Makalah Teknik Reaksi Kimia Reaktor Gele PDF
Makalah Teknik Reaksi Kimia Reaktor Gele PDF
Oleh :
Cahya Tri Rama 1106070905
Cipto Tigor P.N 1106070810
Sorindah Molina 1106070786
Zainal Abidin 1206314655
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nyalah makalah presentasi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah TRK 2 Reaktor Gelembung 3 Fasa di Industri Kimia ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah Teknik Reaksi Kimia 2 pada semester 6 ini.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan banyak bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Ir. Setiadi, M.Eng selaku dosen mata kuliah Teknik Reaksi Kimia 2 yang
telah pengarahan dan bimbingan kepada kami.
2. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang positif agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami berharap supaya makalah ini dapat menjadi salah satu
sumber referensi ilmiah yang bermanfaat bagi banyak pihak. Terima kasih.
Penulis
BAB I
GAMBARAN UMUM
Pada dasarnya, reaktor gelembung adalah reaktor dua fasa, yaitu gas dan cairan,
yang berbentuk vessel silinder dengan distributor gas (sparger) di bagian bawah reaktor.
Fluida berfasa gas didispersikan melalui sparger, sehingga terbentuk gelembung gas yang
kemudian bergerak melalui fluida berfasa cair yang berada di dalam vessel. Pada
pengembangan reaktor gelembung selanjutnya, gelembung gas bergerak melalui suspensi
yang merupakan campuran fluida berfasa cair dan padatan. Reaktor gelembung model
ini dinamakan dengan reaktor gelembung tiga fasa atau slurry bubble column reactor
(SBC).
Reaktor kolom gelembung diaplikasikan secara luas sebagai kontaktor dan
reaktor mutifasa di industri kimia, biokimia, petrokimia, dan juga metalurgi material.
Reaktor ini memiliki keuntungan selama proses operasi dan perawatan seperti laju transfer
panas dan massa yang tinggi, kepadatan yang tinggi, dan rendahnya harga operasi dan
perawatan reaktor. Reaktor kolom gelembung tiga fasa digunakan dan dioperasikan dalam
teknik reaksi, yaitu dengan adanya katalis dan aplikasi biokimia di mana mikroorganisme
yang digunakan sebagai suspensi padat untuk menghasilkan bioproduk dalam skala industri.
Investigasi parameter disain karakteristik untuk operasi dan peristiwa perpindahan dari
reaktor kolom gelembung telah menyebabkan pemahaman yang lebih baik tentang sifat
hidrodinamika, mekanisme transfer massa dan transfer panas serta sifat aliran yang berjalan
selama proses operasi. Selain itu, saat ini terdapat beberapa studi ilmiah yang meneliti dan
mengembangkan simulasi komputasi dinamika fluida dan model matematika untuk
menggambarkan fenomena yang terjadi pada reaktor kolom gelembung.
Fasa gas yang akan didispersikan dan dialirkan ke dalam reaktor adalah fluida
yang berisi reaktan dari reaksi kimia yang akan dilangsungkan. Fasa gas ini bisa saja
mengandung hanya satu atau lebih dari satu reaktan. Laju alir superfisial fasa gas yang
melalui reaktor harus lebih kecil dari laju alir superfisial fasa cair di dalam reaktor, yaitu
sekitar 0 cm/s sampai 2 cm/s. Laju alir fasa gas akan menentukan pola zona aliran ketiga
fasa yang terbentuk di dalam reaktor.
Fasa cair yang berada di dalam reaktor adalah fluida yang bisa berperan
sebagai reaktan dan/atau produk dari reaksi kimia yang akan dilangsungkan. Fasa cair ini
mengandung reaktan, produk, atau inert. Laju alir superfisial fasa cair di dalam reaktor
harus lebih besar dari laju alir superfisial gas, yaitu sekitar 1 cm/s sampai 50 cm/s
Karena mengkontakkan tiga fasa zat, model aliran yang terjadi di dalam reaktor
selalu berubah-ubah sesuai dengan posisi aliran gelembung. Secara garis besar, fenomena
model aliran yang terjadi di dalam reaktor karena adanya kontak antara ketiga fasa itu
adalah sebagai berikut.
