Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala limpahan dan rahmat-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Pada kesempatan ini penulis
berterimakasih kepada dosen, asisten dosen yang memberikan tugas ini dan semua
pihak STTNAS Yogyakarta Teknik Geologi, yang telah membantu penulis dalam
penulisan makalah ini.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang pembaca berikan pada
makalah ini, karena kritik dan saran yang pembaca berikan dapat menjadi suatu
dorongan dan motivasi bagi kami agar kedepan dalam pembuatan makalah yang lain
ada hal-hal yang bisa kami perbaiki dari kesalahan-kesalahan yang kami buat dalam
penulisan karya ilmiah ini.
Rifky Vilan N.
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu
agregat(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas
lainnya yangmerupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi
tidak termasuk batuan,
tetapi disebut dengan Aluvial deposit. Salah satu jenis batuan yang kita kenal
adalah batu Pasir dan Batu Lempung. Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung
pada kekhususannya. Tekstur batuanmengacu pada kenampakan butir-butir mineral
yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkatkristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan
erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan
sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil darirangkaian
proses sebelum,dan sesudah kristalisasi.Oleh karena itu pembuatan makalah ini kami
lakukan sebagai suatu langkah atau pemberian solusi bagi para mahasiswa untuk
dapat mengetahui apa itu batuan sedimen, bagaimana batuan beku tersebut terbentuk,
klasifikasi batuan beku, dan tipe dasar batuansedimen. Dengan adanya makalah ini,
pengetahuan kita bertambah.
Dari data yang didapat kita dapat merumuskan masalah yaitu bagaiman cara
pembentukan batu pasir dan batu lempung, selain itu kita juga dapat mengetahui
tekstur, struktur batuannya.
3
1.3 TUJUAN
1. Agar kita tahu dan mengerti tentang batuan sedimen secara umum,proses
pembentukannya,tekstur,sruktur, dan jenis-jenis batu pasir dan batu lempung.
2. Menyelesaikan tugas petrologi tentang batu pasir dan batu lempung..
4
BAB II
PEMBAHASAN
Karena ukuran butirnya yang sangat halus maka sulit untuk mendeskripsi
batulempung secara megaskopis maupun mikroskopis, sehingga analisis kimia
merupakan informasi yang penting untuk mengetahui komposisi batulempng.
Komposisi dominan pada batulempung adalah silika (Pettijohn,1975), yang
5
merupakan bagian kelompok mineral lempung, yang pada umumnya berasal dari
feldspar. Unsur besi pada batu lempung hadir sebagai oksida, berupa pirit atau
markasit dan siderit. Jumlah oksida besi pada batu lempung biasanya tercermin pada
warna dari batuan tersebut. Selain mineral mineral tersebut di atas karbonat juga
sering dijumpai pada batulempung. Mineral karbonat pada batulempung dapat berupa
bahan-bahan organik, anorganik atau kombinasi dari keduanya (Ehlers dan Blatt,
1980),antara lain:
1. Residual Clay
2. Transported Clays
Batulempung yang sudah tertransportasi dapat berasal dari tiga sumber yaitu:
6
mempunyai kenampakan fisik yang berbeda pula (Dixon, 1992). Batulempung yang
terbentuk di laut pada umumnya mempunyai perlapisan yang tebal, mengandung fosil
laut dalam, atau binatang yang hidup di laut dangkal yang kemudian tenggelam
setelah mati
Jadi batu lempung dapat tersusun oleh agregat atau mineral seperti pirit yang
berukuran lempung ( < 4m ), dan dapat juga sebagian komponen penyusun batu
lempung ini berupa mineral lempung. Berarti mineral lempung ini adalah mineral
yang berukuran lempung. Namun, mineral ini merupakan mineral silikat hidros yang
sangat melimpah di permukaan bumi. Khususnya, terkonsentrasi pada kondisi
geologi dimana interaksi air dan batuan cukup aktif. Struktur dan komposisi kimianya
merupakan suatu respon terhadap destabilisasi mineral yang terbentuk pada kondisi
temperatur-tekanan yang lebih tinggi. Lingkungan yang biasanya mineral ini dapat
dijumpai meliputi: tanah, lapukan batuan, sistem geotermal, seri diagenesis
terpendam, dll. Yang pasti, apapun asal-muasalnya, mineral yang melimpah di
permukaan bumi ini selalu berukuran halus (<4 m).
7
dari mineral lempung terdiri dari Silica Tetrahedron dan Alumina Oktahedron.
Satuan-satuan dasar tersebut bersatu membentuk struktur lembaran . Jenis-jenis
mineral lempung tergantung dari kombinasi susunan satuan struktur dasar atau
tumpukan lembaran serta macam ikatan antara masing-masing lembaran.
Susunan pada kebanyakan tanah lempung terdiri dari silika tetrahedra dan
alumunium okthedra ( gambar 2.1 ) .Silika Tetrahedron pada dasarnya merupakan
kombinasi dari satuan Silika Tetrahedron yang terdiri dari satu atom silicon yang
dikelilingi pada sudutnya oleh empat buah atom Oksigen. Sedangkan
8
susunan lempeng dasarnya dengan bentuk yang berbeda-beda.
Kaolinite merupakan mineral dari kelompok kaolin, terdiri dari susunan satu
lembaran silika tetrahedra dengan lembaran aluminium oktahedra, dengan satuan
susunan setebal 7,2 (Gambar 2.1 a). Kedua lembaran terikat bersama-sama,
sedemikian rupa sehingga ujung dari lembaran silika dan satu dari lepisan lembaran
oktahedra membentuk sebuah lapisan tunggal. Dalam kombinasi lembaran silika dan
aluminium, keduanya terikat oleh ikatan hidrogen (Gambar 2.1b). Pada keadaan
tertentu, partikel kaolinite mungkin lebih dari seratus tumpukan yang sukar
dipisahkan. Karena itu, mineral ini stabil dan air tidak dapat masuk di antara
lempengannya untuk menghasilkan pengembangan atau penyusutan pada sel
satuannya.
