1764 3932 1 SM PDF
1764 3932 1 SM PDF
Abstract
Improvment Job Motivation need to organization for better job. Aims this reserach is redesign job of
procurement comitte in Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah for improving job motivation. This reserach
based on job characteristic, such various skills, job identification, job significant, otonomy, and feedback. The
method Job Doiagnostic Survey (JDS) from Hackman and Oldham, used for queaionaire design in comitte
procurerment responden.
Key words : Procurement, motivation, Job Diagnostic Survey
Pendahuluan
Untuk dapat mencapai tingkat kinerja yang baik sebut pada kenyataannya dimanfaatkan oleh peserta
dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa, dalam lelang/calon penyedia barang/jasa untuk melakukan
Keppres 80/2003 telah ditetapkan persyaratan bagi tekanan-tekanan sehingga memperoleh keuntungan
panitia/pejabat pengadaan sebagaimana tercantum bagi perusahaanya. Hal tersebut terlihat pada kegia-
dalam pasal 10, yaitu harus memiliki integritas moral, tan aanwijzing, dimana kegiatan tersebut yang seme-
disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan stinya digunakan untuk memberikan penjelasan atas
tugas, memahami keseluruhan pekerjaan yang akan pasal-pasal dokumen pemilihan penyedia barang/jasa,
diadakan, memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi ajang untuk melihat celah-celah kelemahan
menjadi tugas panitia/pejabat pengadaan yang ber- panitia oleh peserta lelang/calon penyedia barang /
sangkutan, memahami isi dokumen pengadaan / jasa untuk dimanfaatkan pada proses lelang. (www.
metode dan prosedur pengadaan berdasarkan Keppres bappenas.go.id, 2008)
80/2003, tidak mempunyai hubungan keluarga de-
ngan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya Dari hasil pengamatan dan survey (wawancara) yang
sebagai panitia/pejabat pengadaan, serta memiliki telah dilakukan di Dinas Pendidikan Prov. Jateng
sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah. dapat diketahui sejak tahun 2006 hingga tahun
oktober 2009 tercatat panitia pengadaan yang lulus
Terkait dengan hal tersebut, berdasarkan data dari ujian sertifikasi sebanyak 16 orang dan masih banyak
tahun 2005 sampai dengan September 2009 menge- panitia pengadaan yang belum bekerja secara
nai hasil ujian sertifikasi pengadaan barang dan jasa maksimal, salah satunya masih terjadi keterlambatan
terlihat bahwa dari 485.222 peserta ujian sertifikasi dalam penyusunan maupun penjadwalan dari peren-
pengadaan barang jasa, jumlah peserta yang lulus canaan sampai dengan pelaksanaan. Hal ini sering
hanya 99.095 orang atau 20,4 % yang lulus dari total terjadi karena panitia pengadaan tidak murni sebagai
peserta ujian sertifikasi, dengan rincian lulus L2 panitia, tanggung jawab sebagai pegawai negeri ma-
sebanyak 78.012 peserta (16%) dan lulus L4 se- sih ada dan harus dilaksanakan. Pembelajaran dan
banyak 21.036(4%) peserta serta lulus L5 sebanyak keinginan mengikuti dalam ujian sertifikasi pun tidak
47 (0,4%) peserta. Hal ini menunjukkkan bahwa maksimal. Padahal Sertifikasi ini sangat diperlukan
pemahaman panitia pengadaan secara nasional masih sebagai syarat menjadi panitia pengadaan. Perlunya
belum maksimal. (www.lkpp.go.id) mengetahui tingkat motivasi panitia pengadaan da-
lam melaksanakan tanggung jawab merupakan suatu
Menurut hasil pengamatan di lapangan yang hal positif untuk meningkatkan kinerja dari orga-
dilakukan oleh Bappenas tahun 2008 menunjukkan nisasi maupun kinerja dari pengadaan tersebut.
bahwa 88,65% dari peserta ujian belum memiliki
kemampuan dalam hal pengadaan barang/jasa peme- Dalam organisasi pengadaan di instansi pemerintah
rintah. Panitia /pejabat pengadaan misalnya belum sangat penting memperhatikan motivasi para indivi-
sepenuhnya memahami mengenai keabsahan dan dual panitia pengadaan. Motivasi tersebut akan mem-
keterkaitan antar dokumen pengadaan yang dise- perlihatkan hasil capaian dalam organisasi kepani-
rahkan oleh peserta lelang. Selain itu juga sering tiaan pengadaan yang di harapkan secara bersama-
terdapat perbedaan persepsi mengenai penerapan sama. Untuk mendapatkan hasil capaian organisasi
Keppres 80/2003 dalam proses pengadaan barang / perlu adanya sebuah motivasi yang lebih dari
jasa. Sehingga panitia /pelaksana pengadaan barang / sebelumnya dan melihat pengaruh dari motivasi
jasa seringkali tidak memperoleh kepastian tentang tersebut. Motivasi yang diberikan kepada panitia
penerapan prosedur pengadaan barang/jasa yang pengadaan juga akan mempengaruhi kinerja dari
benar. Selain itu juga, berbagai kelemahan SDM ter- pengadaan itu sendiri.