Anda di halaman 1dari 50

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala limpahan dan rahmat-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Pada kesempatan ini penulis
berterimakasih kepada dosen, asisten dosen yang memberikan tugas ini dan semua
pihak STTNAS Yogyakarta Teknik Geologi, yang telah membantu penulis dalam
penulisan makalah ini.

Didalam makalah penulis membahas tentang Batu Pasir dan Batu


Lempung Yang diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat bermanfaat
bagi setiap pembaca yang membaca makalah ini.

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang pembaca berikan pada
makalah ini, karena kritik dan saran yang pembaca berikan dapat menjadi suatu
dorongan dan motivasi bagi kami agar kedepan dalam pembuatan makalah yang lain
ada hal-hal yang bisa kami perbaiki dari kesalahan-kesalahan yang kami buat dalam
penulisan karya ilmiah ini.

Yogyakarta, 23 Mei 2016

Rifky Vilan N.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 3


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan ............................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Batu Lempung


2.1.1 Teori Singkat .................................................................... 5
2.1.2 Struktur Komposisi ........................................................... 7
2.1.3 Jenis Jenis ......................................................................... 9
2.1.4 Genesa .............................................................................. 12
2.1.5 Kegunaan .......................................................................... 13
2.2 Batu Pasir
2.2.1 Teori Singkat .................................................................... 14
2.2.2 Komposisi ......................................................................... 15
2.2.3 Klasifikasi dan Komposisi Kimia ..................................... 22
2.2.4 Klasifikasi Mineralogi ...................................................... 27
2.2.5 Kematangan Batu Pasir .................................................... 34
2.2.6 Jenis Jenis ......................................................................... 35
2.2.7 Kehadiran dan Keterjadian ............................................... 42

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 50

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu
agregat(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas
lainnya yangmerupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi
tidak termasuk batuan,
tetapi disebut dengan Aluvial deposit. Salah satu jenis batuan yang kita kenal
adalah batu Pasir dan Batu Lempung. Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung
pada kekhususannya. Tekstur batuanmengacu pada kenampakan butir-butir mineral
yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkatkristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan
erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan
sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil darirangkaian
proses sebelum,dan sesudah kristalisasi.Oleh karena itu pembuatan makalah ini kami
lakukan sebagai suatu langkah atau pemberian solusi bagi para mahasiswa untuk
dapat mengetahui apa itu batuan sedimen, bagaimana batuan beku tersebut terbentuk,
klasifikasi batuan beku, dan tipe dasar batuansedimen. Dengan adanya makalah ini,
pengetahuan kita bertambah.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari data yang didapat kita dapat merumuskan masalah yaitu bagaiman cara
pembentukan batu pasir dan batu lempung, selain itu kita juga dapat mengetahui
tekstur, struktur batuannya.

3
1.3 TUJUAN

tujuan pembuatan malakah ini adalah :

1. Agar kita tahu dan mengerti tentang batuan sedimen secara umum,proses
pembentukannya,tekstur,sruktur, dan jenis-jenis batu pasir dan batu lempung.
2. Menyelesaikan tugas petrologi tentang batu pasir dan batu lempung..

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Batu Lempung


2.1.1 Teori Singkat

Batulempung menurut Pettijohn (1975) adalah batuan yang pada umumnya


bersifat plastis, berkomposisi hidrous alumunium silikat (2H2OAL2O3. 2SiO2) atau
mineral lempung yang mempunyai ukuran butir halus (batulempung adalah batuan
sedimen yang mempunyai ukuran butir kurang dari 0,002 atau 1/256 mm).

Ingram (1953), (vide Pettijohn, 1975) mendefinisikan batulempung sebagai


batuan yang berstrutur masif yang komposisinya lebih banyak dari lanau. Sedangkan
menurut William dkk., 1954, batulempung adalah batuan sedimen klastik yang
mempunyai ukuran butir lempung, termasuk di dalamnya butiran yang mempunyai
diameter kurang dari 1 atau 2 mikron dan secara dominan disusun oleh silika.

Karena ukuran butirnya yang sangat halus maka sulit untuk mendeskripsi
batulempung secara megaskopis maupun mikroskopis, sehingga analisis kimia
merupakan informasi yang penting untuk mengetahui komposisi batulempng.
Komposisi dominan pada batulempung adalah silika (Pettijohn,1975), yang

5
merupakan bagian kelompok mineral lempung, yang pada umumnya berasal dari
feldspar. Unsur besi pada batu lempung hadir sebagai oksida, berupa pirit atau
markasit dan siderit. Jumlah oksida besi pada batu lempung biasanya tercermin pada
warna dari batuan tersebut. Selain mineral mineral tersebut di atas karbonat juga
sering dijumpai pada batulempung. Mineral karbonat pada batulempung dapat berupa
bahan-bahan organik, anorganik atau kombinasi dari keduanya (Ehlers dan Blatt,
1980),antara lain:

1. Residual Clay

Merupakan hasil pelapukan yang masih insitu atau belum mengalami


transportasi. Ciri-ciri fisik dari batuan ini tergantung pada iklim, pengairan
dan batu induknya. Batulempung jenis ini dijumpai disekitar batu induknya
dan pada umumnya mempunyai mutu yang lebih baik dibandingkan
dengan transported clays (Sukandarrumidi, 1999).

2. Transported Clays

Batulempung yang sudah tertransportasi dapat berasal dari tiga sumber yaitu:

1. Produk dari abrasi


2. Produk dari pelapukan yang tertransportasi
3. Pencampuran unsur kimia dan bio kimia

Batulempung ini selama proses pengendapan atau pengangkutan sangat


mungkin dikotori oleh mineral yang berukuran halus antara lain kuarsa,
oksida besi dan bahan organisme (Sukandarrumidi, 1999).

Karena ukurannya yang halus batulempung pada umumnya terbentuk pada


daerah yang mempunyai arus lemah. Batulempung ini terbentuk pada lingkungan
darat maupun laut, contoh di daerah dataran banjir, delta, danau, lagun dan laut
(Ehlers dan Blatt, 1980). Batulempung yang terbentuk pada daerah yang berbeda

6
mempunyai kenampakan fisik yang berbeda pula (Dixon, 1992). Batulempung yang
terbentuk di laut pada umumnya mempunyai perlapisan yang tebal, mengandung fosil
laut dalam, atau binatang yang hidup di laut dangkal yang kemudian tenggelam
setelah mati

Jadi batu lempung dapat tersusun oleh agregat atau mineral seperti pirit yang
berukuran lempung ( < 4m ), dan dapat juga sebagian komponen penyusun batu
lempung ini berupa mineral lempung. Berarti mineral lempung ini adalah mineral
yang berukuran lempung. Namun, mineral ini merupakan mineral silikat hidros yang
sangat melimpah di permukaan bumi. Khususnya, terkonsentrasi pada kondisi
geologi dimana interaksi air dan batuan cukup aktif. Struktur dan komposisi kimianya
merupakan suatu respon terhadap destabilisasi mineral yang terbentuk pada kondisi
temperatur-tekanan yang lebih tinggi. Lingkungan yang biasanya mineral ini dapat
dijumpai meliputi: tanah, lapukan batuan, sistem geotermal, seri diagenesis
terpendam, dll. Yang pasti, apapun asal-muasalnya, mineral yang melimpah di
permukaan bumi ini selalu berukuran halus (<4 m).

Partikel pada mineral lempung selalu kecil karena sifat-sifat kristalokimianya


(ketersedian ruang antar lapis yang tidak sempurna, hidrasi yang heterogen, dll),
sehingga secara genetik akan cacat jika membentuk kristal yang berukuran lebih
besar. Namun, tiap jenis mineral lempung mempunyai kekuatan untuk berkembang
yang berbeda-beda. Mineral yang perkembangannya mempunyai sedikit cacat
mungkin akan berkembang hingga mencapai beberapa puluh mikrometer, misalnya
kaolin atau ilit.

2.1.2 Struktur Komposisi

Mineral lempung merupakan pelapukan akibat reaksi kimia yang


menghasilkan susunan kelompok partikel berukuran koloid dengan diameter butiran
lebih kecil dari 0,002 mm. Menurut Holtz & Kovacs (1981) satuan struktur dasar

7
dari mineral lempung terdiri dari Silica Tetrahedron dan Alumina Oktahedron.
Satuan-satuan dasar tersebut bersatu membentuk struktur lembaran . Jenis-jenis
mineral lempung tergantung dari kombinasi susunan satuan struktur dasar atau
tumpukan lembaran serta macam ikatan antara masing-masing lembaran.

