaan yang ada dalam kelas, merupakan hal yang wajar, yang
terpenting adalah bagaimana guru melayani dan memperlakukan siswa tesebut. Keseimbangan perlu dipelihara antara
suasana kelas yang otoritatif dan tidak adanya pengarahan dari guru, guru harus memahami cara belajar anak bebeda
beda menurut kesenangannya. Yang penting adalah pemberian bimbingan dan bantuan dari pihak guru. [10]

4). Cara cara yang demokratis. Demokatis berimplikasi adanya rasa saling menghormati, perencanaan yang kooperatif,
tanggungjawab bersama, dan pendelegasian wewenang. Di sekolah, suara suara pelajar hendaknya diperhitungkan
dalam merumuskan tujuan tujuan dan perencanaan kegiatan kegiatan. Program pendidikan hendaknya hendaknya
merupakan input yang diperlukan oleh para siswa yang menekankan perasaan harga diri dan otonomi. Suara suara
mereka harus didengar agar mereka merasa cukup dihargai dan diperhitungkan. Salah satu ciri sekolah yang demokratis
yaitu guru percaya bahwa para siswa dapat memecahkan masalahnya sendiri, dan hendaknya sikap ini dilatih sekolah.
5). Sikap bersahabat, hubungan guru dan murid tidak akan terbina dengan baik apabila guru tidak memiliki kasih sayang yang
murni terhadap para siswanya. Untuk tujuan ini guru bertindak dalam dua hal: pertama, ia dapat mengenal baik karateristik
para siswa sehingga ia mengetahui apa yang dapat diharapkan dari mereka. Ia dapat lebih mengenal tiap siswa mengenai
abilitasnya, minatnya, tetangganya, latar belakang keluarganya, dan catatan catatan mengenai perbuatan atau pekerjaan
masa lampau para siswanya. Kedua, guru dapat memperlihatkan sikap bersahatannya dengan selalu bersikap ramah
tamah, menyediakan waktu untuk mendengarkan pendapat serta perasaan para siswanya, serta menghindarkan situasi
situasi yang dapat merendahkan pandangan siswa terhadap dirinya (self-concept).
d. Memiliki Aturan
Pembelajaran tandur tidak asal-asalan tetapi ada aturan dan tujuan tersendiri. [11]

Metode pembelajaran untuk anak usia dini (Play Group) hendaknya menantang dan menyenangkan, melibatkan
unsur bermain, bergerak, bernyanyi, dan belajar.
Sedangkan yang dijadikan pertimbangan dalam memilih metode adalah:
a. Berpedoman pada tujuan
b. Perbedaan individu anak didik
c. Kemampuan guru
d. Sifat bahan pelajaran
e. Situasi kelas
f. Kelengkapan fasilitas
g. Kelebihan dan kelemahan metode[12]

Penerapan metode tandur ini tidak hanya diterapkan siswa pada tingkat SD, SMP tetapi juga dapat diterapkan
pada anak tingkatan prasekolah atau dalam hal ini disebut dengan anak play groupatau taman belajar.
Yang dimaksudkan anak prasekolah adalah mereka yang berusia 3 6 tahun menurut Biechler dan Snowman
(1993). Mereka biasanya mengikuti progam prasekolah dan kindergarten. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka
mengikuti progam penitipan anak (3 bulan 5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4 6
tahun biasanya mereka mengikuti program taman kanak-kanak.[13]