Pada awalnya, fasa cair dan padat di reaktor berada dalam kondisi diam
(kecepatannya adalah nol). Kemudian, gas diinjeksikan ke dalam reaktor melalui
sparger. Beberapa detik setelah gas diinjeksikan, cairan di reaktor mulai bergerak
(kecepatannya lebih dari nol). Pergerakan slurry di dalam reaktor merupakan hasil dari
gaya seret yang bekerja pada elemen-elemen fluida. Gelembung gas mulai bergerak naik
ke permukaan sebagai bentuk reaksi terhadap gaya dorong yang diarahkan ke atas. Gaya
apung dan gaya seret adalah dua komponen gaya yang paling mempengaruhi
kesetimbangan gaya vertikal di antara ketiga fasa.
Selama proses pergerakan gelembung gas melalui slurry, terjadi
perubahan konsentrasi padatan yang berada di dalam reaktor. Semakin tinggi kolom
gelembung, maka konsentrasi partikel-partikel padatan yang berada di dalam reaktor
akan berkurang. Hal ini dikarenakan adanya proses sedimentasi pada partikel padat,
sehingga konsentrasi padatan yang tinggi hanya berada di bagian bawah reaktor.
Jika aliran gelembung gas yang melalui slurry diamati secara tiga dimensi,
maka diperoleh hasil observasi berupa gambar berikut. Gambar 2 dan gambar 3
menunjukkan zona sirkulasi cairan dan padatan saat gelembung gas bergerak melalui
slurry.
Gambar 4. Jenis reaktor gelembung-kolom : a) kolom gelembung sederhana, b) Cascade gelembung kolom dengan
nampan saringan, c) kolom gelembung isian, d) Multishaft gelembung kolom, e) kolom gelembung dengan
mixer statis
(Sumber: Zehner, 2005)
Pencampuran kembali gas dan fasa cair dalam kolom gelembung sederhana dan
distribusi tidak merata gelembung gas sepanjang penampang dapat dikurangi dengan
pemasangan nampan (Gambar B), kemasan (Gambar C), atau poros (Gambar D). Semua
perangkat ini dapat beroperasi baik searah atau secara berlawanan. Untuk mengatur
kemungkinan aliran gelembung yang paling homogen, elemen mixer statis juga dapat
ditempatkan di bagian aliran naik (Gambar E). Reaktor gelembung tiga fasa, atau three
phase bubble column reactor, merupakan salah satu jenis reaktor dan kontaktor multifasa
yang banyak digunakan di dalam industri kimia, petrokimia, biokimia, dan metalurgi.
Reaktor gelembung paling banyak diaplikasikan di dalam proses kimia yang
meliputi reaksi oksidasi, klorinasi, alkilasi, polimerisasi, dan hidrogenasi, proses
pembuatan synthetic fuels dengan menggunakan konversi gas, serta proses biokimia
seperti fermentasi dan pengolahan air limbah. Di bawah ini akan dibahas dua contoh reaksi
yang terjadi karena adanya kontak ketiga fasa di dalam reaktor gelembung, yaitu proses
Fischer-Tropsch dan proses fermentasi.
Kolom gelembung digunakan dalam kaskade ketika distribusi waktu tinggal yang
sempit diperlukan, misalnya, untuk mencegah atau membatasi reaksi berturut-turut yang
tidak diinginkan. Mengurangi pencampuran balik (yaitu, distribusi waktu tinggal yang
sempit) juga berguna ketika pertimbangan teknik reaksi mendikte bahwa gas harus
diumpankan untuk berbagai titik dalam reaktor atau ketika reaktan cair harus terdegradasi
semaksimal mungkin.
Lilin montan dari batubara coklat harus deresinifikasi, bleaching oksidatif, dan
esterifikasi (opsional). Oksidasi dari lilin terdiri dari beberapa reaksi berturut-turut; tiga
langkah pertama (oksidasi resin dan zat berwarna gelap, saponifikasi lilin montan, oksidasi
alkohol lilin) yang digunakan, sedangkan keempat (degradasi oksidatif asam lilin) tidak.