Susunan pada kebanyakan tanah lempung terdiri dari silika tetrahedra dan
alumunium okthedra ( gambar 2.1 ) .Silika Tetrahedron pada dasarnya merupakan
kombinasi dari satuan Silika Tetrahedron yang terdiri dari satu atom silicon yang
dikelilingi pada sudutnya oleh empat buah atom Oksigen. Sedangkan

Aluminium Oktahedron merupakan kombinasi dari satuan yang terdiri dari


satu atom Alumina yang dikelilingi oleh atom Hidroksil pada keenam sisinya. Silika
dan aluminium secara parsial dapat digantikan oleh elemen yang lain dalam
kesatuannya, keadaan ini dikenal sebagai substansi isomorf. Kombinasi dari susunan
kesatuan dalam bentuk susunan lempeng terbentuk oleh kombinasi tumpukan dari

8
susunan lempeng dasarnya dengan bentuk yang berbeda-beda.

2.1.3 Jenis Jenis


1. Kaolinite

Kaolinite merupakan mineral dari kelompok kaolin, terdiri dari susunan satu
lembaran silika tetrahedra dengan lembaran aluminium oktahedra, dengan satuan
susunan setebal 7,2 (Gambar 2.1 a). Kedua lembaran terikat bersama-sama,
sedemikian rupa sehingga ujung dari lembaran silika dan satu dari lepisan lembaran
oktahedra membentuk sebuah lapisan tunggal. Dalam kombinasi lembaran silika dan
aluminium, keduanya terikat oleh ikatan hidrogen (Gambar 2.1b). Pada keadaan
tertentu, partikel kaolinite mungkin lebih dari seratus tumpukan yang sukar
dipisahkan. Karena itu, mineral ini stabil dan air tidak dapat masuk di antara
lempengannya untuk menghasilkan pengembangan atau penyusutan pada sel
satuannya.

9
GAMBAR 2.1

(a) Diagram skematik struktur kaolinite (Lambe, 1953)


(b) Struktur atom kaolinite (Grim, 1959)

2. Montmorillonite

Montmorillonite, disebut juga dengan smectit, adalah mineral yang dibentuk


oleh dua buah lembaran silika dan satu lembaran aluminium (gibbsite) (Gambar
2.2a). lembaran oktahedra terletak di antara dua lembaran silika dengan ujung
tetrahedra tercampur dengan hidroksil dari lembaran oktahedra untuk membentuk
satu lapisan tunggal (Gambar 2.2b). Dalam lembaran oktahedra terdapat substitusi
parsial aluminium oleh magnesium. Karena adanya gaya ikatan van der Waals yang
lemah di antara ujung lembaran silica dan terdapat kekurangan muatan negatif dalam
lembaran oktahedra, air dan ion-ion yang berpindah-pindah dapat masuk dan
memisahkan lapisannya. Jadi, kristal montmorillonite sangat kecil, tapi pada waktu
tertentu mempunyai gaya tarik yang kuat terhadap air. Tanah-tanah yangmengandung
montmorillonite sangat mudah mengembang oleh tambahan kadar air, yang
selanjutnya tekanan pengembangannya dapat merusak struktur ringan dan perkerasan
jalan raya.

GAMBAR 2.2

(a) Diagram skematik struktur montmorrilonite (Lambe, 1953)


(b) Struktur atom montmorrilonite (Grim, 1959)

10
.3. Illite

Illite adalah bentuk mineral lempung yang terdiri dari mineral-mineral


kelompok illite. Bentuk susunan dasarnya terdiri dari sebuah lembaran aluminium
oktahedra yang terikat di antara dua lembaran silika tetrahedra. Dalam lembaran
oktahedra, terdapat substitusi parsial aluminium oleh magnesium dan besi, dan dalam
lembaran tetrahedra terdapat pula substitusi silikon oleh aluminium (Gambar 2.3).
Lembaran-lembaran terikat besama - sama oleh ikatan lemah ion-ion kalium yang
terdapat di antara lembaran-lembarannya. Ikatan-ikatan dengan ion kalium (K+) lebih
lemah daripada ikatan hidrogen yang mengikat satuan kristal kaolinite, tapi sangat
lebih kuat daripada ikatan ionik yang membentuk kristal montmorillonite. Susunan
Illite tidak mengembang oleh gerakan air di antara lembaran-lembarannya .

GAMBAR 2.3

Diagram skematik struktur illite ( Lambe, 1953 )

11
4. Halloysite

Halloysite, hampir sama dengan kaolinite, tetapi kesatuan yang berturutan


lebih acak ikatannya dan dapat dipisahkan oleh lapisan tunggal molekul air. Jika
lapisan tunggal air menghilang oleh karena proses penguapan, mineral ini akan
berkelakuan lain. Maka, sifat tanah berbutir halus yang mengandung halloysite akan
berubah secara tajam jika tanah dipanasi sampai menghilangkan lapisan tunggal
molekul airnya. Sifat khusus lainnya adalah bahwa bentuk partikelnya menyerupai
silinder-silinder memanjang, tidak seperti kaolinite yang berbentuk pelat-pelat

2.1.4 Ganesa

Ganesa mineral lempung secara umum dapat dibagi menjadi empat macam
yaitu :

a. Terjadi karena pengaruh pelapukan


Lempung terbentuk akibat proses pelapukan dari mineral mineral penyusun
batuan yang dipengaruhi oleh iklim ,jenis batuan ,relief muka bumi ,tumbuh
tumbuhan yang berada diatas batu tersebut.Faktor utama yang menyebabkan
terbentuknya mineral lempung dalam proses ini adalah komposisi mineral batuan
,komposisi kimia dan daya larut air tanah.
Pembentukan mineral lempung oleh pelapukan adalah akinat reaksi ion ion
hydrogen yang terdapat dalam air tanah dengan mineral silikat. H+ umumnya berasal
dari asam karbonat yang terbentuk sebagai akibat pembusukan ole bakteri terhadap
zat organic dalam tanah

b. Terjadi karena pengaruh hidrotermal


Proses ini berlangsung akibat adanya proses injeksi larutan hidrotermal yang
bersifat asam merembes melalui celah celah rakahan pada batuan yang dilaluinya
sehingga mengakibatkan terjadinya reaksi antar larutan tersebut dengan batuan itu.

12
Pada saat reaksi berlangsung ,komposisi larutan hidrotermal tersebut menjadi
berubah .Unsur unsure alkali akan dibawa kearah luar ,sehingga selama proses ini
berlangsung akan terjadi daerah atau zona yang berkembang dari asam ke basa dan
pada umumnya berbentuk melingkar sepanjang rekahan dimana larutan itu
menginjeksi .

c. Terjadi karena akibat devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan di


dalam air ( Lakustrin sampai neritik )
Pada proses ini lempung dapat terbentuk dari mekanisme pengendapan debu
vulkanik yang kaya akan gelas mengalami devitrifikasi (Perubahan gellas vulkanik
menjadi mineral lempung ) setelah diendapkan pada lingkungan danau atau laut.

d. Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa (alkali)


dan sangat silikan.
Menurut Millot (1970) ,montmorilonit dapat terbentuk tidak saja dari tufa
melainkan juga dari endapan sedimentasi dalam suasana basa (alkali) yang sangat
silikan.Mineral mineral yang terbentuksecara sedimen yang tidak berasosiasi dengan
tufa adalah attapulgit ,speolit dan montmorillonit.

2.1.5 Kegunaan

Lempung kualitas yang baik digunakan terutama di tembikar, tetapi


juga ditambahkan ke lempung lain untuk meningkatkan plastisitas mereka. Lempung
bola tidak biasa seperti varietas lempung lainnya. Sepertiga dari lempung bola
digunakan setiap tahun digunakan untuk membuat ubin lantai dan dinding. Hal ini
juga digunakan untuk membuat sanitary ware, keramik dan penggunaan lainnya.

Bentonit terbentuk dari abu vulkanik perubahan. Bentonite digunakan dalam


kandang hewan peliharaan untuk menyerap cairan. Hal ini digunakan sebagai lumpur

13
di dalam pengeboran juga digunakan dalam industri lainnya seperti "pelletizing" bijih
besi.

Lempung yang umum digunakan untuk membuat bahan bangunan seperti batu
bata, semen, dan agregat ringan.

Lempung api semua lempung (tidak termasuk lempung bentonit dan bola)
yang digunakan untuk membuat berbagai jenis barang tahan terhadap panas ekstrim.
Produk-produk ini disebut produk refraktori. Hampir semua (81%) dari lempung api
yang digunakan untuk membuat produk tahan api.

Fuller bumi terdiri dari mineral palygorskite (pada satu waktu mineral ini
disebut "atapulgit"). Bumi Fuller digunakan terutama sebagai bahan penyerap (74%),
tetapi juga untuk pestisida dan produk pestisida yang terkait (6%).

Kaolinit merupakan lempung kaolin terdiri dari mineral. Ini merupakan unsur
penting dalam produksi kertas berkualitas tinggi dan beberapa porselen tahan api.

2.2 Batu Pasir


2.2.1 Teori Singkat

Batupasir menempati 20-25% dari total batuan sedimen yang ada di bumi
(Bogg, Jr 2006). batupasir ini penting keberadaanya di alam, karena ia telah
menyumbangkan air, minyak, gas, dan bahan tambang (endapan placer). begitu
seksinya batupasir ini karena berfungsi sebagai reservoir konvensional (umum) bagi
fluida fluida ekonomis bagi umat manusia menjadi daya tarik tersendiri untuk dikaji.
apa itu pasir? apa itu batupasir? secara kasat mata dan pengalaman di lapangan semua
heolohis pada tahu lah bagaimana rupanya batupasir itu.

