Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN MOTIVASI KERJA PANITIA

PENGADAAN BARANG ATAU JASA PEMERINTAH


(Studi Kasus Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah)

Darminto Pujotomo, Zainal Fanani R, Prasetyo Dwi Utomo *)

Abstract
Improvment Job Motivation need to organization for better job. Aims this reserach is redesign job of
procurement comitte in Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah for improving job motivation. This reserach
based on job characteristic, such various skills, job identification, job significant, otonomy, and feedback. The
method Job Doiagnostic Survey (JDS) from Hackman and Oldham, used for queaionaire design in comitte
procurerment responden.
Key words : Procurement, motivation, Job Diagnostic Survey

Pendahuluan
Untuk dapat mencapai tingkat kinerja yang baik sebut pada kenyataannya dimanfaatkan oleh peserta
dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa, dalam lelang/calon penyedia barang/jasa untuk melakukan
Keppres 80/2003 telah ditetapkan persyaratan bagi tekanan-tekanan sehingga memperoleh keuntungan
panitia/pejabat pengadaan sebagaimana tercantum bagi perusahaanya. Hal tersebut terlihat pada kegia-
dalam pasal 10, yaitu harus memiliki integritas moral, tan aanwijzing, dimana kegiatan tersebut yang seme-
disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan stinya digunakan untuk memberikan penjelasan atas
tugas, memahami keseluruhan pekerjaan yang akan pasal-pasal dokumen pemilihan penyedia barang/jasa,
diadakan, memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi ajang untuk melihat celah-celah kelemahan
menjadi tugas panitia/pejabat pengadaan yang ber- panitia oleh peserta lelang/calon penyedia barang /
sangkutan, memahami isi dokumen pengadaan / jasa untuk dimanfaatkan pada proses lelang. (www.
metode dan prosedur pengadaan berdasarkan Keppres bappenas.go.id, 2008)
80/2003, tidak mempunyai hubungan keluarga de-
ngan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya Dari hasil pengamatan dan survey (wawancara) yang
sebagai panitia/pejabat pengadaan, serta memiliki telah dilakukan di Dinas Pendidikan Prov. Jateng
sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah. dapat diketahui sejak tahun 2006 hingga tahun
oktober 2009 tercatat panitia pengadaan yang lulus
Terkait dengan hal tersebut, berdasarkan data dari ujian sertifikasi sebanyak 16 orang dan masih banyak
tahun 2005 sampai dengan September 2009 menge- panitia pengadaan yang belum bekerja secara
nai hasil ujian sertifikasi pengadaan barang dan jasa maksimal, salah satunya masih terjadi keterlambatan
terlihat bahwa dari 485.222 peserta ujian sertifikasi dalam penyusunan maupun penjadwalan dari peren-
pengadaan barang jasa, jumlah peserta yang lulus canaan sampai dengan pelaksanaan. Hal ini sering
hanya 99.095 orang atau 20,4 % yang lulus dari total terjadi karena panitia pengadaan tidak murni sebagai
peserta ujian sertifikasi, dengan rincian lulus L2 panitia, tanggung jawab sebagai pegawai negeri ma-
sebanyak 78.012 peserta (16%) dan lulus L4 se- sih ada dan harus dilaksanakan. Pembelajaran dan
banyak 21.036(4%) peserta serta lulus L5 sebanyak keinginan mengikuti dalam ujian sertifikasi pun tidak
47 (0,4%) peserta. Hal ini menunjukkkan bahwa maksimal. Padahal Sertifikasi ini sangat diperlukan
pemahaman panitia pengadaan secara nasional masih sebagai syarat menjadi panitia pengadaan. Perlunya
belum maksimal. (www.lkpp.go.id) mengetahui tingkat motivasi panitia pengadaan da-
lam melaksanakan tanggung jawab merupakan suatu
Menurut hasil pengamatan di lapangan yang hal positif untuk meningkatkan kinerja dari orga-
dilakukan oleh Bappenas tahun 2008 menunjukkan nisasi maupun kinerja dari pengadaan tersebut.
bahwa 88,65% dari peserta ujian belum memiliki
kemampuan dalam hal pengadaan barang/jasa peme- Dalam organisasi pengadaan di instansi pemerintah
rintah. Panitia /pejabat pengadaan misalnya belum sangat penting memperhatikan motivasi para indivi-
sepenuhnya memahami mengenai keabsahan dan dual panitia pengadaan. Motivasi tersebut akan mem-
keterkaitan antar dokumen pengadaan yang dise- perlihatkan hasil capaian dalam organisasi kepani-
rahkan oleh peserta lelang. Selain itu juga sering tiaan pengadaan yang di harapkan secara bersama-
terdapat perbedaan persepsi mengenai penerapan sama. Untuk mendapatkan hasil capaian organisasi
Keppres 80/2003 dalam proses pengadaan barang / perlu adanya sebuah motivasi yang lebih dari
jasa. Sehingga panitia /pelaksana pengadaan barang / sebelumnya dan melihat pengaruh dari motivasi
jasa seringkali tidak memperoleh kepastian tentang tersebut. Motivasi yang diberikan kepada panitia
penerapan prosedur pengadaan barang/jasa yang pengadaan juga akan mempengaruhi kinerja dari
benar. Selain itu juga, berbagai kelemahan SDM ter- pengadaan itu sendiri.