9
GAMBAR 2.1
2. Montmorillonite
GAMBAR 2.2
10
.3. Illite
GAMBAR 2.3
11
4. Halloysite
2.1.4 Ganesa
Ganesa mineral lempung secara umum dapat dibagi menjadi empat macam
yaitu :
12
Pada saat reaksi berlangsung ,komposisi larutan hidrotermal tersebut menjadi
berubah .Unsur unsure alkali akan dibawa kearah luar ,sehingga selama proses ini
berlangsung akan terjadi daerah atau zona yang berkembang dari asam ke basa dan
pada umumnya berbentuk melingkar sepanjang rekahan dimana larutan itu
menginjeksi .
2.1.5 Kegunaan
13
di dalam pengeboran juga digunakan dalam industri lainnya seperti "pelletizing" bijih
besi.
Lempung yang umum digunakan untuk membuat bahan bangunan seperti batu
bata, semen, dan agregat ringan.
Lempung api semua lempung (tidak termasuk lempung bentonit dan bola)
yang digunakan untuk membuat berbagai jenis barang tahan terhadap panas ekstrim.
Produk-produk ini disebut produk refraktori. Hampir semua (81%) dari lempung api
yang digunakan untuk membuat produk tahan api.
Fuller bumi terdiri dari mineral palygorskite (pada satu waktu mineral ini
disebut "atapulgit"). Bumi Fuller digunakan terutama sebagai bahan penyerap (74%),
tetapi juga untuk pestisida dan produk pestisida yang terkait (6%).
Kaolinit merupakan lempung kaolin terdiri dari mineral. Ini merupakan unsur
penting dalam produksi kertas berkualitas tinggi dan beberapa porselen tahan api.
Batupasir menempati 20-25% dari total batuan sedimen yang ada di bumi
(Bogg, Jr 2006). batupasir ini penting keberadaanya di alam, karena ia telah
menyumbangkan air, minyak, gas, dan bahan tambang (endapan placer). begitu
seksinya batupasir ini karena berfungsi sebagai reservoir konvensional (umum) bagi
fluida fluida ekonomis bagi umat manusia menjadi daya tarik tersendiri untuk dikaji.
apa itu pasir? apa itu batupasir? secara kasat mata dan pengalaman di lapangan semua
heolohis pada tahu lah bagaimana rupanya batupasir itu.
14
Batupasir adalah batuan sedimen dengan komposisi penyusun butiran berupa
material material klastika terigen berukuran dominan rata-rata 1/16-2 mm. ukuran
partikel ini adalah material sedimen pasir dalam skala wentworth, seperti yang telah
kita ketahui
Tentu saja dialam pasir ini tidak berdiri sendiri sebagai fragmen kerangka
penyusun batupasir, tapi ada juga matrik dan semen berupa partikel sedimen lain
yang berukuran lebih kecil dari pasir (silt dan mud).
2.2.2 Komposisi
Secara umum fragmen ukuran pasir ini bisa berupa mineral ataupun fragmen
batuan (seukuran pasir tentunya dapat berasal dari batulanau, batulempung, atau
batuan beku halus/bertekstur afanitik, dan batuan metamorf bertekstur halus).
mineral-mineral paling umum pengisi batupasir adalah kuarsa, feldspar, dan beberapa
jumlah minor dari mienral asesoris. sementara fragmen batuan (rock fragmen or lithic
15
fragmen) disusun oleh fragmen batuan beku bertekstur halus (andesit, basalt, tuf, dll),
batuan metamorf (metakuarsit, sekis, filit, slate, dan argilit), dan batuan sedimen
bertekstur halus (pasir sangat halus, silststone, shale, dan chert, batugamping juga
bisa hadir, dll intinya beruuran halus kalo kasar mah bukan pasir atuh disebatna sob).
1.Kuarsa
Hadir karena ini mineral memiliki resistensi tinggi terhadap pelapukan dan
jumlahnya melimpah di alam. karena perilaku fisiknya yang tahan abrasi (skala mohs
7) dan resisten terhadap reaksi kimia (sukar bereaksi yang mengakibatkan
disintegrasi) menjadikan kuarsa sebagai material tabah tahan banting yang paling
Kuarsa ini dapat berasal dari batuan pltuonik, khususnya yang felsik kayak
granit (karena kaya kuarsa), batuan metamorf, dan batupasir yang lebih tua.
16
2.Feldspar
Silahkan sayat semua batuan apa saja pasti nemu plagioklas (meski tidak
semua yang tidak ada pasti jarang banget gak termasuk batugamping dan sedimen
kimiawi lainnya ya sob).jumlahnya yang melimpah ini membuat feldspar (plagioklas
dan K-feldspar) sebagai mineral yang juga melimpah di batupasir.
membuat dua mineral ini merajai semua jenis batuan di muka bumi.
3.Mineral Asesoris
Mineral mafic seri bowen hadir mungkin karena sisa-sisa mineral yang
survive terhadap seleksi alam (erosi saat transportasi dan alterasi selama proses
diagenesis). sementara mineral berat karena perilaku fisik mereka yang berat dan
keras keras (kayak zircon aja sampe 9 skala mohsnya) dan karena berat jenis mereka
yang berat membuat mereka memiliki settling velocity (kecepatan jatuh) yang lebih
besar dan memungkinkan terendapkan lebih cepat, sehingga tidak transport jauh
17
(aman dari abrasi lanjut), dan diendapkan bareng material klastika kasar (pasir) lebih
cepat tapi tetep aja jumlah mereka di alam tidak banyak, bila akumulasinya banyak
dalam batuan sedimen (pasir) maka bisa jadi cebakan ekonomis tuh.