14
Batupasir adalah batuan sedimen dengan komposisi penyusun butiran berupa
material material klastika terigen berukuran dominan rata-rata 1/16-2 mm. ukuran
partikel ini adalah material sedimen pasir dalam skala wentworth, seperti yang telah
kita ketahui

Tentu saja dialam pasir ini tidak berdiri sendiri sebagai fragmen kerangka
penyusun batupasir, tapi ada juga matrik dan semen berupa partikel sedimen lain
yang berukuran lebih kecil dari pasir (silt dan mud).

2.2.2 Komposisi

Sebagaimana diketahui batupasir ini disusun oleh material ukuran pasir


(sebagai fragmen penyusun utama) kemudian campuran matrik (fragmen sedimen
lebih halus dari pasir) dan semen (sebagai perekat semua fragmen yang ada, biasanya
berupa mineral sangat halus berupa karbonat, silika, dsbnya yang hadir saling
mengunci/interlocking akibat reaksi kimia selama litifikasi terjadi).

Secara umum fragmen ukuran pasir ini bisa berupa mineral ataupun fragmen
batuan (seukuran pasir tentunya dapat berasal dari batulanau, batulempung, atau
batuan beku halus/bertekstur afanitik, dan batuan metamorf bertekstur halus).
mineral-mineral paling umum pengisi batupasir adalah kuarsa, feldspar, dan beberapa
jumlah minor dari mienral asesoris. sementara fragmen batuan (rock fragmen or lithic

15
fragmen) disusun oleh fragmen batuan beku bertekstur halus (andesit, basalt, tuf, dll),
batuan metamorf (metakuarsit, sekis, filit, slate, dan argilit), dan batuan sedimen
bertekstur halus (pasir sangat halus, silststone, shale, dan chert, batugamping juga
bisa hadir, dll intinya beruuran halus kalo kasar mah bukan pasir atuh disebatna sob).

Fragmen Penyusun berupa Mineral

Setidaknya ada tiga mineral dominan yang menyusun batupasir, menginngat


bahwa pasir merupakan produk dari hasil transportasi jauh dan mineral mineral yang
dijumpai di alam berukuran pasir haruslah memiliki syarat berupa mineral yang
resisten dan jumlahnya melimpah di alam maka tak heran lagi lagi kuarsa dan
feldspar masuk dalam klasifikasi semua jenis batuan (mau gimana lagi cuma mereka
berdua yang paling banyak di alam). karena kandungan fragmen mineral yang
dominan merupakan mineral silikat (deret bowen) maka batupasir bersama antek2nya
yang lain (breksi, konglomerat, lanau, lempung) maka kelompok ini seringkali
dinamakan sebagai batuan silisiklastik.

1.Kuarsa

Hadir karena ini mineral memiliki resistensi tinggi terhadap pelapukan dan
jumlahnya melimpah di alam. karena perilaku fisiknya yang tahan abrasi (skala mohs
7) dan resisten terhadap reaksi kimia (sukar bereaksi yang mengakibatkan
disintegrasi) menjadikan kuarsa sebagai material tabah tahan banting yang paling

survive terhadap multiple recycling.

Kuarsa ini dapat berasal dari batuan pltuonik, khususnya yang felsik kayak
granit (karena kaya kuarsa), batuan metamorf, dan batupasir yang lebih tua.

16
2.Feldspar

Silahkan sayat semua batuan apa saja pasti nemu plagioklas (meski tidak
semua yang tidak ada pasti jarang banget gak termasuk batugamping dan sedimen
kimiawi lainnya ya sob).jumlahnya yang melimpah ini membuat feldspar (plagioklas
dan K-feldspar) sebagai mineral yang juga melimpah di batupasir.

K-feldspar (atau dikenal juga sebagai potasium feldspar) sedikit berbeda


dengan kelompok feldspar lain (plagioklas). memiliki rumus kimia KALSi3O8,
memiliki kekerasan cukup oke (sekitar 6) maka dia jumlahnya juga melimpah di
batupasir dan dapat tertransport lebih jauh. sementara Plagioclase feldspar (anortit-
albit) memiliki rumus kimia (Na, Ca) (Al,Si)Si2O8. memiliki skala mohs 6-6.5 dan
jumlahnya yang sangat melimpah di alam bayangin aja dari sejak olivin kebentuk
terus sampai deret mineral felsik habis plagioklas masih aja diproduksi (deret kontinu
di seri bowen). jumlahnya yang melimpah dan kekerasannya yang cukup keras

membuat dua mineral ini merajai semua jenis batuan di muka bumi.

3.Mineral Asesoris

Mineral asesoris tidak banyak hanya sekitar 2-3% mengisi komposisi


batupasir. mineral asesoris ini mengacu kepada semua jenis mineral selain dua
mineral yang disebutkan tadi, bisa mineral silikat dalam deret bowen (deret olivin,
piroksen, hondblenda, biotit, muskovit) maupun mineral asesoris berupa mineral
berat serpeti zirkon, apatit, turmalin, korundum, atau intan dan logam ekonomis nativ.

Mineral mafic seri bowen hadir mungkin karena sisa-sisa mineral yang
survive terhadap seleksi alam (erosi saat transportasi dan alterasi selama proses
diagenesis). sementara mineral berat karena perilaku fisik mereka yang berat dan
keras keras (kayak zircon aja sampe 9 skala mohsnya) dan karena berat jenis mereka
yang berat membuat mereka memiliki settling velocity (kecepatan jatuh) yang lebih
besar dan memungkinkan terendapkan lebih cepat, sehingga tidak transport jauh

17
(aman dari abrasi lanjut), dan diendapkan bareng material klastika kasar (pasir) lebih
cepat tapi tetep aja jumlah mereka di alam tidak banyak, bila akumulasinya banyak
dalam batuan sedimen (pasir) maka bisa jadi cebakan ekonomis tuh.

4.Mineral autigenik

Mineral ini hadir bukan dibawa oleh transportasi bersama butiran terigen
klastik lainnya, melainkan hadir secara insitu akibat kondisi kimia tertentu pada
daerah tersebut. glaukonit, klorit, zeolit dan mineral mineral lainnya dapat hadir
melalui proses diagentik atau proses tertentu.

Fragmen penyusun berupa Fragmen batuan (fragmen litik)

Pecahan batuan sumber purba dapat lapuk tertransportkan berukuran berbagai


jenis klastika sedimen (skala wentworth) bisa bongkah, kerakal, kerikil, dan pasir
tentunya. nah ketika klastika tadi lapuk dan seukuran pasir penyusun batupasir maka
disebut litik fragmen.

Litik fragmen ini dapat berasal dari semua jenis batuan syaratnya batuan
asalnya haruslah bertekstur halus (loh?), ya harus begitu logikanya kita pengen punya
sedimen seukuran pasir tentu saja ukuran sumber sebelumnya gak boleh dong lebih
kasar. lempung, silt, pasir sangat halus, matrik batuan lain, batuan beku afanitik-
porfiritik, batuan metamorf halus dan lain sebagainya.

5.Matrik

Material butiran yang berukuran lebih halus yang menjadi tempat fragmen
pasir tertanam disebut matrik, ukurannya tentu saja lebih halus dari pasir. ukuran
matrik kurang dari 0.03 mm (Boggs, 2006).

18
Mengisi ruang antar butiran. kebanyakan mateiral penyusun matrik adalah
lempung seperti illite (K2[Si6Al2]Al4O20(OH)4], smectite (montmorillonite) [(Al,
Mg)8(Si4O10)3(OH)10.12H2O], kaolinite (Al2Si2O5(OH)4], dan chlorite [(Mg,
Fe)5 (Al, Fe3+)2Si3O10(OH)8]. montmorilonit merupakan jeis lempung berlayer
dua, sebelumnya perlu diketahui bahwa mineral lempung adalah mineral mineral
mika (kayak biotit dan muskovit tapi bukan originnya hasil kristalisasi magmatik
kayak dua mineral itu dihasilkan dari proses kimia dan diagensis) tapi kita tidak akan
bahas detail disini nanti di postingan kusus tentang lempung, Ok.

Hampir semua mineral lempung dibentuk hasil pelapukan subaerial dan


hidrolisis, meskipun pada kondisi pelapukan subaqueous (dalam air) juga dapat
menghasilkan mineral lempung dan diagenesis akibat burial.

Keberadaan matrik dalam batupasir ini menurut pettijohn, Potter, dan Siever,
1987) dikontrol oleh tiga faktor: pertama, pelapukan dan erosi dari batuan provenance
yang mana matrik berasal. Dua jenis dari material detrital diketahi mampu menjadi
matrik batupasir ketikalapuk,yaitu kelomok filosilikat-lempung, mika, dan klorit yang
secara prmer dapat menjadi matrik-dan fragmen batuan yang labil, rock fragmen ini
secara mudah teralterasi oleh proses diageneis dan metamorfisme bergrade rendah.