*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri


Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

TEKNIK Vol. 31 No. 2 Tahun 2010, ISSN 0852-1697 124


Dari penjelasan diatas bahwa motivasi dapat mem- 9. membuat laporan mengenai proses dan hasil
pengaruhi kinerja organisasi pada instansi pemerintah pengadaan kepada pengguna barang/jasa
dalam hal ini kepanitiaan pengadaan. Dari hasil 10. menandatangani pakta integritas sebelum pelak-
suvey dan wawancara panitia pengadaan mengha- sanaan pengadaan barang/jasa
rapkan tujuan dari organisasi kepanitiaan pengadaan
akan tercapai dengan mengetahui tingkat motivasi Job Diagnostic Survey
setiap individu panitia pengadaan yang akan mem- Metode Job Diagnostic Survey (JDS) ini dirancang
pengaruhi performance positif mulai dari peren- oleh Hackman dan Oldham pada tahun 1980 dan
canaan sampai pelaksanaan pengadaan. Oleh karena merupakan instrument untuk mengukur tingkat po-
itu peneliti ingin menganalisis tingkat motivasi tensi motivasi kerja seseorang dalam bentuk kue-
panitia pengadaan barang/jasa yang selama ini masih sioner dengan berdasarkan Model karakteristik
berpengaruh dalam kinerja pengadaan itu sendiri. Jabatan Hackman dan Oldham (Job Characteristic
Model) yang dipopulerkan tahun 1976. Model ini
Tinjauan Pustaka menyatakan bahwa seorang pegawai akan lebih
Motivasi termotivasi dalam melakukan pekerjaan jika jabatan
Menurut Reksohadiprodjo dalam Handoko, motivasi tersebut memiliki atau memenuhi dimensi inti jabatan
adalah keadaan dalam pribadi seorang yang men- yang baik. Dimensi inti jabatan ini akan mempe-
dorong keinginan individu melakukan kegiatan- ngaruhi critical phycological state dan pada akhirnya
kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. akan memepengaruhi hasil kerja (work outcomes).
Jika suatu jabatan memiliki dimensi inti jabatan yang
Pengertian Pengadaan Pemerintah cukup, maka hasil kerja karyawan akan baik dan di
Menurut Keppres No. 80 Tahun 2003, Bagian Kedua ikuti oleh tingginya motivasi karyawan.
Pasal 2; bagian ketujuh pasal 7 pengadaan barang /
jasa adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang di Karakteristik pekerjaan yang diteliti adalah karak-
biayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan teristik pekerjaan menurut Hackman J.R. dan G.R.
secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa Oldham, yaitu : variasi ketrampilan, identitas tugas,
signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik peker-
Sertifikasi jaan. Aspek-aspek ini dapat berfungsi sebagai pendo-
Sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa pemerin- rong motivasi positif bagi para pekerja untuk dapat
tah adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi mengerjakan suatu pekerjaan secara efektif dan
dan kemampuan profesi di bidang pengadaan ba- efisien yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
rang/jasa pemerintah yang merupakan persyaratan performansi kerja pekerja.
seseorang untuk di angkat sebagai pengguna ba-
rang/jasa atau panitia/pejabat pengadaan. Menurut Hackman, J. Richard untuk mengetahui
besarnya potensi motivasi seorang karyawan, maka
Panitia pengadaan barang/jasa dilakukan perhitungan skor potensi motivasi (Motiva-
Tim yang diangkat oleh pengguna barang/jasa untuk tional Potential Score (MPS)) sbb:
melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa. Pa-
nitia barang/jasa dapat merupakan pegawai dari (var iety + identity + significance)
MPS = -------------------------------------------- x otonomi x feedback....(1)
instansi pengguna/instansi lain, memenuhi persyara- 3
tan sebagai anggota panitia. Antara penyedia dan
pengguna memiliki hubungan pelaksanaan tugas Berdasarkan besarnya nilai MPS, Skor potensi moti-
dalam urusan barang/jasa. Sedangkan Tugas, wewe- vasi seorang pegawai di kelompokan dalam tiga ke-
nang dan tanggung jawab panitia/pengadaan meliputi lompok, yaitu
sbb 1. Kelompok tingkat motivasi rendah dengan skor
1. menyusun jadwal dan menetapkan cara pelak- JDS 1-16
sanaan serta lokasi pengadaan 2. Kelompok tingkat motivasi menengah dengan
2. menyusun dan menyiapkan Harga Perkiraan skor JDS 17 - 43
Sendiri (HPS) 3. Kelompok tingkat motivasi tinggi dengan skor
3. menyiapkan dokumen pengadaan JDS 44-125
4. mengumumkan pengadaan barang/jasa melalui
media cetak dan papan pengumumuan resmi Prioritas desain kerja masa depan
untuk penerangan umum dan jika memung- Desain kerja ini merupakan pengembangan yang
kinkan melalui media elektronik dimulai dari industrial revolution dan job
5. melakukan anjwizing simplification termasuk didalamnya teori Hackman
6. menilai kualifikasi penyedia melalui pascakuali- dan Oldham yang memfokuskan 5 implikasi untuk
fikasi atau prakualifikasi desain kerja masa depan, antara lain:
7. melakukan evaluasi terhadap penawaran yang 1. Penyederhanaan Kerja
masuk 2. Ketidakpastian sebagai sebuah Pendahuluan dan
8. mengusulkan calon pemenang Kemungkinan

