A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
TB paru BTA positif kasus baru di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
kelamin, alamat, dan berat badan responden dari pojok DOTS Poli
Paru RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dan data primer
2. Analisis Bivariabel
antara status gizi yang berskala nominal dengan konversi sputum yang
memenuhi syarat yaitu nilai expected kurang dari 5 tidak lebih dari
20% dari total sel. Hasil yang didapatkan adalah terdapat hubungan
resiko relatif (RR) sebesar 2,06 yang berarti pasien dengan gizi buruk
memiliki resiko 2,06 kali lebih besar untuk terjadi gagal konversi
+
rumus .
+
B. Pembahasan
bermakna antara status gizi dengan konversi sputum pada pasien TB paru
BTA positif kasus baru yang artinya pasien dengan status gizi yang buruk
lebih beresiko terjadi gagal konversi dibandingkan pasien dengan gizi baik.
konversi sputum dengan nilai p=0,001 dan OR=3,500 yang berarti pasien
32
dengan gizi kurang mempunyai resiko 3,5 kali lebih besar untuk terjadi
yang berarti pasien dengan status gizi yang buruk mempunyai resiko 3,31
kali lebih besar untuk terjadi gagal konversi dibandingkan pasien gizi baik
badan yang signifikan. Terdapat hubungan dua arah antara gizi buruk
menggunakan lebih banyak protein yang berasal dari makanan untuk proses
al., 2009).
penurunan produksi interleukin (IL)-2 dan interferon (IFN) dari sel T dan
33
TB. Peningkatan berat badan <5% dalam waktu 2 bulan pengobatan akan
nutrisi dan konseling perlu diberikan seiring dengan pemberian obat anti
pemulihan fungsi tubuh dalam waktu 6 minggu. Sebanyak 46% dari total
C. Keterbatasan Penelitian
karena data berat badan pada penelitian ini menggunakan data sekunder