4.Mineral autigenik
Mineral ini hadir bukan dibawa oleh transportasi bersama butiran terigen
klastik lainnya, melainkan hadir secara insitu akibat kondisi kimia tertentu pada
daerah tersebut. glaukonit, klorit, zeolit dan mineral mineral lainnya dapat hadir
melalui proses diagentik atau proses tertentu.
Litik fragmen ini dapat berasal dari semua jenis batuan syaratnya batuan
asalnya haruslah bertekstur halus (loh?), ya harus begitu logikanya kita pengen punya
sedimen seukuran pasir tentu saja ukuran sumber sebelumnya gak boleh dong lebih
kasar. lempung, silt, pasir sangat halus, matrik batuan lain, batuan beku afanitik-
porfiritik, batuan metamorf halus dan lain sebagainya.
5.Matrik
Material butiran yang berukuran lebih halus yang menjadi tempat fragmen
pasir tertanam disebut matrik, ukurannya tentu saja lebih halus dari pasir. ukuran
matrik kurang dari 0.03 mm (Boggs, 2006).
18
Mengisi ruang antar butiran. kebanyakan mateiral penyusun matrik adalah
lempung seperti illite (K2[Si6Al2]Al4O20(OH)4], smectite (montmorillonite) [(Al,
Mg)8(Si4O10)3(OH)10.12H2O], kaolinite (Al2Si2O5(OH)4], dan chlorite [(Mg,
Fe)5 (Al, Fe3+)2Si3O10(OH)8]. montmorilonit merupakan jeis lempung berlayer
dua, sebelumnya perlu diketahui bahwa mineral lempung adalah mineral mineral
mika (kayak biotit dan muskovit tapi bukan originnya hasil kristalisasi magmatik
kayak dua mineral itu dihasilkan dari proses kimia dan diagensis) tapi kita tidak akan
bahas detail disini nanti di postingan kusus tentang lempung, Ok.
Keberadaan matrik dalam batupasir ini menurut pettijohn, Potter, dan Siever,
1987) dikontrol oleh tiga faktor: pertama, pelapukan dan erosi dari batuan provenance
yang mana matrik berasal. Dua jenis dari material detrital diketahi mampu menjadi
matrik batupasir ketikalapuk,yaitu kelomok filosilikat-lempung, mika, dan klorit yang
secara prmer dapat menjadi matrik-dan fragmen batuan yang labil, rock fragmen ini
secara mudah teralterasi oleh proses diageneis dan metamorfisme bergrade rendah.
19
akan teralterasi digantikan oleh mineral lempung atau mika; klorit baru dan lempung
terbentuk dari hasil presipitasi larutan intergranular (antar butir) dan air laut; mineral
lainnya, bahkan kuarsa, dapat digantikan oleh lempung (W.F. Galloway, 1974;
Morad, 1984; Michalopoullus dan Aller, 1995).
Karena kebanyakan pasir mengandung 10-30% matrik tidak berasal dari hasil
deposisi langsung (C.D Hollister dan Heezen, 1964), dan proses diagenetik memiliki
peranan penting penambahan material matrik dalam wacke.
Whetten (1966) dan J.W. Hawkins dan Whetten (1969), pernah melakukan
percobaan untuk mengetahui pengaruh distribusi fragmen batuan dalam proses
pembentukan graywacke melalui mekanisme diagenesis yang menyumbangkan
banyak matrik.
Diketahui enam jenis material matrik dan semen yang diketahui dalam
batupasir (Dickinson, 1970) yaitu: (1) detrital, mud kaya lempung atau disebut
protomatriks (terbawa langsung saat pengendapan), (2) protomatrix yang
terreksritalisasi atau disebut orthomatrix, (3) deformasi dan reksritaslisasi dari
fragmen litik disebut pseudomatrix, (4) kemudian ada juga polimineralik yang
terbentuk dari hasil neokristalisasi saat diagnesis terjadi dan alterasi dari butiran
framework yang menyusun batupasir disebut juga epimatrix, (5) semen filosilikat
homogen, termasuk smektit, klorit, klorit-vermikulit, kaolinit, cheladoniteillite, dan
muscovite, (6) semen nonfilosilikat, menagndung mineral mineral seperti kalsit,
uarsa, dolomit, hematit, mineral mineral fosfat, oksida mangan, dan zeolit.
Membedakan berbagai tipe matrik dan semen dari berbagai jenis batuan mungkin
akan cukup sulit. Tapi analisis tekstural, kimia, dan petrografi yang detil dapat
digunakan untuk membedakan mana kandungan detritus dan non detritus. (Almon,
Fullerton, dan Davies, 1976).
20
terjadi ketika kita ingin membedakan batuan dengan protomatrik dari batuan dengan
matrik diagenetik. Maka, jika memungkinkan, batuan dengan epimatrik kaolinit
berasal dari alterasi diagentik dari feldspar yang secara tekstural sebenernya arenit,
dimana batuan dengan suatu detritus protomatrik illite+klorit akan dianggap sebagai
wacke. Perbedaan ini seringkali sult untuk diamati karena dalambanyak kasus sulit
untuk dibedakan.
6.Semen
Dua kelompok utama material penyusun semen adalah silika dan karbonat.
semen silika hadir dari hasil overgrowth (saling tumbuh). misalnya dua partikel
kuarsa yang bersentuhan dan tumbuh kemudian merekat pada kedua sisinya akibat
aktivitas pelarutan oleh air tanah selama proses diagenesis. atau proses proses lain
yang kompleks.
Semen silika tidak selalu berasal dari kuarsa, hasil larutan mineral mineral
silikat yang lain juga ikut menymbangkan silika pada semen (karena sifatnya yang
lebih mudah terdisintegrasi oleh proses kimia dibandingkan kuarsa yang lebih
resisten).