TEKNIK Vol. 31 No. 2 Tahun 2010, ISSN 0852-1697 125


3. Interdependensi, Tim Kerja, dan Kompleksitas Tabel 1. Tingkat Motivasi Kerja
Sosial Tingkat
4. Permintaan Kognitif dan Aspek Pengetahu- Motivasi Skor Frekuensi Prosentase
an Kerja Kerja JDS
5. Demografis dan Perubahan Kontraktual Tinggi 44-125 5 18,52
Sedang 17-43 18 66,67
Pengolahan dan Analisis Data Rendah 1-16 4 14,81
Karakteristik Responden Sampel Penelitian
Total 27 100
Responden populasi penelitian diambil sebanyak 27
Panitia Pengadaan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah. Dari pengumpulan data yang dilakukan Urutan Dimensi Pekerjaan Keseluruhan Populasi
dapat dideskripsikan karakteristik responden sebagai Pada perhitungan dimensi pekerjaan keseluruhan
berikut ini. populasi yang terlihat pada tabel 2. memiliki nilai
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin tertinggi sebesar 3,08 adalah dimensi Skill Variety.
karakteristik panitia pengadaan berdasarkan jenis Dimensi Skill Variety adalah dimensi pekerjaan yang
kelamin sebagai berikut: berjenis kelamin laki- memilki variasi pekerjaan dan keterampilan peker-
laki sebanyak 20 responden (74,07 %), dan 7 jaan yang tinggi. Dimensi ini menuntut panitia
responden (25,9 %) adalah berjenis kelamin pengadaan untuk mengunakkan kemampuan yang
perempuan. tinggi dan bervariasi dalam menyelesaikan tugasnya.
2. Responden Berdasarkan Usia
karakteristik panitia pengadaan berdasarkan usia Tabel 2. Nilai Dimensi Pekerjaan
sebagai berikut: berusia 30-40 tahun sebanyak 6 Peringkat Nilai rata-rata Variabel
responden (22,22%), berusia 41-50 tahun seba- 1 3,08 Skill Variety
nyak 19 responden (70,37%) dan 2 responden 2 3,07 Feedback
(7,41%) berusia lebih dari 50 tahun. 3 2,96 Task Identity
3. Responden Berdasarkan Lama Bekerja
4 2,85 Autonom
karakteristik panitia pengadaan berdasarkan lama
bekerja adalah sebagai berikut: 1-4 tahun 5 2,64 Task significant
sebanyak 6 responden (22,2 %), dan 21 respon-
den (77,78 %) > 4 tahun. Pada dimensi pekerjaan keseluruhan populasi yang
4. Responden Berdasarkan Sertifikasi memiliki nilai terendah sebesar 2,64 adalah dimensi
karakteristik kepemilikan sertifikasi sebagai pa- Task Significant. Dimensi tersebut adalah dimensi
nitia pengadaan adalah sebagai berikut: Belum pekerjaan yang menunjukkan pengaruh significant
sebanyak 11 responden (40,74 %), L2 sebanyak terhadap orang lain, organisasi maupun masyarakat.
15 responden (55,56 %), L4 sebanyak 1 respon- Dimensi ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman
den (3,70 %), dan L5 sebanyak 0 responden (0 panitia pengadaan dalam melakukan tugasnya. Nilai
%) terendah ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang
dilakukan oleh panitia pengadaan sedikit berpengaruh
Tingkat Motivasi Kerja Keseluruhan Populasi terhadap orang lain, organisasi kepanitiaan maupun
Dari hasil pengukuran motivasi kerja pada tabel 1. masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena panitia pe-
bahwa populasi panitia pengadaan di Dinas pendidi- ngadaan tidak murni sebagai panitia, tanggung jawab
kan lebih dari 50 % memiliki motivasi kerja sedang. sebagai pegawai negeri masih di emban. Keinginan
Nilai tersebut merupakan realita yang terjadi di dinas untuk menjadi panitia pun tidak sepenuhnya, keter-
pendidikan. Motivasi untuk melakukan kegiatan pe- paksaan sering dialami oleh panitia pengadaan
ngadaan barang dan jasa hanya pada tingkat sedang.
Tingkat motivasi sedang tersebut jika tidak dilakukan Perhitungan Motivational Potential Score (MPS)
peningkatan motivasi akan memberikan hasil yang keseluruhan Populasi
kurang maksimal dan optimal dalam kegiatan pe- Dari perhitungan MPS, menunjukkan potensi moti-
ngadaan barang dan jasa. vasi panitia pengadaan adalah berada pada tingkat
motivasi menengah dengan niai 25,37. Nilai tersebut
Dari pengolahan data tersebut prosentase dari tingkat lebih cenderung rendah walaupun berada pada
motivasi kerja tinggi dan tingkat motivasi kerja tingkat menengah. Kecenderungan rendah tersebut
rendah hampir mendekati. Nilai tersebut menjela- dapat terjadi karena panitia pengadaan belum memi-
sakan bahwa panitia pengadaan di Dinas Pendidikan liki kemampuan dalam hal pengadaan barang/jasa
yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah pemerintah. Panitia pengadaan misalnya belum sepe-
hampir seimbang nuhnya memahami mengenai keabsahan dan keter-
kaitan antar dokumen pengadaan yang diserahkan
oleh peserta lelang, panitia pengadaan tidak murni
sebagai panitia, tanggung jawab sebagai pegawai
negeri masih ada dan harus dilaksanakan serta
memiliki rasa kecemasan dan kewaspadaan terhadap