Distribusi waktu tinggal dalam reaktor harus dikontrol sehingga reaksi yang diinginkan
berjalan tanpa reaksi yang tidak diinginkan terjadi ke setiap penambahan yang terjadi. Oksidasi
dilakukan dalam empat kolom gelembung mengalir dihubungkan secara seri (Gambar 1).
Dalam kolom gelembung pertama, lilin mentah untuk pemutihan diukur bersama
dengan setengah dari jumlah asam kromat yang diperlukan. Udara disediakan untuk
meningkatkan pencampuran reaktan. Asam kromat terpakai dipisahkan dari hilir lilin dari
kolom pertama dan kolom kedua. 25% lainnya dari total asam yang diperlukan akan
ditambahkan ke kolom kedua dan ketiga. Reaksi sebaiknya berlangsung pada 100-125 C dan
1 - 5 bar, dengan waktu tinggal 1-3 jam untuk seluruh kaskade. Entalpi reaksi dihilangkan
dengan penguapan parsial dari air yang terkandung dalam asam kromat. Setelah keluar
dari kolom gelembung keempat, produk teroksidasi, asam terpakai, dan off-gas dipisahkan
dalam dua pemisah.
Gambar 6. Oksidasi lilin montan dalam kolom gelembung kaskade a) Cascade reaktor kolom gelembung, b)
Separator c) pemurnian Final oksidat lilin d) pengolahan gas-Off
(Sumber: Zehner, 2005)
Reaktor gelembung pada dasarnya merupakan tabung silinder dengan gas distributor
di bagian bawah. Gas dilewatkan ke dalam kolom yang berisi fasa liquid atau campuran fasa
liquid dan padatan dalam bentuk gelembung. Reaktor fasa tiga gelembung yang mengandung
fasa solid di dalamnya ini biasa disebut juga dengan istilah slurry bubble column reactors.
Aliran dari faca cair atau slurry dalam reaktor gelembung bisa searah ataupun berlawanan
arah dengan aliran dari fasa gas. Fasa padat yang digunakan biasanya berukuran antara 5
sampai 150 m, dengan fraksi padatan sebesar 50% volume. Fasa gas mengandung satu atau
lebih reaktan, sementara fasa liquid biasanya merupakan bagian yang mengandung produk.
Terkadang zat-zat yang inert juga digunakan sebagai fasa liquid karena fasa liquid
disini kebanyakan hanya berfungsi sebagai media pembawa saja. Sementara untuk fasa padat
biasanya merupakan katalis yang akan mempercepat berlangsungnya reaksi. Penggambaran
dari reaktor fasa tiga gelembung dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
Dapat dilihat bahwa reaktor gelembung tiga fasa terdiri dari gas distributor atau gas
sparger pada bagian bawah. Sparger ini berfungsi sebagai pembentuk gelembung dan
penyebar fasa gas sehinga tersebar merata dalam reaktor. Penggunaan gas distributor ini lebih
efektif untuk membuat distribusi gas menjadi seragam jika dibandingkan dengan
penggunaan mixer. Selain itu, penggunaan sparger memungkinkan reaktor ini untuk bekerja
secara kontinu.
Katalis padat yang digunakan dalam reaktor bisa dimasukkan dalam dua cara,
yang pertama adalah dicampurkan dengan fasa liquid untuk kemudia dibawa oleh fasa liquid
bergerak melewati reaktor. Campuran dari fasa liquid dan fasa padat ini membentuk slurry.