Kelompok semen kedua yang banyak dijumpai pada batupasir adalah semen
karbonat, seperti kalsit dan dolomit. tentu saja semen karbonat in berasal dari larutan
21
garam kalsium karbonat yang kemudian terpresipitasi membentuk semen, yang
sebelumnya sempat kita bahas sedikit disini (bahwa ia juga memiliki tekstur yang
khas).
Semen semen lain berupa mineral autogenik klorit, zeolit, dan glaukonit juga
bisa hadir sebagai pengganti semen silika dan karbonat pada kondisi tertentu. apapun
semennya yang jelas semua semen ini adalah mineral sekunder yang terbentuk setelah
pengendapan
karena kebanyakan butiran dalam batuan sedimen silisiklastik berasal dari berbagai
tipe batuan yaitu beku, metamorf, dan sedimen, dan mineralogi ditambah dengan
komposisi kimia dari batuan sedimen silisiklastik maka dengan pendekatan
pendekatan yang ada bisa dipakai untuk menentukan source rock yang membawa
batupsir tersebut (provenance analysis). sebagai contoh batupasir yang cenderung
kaya akan besi, magnesium, kalsium sodium, dan potasium maka dapat dibandingkan
tipe source rocknya seperti apa (kemungkinan batuan mafic). sebaliknya ada
batupasir yang kaya kuarsa, alkali feldspar, dan mineral felsik lainnya kemungkinan
mungkin adalah batuan induknya adalah pluton granit dan lain sebagainya.
22
tabel contoh komposisi kimia batupasir diberbagai tempat
Berdasarkan analisis kimia silikon yang hadir dalam oksida silika (SiO2)
merupakan komposisi terbanyak yang ada di batupasir. semetnara alumunium
(Al2O3) memiliki kelimpahan sedang dalam batupasir yang mengandung kaya
feldspar atau rock fragment serta batupasir kaya matrik lempung. dan urang banyak
dalam batupasir kaya kuarsa, yang umumnya tidak memiliki matrik.
Rata rata besi, magnesium, kalsium, sodium, dan potasium kurang banyak
dalam batupasir dibandingin kandungan alumunium. konsentrasi relatif dari unsur
unsur ini sebagai fungsi darimineralogi butiran ukuran pasir dan tipe lempung dan
semen produk diagensis dalam batuan. sebagai contoh batupasir kaya semen kalsium
karbonat atau fosil karbonat yang dapat secara anomali memberikan pengayaan
(menyumbangkan) unsur kalsium dalam analisis kimia.
1.Tekstur
23
konglomerat, batupasir, dan shale (mudrock). terkadang dilapangan dijumpai
percampuran dari material ini, artinya tidak eksklusif sastu jenis saja, maka dari itu
dikenal nomenclature yang dibuat para geologis untuk menyikapi masalah ini.
selanjutnya dikenal lah istilah batupasir lempungan, batupasir lanauan, batulanau
pasiran dan sebagainya. perhatikan skema berikut.
nomenklatur pencapuran sedimen oleh Folk, dan Robinson (dalam Boggs, 2006 hal
129)
Secara ideal kita mungkin berharap seluruh batuan sedimen yang kita jumpai
semua berukuran pasir atau ukurannya seragam. teranyata tidak selalu begitu, untuk
klasifikasi A dan B (gambar diatas) dibuat oleh Folk (1954), untuk A klasifikasi
nomenklatur perbandingan yang lebih kasar, B untuk komposisi tekstur yang lebih
24
halus, sementara C adalah perbandingan 50% yang dibuat Robinson (1949). ketika
ternyata tiap komponen batuan sedimen yang dominan telah diketahui maka
klasifikasi lebih khusus (klasifikasi mineralogi) dapat dilakukan.
25
penamaan khas tekstur batupasir Raymond (2002)
2.Struktur
Struktur mesoskopis telah kita bahas sebelumnya yaitu seluruh struktur yang
kita jumpai dilapangan baik secara internal dalam beds maupun pada skala antar bed.
Sedangkan sturktur makroskpis dinsini menunjukan struktur tubuh formasi batupasir
secara menyeluruh dan bentuk fisik persebarannya terhadap formasi lain. Seperti
berbentuk tabulra, leniticular, membaji (Wedge), Shoestring dan lain lian. Struktur
mesoskopis yah yang banyak kita jumpai di lapangan seperti pada tabel di bawah ini.
26
struktur sedimen yang berkembang pada batupasir (Conybeare dan Crook, 1968
dalam Raymond, 2002)
Dari klasifikasi tersebut (ane yakin udah pada pernahlah yah praktikum di lab
petrografi pasti udah pada tahu yang beginian) lahirlah nama-nama batupasir seperti
27
quartz arenite, quartz wacke, feldspathic wacke, greywacke, lithic arenite, lithic
wacke, dan lain sebagainya.
Kita review skema klasifikasi toblerone plot QFL diatas, fragmen penyusun utama
pasir dalam klasifikasi ada tiga komponen yaitu kuarsa (Q), Feldspar (k-feldspar dan
plagioklas yaitu F) dan fragmen batuan (lithic fragment L), bidang lateral yang
membentuk tobleron adalah meningkatnya kandungan matrik dalam batuan, bila
matrik kurang dari 15% maka batuan disebut batupasir arenite dan bila matrik barada
pada kisaran 15%-75% dinamakan batupasir wacke (greywacke) bila lebih dari 75%
disebut mudstone (bukan pasir lagi udah gak ada yang kasar. selanjutnya tiga
komponen utama ini (QFL) menjadi panamaan bagian depan yang dipadankan
dengan sifat kandungan matriknya tadi (arenite dan wacke) misalnya quartz arenite,
quartz wacke, feldspahtic arente, dan sebagainya. kuarsa menjadi dominasi dalam
28
penamaan (menjadi quarzt arenite or wacke) bila kandungannya terhadap komposisi
batuan mencapai minimal 95%. kemudian feldpar dikatakan akan menjadi batupasir
feldspathic (arenite atau wacke) bila kandungannya dalam fragmen mencapai
minimal 25% dari total fragmen penyusun, begitu juga dengan fragmen litik (fragmen
batuan) minimal harus 25% dari komposisi total fragmen penyusun. dan
perbandingan antara feldspar dan fragmen litik bila komposisinya melimpah lihat
yang dominan dengan batas perbandingan 50%.