TEKNIK Vol. 31 No. 2 Tahun 2010, ISSN 0852-1697 126


pemeriksaan mekanisme pengadaan yang dilakukan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah memi-
oleh pihak lain. liki 4 UPDT yang tersebar di kota Semarang.
Panitia pengadaan juga berkedudukan di setiap 4
(3,08 + 2,96 + 2,64) UPDT. Pembentukan panitia pengadaan sebaik-
MPS = x 2,85 x 3,07 nya sesuai pengadaan yang berhubungan lang-
3
sung dengan masing-masing UPTD tersebut.
= 25,37503
Diharapakan akan mempercepat koordinasi dan
keefektifan dalam bekerja.
Analisis Hubungan Antara Pekerjaan Pengadaan
dengan Motivasi Kerja
2. Menyusun dan menyiapkan HPS
Dari penjelasan yang telah ditulis pada identifikasi
Dalam menyusun dan menyiapkan HPS panitia
pekerjaan pengadaan menunjukkan dalam melaksa-
nakan tugas-tugas dan pekerjaan pengadaan, panitia pengadaan diharapkan atau setidaknya menge-
pengadaan memerlukan motivasi kerja yang lebih. tahui harga barang/jasa yang akan ditenderkan.
Secara keseluruhan identifikasi pekerjaan pengadaan Di lapangan harga untuk barang/jasa selalu
panitia dituntut memilki lebih dalam pemahaman berubah, ketidakpastian harga ini akan menjadi
dokumen pengadaan yang lebih variatif, keterampilan kendala dalam menyiapkan HPS. Untuk itu
dalam mengerjakan dokumen pengadaan, ketepatan diperlukan adanya call center di setiap UPDT
untuk mempermudah dan mempercepat dalam
dan ketelitian dalam menentukan HPS, kemampuan
mensurvei serta menentukan HPS. Call center
untuk menilai kualifikasi yang lebih selektif, menge-
valuasi dokumen pengadaan baik pascakualifikasi tersebut dapat dihubungkan secara langsung
maupun prakualifikasi dan memberikan laporan se- terhadap pihak-pihak yang terkait dalam pelaksa-
naan pengadaan.
mua kegiatan pengadaan kepengguna barang /jasa.
Memilih calon pemenang barang/jasa pun panitia
juga dituntut untuk lebih selektif sesuai peraturan Untuk lebih tepat dalam menyusun HPS diper-
yang berlaku. Motivasi yang lebih ini dimaksudkan lukan pihak lain yang saling bekerjasama dengan
untuk meningkatkan kerja panitia, kualitas dari panitia. Pihak lain tersebut bisa menggunakan
jasa konsultan atau orang yang sudah berpe-
organisasi kepanitian dan memberikan hasil yang
bermanfaat bagi masyarakat dan negara. ngalaman dalam bidangnya. Karena panitia pe-
ngadaan di Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
Tengah tidak murni sebagai panitia pengadaan,
Untuk memberikan atau meningkatkan motivasi kerja
