Panduan
Perhitungan debit andalan
Ketersediaan air yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air dan dihubungkan dengan
probabilitas (kemungkinan terjadi) disebut debit andalan.
Perhitungan debit andalan yang dipergunakan untuk perencanaan berbagai pemanfaatan SDA dan
perencanaan pelaksanaan alokasi air mempunyai nilai probabilitas yang berbeda diantara jenis
pemanfaatan SDA, misalnya untuk kebutuhan air irigasi biasanya digunakan debit yang mempunyai
keandalan 80% atau diharapkan terlampaui dengan probabilitas 80%, sedangkan kebutuhan air
minum 95% , industri 90%, meningkatnya nilai probabilitas disebabkan agar ketersediaan air lebih
terjamin karena kegagalan yang terjadi akibat dari tidak dapat terpenuhinya kebutuhan air tersebut
akan menimbulkan dampak yang besar.
Perhitungan debit andalan umumnya disesuaikan dengan sistem pemberian air yaitu debit sepuluh
harian atau setengah bulanan maupun bulanan.
Berdasarkan data debit rata-rata harian yang diperoleh dari pos hidrometri/pos duga air atau bending
maka disusun seri data debit per satuan waktu (sepuluh harian/setengah bulanan/bulanan)
Debit rata-rata setengah bulanan pertama dihitung mulai dari tanggal 1 sampai tanggal 15, dan
setengah bulanan kedua mulai dari tanggal 16 sampai hari terakhir pada bulan itu.
Untuk sepuluh harian, debit sepuluh harian pertama di hitung mulai tanggal 1 sampai 10; sepuluh
harian kedua mulai tanggal 11 sampai 20 dan sepuluh harian ketiga mulai tanggal 21 sampai akhir
bulan.
Data debit yang digunakan dalam perhitungan debit andalan harus memenuhi kriteria sbb:
a. Memiliki panjang data pencatatan data minimal 10 tahun
b. Terhadap data yang akan dianalisa telah dilakukan pengujian data (verifikasi/validasi terhadap
data debit)
c. Bilamana panjang data kurang dari 10 tahun, maka perlu dilakukan analisa:
o Pengisian data kosong
o Perpanjangan data debit dengan menggunakan model hujan - aliran
Terdapat banyak jenis distribusi frekuensi, tetapi untuk penentuan debit andalan, distribusi normal
biasanya dapat diterapkan dalam batas-batas kesalahan yang wajar.
Contoh perhitungan debit andalan setengah bulanan dengan menggunakan metoda Distribusi
Normal diberikan dalam tabel 1 (halaman 1 dan 2).
Langkah 1 :
Susunlah satu tabel data setengah bulanan (lajur 2 sampai 11) untuk semua data yang tersedia,
seperti dicantumkan di Halaman 1 Tabel 1. Jumlahkan debit bulanan selama periode pencatatan
(lajur 12). Hitung rata-rata (lajur 13) untuk tiap setengah bulanan.
Langkah 2 :
Hitunglah SD (Devisi Standar) seperti dalam persamaan diatas. Mula-mula, ambil Xi (debit tiap
setengah bulanan) dan Xm (rata-rata debit setengah bulanan untuk periode pencatatan), yang
sudah dihitung. Susunlah suatu tabel seperti dalam halaman 2 tabel 1
Langkah 3 :
Hitunglah Xi - Xm dan kuadratkan hasilnya, untuk tiap setengah bulanan dan untuk tiap tahun
pencatatan (lajur 4 sampai 23).
Langkah 4 :
Jumlahkan lajur-lajur 14 sampai 23 (kesalahan kuadrat rata-rata setengah bulanan), seperti dalam
lajur 24.
Langkah 5 :
Bagilah jumlah tersebut dengan jumlah tahun pencatatan (r dalam persamaan 3.2) dikurangi 1 (10
tahun data kurang 1 = 9), seperti dalam lajur 25.
Langkah 6 :
Ambil akar kuadrat dari hasilnya (akar kuadrat dari lajur 25) seperti dalam lajur 26.