Istilah arkose sering digunakan geologis untuk penamaan lain dari feldspathic
arenite secara informal (bahasa slank ala heolohis). istilah lainnya adalah greywacke
merupakan istilah informal untuk batupasir feldspathic wacke. umumnya graywacke
ini batupasir yang kaya matrik dengan komposisi apapun yang telah mengalami deep
burial (pembebanan dan tertimbun dalam/sudah mengalami diagenesis), kaya klorit,
berwarna abu abu gelap sampai hijau gelap, sangat kompak, dan sangat padat.
meskipun istilah ini masih menjadi kontroversi (nama juga bahasa slank sob tapi
sekali kal gak papa lah) karena lebih baik menggunakan nama klasifikasi yang
formal.
29
klasifikasi batupair dari Dott (1964) yang dimodifikasi oleh Guilbert (1982) dan
Skema diatas hampir sama dengan toblerone nya pettijohn (1975) cuma
beda kadar persentase matrik pengisinya saja, di pettijohn matrik sampai 15%
batupasirnya masih bisa dibilang arenite, tapi di Dott (1962 dalam Guilbert 1982)
batupasir dikatakan arenite jika matriknya kurang dari 5%. untuk komposisi
30
komponen QFL nya, kuarsa minimal 90% artinya yang lain (Feldspar dan Litik)
minimal 10% untuk memenangkan nama feldspathic atau litik di depan.
Dott classification for sandstone (bentuk lain skema klasifikasi dott dalam Raymond,
2002)
Selain itu ada juga nih klasifikasi yang populer juga untuk penamaan
batupasir dari Folk, yang ini rada ribet similikiti weleh weleh tapi mudah mudahan
bisa kita pelajari.
31
klasifikasi Folk untuk batupasir
(sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Folk_classification)
Pada klasifikasi folk kurang lebihada dua kelompok nama arkos dan arenit,
dan quartzarenite. cuma kelemahannya matrik diabaikan di folk, tapi bukan berarti
kadar matrik diabaikan dalam penjelasannya (meski diskema tidak dipake). kadar
matrik digunakan untuk mengetahui kadar kematangan (maturitas) dari batupasir.
Pada klasifikasi Folk ini semua yang berhubungan dengan feldspar (kaya
feldspar) maka batuannya akan disebut arkose (masih ingat kan penjelasan nama non
Formal diatas sebenernya ini isu yang dibuat sam boggs hal 129-130
bukan maksud mengadu domba sob tapi begitu adanya silahkan baca link wikipedia
diatas dan sam boggs halaman segitu V^^). sedangkan untuk rock fragmen
(pengganti lithic fragment sama aja), akan jadi arenite dan turunannya. kadar
persentase kuarsa yang cukup tinggi bila mencapai 75% dan kandungan fragmen lain
32
(feldspar dan rock fragment) menurun maka batuannya diberi nama jadi sub,
subarkose dan sublitharenite. untuk kadar kuarsa >95% dinamakan quartz arenite
(bayangin sob semuanya namanya arenite wackenya gak ada).
Sementara fragmen lain yang tidak dapat diplot dalam diagram (fosil, mineral
berat) hanya dijadikan paramter pembanding untuk formasi batuan lain.
33
menyudut maka batuan tidak matang (immature), kemudian submature bila clay <5%
dan butiran menyudut tanggung-membundar tanggung dan terpilah buruk, batuan
dikatakan mature (matang) bila butiran bersortasi baik dan butiran tidak menyudut
dengan sedikit clay, supermature bila butiran membundar bersortasi baik dan tidak
ada clay sama sekali.
34
2.2.6 Jenis Jenis Batu Pasir
diatas udah disebutin kalau batupasir itu ada yang arenit dan wacke, wacke sejatinya
adalah jenis batupasir yang halus dan sangat kompak menunjukan sifat tidak mature
tapi beberapa sumber menyebutnya hasil produk diagenesis, meskipun banyak juga
yang beranggapan bahwa wacke ini merupakan ciri sedime pada endapan turbidit,
dan sedimen pada tepi continental shelves dan oceanic trench. kita akan diskusikan
yang arenite dulu.
1.Quartz Arenite
Batupasir arenit kuarsa memiliki komposisi siliceous grain sampai 90% dari
total tiga komponen penyusun utamanya. dimana butiran ini berasal dari fragmen
kuarsa, rijang, dan batuan quartzose (Boggs, 2006).
Warnanya biasanya abu terang terkadang juga kemerahan, pink, kuning, atau
coklat karena ada campuran oksida besi. biasnya terlitifiaski baik dan tersementasi
baik oleh silika atau karbonat; tapi beberapa ada yang porous dan friable (dapat
diremas). arenit kuarsa ini secara khas berasaosiasi dengan batuan yang diendapkan
pada linkgungan kraton stabil seperti aeolian, beach, dan shelf. cenderung berselang
seloing dengan karbonat laut dangkal, di beberapa kasus, dengan batupasir feldsfatik.