dalam kegiatan pengadaan dapat dilihat berdasarkan pengetahuan tentang harga barang/jasa lebih
dimensi-dimensi pekerjaan menurut metode job diag- minim. Oleh karena itu penggunaan pihak lain
nostic survey yang dikemukakan oleh Hackman J.R. yang lebih profesional dalam bidang pengadaan
yang paham dan mengerti secara teknis sangat
Dimensi tersebut adalah variasi keterampilan (skill
membantu dalam menyusun HPS. Selain pihak
variety), identitas tugas (Task identity), dan nilai
penting tugas (Task significance). Adapun pengala- lain yang bekerjasama, panitia juga memerlukan
man akan tanggung jawab yang dialami untuk hasil pelatihan khusus dalam menyusun HPS.
pekerjaan, dihasilkan oleh adanya otonomi (auto-
3. Menyiapkan dokumen pengadaan
nomy). Dan pengetahuan dari hasil yang sebenarnya
dari kegiatan kerja, dihasilkan oleh adanya umpan Dalam menyiapkan dokumen pengadaan, ada
balik pekerjaan (Job feedback). Dimensi ini meru- beberapa hal yang dapat diperbaiki, antara lain :
pakan langkah awal untuk meningkatkan motivasi a. Menggunakan sistem informasi dalam me-
panitia pengadaan di Dinas Pendidikan Propinsi Jawa nyiapkan dokumen. Misal membuat sistem
Tengah. informasi yang mengklasifikasikan masing-
masing metode pelaksanaan kegiatan penga-
daan sehingga jika ada jenis pengadaan yang
Analisis Pekerjaan Yang Perlu Diperbaiki
sangat variatif panitia tidak perlu menyusun
1. Menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksa-
naan serta lokasi pengadaan dari awal hingga akhir.
Tahap Pekerjaan pertama ini termasuk dalam b. Memerlukan bidang khusus untuk mena-
ngani administrasi dokumen pengadaan
prinsip 1, 3. Dalam meredisign kerja diperlukan
yang sifatnya membantu. Pembagian kerja
penyederhanaan kerja. Penyederhanaan kerja
tersebut dititikberatkan pada pengembangan tek- kepada bidang administrasi sangat memban-
nologi baru untuk mempermudah dalam penger- tu dalam proses kegiatan pengadaan. Con-
jaannya. Teknologi baru ini sangat membantu tohnya pembuatan berita acara anjwizing,
dalam hal teknis kegiatan pengadaan barang/jasa. BAHP, BAPP dll.
Teknologi baru ini dapat berupa sistem informasi c. Memberikan pelatihan-pelatihan khusus ten-
yang dapat membantu menyusun jadwal penga- tang pengadaan diharapakan panitia penga-
daan memahami isi dokumen pengadaan
daan secara teknisnya. Misal tanggal pelaksana-
secara detail dan urut. Pelatihan khusus ini
an dapat dirubah hanya sekali setting.