Dari debit andalan yang dihitung itu (lajur 27) dapat dilihat bahwa debit andalan setengah bulanan
yang terendah untuk musim-musim tanam (diluar Juli sampai Oktober) adalah untuk Juni kedua
yaitu 104 1/s.
b. Lengkung kekerapan
Perhitungan debit andalan dengan cara menyusun data debit dari kecil ke besar. Debit andalan
dengan prob 80% ditentukan berdasarkan urutan data sesuai dengan rumus penetapan ranking
sbb:
R = (N + 0,25) * P + 0,375
dimana :
R = ranking
N = Jumlah data
P = peluang/ probabilitas kegagalan
Untuk perhitungan debit andalan , dimana kemungkinan terlampaui sebesar 80% dan kegagalan
yang mungkin terjadi adalah sebesar 20% , maka dalam hal ini nilai P adalah sebesar 0,2
Berdasarkan data pada tabel 2 , maka jumlah data (N) adalah 18 dan P = 0,2 maka
R = (18+0,25)*0.2+0,375 = 4,025
Maka Perkiraan debit andalan 80% tersebut akan diperoleh pada data antara data ke 4 dan 5
setelah rangking. Dengan menggunakan data yang ada maka yang mendekati nilai perhitungan
tersebut adalah 4,2 m3/det (lihat Tabel 2)
Sebelum melakukan perhitungan sebaiknya plot grafik hubungan antara curah hujan dan aliran
untuk melihat hubungan keduanya dan pengecekan data yang dianggap tidak sesuai
(dalam mm) seperti terlihat pada gambar 1
Langkah 1 :
Susunlah satu tabel jumlah curah hujan setengah bulanan (lajur 2 sampai 11) untuk semua tahun
data yang tersedia, seperti dicantumkan dalam halaman 1 Tabel 11.5. Jumlahkan semua jumlah
curah hujan setengah bulanan selama periode catatan (lajur 12). Hitunglah rata-rata (lajur 13)
untuk tiap setengah bulanan.
Langkah 2 :
Hitunglah SD (deviasi standar) seperti dalam Persamaan 3.2. Mula-mula, ambil X 1 (tiap jumlah
curah hujan setengah bulanan) dan Xm (rata-rata jumlah curah hujan setengah bulanan untuk
periode catatan). yang sudah dihitung, susunlah suatu tabel seperti dalam Halaman 2 Tabel 11.5.
Langkah 3 :
Hitunglah Xi - Xm dan kuadratkan hasilnya, untuk setengah-bulanan dan untuk tiap tahun
pencatatan (lajur 14 sampai 23).
Langkah 4 :
Jumlah lajur 14 sampai 23 (kesalahan kuadrat rata-rata setengah bulanan), seperti dalam lajur
24.
Langkah 5 :
Langkah 6 :
Tarik akar kuadrat dari hasilnya (akar kuadrat lajur 25) seperti dalam lajur 26.
Langkah 7 :
Mengikuti Persamaan 3.3, Curah Hujan Andalan 80% sama dengan Xm - 0,84 * SD, atau lajur 13
dikurangi (0,84 * lajur 26), seperti dalam lajur 27.
Langkah 8 :
Susunlah satu tabel seperti Halaman 3 Tabel 11.5. Curah Hujan 80% dari lajur 27 Halaman 2
dipindahkan ke Halaman 3, demikian juga untuk lajur-lajur 10 dan 11 dari Halaman 1. Data debit
yang tersedia untuk dua tahun yang sama kemudian ditambahkan pada tabel itu. Kedua tahun ini
dipakai sebagai tahun contoh, dengan asumsi bahwa ada data curah hujan dan data debit
untuk dua tahun tersebut.
Langkah 9 :
Buatlah suatu perbandingkan antara curah hujan andalan 80% (lajur 27) dengan data setengah
bulanan yang sebenarnya (lajur 10 dan 11). Dalam contoh, curah hujan andalan setengah bulanan
80% untuk Juni 1 adalah 52 mm. Angka itu dapat dilihat dalam lajur 10 (1990) dan 11 (1991)
bahwa curah hujan untuk Juni 1 tersebut, masing-masing 49 mm dan 55 mm. Terkecuali kalau
kita dapat yakin tentang debit andalan, maka kita harus mengasumsikan hal yang lebih pesimistik.
Oleh karena itu, tahun yang dipakai untuk mewakili curah hujan andalan 80% haruslah tahun
1990, bukan tahun 1991. Debit untuk Juni 1, 1990 (lajur 28) adalah 90 1/s. Ini akan dipakai
sebagai debit andalan yang diharapkan.
Kalau membandingkan pengamatan curah hujan setengah bulanan dengan perhitungan curah
hujan andalan 80%, perbedaan harus tidak lebih dari 10%. Kalau lebih besar dari 10%, maka
metoda ini dianggap tidak dapat diterima.
Tabel 1