35
Kuarsa arenit ini bisa mengalami recycling sekali atau bahkan beberapa kali
dari batuan source rocknya. menurut pettijohn et al (sand and sandstone 1984) bahwa
first cycle terjadi pada daerah yang basah dimana pelapukan kimia dan fisika sangat
intens dan mienral mineral tidak stabil tidak ikut terendapkan (karena ter transport
atau terurari). sementara multycycle (tertransport jauh) adalah mekanisme yang
paling umum dijumpai pada batupasir kuarsa.
thin section untuk quartz arenite [Q=kuarsa, C= semen kebetulan kalsit tidak ada
overgrowth quartz
36
handspecimen batupasir kuarsa (no scale included)
2.Feldspathic Arenite
Batupasir dikatakan feldspathic arenite (arkose arenite atau arkose) jika kuarsa
persentasenya kurang dari 90% dan jumlah feldspar lebih banyak dari jumlah rock
fragments (Boggs, 2006).
Arenti felspatik tidak dicirikan oleh struktur tertentu struktur sedimen yang
hadir beragam sampai structureless. paralel bedding (umum dan biasa) struktur
paralel lamiasi atau cross laminasi juga umum. fosil dapat hadir khususnya pada
perlapisan yang terbentuk di laut.
37
Feldspathic arenit umum dijumpai pada lingkungan kraton atau setting
paparan stabil (stable shelf setting), meskipun aa juga sebagian kecil yang terbentuk
pada daerah cekungan yang tidak stabil atau sisanya dapat terbentu pada laut dalam.
jika feldspathic arenit ini dipenuhi matrik maka namanya akan disebut feldspathic
graywacke. Pettijohn (1963) menyebutkan bahwa arkose ini menempati 15% dari
total batupasir di nusantara.
Beberapa arkos secara esensial hadir insitu ketika granit dan batuan
berhubungan terdisintegrasi menghasilkan sedimen granular disebut grus. sisa
material ini kemudian akan diangkut dalam jarak transportasi pendek ke arah bawah
lareng dan diendapkan sebagai fan atau (bagian) apron dari akumulasi material,secara
umum disebut clastic wedge. fan ini kemudian dapat berkembang lagi (diendpakan
terus) hingga ke cekungan dan berinterkalasi dengan formasi batuan yang tersortasi
lebih baik. arenit felspatik lainnya mengalami transport dan reworking di sungai ata
laut sebelum mereka diendapkan. batupasir yang ter rework ni umumnya
mengandung sedikit feldspar seperti pada sisa arkos (sebelum yang tidak mengalami
rework lanjut), lebih tersortasi dengan baik dan butirannya lebih membundar. (jadi
bila feldsparnya membundar baik baik di sayatan tipis kemungkinan ini hasil rework
dari sebelumnya or transport lagi lebih jauh).
38
pengangkatan, memudahkan erosi feldspar sebelum mereka terdekomposisi (akibat
pelapukan kimia).
handspecimen arkose
Feldspathic arenite thin section, yang belang belang itu plagioklas (feldspar)
yang putih abu abu itu k-felspar (feldspar) yang koneng koneng (mungkin? karbonat).
yang bercak bercak entah fragmen litik. source dari gugel lupa namanya.
39
3.Lithic Arenite
warna berada pada kisaran abu abu trang, hingga abu abu gelap.
Kebanyakan litharenite memiliki soratasi yang buruk, tapi soratasi ini berkisar
mulai dari sortasi baik hingga sangat buruk. kuarsa membundar tanggung jika hadir.
kematangan kemungkinan submature (lithic wacke) sampai immature. struktur
sedimen yang sering muncul diantaranya evenly bedded (paralel bedding), iregularly
bedded, cross stratified fluvial unit too evenly beded, laterally extensive, gradd,
marine turbidite unit. dapat juga hadir berasosiasi dengan konglomerat fluvial dan
endapan fluvial lainnya, atau berasosisi juga dengan konglomerat laut lebih dalam,
pelagic shale, chert, dan submarine basalt.
Lithic arenite seca khas menunjukan komposisi immature dan barada pada
kondisi deposisi dimana voulume material yang tidak stabil (feldspar) cukup banyak
diproduksi. seca mekanis karakter yang lemah dari kebanyakan litharenit pada
batupasir menunjukan kemungkiannya berasal dari sumber berelief tinggi
(pegunungan, gunung dll). litharenite dapat diendapkan pada lingkungan non marin
seperti pada bagain proksimal alluvial fans atau lingkungan fluvial lainnya. secara
alternatif mereka diendapan pada foreland basin, berdekatan dengan fold-thrust belt,
atau ditransprotasikan oleh sungai yan gbesar menjauhi kontinen ke delta dan
lingkungan laut dangkal. sedimen litik diendapkan pada daerah coastal (pantai)
mungkin saja dapat ter transport kembali ke laut dalam oleh arus trubdiit atau oleh
mekansime sediment gravity flow lainnya. sedimen laut dalam ini secara khas akan
mengalami deep burial (karena tentu saja selama dia masih laut maka sedimentasi
40
akan terus berlangsung ketutup deh yang udah ngendap duluan otomatis itu..)
metamorfisme dapat berkembang selanjutnya (kalo gak keangkat dan terus terusan
tertimbun dan terjadi subsiden) atau bisa saja kebentuk greywacke bila diagenesis
terjadi dengan baik.
Menurut Pettijohn (1963) batupasir litik arenit dan greaywacke bersama sama
keduanya menempati setengah dari total seluruh batupasir yang ada di bumi. (O.O).
litharenite thin section (bercak bercak dan fragmen kasar itu adalah fragmen
batuan, karena bentuknya haslus sekali kemungkinan (mungkin ye) ini sedimentary
41
rock origin entah lamepung, etnah lanau entahlah). semennya itu yang biru biru, tapi
entahlah kayaknya udah keubah dan keganti sama semen kaolinit kata:
http://picasaweb.google.com/lh/photo/kHKEjMEIIRPhPh_RKQIdPw
1.Arenite
Arenit terbentuk dari pasir hasil transportasi dan pengendapan oleh agen
transportasi yang memilah sedimen dengan baik, memisahkan lumpur dan lanau
menyisakan butiran butiran pasir (Raymond, 2002). Selama proses ini, sedimen
berbutir halus disapu keluar, sementara sedimen yang kasar tidak ditransportasikan
lagi dan diendapkan pada depositional site.