2. Prinsip-Prinsip Tandur

a. Segalanya Berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh anda, dari kertas yang anda bagikan hingga rancangan
pelajaran anda; semuanya mengirim pesan untuk belajar.
b. Segalanya Bertujuan
Semua yang dilakukan guru dalam pembelajaran, mempunyai tujuan yang pasti.
c. Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh
karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama
untuk apa yang mereka pelajari.
d. Akui Setiap Usaha
Belajar mengandung resiko, belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah
ini mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
Semua orang senang diakui. Menerima pengakuan membuat orang merasa bangga, percaya diri, dan bahagia.
Penelitian mendukung konsep bahwa kemampuan siswa meningkat karena pengakuan guru. Untuk mendapatkan hasil
terbaik dengan siswa, akuilah setiap usaha, tidak hanya usaha yang tepat. Sebagai guru, kita lebih banyak mengakui
ketepatan daripada proses belajar perseorangan.
e). Jika Layak Dipelajari, Layak Pula Dirayakan!
Perayaan adalah sarapan pelajar juara, perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan
asosiasi emosi positif dengan belajar.
Perayaan membangun keinginan untuk sukses. Dibawah ini adalah beberapa bentuk perayaan menyenangkan yang
biasa digunakan, antara lain:
1). Tepuk tangan
2). Hore! Hore! Hore!
3). Poster umum
4). Catatan pribadi
5). Kejutan dan lain-lain.[14]

3. Tujuan dan Strategi Metode Tandur

a. Tumbuhkan
Tujuannya : Penyertaan menciptakan jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami.
Penyertaan akan memanfaatkan pengalaman mereka, mencari tanggapan yes dan mendapatkan komitmen untuk
menjelajah.
Strateginya : Sertakan pertanyaan, pantomim, lakon pendek dan lucu, drama, video, cerita.
b. Alami
Tujuanya : Memberi pengalaman kepada siswa, dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah.
Strateginya : Gunakan jembatan keledai, permainan, dan simulasi. perankan unsur-unsur pelajaran baru dalam
bentuk sandiwara. Beri mereka tugas kelompok dan pengetahuan yang mengaktifkan pengetahuan yang sudah mereka
miliki.
c. Namai
Tujuannya : Penanaman memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan
mendefinisikan. Penanaman dibangun di atas pengetahuan dan keingintahuan siswa pada saat itu. Penanaman adalah
saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berfikir, dan strategi belajar.
Strateginya : Gunakan susunan gambar, warna, alat Bantu, kertas tulis, dan poster di dinding.
d. Demonstrasikan
Tujuannya : Memberikan siswa peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam
pembelajaran yang lain, dan kedalam kehidupan mereka.
Strateginya : Sandiwara, video, permainan, rap, lagu, penjabaran dalam grafik.
e. Ulangi
Tujuannya : Memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa aku tahu bahwa aku tahu ini!
Strateginya : Menirukan mengulang-ngulang pelajaran, berjalan mengelilingi ruangan sambil mengulang halaman-
halaman poster sambil mengulang apa yang mereka pelajari bersama; tepuk yes!
f. Rayakan
Tujuannya : Memberi rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Jika layak
dipelajari, maka layak pula dirayakan.
Strateginya : Pujian, bernyanyi bersama, pamer pada pengunjung, pesta kelas.[15]

4. Modalitas Pembelajaran Tandur (V-A-K)

Dalam proses pembelajaran, anak didik mengunakan modalitas belajar, tidak hanya cenderung pada salah satu
modalitas saja tetapi juga memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang memberi mereka bakat dan kekurangan alami,
modalitas itu antara lain:

a. Visual

Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan
gambar menonjol dalam modalitas ini. Ciri-ciri anak didik yang mempunyai modalitas visual, antara lain:
1). Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan.
2). Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan.
3). Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail; mengingat apa yang dilihat.

b. Auditorial

Modalitas ini mengakses segala bentuk bunyi dan kata diciptakan maupun diingat. Musik, irama, nada, rima,
dialog internal, dan suara menonjol disini. Ciri-ciri anak didik yang mempunyai modalitas ini, antara lain:
1). Perhatiannya mudah terpecah.
2). Berbicara dengan pola irama.
3). Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/bersuara saat membaca.
4). Berdialog secara internal dan eksternal.

c. Kinestetik

Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama,
tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol disini. Ciri-ciri anak didik yang mempunyai modalitas kinestetik,
antara lain:
1). Menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak.
2). Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik.
3). Mengingat sambil berjalan dan melihat.[16]

https://cakheppy.wordpress.com/2011/04/12/metode-tandur/

Anda mungkin juga menyukai