Slurry yang bergerak ke dalam reator kemudian dikontakkan dengan gelembung fasa gas
yang biasanya
merupakan reaktan. Kontak antara fasa gas dengan slurry dilakukan dengan melewatkan gas
ke dalam sparger kemudian dilewatkan ke dalam kolom yang berisi slurry. Karena
prosesnya adalah proses yang kontinu sehingga cukup dengan menggunakan sparger saja
proses pencampurannya bisa menjadi seragam. Produk hasil reaksi yang dihasilkan dan
terbawa oleh slurry dapat dipisahkan dari slurry karena adanya perbedaan densitas dimana
produk hasil reaksi yang densitasnya lebih rendah akan keluar kebagian atas reaktor
sementara fasa padat atau slurry yang densitasnya lebih tinggi akan kembali ke bagian
bawah reaktor untuk dialirkan kembali. Penggunaan katalis yang dicampurkan dengan
fasa liquid ini dapat dilihat dalam gambar.
Sementara cara lain yang digunakan untuk memasukkan katalis padat dalam
reaktor adalah dengan menjadikan katalis padat menjadi fasa diam dalam reaktor. Fasa
diam ini bisa dicapai dengan meletakkan katalis padat di atas tray-tray yang dipasang di
dalam reaktor. Selain itu bisa juga dengan menempelkan katalis pada dinding-dinding
reaktor. Namun demikian cara kedua ini ternyata kurang efektif jika dibandingkan dengan
penggunaan slurry. Cara kedua ini konversinya akan lebih rendah jika dibandingkan
dengan reaktor yang menggunakan slurry dikarenakan pada reaktor yang menggunakan
slurry, pencampuran antara fasa padat, fasa gas, dan fasa liquid akan menjadi lebih
seragam dan kontak yang terjadi diantara ketiganya juga menjadi lebih sering jika
dibandingkan dengan menggunakan fasa padat sebagai fasa diam di ndalam reaktor.
Gambar 11. Skema Zona Aliran pada Reaktor Gelembung Tiga Fasa
(Sumber: Kantarci, 2004)
Zona homogen, atau dikenal juga dengan zona bubbly flow, terjadi saat laju alir
superfisial gas rendah sampai sedang, yaitu di bawah 5 cm/s. Ciri khas dari zona ini adalah
adanya pergerakan gelembung-gelembung kecil secara vertikal, dengan adanya sedikit
osilasi transversal dan aksial. Ukuran dari gelembung yang terbentuk umumnya cukup kecil,
tapi tergantung pada sifat distribusi fasa gas dan sifat fisika fasa cair yang dipilih.
Zona heterogen, atau dikenal juga dengan zona churn-turbulent, terjadi saat laju alir
superfisial gas tinggi, yaitu lebih dari 5 cm/s. Ciri khas dari zona ini adalah munculnya
gangguan pada zona homogen karena adanya turbulensi aliran fasa gas dan fasa cair. Ukuran
dari gelembung yang terbentuk di dalam reaktor tidak lagi homogen, tapi berbeda-beda.
Zona slug sejauh ini hanya diobservasi terjadi pada reaktor yang berdiameter
kecil, yaitu skala laboratorium, dengan laju alir superfisial gas yang sangat tinggi. Sesuai
dengan namanya, gelembung yang terbentuk di dalam reaktor berukuran cukup besar.
Gelembung berukuran besar ini kemudian distabilkan oleh dinding reaktor, sehingga
terbentuk slug.
Gambar 12. Peta Zona Aliran pada Reaktor Gelembung Tiga Fasa
(Sumber: Kantarci, 2004)
Laju transfer massa keseluruhan per satuan volume dispersi dalam kolom gelembung
dipengaruhi oleh koefisien transfer massa sisi-liquid k1a dengan mengasumsikan
bahwa hambatan pada sisi gas diabaikan. Dalam reaktor kolom gelembung, k1a dipengaruhi
oleh variasi luas permukaan kontak
Salah satu keunggulan jenis reaktor gelembung 3 fasa ini adalah laju perpindahan
panas dalam reaktor ini 100 kali lebih besar daripada aliran fasa tunggal. Pengukuran
perpindahan panas pada sistem dua dan tiga fasa dapat dibagi menjadi :
(1) Perkiraan koefisien transfer panas bed menuju dinding kolom
(2) Perkiraan koefisien transfer panas obyek tenggelam menuju bed
Pengukuran koefisien perpindahan panas memerlukan sumber panas dan
pengukuran suhu permukaan dan bed kolom. Untuk memperkirakan koefisien transfer
panas lokal sesaat h (W/m2.oC) untuk obyek yang dipanaskan menuju sistem bed misalnya,
maka diperlukan nilai perbedaan suhu antara permukaan probe dan suhu ruah (T,oC) dan
fluks transfer panas (Q, W/m2).