TEKNIK Vol. 31 No. 2 Tahun 2010, ISSN 0852-1697 127


dapat menggunakan teknologi baru yang akan panitia dapat memaksimalkan komunikasi
mempermudah pembuatan dokumen pengadaan. untuk menciptakan sebuah tim yang kuat.
Komunikasi ini memegang peranan yang
4. Mengumumkan Pengadaan Barang/Jasa Melalui sangat penting dalam mengintegrasikan dan
Media Cetak dan Papan Pengumumuan Resmi mengkoordinasikan semua bagian dan akti-
Untuk Penerangan Umum dan Jika Memung- vitas di dalam organisasi pengadaan. Mem-
kinkan Melalui Media Elektronik perbaiki komunikasi dalam organisasi pe-
ngadaan dapat dilakukan beberapa cara
Menjalin kerjasama dengan pihak media cetak untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
dan menggunakan call center (telepone atau fax diantaranya meningkatkan umpan balik, em-
atau internet) yang berhubungan langsung de- phaty, pengulangan, penggunaan bahasa
ngan pihak media cetak. Sehingga panitia tidak yang sederhana, penentuan waktu yang
perlu datang ke media cetak. efektif dan pengaturan arus informasi.. Ko-
munikasi antar pribadi ini dapat berjalan
dengan efektif apabila ada lima hal yaitu :
5. Melakukan Anjwizing keterbukaan, emphaty, dukungan, kepositi-
a. Dalam melakukan anjwizing panitia penga- fan dan kesamaan.
daan diminta mampu untuk memecahkan c. Dalam menilai dokumen kualifikasi walau-
masalah yang terjadi dalam acara anjwizing. pun dalam Kepres sudah urut dan tersusun
Sering terjadinya perbedaan persepsi antara secara baik terkadang panitia pengadaan
panitia dan penyedia barang yang terkadang belum paham terhadap 1 butir pasal, yang
menimbulkan perdebatan yang berkepan- setiap kegiatan pengadaan berbeda jenis
jangan. Untuk meminimalkan perdebatan barang/jasa. Misal sering terjadi dalam me-
tersebut dapat menggunakan e-proc yang nilai pengalaman pekerjaan penyedia pa-
sekarang sudah mulai di terapkan. E-proc ini nitia belum paham. Pengalaman pekerjaan
tidak mempertemukan antara penyedia dan tersebut langsung dikerjakan oleh pemilik
panitia dalam penjelasan anjwizing, hanya perusahaan atau dipinjam bendera nya
menggunakan Chating sehingga menghin- saja. Sebaiknya untuk menilai kualifikasi
darkan dari perdebatan, KKN, dll. penyedia tidak secara obyektif saja tetapi
b. Pembagian kerja pengadaan sangat diha- juga subyektif, misal panitia mencari infor-
rapkan, misal jika menggunakan E-proc masi tentang penyedia yang mendaftar
yang terdiri dari 3 orang, panitia dapat mela- pengadaan tersebut. Walaupun untuk me-
yani pertanyaan dari penyedia dengan bagi nentukan pemenang pengadaan yang sesuai
jumlah sama rata. KEPRES adalah dilihat secara objektif tetapi
c. Menurut hukum yang berlaku panitia diwa- setidaknya panitia juga mengetahui latar
jibkan memiliki sertifikasi dan ada masa belakang penyedia. Salah satunya mungkin
berlaku serifikasi. Untuk membantu mening- dapat dilakukan pendekatan yang sifatnya
katkan pengetahuan dan pemahaman dalam mengarahkan penyedia untuk tidak semena-
anjzwizing panitia baru perlu didam-pingi mena dalam hal bersosialisasi terhadap se-
oleh orang yang telah berpengalaman dalam mua pihak walaupun hal ini tidak diatur
bidang pengadaan walaupun orang itu seba- dalam undang-undang. Pendekatan ini
gai mantan panitia. mungkin dapat mengurangi resiko yang bisa
terjadi setelah tanda tangan kontrak.
6. Menilai Kualifikasi Penyedia Melalui Pascakua-
lifikasi atau Prakualifikasi 7. Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang
a. Dengan adanya ketidakpastian dalam meni- masuk
lai kualifikasi diharapakan panitia memiliki a. Sering terjadi penjelasan anjwizing yang
inisiatif dan kreatif untuk bekerja lebih efek- telah disetujui oleh panitia dan penyedia
tif. Untuk menciptakan inisiatif dan kreatif kemudian ketika pembukaan penawaran dan
tersebut dibutuhkan tempat kerja khusus dan evaluasi administrasi (dalam pelelangan
memusat pada setiap UPDT untuk dapat umum) masih ada penyedia yang sengaja
memonitor dan mengkoor-dinasikan sistem mencari kesalahan-kesalahan penyedia lain.
kerja pengadaan. Peristiwa ini memberi tantangan kepada
b. Karena Pekerjaan yang sangat kompleks dan panitia untuk mengambil keputusan yang
bervariatif panitia diminta untuk membentuk tepat. Sebaiknya dalam menyampaikan ke-
tim yang sangat kuat untuk memecahkan putusan panitia wanita dengan catatan telah
masalah serta memutuskan keputusan yang disepakati seluruh panitia. Seperti yang kita
harus diambil. Untuk menjadikan sebuah ketahui sebagian besar penyedia yang hadir
tim yang kuat perlu adanya sebuah komu- gender pria. Untuk menetralisir atau men-
nikasi. Setelah memiliki tempat kerja khusus jembatani, panitia wanita lebih mempe-
ngaruhi faktor psikologis penyedia.