Proses kedua berasal dipengaruhi oleh kombinasi proses kimia pada


lingkungan pengendapan, sebagai contoh, kecepatan arus dan dansitas mengontol
jumlah material matrik berbutir halus yang tertransportasikan dan diendapkan
bersama pasir. Sealin itu kontrol keasaman (pH), potensial Oksidasi (Eh), stabilitas
berbagai fase mineral selama dan setelah pengendapan, stabilitas filosilikat, secara
khusus dikontrol oleh kimia dari dasar dan air pori.

Proses ketiga yang mengontrol keberadaan matrik dalam batupasir adalah


proses diagensis. Proses proses rekristalisasi, neokristalisasi, dan deformasi ringan,
fragmen batuankaya lempung semuanya memainkan peranan penting dalam produksi
matrik dari butiran detritus yang telah ada (sedimen pasir yang diendapkan). Feldspar

19
akan teralterasi digantikan oleh mineral lempung atau mika; klorit baru dan lempung
terbentuk dari hasil presipitasi larutan intergranular (antar butir) dan air laut; mineral
lainnya, bahkan kuarsa, dapat digantikan oleh lempung (W.F. Galloway, 1974;
Morad, 1984; Michalopoullus dan Aller, 1995).

Karena kebanyakan pasir mengandung 10-30% matrik tidak berasal dari hasil
deposisi langsung (C.D Hollister dan Heezen, 1964), dan proses diagenetik memiliki
peranan penting penambahan material matrik dalam wacke.

Whetten (1966) dan J.W. Hawkins dan Whetten (1969), pernah melakukan
percobaan untuk mengetahui pengaruh distribusi fragmen batuan dalam proses
pembentukan graywacke melalui mekanisme diagenesis yang menyumbangkan
banyak matrik.

Diketahui enam jenis material matrik dan semen yang diketahui dalam
batupasir (Dickinson, 1970) yaitu: (1) detrital, mud kaya lempung atau disebut
protomatriks (terbawa langsung saat pengendapan), (2) protomatrix yang
terreksritalisasi atau disebut orthomatrix, (3) deformasi dan reksritaslisasi dari
fragmen litik disebut pseudomatrix, (4) kemudian ada juga polimineralik yang
terbentuk dari hasil neokristalisasi saat diagnesis terjadi dan alterasi dari butiran
framework yang menyusun batupasir disebut juga epimatrix, (5) semen filosilikat
homogen, termasuk smektit, klorit, klorit-vermikulit, kaolinit, cheladoniteillite, dan
muscovite, (6) semen nonfilosilikat, menagndung mineral mineral seperti kalsit,
uarsa, dolomit, hematit, mineral mineral fosfat, oksida mangan, dan zeolit.
Membedakan berbagai tipe matrik dan semen dari berbagai jenis batuan mungkin
akan cukup sulit. Tapi analisis tekstural, kimia, dan petrografi yang detil dapat
digunakan untuk membedakan mana kandungan detritus dan non detritus. (Almon,
Fullerton, dan Davies, 1976).

Karena matrik merupakan hasi dari pengendapan (protomatrik) dan


diageneisis (ortomatrik, epimatrik, dan pseudomatrik), masalah yang cukup besar

20
terjadi ketika kita ingin membedakan batuan dengan protomatrik dari batuan dengan
matrik diagenetik. Maka, jika memungkinkan, batuan dengan epimatrik kaolinit
berasal dari alterasi diagentik dari feldspar yang secara tekstural sebenernya arenit,
dimana batuan dengan suatu detritus protomatrik illite+klorit akan dianggap sebagai
wacke. Perbedaan ini seringkali sult untuk diamati karena dalambanyak kasus sulit
untuk dibedakan.

6.Semen

Dua kelompok utama material penyusun semen adalah silika dan karbonat.
semen silika hadir dari hasil overgrowth (saling tumbuh). misalnya dua partikel
kuarsa yang bersentuhan dan tumbuh kemudian merekat pada kedua sisinya akibat
aktivitas pelarutan oleh air tanah selama proses diagenesis. atau proses proses lain
yang kompleks.

overgrowth yang mempertahankan kontinuitas kristalografi dinamakan


syntaxial. berbagai macam tekstur dapat hadir, seperti tekstur mosaic muncul ketika
semen disusun oleh mikrokristalin kuarsa yang hadi rmngisi urang pori. ketika
overgrowth terjadi dapat mudah dibedakan dengan kristal aslinya sebelum
overgrowth pada tepi kristal. adanya pengotor dan garis batas sebelum kristal ini
tumbuh pada permukaan butir. tapi gak semua sandstone memiliki struktur
overgrowth yang bersemen silika umum pada batupasir kaya kuarsa (quartz arenite
sanstone).

Semen silika tidak selalu berasal dari kuarsa, hasil larutan mineral mineral
silikat yang lain juga ikut menymbangkan silika pada semen (karena sifatnya yang
lebih mudah terdisintegrasi oleh proses kimia dibandingkan kuarsa yang lebih
resisten).

Kelompok semen kedua yang banyak dijumpai pada batupasir adalah semen
karbonat, seperti kalsit dan dolomit. tentu saja semen karbonat in berasal dari larutan

21
garam kalsium karbonat yang kemudian terpresipitasi membentuk semen, yang
sebelumnya sempat kita bahas sedikit disini (bahwa ia juga memiliki tekstur yang
khas).

Semen semen lain berupa mineral autogenik klorit, zeolit, dan glaukonit juga
bisa hadir sebagai pengganti semen silika dan karbonat pada kondisi tertentu. apapun
semennya yang jelas semua semen ini adalah mineral sekunder yang terbentuk setelah
pengendapan

2.2.3 Klasifikasi Dan Komposisi Kimia Batu Pasir

Sebenernya komposisi kimia batupasir gak terlalu menjadi perhatian para


sedimentologis, soalnya beda ini sedimen mas sob bukan batuan kristalin yang perlu
dipelajari bagaimana perilaku fase fase mineral dalam diagram fasa. meski demikian,
banyak juga yang menggunakan data kimia ini untuk keperluan lain, seperti analisis
provenance dalam aspek geokimianya.

karena kebanyakan butiran dalam batuan sedimen silisiklastik berasal dari berbagai
tipe batuan yaitu beku, metamorf, dan sedimen, dan mineralogi ditambah dengan
komposisi kimia dari batuan sedimen silisiklastik maka dengan pendekatan
pendekatan yang ada bisa dipakai untuk menentukan source rock yang membawa
batupsir tersebut (provenance analysis). sebagai contoh batupasir yang cenderung
kaya akan besi, magnesium, kalsium sodium, dan potasium maka dapat dibandingkan
tipe source rocknya seperti apa (kemungkinan batuan mafic). sebaliknya ada
batupasir yang kaya kuarsa, alkali feldspar, dan mineral felsik lainnya kemungkinan
mungkin adalah batuan induknya adalah pluton granit dan lain sebagainya.

22
tabel contoh komposisi kimia batupasir diberbagai tempat

Berdasarkan analisis kimia silikon yang hadir dalam oksida silika (SiO2)
merupakan komposisi terbanyak yang ada di batupasir. semetnara alumunium
(Al2O3) memiliki kelimpahan sedang dalam batupasir yang mengandung kaya
feldspar atau rock fragment serta batupasir kaya matrik lempung. dan urang banyak
dalam batupasir kaya kuarsa, yang umumnya tidak memiliki matrik.

Rata rata besi, magnesium, kalsium, sodium, dan potasium kurang banyak
dalam batupasir dibandingin kandungan alumunium. konsentrasi relatif dari unsur
unsur ini sebagai fungsi darimineralogi butiran ukuran pasir dan tipe lempung dan
semen produk diagensis dalam batuan. sebagai contoh batupasir kaya semen kalsium
karbonat atau fosil karbonat yang dapat secara anomali memberikan pengayaan
(menyumbangkan) unsur kalsium dalam analisis kimia.

Untuk klasifikasi batupasir ini secara fundamental dibagi berdasarkan


pengamatan tekstural dan minerlogi, yaitu framework kandungan persentase fragmen
penyusunnya (entah mineral, entah fratmen litik entah feldspar yang merupakan
komponen paling dominan dalam batupasir).