Agen agen yang mampu melakukan hal diatas diantaranya aliran yang
memiliki kecepatan seragam, longshore current, wave, dan angin. Selaini tu, jika
sedimen yang ada pada source terrane merupakan well sorted sand, maka arus fluvial
dan trubditi mungkin yang memainkan peranan dalam mentranspolrtasikan dan
mengendapakan arenit ini. Arenit juga dapat berkembang dimana pelapukan,
transportasi,dan diagenesis menghilangkan butiran halus dan melarutkan komponen
sedimen yang mudah larut.
Arenit mungkin mengandung lebih dari 5% matrik. Matrik ini menunjukan (1)
kandungan minor ptorotomatrik yang diindepkan atau terinfiltrasi bersama pasir
langsung atau sesaat ketika pengendapan terjadi. (2) merupakan epimatrik yang
berasal dari modifikasi butiran detritus, khususnya feldspar, dan (3) merupakan
ortomatrik ataupun pseudomatrik.
42
yang kemudian menghasilkan rekrstalisasi pada bidang kontak antar butiran selama
proses diagenesis terjadi.
Hal yan g paling mecolok dari arenit adalah jenis arenit yang murni arenit
kuarsa, yangmana memiliki butiran lain selain kuarsa dengan porsi yang sangat
sangat sedikit. Pasir kuarsa murni ini berkembang dari hasil (1) extensive working
dari sedimen pada source terrane yang mengandung banyak kuarsa, (2) reworking
dari material sebelumnya yang tersortasi baik, dan merupakan mature sand, (3) deep
weathering dari batuan kaya kuarsa di wource terrane, atau (4) kombinasi dari proses
proses ini. Biasanya pasir ini umunya berupa dune sands, aeolian sand sheets,
strandline stringer sand, dan blanket sand deposit dari marine shelves dan luat
epikontinental. Secara lokal arenit hadir di estuarin (Archer et al 1993) dan endapan
fluvial (Neef et al 1996). Baik itu di marine maupun kontinen dapat menghadirkan
arenit. Arenit kuarsa juga berkembang dimana pelapukan dan proses penghancuran
secara diagenetis terjadi pada fragmen batuan, feldspar, dan butiranlainnya yang pada
akhirnya akan menyisakan residu kaya kuarsa (D.W Lewis, 1984;McBride, 1984
dalam Chandler, 1988; M.J. Johnsson, 1990). Meski Proses ini kemungkinan terjadi
sebelum atau selama transportasi, dibandingkan selama atau sesudah litifikasi
(diagensisinya itu sendiri).
43
entah erosi, transportasi, dan dan pengendapan yang belum terabrasi (hancur, rusak)
selama transportasi. Kondisi juga kondisi lain yang diperlukan yaitu butiran feldspar
tidak hancur dalam proses diagensis selama litifikasi terjadi. Dekomposisi tidak
intens, dan transportasi singkat, serta sejarah single-cycle transportation diperlukan
untuk mengendapkan butiran feldspar, tapi kehadiran second-cycle juga hadir pada
kondisi iklim tropis (Krynine, 1935) mengindikasikan bahwa kondisi ini tidak
merupakan kondisi satu satunya yang menghasilkan feldspar (dekomposisi di daerah
tropis pelapukan mudah sekali terjadi).
Relief yang tinggi serta ersoi yang cepat juga brkontribusi dalam perservasi
feldspar. Maka Pettijohn, Potter, dan Siever (1987 hal, 155) menyimpulkan bahwa
pasir feldspatik dapat hadir baik melalui kondisi iklim tertentu (rigoroud climate)
yang memungkinkan dekomposisi tidak terjadi, atau melalui percepatan erosi pada
area berrelief tinggi. Clear sob? Hopefully yes.
2.Graywacke
Ciri batupasir ini biasanya sangat kompak (karena umumnya umur tua tua dan
telah mengalami deep burial diagenesis). karakterisitiknya dicirikan oleh kaya matrik
(pasir halus, lanau, dan lempung) sebagai matrik (dalam klasifikasi tobleron antara
15-75%, dalam guilbert dan dott antara 5-50%) ketika telah sementaasi dan
terlitifikasi dengan sangat baik maka kompak sangatlah dia begitu kurang lebih .
44
lempungnya. dan karena banyak lempung pasti sortasinya buruk (matriknya 50%
fragmennya juga 50%). maka kemungkinan tempat kehadiran batupasir ini di alam
sekitar laut dalam (daerah trench), kontinental shelves (stable continental crust),
hingga lingkungan turbidite (laut dalam). banyak para ahli yang masih
mendebatkannya apakah memang begitu ataukah ini pure produk diagenesis (yah..