TEKNIK Vol. 31 No. 2 Tahun 2010, ISSN 0852-1697 128


b. Mengevaluasi penawaran yang masuk me- 10. Menandatangani pakta integritas sebelum pe-
rupakan pekerjaan yang membutuhkan ke- laksanaan pengadaan barang/jasa
mampuan, keterampilan dan pemahaman Sering terjadi ketika penandatanganan kontrak
yang tinggi. Dapat dilihat terkadang salah panitia kesulitan untuk menghubungi pemenang
satu panitia dalam satu kegiatan pengadaan pengadaan dikarenakan perusahaan yang menang
belum memahami isi penawaran tersebut. hanya dipinjam dan pemilik perusahaan sulit
Hal ini dapat diminimalkan dengan mengin- untuk ditemui sedangkan peminjam lebih me-
tegrasikan kemampuan, keterampilan dan ngulur-ulur waktu. Untuk mengatasi hal tersebut
pemahaman setiap panitia. Sehingga panitia panitia harus mengetahui atau mempunyai
dapat saling menutupi kekurangan masing- contact person pemilik perusahaan dan menye-
masing. lidiki peminjam tersebut. Untuk mempercepat
c. Selain mengintegrasikan perlu adanya Trai- proses penandatangan kontrak tersebut diper-
ning dan Skill Development, untuk mening- lukan call center yang berteknologi baru. Call
katkan kemampuan, keterampilan dan pema- center ini di berikan untuk setiap UPDT se-
haman panitia tentang seluruh isi dokumen hingga dapat mengurangi hal-hal yang tidak di
penawaran. Salah satu pelatihan dengan inginkan.
menggunakan e-proc juga dapat menjadi
solusi yang baik untuk kedepannya. Kesimpulan
1. Berdasarkan penilitian yang telah dilakukan
8. Mengusulkan calon pemenang bahwa tingkat motivasi panitia pengadaan pada
a. Dalam mengusulkan calon pemenang pani- Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah secara
tia tidak terlalu sulit karena hasil dari keseluruhan populasi sebesar 25,37 yang masuk
pelelangan sudah jelas. Panitia hanya perlu dalam tingkat motivasi sedang. Kemudian
mengkoordinasikan kepada bagian adminis- perbedaan terlihat pada panitia yang memiliki
trasi (jika sudah dibentuk) untuk membuat sertifikasi dan yang belum memiliki sertifikasi.
dokumen pendukung contoh BAPP, BAHP, Tingkat motivasi panitia yang memiliki ser-
dll. Kemudian disampaikan kepada penggu- tifikasi sebesar 20,58 yang masuk dalam tingkat
na barang/jasa. Setelah itu panitia mengu- motivasi sedang, sedangkan pada panitia yang
mumkan kepada peserta lelang setelah belum memiliki sertifikasi sebesar 44,63 yang
penetapan penyedia oleh pengguna barang / masuk dalam tingkat motivasi tinggi.
jasa. 2. Berdasarkan aspek Skill Variety dari keseluruhan
b. Memberikan Employment Security. Kondisi populasi panitia dan panitia yang memilki
yang aman di tempat kerja dapat mencip- sertifikasi sudah menggunakan kemampuan dan
takan loyalitas, komitmen, dan kemauan keterampilannya untuk menyelsesaikan peke-