1.Tekstur

Material sedimen silisiklastik yang tidak terkonsolidasi dinamakan gravel


(dominan > 2 mm, pasir (1/16-2 mm) dan mud (<1/16 mm) maka ketika material
sedimen ini terlitifikasi akan membentuk batuan batuan yang secara tekstural disebut

23
konglomerat, batupasir, dan shale (mudrock). terkadang dilapangan dijumpai
percampuran dari material ini, artinya tidak eksklusif sastu jenis saja, maka dari itu
dikenal nomenclature yang dibuat para geologis untuk menyikapi masalah ini.
selanjutnya dikenal lah istilah batupasir lempungan, batupasir lanauan, batulanau
pasiran dan sebagainya. perhatikan skema berikut.

nomenklatur pencapuran sedimen oleh Folk, dan Robinson (dalam Boggs, 2006 hal
129)

Klasifikasi tekstural dari gambar diatas merupakan perpaduan pesentase


sedimen yang dijumpai di lapangan (karena bisa saja bikin bingung ini batu apa??
butirannya halus tapi kok ada yang kasar2nya butiranya?? :p ^^) kurang lebih
begitulah sob..

Secara ideal kita mungkin berharap seluruh batuan sedimen yang kita jumpai
semua berukuran pasir atau ukurannya seragam. teranyata tidak selalu begitu, untuk
klasifikasi A dan B (gambar diatas) dibuat oleh Folk (1954), untuk A klasifikasi
nomenklatur perbandingan yang lebih kasar, B untuk komposisi tekstur yang lebih

24
halus, sementara C adalah perbandingan 50% yang dibuat Robinson (1949). ketika
ternyata tiap komponen batuan sedimen yang dominan telah diketahui maka
klasifikasi lebih khusus (klasifikasi mineralogi) dapat dilakukan.

Tekstutur batupasir secara umum adalah epiklastik (istilah umum untuk


tekstur batuan sedimen yang tersusun berupa yang terbentuk di permukaan
(epi=surface) dan mengandung akumulasi butiran (clast) baik dari membundar-
menyudut yang terpaketkan bersama. Buran berasal dari proses normal hasil
pelapukan permukaan).

Batupasir memiliki komposisi fragmen utama berupa kuarsa, feldspar, dan


fragmen batuan., terikat bersama pada batas kontak butir, atau antara kontak butiran
dan matrik yang terikat oleh kristalisasi semen dalam pori batuan; atau kombinasi
proses proses ini.

tingkat kematangan secara tekstural telah dijelaskan.

Tingkat kematangan secara mineralogi dan sortasinya juga sudah dijelaskan.

25
penamaan khas tekstur batupasir Raymond (2002)

2.Struktur

Struktur dalam batupasir hampir memborong semua jenis struktur sedimen


yang telah kita diskusikan. Struktur ini dapat bersifat mesoskopis sampai
makroskopis (raksasa) (pettijohn dan Potter 1964).

Struktur mesoskopis telah kita bahas sebelumnya yaitu seluruh struktur yang
kita jumpai dilapangan baik secara internal dalam beds maupun pada skala antar bed.
Sedangkan sturktur makroskpis dinsini menunjukan struktur tubuh formasi batupasir
secara menyeluruh dan bentuk fisik persebarannya terhadap formasi lain. Seperti
berbentuk tabulra, leniticular, membaji (Wedge), Shoestring dan lain lian. Struktur
mesoskopis yah yang banyak kita jumpai di lapangan seperti pada tabel di bawah ini.

26
struktur sedimen yang berkembang pada batupasir (Conybeare dan Crook, 1968
dalam Raymond, 2002)

Semua jenis strutkur mau yang depositional (bedding, cross, ripple,


lamination, dll), yang erosional (sourr, flute, channel, dll), atau deformational
structure (slump or slide, breccias, covolute lamination, dissh pillar, ball and pillow,
load casat dll), atau diagenetic structure (concretion, syolites, dan lain lain).

2.2.4 Klasifikasi Mineralogi

Banyak skema yang menjelaskan penamaan batupasir beradasarkan komposisi


mineralogi dan material penyusunnya. salah satunya toblerone plot dari pettijohn
(1975) atau dikenal juga dengan QFL plot (Quartz, Feldspar, Lithic fragment) dan
lain sebagainya. komponen utama adalah tiga material kerangka penyusun batupasir
berukuran pasir yaitu kuarsa, feldspar, dan fragmen batuan (Fragmen litik). banyak
klasifikasi yang diutarakan oleh sedimentologis dan kesemuanya bervariasi modelnya
tapi tetap saja tiga komponen tadi (QFL) merupakan unsur paling utama dalam
klasifikasi manapun, pada toblerone plot nya pettijohn menambahkan unsur matrik
agar klasifikasi lebih sistematis bukan terpaku hanya pada kompenen butiran kasar
penyusun.

Dari klasifikasi tersebut (ane yakin udah pada pernahlah yah praktikum di lab
petrografi pasti udah pada tahu yang beginian) lahirlah nama-nama batupasir seperti

27
quartz arenite, quartz wacke, feldspathic wacke, greywacke, lithic arenite, lithic
wacke, dan lain sebagainya.

toblerone plot pettijohn untuk penamaan batupasir

Kita review skema klasifikasi toblerone plot QFL diatas, fragmen penyusun utama
pasir dalam klasifikasi ada tiga komponen yaitu kuarsa (Q), Feldspar (k-feldspar dan
plagioklas yaitu F) dan fragmen batuan (lithic fragment L), bidang lateral yang
membentuk tobleron adalah meningkatnya kandungan matrik dalam batuan, bila
matrik kurang dari 15% maka batuan disebut batupasir arenite dan bila matrik barada
pada kisaran 15%-75% dinamakan batupasir wacke (greywacke) bila lebih dari 75%
disebut mudstone (bukan pasir lagi udah gak ada yang kasar. selanjutnya tiga
komponen utama ini (QFL) menjadi panamaan bagian depan yang dipadankan
dengan sifat kandungan matriknya tadi (arenite dan wacke) misalnya quartz arenite,
quartz wacke, feldspahtic arente, dan sebagainya. kuarsa menjadi dominasi dalam

28
penamaan (menjadi quarzt arenite or wacke) bila kandungannya terhadap komposisi
batuan mencapai minimal 95%. kemudian feldpar dikatakan akan menjadi batupasir
feldspathic (arenite atau wacke) bila kandungannya dalam fragmen mencapai
minimal 25% dari total fragmen penyusun, begitu juga dengan fragmen litik (fragmen
batuan) minimal harus 25% dari komposisi total fragmen penyusun. dan
perbandingan antara feldspar dan fragmen litik bila komposisinya melimpah lihat
yang dominan dengan batas perbandingan 50%.

Istilah arkose sering digunakan geologis untuk penamaan lain dari feldspathic
arenite secara informal (bahasa slank ala heolohis). istilah lainnya adalah greywacke
merupakan istilah informal untuk batupasir feldspathic wacke. umumnya graywacke
ini batupasir yang kaya matrik dengan komposisi apapun yang telah mengalami deep
burial (pembebanan dan tertimbun dalam/sudah mengalami diagenesis), kaya klorit,
berwarna abu abu gelap sampai hijau gelap, sangat kompak, dan sangat padat.
meskipun istilah ini masih menjadi kontroversi (nama juga bahasa slank sob tapi
sekali kal gak papa lah) karena lebih baik menggunakan nama klasifikasi yang
formal.

mari kita lihat klasifikasi penamaan lainnya dari Gilbert, (1982)

29
klasifikasi batupair dari Dott (1964) yang dimodifikasi oleh Guilbert (1982) dan

dibajak oleh gue dari Boggs (2006)

Skema diatas hampir sama dengan toblerone nya pettijohn (1975) cuma
beda kadar persentase matrik pengisinya saja, di pettijohn matrik sampai 15%
batupasirnya masih bisa dibilang arenite, tapi di Dott (1962 dalam Guilbert 1982)
batupasir dikatakan arenite jika matriknya kurang dari 5%. untuk komposisi

30
komponen QFL nya, kuarsa minimal 90% artinya yang lain (Feldspar dan Litik)
minimal 10% untuk memenangkan nama feldspathic atau litik di depan.

Dott classification for sandstone (bentuk lain skema klasifikasi dott dalam Raymond,
2002)

Selain itu ada juga nih klasifikasi yang populer juga untuk penamaan
batupasir dari Folk, yang ini rada ribet similikiti weleh weleh tapi mudah mudahan
bisa kita pelajari.

31
klasifikasi Folk untuk batupasir
(sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Folk_classification)

Pada klasifikasi folk kurang lebihada dua kelompok nama arkos dan arenit,
dan quartzarenite. cuma kelemahannya matrik diabaikan di folk, tapi bukan berarti
kadar matrik diabaikan dalam penjelasannya (meski diskema tidak dipake). kadar
matrik digunakan untuk mengetahui kadar kematangan (maturitas) dari batupasir.

Pada klasifikasi Folk ini semua yang berhubungan dengan feldspar (kaya
feldspar) maka batuannya akan disebut arkose (masih ingat kan penjelasan nama non

Formal diatas sebenernya ini isu yang dibuat sam boggs hal 129-130
bukan maksud mengadu domba sob tapi begitu adanya silahkan baca link wikipedia
diatas dan sam boggs halaman segitu V^^). sedangkan untuk rock fragmen
(pengganti lithic fragment sama aja), akan jadi arenite dan turunannya. kadar
persentase kuarsa yang cukup tinggi bila mencapai 75% dan kandungan fragmen lain

32
(feldspar dan rock fragment) menurun maka batuannya diberi nama jadi sub,
subarkose dan sublitharenite. untuk kadar kuarsa >95% dinamakan quartz arenite
(bayangin sob semuanya namanya arenite wackenya gak ada).