Koefisien transfer panas meningkat dengan kenaikan suhu, laju superfisial gas, dan
ukuran partikel. Sebaliknya, koefisien transfer panas akan menurun dengan dengan kenaikan
liquid viskositas dan densitas partikel. Peningkatan koefisien transfer panas dengan kenaikan
konsentrasi padatan diiringi dengan peningkatan viskositas slurry yang menghasilkan ukuran
gelembung yang lebih besar dan kecepatan naik gelembung yang lebih besar serta laju transfer
panas yang lebih besar. Pengukuran transfer panas pada arah aksial menunjukkan bahwa
koefisien transfer panas pada daerah bulk lebih tinggi daripada di daerah distributor. Koefisien
transfer panas pada bagian tengah kolom lebih tinggi dibandingkan pada bagian dekat dinding
kolom. Hal ini disebabkan karena gelembung besar berkumpul pada bagian tengah kolom dan
gelembung besar lebih efektif dalam mendukung transfer panas pada sistem.
Gambar 14. Korelasi Koefisien Transfer Massa untuk Reaktor Gelembung
(Sumber: Kantarci, 2004)
BAB IV
KESIMPULAN
Reaktor ini memiliki keuntungan selama proses operasi dan perawatan seperti laju transfer
panas dan massa yang tinggi, kepadatan yang tinggi, dan rendahnya harga operasi
dan perawatan reaktor.
Reaktor kolom gelembung pada dasarnya adalah sebuah bejana berbentuk silinder
dilengkapi dengan distributor gas pada bagian bawah.
Reaktor kolom gelembung tiga fasa diaplikasikan dalam proses industri yang melibatkan
reaksi seperti oksidasi, klorinasi, alkilasi, polimerisasi, dan hidrogenasi, dalam proses
pembuatan bahan bakar sintesis dengan konversi gas serta fermentasi dan pengolahan
air limbah biologis dalam proses biokimia.
Contoh proses industri yang dilakukan dalam reaktor gelembung 3 fasa adalah proses
Fischer Tropsch, proses fermentasi, proses hidroformilasi, dan proses oksidasi lilin
Montana.
Sesuai dengan namanya, yaitu reaktor gelembung tiga fasa, reaktor ini merupakan suatu
reaktor yang mengkombinasikan sifat-sifat fluida gas, fluida cair, dan padatan untuk
menunjang proses terjadinya suatu reaksi kimia.
Reaktor gelembung tiga fasa terdiri dari gas distributor atau gas sparger pada bagian
bawah.
Konsep desain reaktor gelembung 3 fasa harus memperhatikan liquid hold up, gas
hold up,karakteristik gelembung yang terbentuk, transfer massa, serta transfer panas.
MAKALAH TEKNIK REAKSI KIMIA 2 2014
DAFTAR PUSTAKA
Anil, M., V. K. Agarwal, M. Siraj Alam, dan K. L. Wasewar. 2007. CFD Modelling of
Three-phase Bubble Column: 1. Study of Flow Pattern. Chem. Biochem. Eng. Q., 21
(3): 197205.
Jakobsen, Hugo A. 2008. Chemical Reactor Modeling: Multiphase Reactive Flows.
Jerman: Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
Kantarci, Nigar, Fahir Borak, dan Kutlu O. Ulgen. 2004. Bubble column reactors.
Process Biochemistry, 40: 22632283.
Sheikh, Ashfaq. 2007. Bubble and Slurry Bubble Column Reactors: Mixing, Flow Regime
Transition and Scaleup. Sever Institute of Washington University, USA.
Troshko, Andrey A. dan Franz Zdravistch. 2009. CFD Modeling of Slurry Bubble Column
Reactors for Fischer-Tropsch Synthesis. Chemical Engineering Science, 64: 892903.