kalo banyak mineral autigeniknya mah sob, matrik (lempungnya insitu) nya he euh
atuh si etah produk ti diagenesis tapi mun henteu? kumaha? lain pan nyak?). paling
mungkin dan banyak adalah aktivitas arus turbidit, arus turbidit di laut dalam (dasar
abysal plain setelah dia jatuh dari slope atau sampe continental rise lah yah) akan
menghasilkan arus acak dan mengendapkan struktur struktur yang menunjukan pola
sortasi yang buruk (ex: graded bedding). nah sortasi buruk ini kan pasti ukuran
butirnya cemacem ada lempung, pasir kasar dsbnya, karena doi punya sejarah short
distance transport jadilah dia immature.. yang bikin dia super kompak tadi karena
masalah umur dan diagensis saja makanya kalau ada sedimen lebih halus (lempung,
or shale, or silt) tersementasi kuat dan telah terkompaksi+terlitifikasi
45
lithic wacke dari :
upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/Feldspathic-
wacke.jpg/371px-Feldspathic-wacke.jpg
2.Wacke
Wacke dapat hadir di sikuen kontinental, transisi, dan marin. Pada lingkungan
kontinental dapat terbentuk pada alluvial fan, di fluvial channel dan pada floodplains,
46
dan lacustrine delta. Lingkungan transisi yang mana wacke ini dapat juga
berkembang pada esturarin, delta, dan pada tidal flat-strandline type beberapa (gak
banyak). Pada lingkungan marine, wakce mungkin dapat terbentuk pada shelf, tapi
juga pada slope (laut dalam) melalui arus contourite dan bassin plain turbidite
(endapan turbidit banyak wackenya).
Biar menghemat kata endapan turbidit kita singkat aja jadi turbidit ya om..
oke, turbidit ini dicirikan oleh sikuen kompelt atau parsial dari sikuen Bouma.
Udah banyak yang tau lah ya bagaimana sikuen bouma ini. Sikuen ini menurut
refernsi lain dari Mutti dan Ricci-Lucchi (1972) menyebutkan bahwa endapan kipas
laut dalam (submarine fan tempat endapan turbidit ini mengendap) memiliki
setidaknya tiga litofasies (dari sikuen pada submarine fan ala mutti dan Ricchi-
Lucchi) yaitu fasies C, D, dan E (mutti dan Ricci-Lucchi, 1972). Litofasies ini hadir
di channel, fan lobe, interchannel, dan basin plain (Mutti dan Ricci-Lucchi, 1972;
Shanmugam dan Miola, 1985). Tapi juga bisa hair di submarine ramp (Postma,
1981a; Chan dan Dott, 1983; Heller dan Dikinson, 1985; Surlyk, 1087). Selain
endapan lain dengan mekanisme sand (grain) flow deposits juga dapat hadir pada
submarin fan untuk fasies Mutti dan Ricci-Lucchi A dan B yang bertstruktur massive
dan berlapis. Batuan ini terbentuk pada submarine canyon dan fan channel. Diketahui
dari rekaman geologi bahwa baik endapan turbidit dan sand (grain) flow ini
mengandung wacke.
Beberapa basin-floormarine fan hadir dengan stutkur sandy slump dan sandy
debris flow deposit (Shanmugam et al., 1995). Batuan ini tidak banyak mengandung
47
sikuen Bouma, normal grading, dan gradasi pada bagian atas kontak dari turbidit.
Bagaimana hubungan umum endapan ini pada rekaman stratigrafi belum diketahui.
Wacke juga bisa hadir pada lingkungan shelf dan contourite pada lereng.
Contourite seperti telah dijelaskan pada postingan sebelumnya adalah suatu jenis
akumulasi batuan sedimen yang terdiri dari material sedimen yang diendapkan
melalui ars yang paralel sepanjang kontur lereng dan bukan ke arah bawah lereng
(seperti pada arus gravitasi yang umum bekerja). Arus ini bisa disebabkan karena
gesekan gempa laut (yang juga disertai dengan likuifaksi dan arus gravitasional) atau
karena rotasi bumi dimana tubuh air laut dapat menggerus tubuh lereng. Arus ini juga
dapat hadir melalui bottom current yang mengalir sejajar dengan lereng (sejajar
lateral) dan mengggerus sediemn yang telah diendapkan sebelumnya (Heezen,
Hollister, dan Rudiman, 1966; Bouma dan Hollister, 1973; Stoker et al., 1998).
Kontorit batupasir dicirikan oleh perlapisan tipis, laminasi silang siur, dan strutktur
bioturbasi (Lovell dan Stow, 1981).
Kontorit dapat berkembang pada berbagai tubuh dari air air yang dalam yang
mana bottom current dapt berkembang. Secara khas, mereka hadir pada sikuen
marein, tapi juga dapat hadir pada endapan danau (T. Johnson, Carlson, dan Evans,
1980).
48
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel
penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir
dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada
suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-
sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir
paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum
yang bersifat menentang laju arus.
Batulempung menurut adalah batuan yang pada umumnya bersifat plastis,
berkomposisi hidrous alumunium silikat (2H2OAL2O3. 2SiO2) atau mineral lempung
yang mempunyai ukuran butir halus (batulempung adalah batuan sedimen yang
mempunyai ukuran butir kurang dari 0,002 atau 1/256 mm).
49
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Chester, R. 2001. Marine Geochemistry. Unwin HymanLtd, London
Bunte, K dan Steven A. R. 2001. Sampling surface and subsurface particle-
size distributions
in wadable gravel- and cobble-bed streams for analyses in sediment transport,
hydraulics, and streambed monitoring. Gen. Tech. Rep. RMRS-GTR-74. Fort
Collins. CO: U.S. Department of Agriculture. Forest Service. Rocky
Mountain Research Station.
Hutabarat S. dan Evans S.M., 2008. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI
Press.H. Riyono,2000.Metode Analisis Air Laut, Sedimen danBiota. Buku 2.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI, Jakarta.
Rifardi, 1994. Analisis Ukuran Butir Sedimen di Perairan Estuaria, Sungai
Oura dan Sekitar Okinawa, Jepang Selatan. Terubuk XX: 60-71.
____ 2008a. Tekstur Sedimen; Sampling dan Analisis. Pekanbaru: Unri Press.
____ 2008b. Ekologi Sedimen Laut Modern. Pekanbaru: Unri Press.
Wenworth C.K., 1922. A Scale of Grade and Class Terms for Clastic
Sediments. The Journal of Geology 30: 377-392
50