Kemudian pemlotan dilakukan fokus pada tiga komponen tersebut jadi


komponen lain diabaikan berapapun jumlahnya, hingga jumlah ketiganya 100%
untuk diplot pada diagram.

Sementara fragmen lain yang tidak dapat diplot dalam diagram (fosil, mineral
berat) hanya dijadikan paramter pembanding untuk formasi batuan lain.

klasifikasi folk (1974) dan McBride (1963)

Tingkat kematangan (maturitas) batuan diukur berdasarkan parameter


kandungan matriknya bila matrik lebih dari 5% dengan tekstur terpilah buruk dan

33
menyudut maka batuan tidak matang (immature), kemudian submature bila clay <5%
dan butiran menyudut tanggung-membundar tanggung dan terpilah buruk, batuan
dikatakan mature (matang) bila butiran bersortasi baik dan butiran tidak menyudut
dengan sedikit clay, supermature bila butiran membundar bersortasi baik dan tidak
ada clay sama sekali.

2.2.5 KEMATANGAN BATUPASIR (sandstone maturity)

Sudah disinggung pada paragraf diatas, bahwa kematangan pada batupasir


bergantung pada seberapa tabah butiran butiran penyusunnya menalami recycle saat
transportasi hingga terakumulasi dan membentuk batupasir.

Pada dasarnya kematangan pada batupasir diketahui berdasarkan dua


parameter: kematangan secara komposisi dan kematangan secara tekstural.
kematangan secara komposisi maksudnya adalah jenis komposisi dari batupasir
apakah teridiri dari material stabil dan tidak stabil, tentunya bila butiran penyusun
dominan mineral stabil (kuarsa) maka batuan dikatakan matang secara komposisi.

Adapaun kematangan secara tekstural, sebagaimana dijelaskan diatas adalah


tingkat kelimpahan matrik serta kebundaran dari butiran dan pemilahan ukuran butir.
batuan dikatakan supermature bila butiran membundar, terpilah baik, dan tidak ada
clay (matrik). batuan tidak matang (immature) bila sebaliknya.

diagram maturitas batupasir (R.L Folk, 1951)

34
2.2.6 Jenis Jenis Batu Pasir

diatas udah disebutin kalau batupasir itu ada yang arenit dan wacke, wacke sejatinya
adalah jenis batupasir yang halus dan sangat kompak menunjukan sifat tidak mature
tapi beberapa sumber menyebutnya hasil produk diagenesis, meskipun banyak juga
yang beranggapan bahwa wacke ini merupakan ciri sedime pada endapan turbidit,
dan sedimen pada tepi continental shelves dan oceanic trench. kita akan diskusikan
yang arenite dulu.

1.Quartz Arenite

Batupasir arenit kuarsa memiliki komposisi siliceous grain sampai 90% dari
total tiga komponen penyusun utamanya. dimana butiran ini berasal dari fragmen
kuarsa, rijang, dan batuan quartzose (Boggs, 2006).

Warnanya biasanya abu terang terkadang juga kemerahan, pink, kuning, atau
coklat karena ada campuran oksida besi. biasnya terlitifiaski baik dan tersementasi
baik oleh silika atau karbonat; tapi beberapa ada yang porous dan friable (dapat
diremas). arenit kuarsa ini secara khas berasaosiasi dengan batuan yang diendapkan
pada linkgungan kraton stabil seperti aeolian, beach, dan shelf. cenderung berselang
seloing dengan karbonat laut dangkal, di beberapa kasus, dengan batupasir feldsfatik.

Kebanyakan arenit kuarsa secara tekstural matur sampai supermature,


quartzwacke tidak umum keterdapatannya. struktur yang umum adalah cross bed
(pernah nemu formasi bagusnya di pantai karang taraje banten selatan coba aja
kesana oke banget cuma tempatnya deket warung remang remang O.O), ada juga
struktur ripple mark tapi gak begitu sering (umum di daerah aeolian).

Fosil jarang kelimpahannya, fasies iknofosil skolithos dijumpai melimpah


secara lokal di arenit kuarsa laut dangkal. Pettijohn (1963) memperkirakan bahwa
kuarsa arenit ini menempati 1/3 dari total seluruh batupasir di bumi (berarti banyak
juga nih keterdapatan batupasir jenis ini di bumi).

35
Kuarsa arenit ini bisa mengalami recycling sekali atau bahkan beberapa kali
dari batuan source rocknya. menurut pettijohn et al (sand and sandstone 1984) bahwa
first cycle terjadi pada daerah yang basah dimana pelapukan kimia dan fisika sangat
intens dan mienral mineral tidak stabil tidak ikut terendapkan (karena ter transport
atau terurari). sementara multycycle (tertransport jauh) adalah mekanisme yang
paling umum dijumpai pada batupasir kuarsa.

thin section untuk quartz arenite [Q=kuarsa, C= semen kebetulan kalsit tidak ada
overgrowth quartz

36
handspecimen batupasir kuarsa (no scale included)

2.Feldspathic Arenite

Batupasir dikatakan feldspathic arenite (arkose arenite atau arkose) jika kuarsa
persentasenya kurang dari 90% dan jumlah feldspar lebih banyak dari jumlah rock
fragments (Boggs, 2006).

Beberapa batupasir feldspatik bewarna pink karena kehadiran potasium


feldspar atau oksia besi, selain itu juga ada yang berwarna abu abu terang sampai
keputih putihan. umumnya disusun oleh medium-coarse grained dan persentase tinggi
dari butiran yang su menyudut sampai menyudut tanggung. kandungan matrik dapat
lebih dari 15% (Boggs, 2006). sortasi dari medium sampai buruk, secara tekstural
immature atau submature.

Arenti felspatik tidak dicirikan oleh struktur tertentu struktur sedimen yang
hadir beragam sampai structureless. paralel bedding (umum dan biasa) struktur
paralel lamiasi atau cross laminasi juga umum. fosil dapat hadir khususnya pada
perlapisan yang terbentuk di laut.

37
Feldspathic arenit umum dijumpai pada lingkungan kraton atau setting
paparan stabil (stable shelf setting), meskipun aa juga sebagian kecil yang terbentuk
pada daerah cekungan yang tidak stabil atau sisanya dapat terbentu pada laut dalam.
jika feldspathic arenit ini dipenuhi matrik maka namanya akan disebut feldspathic
graywacke. Pettijohn (1963) menyebutkan bahwa arkose ini menempati 15% dari
total batupasir di nusantara.

Beberapa arkos secara esensial hadir insitu ketika granit dan batuan
berhubungan terdisintegrasi menghasilkan sedimen granular disebut grus. sisa
material ini kemudian akan diangkut dalam jarak transportasi pendek ke arah bawah
lareng dan diendapkan sebagai fan atau (bagian) apron dari akumulasi material,secara
umum disebut clastic wedge. fan ini kemudian dapat berkembang lagi (diendpakan
terus) hingga ke cekungan dan berinterkalasi dengan formasi batuan yang tersortasi
lebih baik. arenit felspatik lainnya mengalami transport dan reworking di sungai ata
laut sebelum mereka diendapkan. batupasir yang ter rework ni umumnya
mengandung sedikit feldspar seperti pada sisa arkos (sebelum yang tidak mengalami
rework lanjut), lebih tersortasi dengan baik dan butirannya lebih membundar. (jadi
bila feldsparnya membundar baik baik di sayatan tipis kemungkinan ini hasil rework
dari sebelumnya or transport lagi lebih jauh).

Kebanyakan batupasir feldspatik berasal dari batuan kristalin bertipe granit,


yaitu batuan batuan seperrti granit atau batuan metasomatik yang aksar dan
mengandung banyak potasium feldspar (Boggs, 2006). untuk feldspatik arenit yang
mengandung feldspar secara dominan plagioklas, maka kemungkinan source rocknya
adalah batuan beku yang kaya plagioklas feldpsar seperti pada batuan beku vulkanik
dan plutonik diorit (berkomposisi intermediet). (Boggs, 2006)

Preservasi dari jumlah besar feldspar selama pelapukan menghasilkan


felsfatik arenit kemungkinan dikontrol oleh (1) kondisi eklim yang dingin atau sangat
kering, dimana pelapukan kimia terhambat dengan baik, (2) daerah dengan iklim
yang lebih hangat, atau lebih lembab, yang mencirikan relief uplift secara lokal akibat

38
pengangkatan, memudahkan erosi feldspar sebelum mereka terdekomposisi (akibat
pelapukan kimia).

handspecimen arkose

Feldspathic arenite thin section, yang belang belang itu plagioklas (feldspar)
yang putih abu abu itu k-felspar (feldspar) yang koneng koneng (mungkin? karbonat).
yang bercak bercak entah fragmen litik. source dari gugel lupa namanya.