untuk mengembangkan pengetahuan dan rjaan dalam bidang pengadaan barang/jasa.
pemahaman dalam organisasi panitia penga- 3. Berdasarkan aspek Task Significant dari kese-
daan, masyrakat luas maupun negara. Kea- luruhan populasi panitia, panitia yang memilki
manan tersebut dapat berupa undang-undang sertifikasi dan yang belum memiliki sertifikasi
yang lebih melindungi panitia. Misal adanya pekerjaan yang dilakukan panitia sedikit be-
jaminan sanggahan yang dikeluarkan oleh rpengaruh terhadap orang lain, organisasi
penyedia. Jaminan ini berfungsi untuk kepanitiaan maupun masyarakat. Pengaruh kecil
mengurangi sanggahan yang sengaja dibuat- ini dikarenakan panitia mengabaikan kepenti-
buat oleh penyedia. Pimpinan akan selalu ngan organisasi kepanitiaan maupun orang lain.
mengarahkan dan menjamin panitia penga- Panitia bekerja sekedar melaksanakan kewaji-
daan jika terjadi pemeriksaan yang dilaku- bannya sebagai panitia, yang sebenarnya hanya
kan oleh pihak lain, dengan catatan panitia pekerjaan tambahan disamping sebagai pegawai
berada pada acuan undang-undang. negeri sipil.

9. Membuat laporan mengenai proses dan hasil Daftar Pustaka


pengadaan kepada pengguna barang/jasa 1. Asad, Moh, (1999), Seri Sumber Daya Manusia
Dalam pembuatan laporan tersebut dapat Psikologi Industri, Cetakan 4, Liberty, Yog-
dilakukan bersama-sama dengan mengusulkan yakarta.
calon pemenang. Jadi ketika panitia mengusul- 2. Anderson, Deniz S O, Sinangil H. K. &
kan calon pemenang, pihak administrasi sudah Viswesvaran C. (2001), Handbook of Industrial,
mulai untuk membuat laporan mengenai proses Work & Organizational Psychology, Volume 1
pengadaan dari awal hingga akhir. Diharapkan Personnel Psychology, London: Wiley
panitia dan bidang administrasi dapat melapor- 3. Handoko, dkk. 2001. Manajemen Personalia dan
kan keduanya secara bersama-sama kepada Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
pengguna barang/jasa. UGM.

TEKNIK Vol. 31 No. 2 Tahun 2010, ISSN 0852-1697 129


4. Indriantoro, dkk. (1999), Metodologi Penelitian
Bisnis, edisi pertama, BPFE, Yogyakarta
5. Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003
6. Maryoto, Susilo, 2000, Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE UGM.
7. Mery Citra Sondari,SE.,MSi (2008) Analisis
Karakteristik Pekerjaan Agen Asuransi Jiwa
Berdasarkan Model Karakteristik Pekerjaan
Dari Hackman Dan Oldham. Bandung: Fakultas
Ekonomi Universitas Padjadjaran
8. Robbin, Stephen, 1996, Perilaku Organisasi,
Jakarta: Prehalindo
9. Winardi, (2002 & 2001), Motivasi &
Pemotivasian dalam menajemen. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

TEKNIK Vol. 31 No. 2 Tahun 2010, ISSN 0852-1697 130

Anda mungkin juga menyukai