39
3.Lithic Arenite

Kelompok ini dicirikan oleh dominasi fragmen batuan sebagai komposisi


butiran penyusun pasir. fragmen batuan in dapat berasal dari batuan yang tidak stbil
seperti batuan vulkanik dan klas batuan metamorf. namun, butiran fragmen batuan
yang stabil juga ada seperti rijang, dan mengandung kurang dari 90 % quartzose
kemudian jumlah fragmen batuannya tentu saja lebih banyak dari jumlah feldspar.

warna berada pada kisaran abu abu trang, hingga abu abu gelap.

Kebanyakan litharenite memiliki soratasi yang buruk, tapi soratasi ini berkisar
mulai dari sortasi baik hingga sangat buruk. kuarsa membundar tanggung jika hadir.
kematangan kemungkinan submature (lithic wacke) sampai immature. struktur
sedimen yang sering muncul diantaranya evenly bedded (paralel bedding), iregularly
bedded, cross stratified fluvial unit too evenly beded, laterally extensive, gradd,
marine turbidite unit. dapat juga hadir berasosiasi dengan konglomerat fluvial dan
endapan fluvial lainnya, atau berasosisi juga dengan konglomerat laut lebih dalam,
pelagic shale, chert, dan submarine basalt.

Lithic arenite seca khas menunjukan komposisi immature dan barada pada
kondisi deposisi dimana voulume material yang tidak stabil (feldspar) cukup banyak
diproduksi. seca mekanis karakter yang lemah dari kebanyakan litharenit pada
batupasir menunjukan kemungkiannya berasal dari sumber berelief tinggi
(pegunungan, gunung dll). litharenite dapat diendapkan pada lingkungan non marin
seperti pada bagain proksimal alluvial fans atau lingkungan fluvial lainnya. secara
alternatif mereka diendapan pada foreland basin, berdekatan dengan fold-thrust belt,
atau ditransprotasikan oleh sungai yan gbesar menjauhi kontinen ke delta dan
lingkungan laut dangkal. sedimen litik diendapkan pada daerah coastal (pantai)
mungkin saja dapat ter transport kembali ke laut dalam oleh arus trubdiit atau oleh
mekansime sediment gravity flow lainnya. sedimen laut dalam ini secara khas akan
mengalami deep burial (karena tentu saja selama dia masih laut maka sedimentasi

40
akan terus berlangsung ketutup deh yang udah ngendap duluan otomatis itu..)
metamorfisme dapat berkembang selanjutnya (kalo gak keangkat dan terus terusan
tertimbun dan terjadi subsiden) atau bisa saja kebentuk greywacke bila diagenesis
terjadi dengan baik.

Menurut Pettijohn (1963) batupasir litik arenit dan greaywacke bersama sama
keduanya menempati setengah dari total seluruh batupasir yang ada di bumi. (O.O).

Satu lagi yang menarik ada sitilah batupasir volkaniklastik (pernah


dengar?) kita udah denger istilah endapan piroklastik. nah ini batupasir hasil
rombakan dari piroklastik ini. batupasir in seperti diketahui secara umum
komposisinya berisi detritus vulkanik (material piroklastik) telah tertrasportasi dan
mengalami rework, dicirakan secara khas oleh kehadiran kristal feldspar yang
euhedral, fragmen pumice (batuapung), fragmen gelas, dan fragmen batuan vulkanik,
dan secara umum memiliki kandungan karsa yang sangat kecil (Boggs, 1992 dalam
boggs 2006).

litharenite thin section (bercak bercak dan fragmen kasar itu adalah fragmen
batuan, karena bentuknya haslus sekali kemungkinan (mungkin ye) ini sedimentary

41
rock origin entah lamepung, etnah lanau entahlah). semennya itu yang biru biru, tapi
entahlah kayaknya udah keubah dan keganti sama semen kaolinit kata:
http://picasaweb.google.com/lh/photo/kHKEjMEIIRPhPh_RKQIdPw

2.2.7 Kehadiran dan keterjadian

1.Arenite

Arenit terbentuk dari pasir hasil transportasi dan pengendapan oleh agen
transportasi yang memilah sedimen dengan baik, memisahkan lumpur dan lanau
menyisakan butiran butiran pasir (Raymond, 2002). Selama proses ini, sedimen
berbutir halus disapu keluar, sementara sedimen yang kasar tidak ditransportasikan
lagi dan diendapkan pada depositional site.

Agen agen yang mampu melakukan hal diatas diantaranya aliran yang
memiliki kecepatan seragam, longshore current, wave, dan angin. Selaini tu, jika
sedimen yang ada pada source terrane merupakan well sorted sand, maka arus fluvial
dan trubditi mungkin yang memainkan peranan dalam mentranspolrtasikan dan
mengendapakan arenit ini. Arenit juga dapat berkembang dimana pelapukan,
transportasi,dan diagenesis menghilangkan butiran halus dan melarutkan komponen
sedimen yang mudah larut.

Arenit mungkin mengandung lebih dari 5% matrik. Matrik ini menunjukan (1)
kandungan minor ptorotomatrik yang diindepkan atau terinfiltrasi bersama pasir
langsung atau sesaat ketika pengendapan terjadi. (2) merupakan epimatrik yang
berasal dari modifikasi butiran detritus, khususnya feldspar, dan (3) merupakan
ortomatrik ataupun pseudomatrik.

Kebanyakan arenit bertekstur epiklastik, equigranular, atau equigeranular


mosaic. Berbagai jenis material semen dan matrik dapat mengikat butiran, tapi
butiran juga dapat saling terikat melalui mekanisme saling mengunci (interlocking)

42
yang kemudian menghasilkan rekrstalisasi pada bidang kontak antar butiran selama
proses diagenesis terjadi.

Tekstur mosaik ekigranular beberapa diantaranya terbentuk akibat mekanisme


overgrowth, khususnya pada butiran framework kuarsa pada kuarsa lainnya. Tekstur
pikilotopik juga umum dijumpai pada arenit dengan semen karbonat, sementara
semen yang mengandung silika, zeolit, dan filosilikat membentuk tekstur radial
fibrous, comb-textured, fibrous drussy, atau tekstur spherulitic (Hholick, Metarko,
dan Potter, 1984).

Hal yan g paling mecolok dari arenit adalah jenis arenit yang murni arenit
kuarsa, yangmana memiliki butiran lain selain kuarsa dengan porsi yang sangat
sangat sedikit. Pasir kuarsa murni ini berkembang dari hasil (1) extensive working
dari sedimen pada source terrane yang mengandung banyak kuarsa, (2) reworking
dari material sebelumnya yang tersortasi baik, dan merupakan mature sand, (3) deep
weathering dari batuan kaya kuarsa di wource terrane, atau (4) kombinasi dari proses
proses ini. Biasanya pasir ini umunya berupa dune sands, aeolian sand sheets,
strandline stringer sand, dan blanket sand deposit dari marine shelves dan luat
epikontinental. Secara lokal arenit hadir di estuarin (Archer et al 1993) dan endapan
fluvial (Neef et al 1996). Baik itu di marine maupun kontinen dapat menghadirkan
arenit. Arenit kuarsa juga berkembang dimana pelapukan dan proses penghancuran
secara diagenetis terjadi pada fragmen batuan, feldspar, dan butiranlainnya yang pada
akhirnya akan menyisakan residu kaya kuarsa (D.W Lewis, 1984;McBride, 1984
dalam Chandler, 1988; M.J. Johnsson, 1990). Meski Proses ini kemungkinan terjadi
sebelum atau selama transportasi, dibandingkan selama atau sesudah litifikasi
(diagensisinya itu sendiri).

Arenit litik dan feldpatik (arkose) kemungkinan melimpah secara lokal.


Sesuai namanya arenit litik berarti kaya rock fragmen, arenit feldspathic kaya
feldspar. Perihal kondisi khusus bagaimana keterbentukan arenit feldpatik ini masih
diperdebatkan, tapi diluar itu detritus feldpar terbentuk melalui berbagai mekanisme

43
entah erosi, transportasi, dan dan pengendapan yang belum terabrasi (hancur, rusak)
selama transportasi. Kondisi juga kondisi lain yang diperlukan yaitu butiran feldspar
tidak hancur dalam proses diagensis selama litifikasi terjadi. Dekomposisi tidak
intens, dan transportasi singkat, serta sejarah single-cycle transportation diperlukan
untuk mengendapkan butiran feldspar, tapi kehadiran second-cycle juga hadir pada
kondisi iklim tropis (Krynine, 1935) mengindikasikan bahwa kondisi ini tidak
merupakan kondisi satu satunya yang menghasilkan feldspar (dekomposisi di daerah
tropis pelapukan mudah sekali terjadi).

Relief yang tinggi serta ersoi yang cepat juga brkontribusi dalam perservasi
feldspar. Maka Pettijohn, Potter, dan Siever (1987 hal, 155) menyimpulkan bahwa
pasir feldspatik dapat hadir baik melalui kondisi iklim tertentu (rigoroud climate)
yang memungkinkan dekomposisi tidak terjadi, atau melalui percepatan erosi pada
area berrelief tinggi. Clear sob? Hopefully yes.

Lithic arenite menggambarkan suatu provenance berupa batuan sedimen,


metamorf, volkanik, atau kombinasi dari ketiganya yang tersingkap di permukaan.
Transport fluvial umumnya bekerja dalam transportasi dan sortasi butiran, tapi arus
trubidit juga dapat menghasilkan endapan arenit litik. Beberapa batupasir dikelompok
Great Valley California merupakan contoh yang oke buat arenit litik yang dibentuk
oleh arus trubditi dan grain flow. (formasi ini gak akan dibahas belum pernah ke
amrik pak dhe).

2.Graywacke

Ciri batupasir ini biasanya sangat kompak (karena umumnya umur tua tua dan
telah mengalami deep burial diagenesis). karakterisitiknya dicirikan oleh kaya matrik
(pasir halus, lanau, dan lempung) sebagai matrik (dalam klasifikasi tobleron antara
15-75%, dalam guilbert dan dott antara 5-50%) ketika telah sementaasi dan
terlitifikasi dengan sangat baik maka kompak sangatlah dia begitu kurang lebih .

Secara tekstural batupasir ini tidak matang (immature) karena banyak

44
lempungnya. dan karena banyak lempung pasti sortasinya buruk (matriknya 50%
fragmennya juga 50%). maka kemungkinan tempat kehadiran batupasir ini di alam
sekitar laut dalam (daerah trench), kontinental shelves (stable continental crust),
hingga lingkungan turbidite (laut dalam). banyak para ahli yang masih
mendebatkannya apakah memang begitu ataukah ini pure produk diagenesis (yah..
kalo banyak mineral autigeniknya mah sob, matrik (lempungnya insitu) nya he euh
atuh si etah produk ti diagenesis tapi mun henteu? kumaha? lain pan nyak?). paling
mungkin dan banyak adalah aktivitas arus turbidit, arus turbidit di laut dalam (dasar
abysal plain setelah dia jatuh dari slope atau sampe continental rise lah yah) akan
menghasilkan arus acak dan mengendapkan struktur struktur yang menunjukan pola
sortasi yang buruk (ex: graded bedding). nah sortasi buruk ini kan pasti ukuran
butirnya cemacem ada lempung, pasir kasar dsbnya, karena doi punya sejarah short
distance transport jadilah dia immature.. yang bikin dia super kompak tadi karena
masalah umur dan diagensis saja makanya kalau ada sedimen lebih halus (lempung,
or shale, or silt) tersementasi kuat dan telah terkompaksi+terlitifikasi

feldspathic wacke dari:


upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/Feldspathic-
wacke.jpg/371px-Feldspathic-wacke.jpg

45
lithic wacke dari :
upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/Feldspathic-
wacke.jpg/371px-Feldspathic-wacke.jpg

2.Wacke

Wacke dapat hadir di sikuen kontinental, transisi, dan marin. Pada lingkungan
kontinental dapat terbentuk pada alluvial fan, di fluvial channel dan pada floodplains,

46
dan lacustrine delta. Lingkungan transisi yang mana wacke ini dapat juga
berkembang pada esturarin, delta, dan pada tidal flat-strandline type beberapa (gak
banyak). Pada lingkungan marine, wakce mungkin dapat terbentuk pada shelf, tapi
juga pada slope (laut dalam) melalui arus contourite dan bassin plain turbidite
(endapan turbidit banyak wackenya).

3.Turbidit dan batuan yang berhubungan

Turbidit (endapan trubditi) terbenk akibat arus turbdiity yang berkembang


ketika akumulasi sedimen menjadi tidak stabil (pada lereng atau atas lereng)
kemudianbergerak kebawah lereng melalui aliran turbidit.

Biar menghemat kata endapan turbidit kita singkat aja jadi turbidit ya om..

oke, turbidit ini dicirikan oleh sikuen kompelt atau parsial dari sikuen Bouma.
Udah banyak yang tau lah ya bagaimana sikuen bouma ini. Sikuen ini menurut
refernsi lain dari Mutti dan Ricci-Lucchi (1972) menyebutkan bahwa endapan kipas
laut dalam (submarine fan tempat endapan turbidit ini mengendap) memiliki
setidaknya tiga litofasies (dari sikuen pada submarine fan ala mutti dan Ricchi-
Lucchi) yaitu fasies C, D, dan E (mutti dan Ricci-Lucchi, 1972). Litofasies ini hadir
di channel, fan lobe, interchannel, dan basin plain (Mutti dan Ricci-Lucchi, 1972;
Shanmugam dan Miola, 1985). Tapi juga bisa hair di submarine ramp (Postma,
1981a; Chan dan Dott, 1983; Heller dan Dikinson, 1985; Surlyk, 1087). Selain
endapan lain dengan mekanisme sand (grain) flow deposits juga dapat hadir pada
submarin fan untuk fasies Mutti dan Ricci-Lucchi A dan B yang bertstruktur massive
dan berlapis. Batuan ini terbentuk pada submarine canyon dan fan channel. Diketahui
dari rekaman geologi bahwa baik endapan turbidit dan sand (grain) flow ini
mengandung wacke.

Beberapa basin-floormarine fan hadir dengan stutkur sandy slump dan sandy
debris flow deposit (Shanmugam et al., 1995). Batuan ini tidak banyak mengandung

47
sikuen Bouma, normal grading, dan gradasi pada bagian atas kontak dari turbidit.
Bagaimana hubungan umum endapan ini pada rekaman stratigrafi belum diketahui.

4.Kontorit dan shelf wacke

Wacke juga bisa hadir pada lingkungan shelf dan contourite pada lereng.
Contourite seperti telah dijelaskan pada postingan sebelumnya adalah suatu jenis
akumulasi batuan sedimen yang terdiri dari material sedimen yang diendapkan
melalui ars yang paralel sepanjang kontur lereng dan bukan ke arah bawah lereng
(seperti pada arus gravitasi yang umum bekerja). Arus ini bisa disebabkan karena
gesekan gempa laut (yang juga disertai dengan likuifaksi dan arus gravitasional) atau
karena rotasi bumi dimana tubuh air laut dapat menggerus tubuh lereng. Arus ini juga
dapat hadir melalui bottom current yang mengalir sejajar dengan lereng (sejajar
lateral) dan mengggerus sediemn yang telah diendapkan sebelumnya (Heezen,
Hollister, dan Rudiman, 1966; Bouma dan Hollister, 1973; Stoker et al., 1998).
Kontorit batupasir dicirikan oleh perlapisan tipis, laminasi silang siur, dan strutktur
bioturbasi (Lovell dan Stow, 1981).

Kontorit dapat berkembang pada berbagai tubuh dari air air yang dalam yang
mana bottom current dapt berkembang. Secara khas, mereka hadir pada sikuen
marein, tapi juga dapat hadir pada endapan danau (T. Johnson, Carlson, dan Evans,
1980).

Pada lingkung shelf, offshore bar mengandung batupasir lempungan yang


juga menghasilkan wacke. Endapan ini terbentuk dari hasil transport sedimen oleh
longshore current dan strom (arus lepas pantai dan badai).

48
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel
penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir
dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada
suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-
sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir
paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum
yang bersifat menentang laju arus.
Batulempung menurut adalah batuan yang pada umumnya bersifat plastis,
berkomposisi hidrous alumunium silikat (2H2OAL2O3. 2SiO2) atau mineral lempung
yang mempunyai ukuran butir halus (batulempung adalah batuan sedimen yang
mempunyai ukuran butir kurang dari 0,002 atau 1/256 mm).

49
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Chester, R. 2001. Marine Geochemistry. Unwin HymanLtd, London
Bunte, K dan Steven A. R. 2001. Sampling surface and subsurface particle-
size distributions
in wadable gravel- and cobble-bed streams for analyses in sediment transport,
hydraulics, and streambed monitoring. Gen. Tech. Rep. RMRS-GTR-74. Fort
Collins. CO: U.S. Department of Agriculture. Forest Service. Rocky
Mountain Research Station.
Hutabarat S. dan Evans S.M., 2008. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI
Press.H. Riyono,2000.Metode Analisis Air Laut, Sedimen danBiota. Buku 2.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI, Jakarta.
Rifardi, 1994. Analisis Ukuran Butir Sedimen di Perairan Estuaria, Sungai
Oura dan Sekitar Okinawa, Jepang Selatan. Terubuk XX: 60-71.
____ 2008a. Tekstur Sedimen; Sampling dan Analisis. Pekanbaru: Unri Press.
____ 2008b. Ekologi Sedimen Laut Modern. Pekanbaru: Unri Press.
Wenworth C.K., 1922. A Scale of Grade and Class Terms for Clastic
Sediments. The Journal of Geology 30: 377-392

50

Anda mungkin juga menyukai