Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN I


UJI KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL FOTOVOLTAIK
(ACARA 1)

Disusun oleh :

Nama : 1. Fadel Aji Pratama K1C015019


2. Aprilia Setyani K1C015058
Asisten : Dini Fathia

Hari, Tanggal :

Pelaksanaan Praktikum : Selasa, 10 Oktober 2017


Pengumpulan Laporan : Selasa, 17 Oktober 2017

LABORATORIUM MATERIAL DAN EKSPERIMEN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017
UJI KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL FOTOVOLTAIK

Oleh

Fadel Aji Pratama, Aprilia Setyani

Abstrak
Telah dilakukan eksperimen Uji Karakteristik Arus dan Tegangan Sel Fotovoltaik
yang bertujuan untuk melakukan pengukuran karakteristik sel surya terhadap
variabel intensitas cahaya dan menggambarkan grafik arus keluaran (I) terhadap
tegangan (V) untuk berbagai intensitas cahaya. Pengukuran uji karakteristik ini
mennggunakan MMD amperemeter dan MMD voltmeter serta Luxmeter untuk
mengukur intensitas cahayanya, sedangkan bahan yang digunakan adalah sel
fotovoltaik, tahanan geser, serta lampu pijar dan sinar matahari sebagai sumber
cahayanya. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh nilai arus dan
tegangan serta intensitas cahaya dari dua sumber, yaitu lampu pijar dan sinar
matahari. Dari kedua hasil tersebut masing-masing dibuat grafik V-I yang
hasilnya menunjukkan ketidakkonsistenan arus dan tegangannya yang naik turun.

Kata kunci : Arus dan Tegangan, Grafik V-I, Intensitas Cahaya, Sel Surya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matahari merupakan sumber energi yang potensial bagi kebutuhan
manusia. Energi tersebut bisa didapat dari panas yang merambat sampai
permukaan bumi atau cahaya yang jatuh sampai permukaan bumi. Beberapa
penelitian menyatakan bahwa dengan mengubah cahaya matahari terutama
intensitas matahari dengan solar sel dapat dibuat sumber energi listrik untuk
konsumsi manusia (Yuliananda, dkk., 2015) karena teknologi sel surya
merupakan teknologi konversi dengan mengubah energi matahari menjadi
energi listrik.
Sel surya dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain monokristal
silikon, polikristal silikon, dan amorf silikon. Polikristal lebih banyak dipakai
saat ini karena proses pembuatannya lebih mudah dengan tingkat efisiensi
yang sedang.
Karakteristik sel surya dapat dilihat dari parameter-parameter pada kurva
IV seperti arus hubungan singkat (Isc), tegangan rangkaian terbuka (Voc), dan
faktor pengisian (FF). Sel surya dapat diterapkan dalam penerapan praktis.
Akan tetapi, perlu diketahui karakteristik listrik sel surya baik secara teoritis
mau pun eksperimen (Karina dan Satwiko, 2012).

1.2 Tujuan
1. Mengukur karakteristik sel surya terhadap variabel intensitas cahaya.
2. Menggambar grafik arus keluaran (I) terhadap tegangan (V) untuk
berbagai intensitas cahaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel Surya


Solar sel atau panel surya yaitu alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah
energi cahaya menjadi listrik dimana energi cahaya tersebut bersumber dari
cahaya matahari yang ramah lingkungan, sedangkan surya merupakan sebuah
elemen semi konduktor yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energi
listrik berdasarkan efek fotovaoltaik (Suyanto, 2014). Ketika sel disusun secara
seri maka akan menghasilkan arus yang sama dan tegangan bertambah, sedangkan
jika disusun secara paralel maka akan menghasilkan tegangan yang sama namun
jumlah arus lebih besar (Karina dan Satwiko, 2012).

Gambar 2.1. Skema Sel Surya


Sel surya dapat dimodelkan sebagai sumber arus yang diparalelkan dengan
dioda. Ketika tidak ada cahaya untuk membangkitkan arus listrik, maka sel surya
berjalan seperti dioda (ID). Ketika intensitas cahaya meningkat, maka sel surya
berfungsi sebagai sumber energi dan arus (II).

Gambar 2.2. Rangkaian Ekuivalen pada Sel Tunggal (Karina dan Satwiko, 2012)
Pembangkitan energi listrik pada sel surya terjadi karena efek fotolistrik
(efek fotovoltaik), yaitu efek yang terjadi akibat energi foton dengan panjang
gelombang tertentu lebih besar dibanding energi ambang semikonduktor. Hal ini
menyebabkan elektron berpindah dari pita valensi (N) menuju pita konduksi (P)
dan meninggalkan hole pada pita valensi, selanjutnya dua buah muatan (pasangan
elektron-hole) dibangkitkan. Aliran elektron-hole yang terjadi apabila
dihubungkan ke beban listrik melalui penghantar akan menghasilkan arus listrik
(Suyanto, 2014).

Gambar 2.3 Karakteristik Arus terhadap Tegangan (Karina dan Satwiko, 2012)
Parameter yang biasa digunakan untuk menentukan output karakteristik sel
fotovoltaik, yaitu:
1. Arus hubungan terbuka, yaitu arus keluaran maksimum dari sel surya pada
kondisi tidak ada resistansi
2. Tegangan rangkaian terbuka, yaitu kapasitas tegangan maksimum yang
dapat dicapai pada saat tidak adanya arus
3. Daya maksimum pada Gambar 2.3. berada pada titik A
4. Faktor pengisian merupakan harga yang mendekati konstanta suatu sel
fotovoltaik tertentu
5. Jika nilai faktor pengisian lebih tinggi dari 0,7 maka sel tersebut lebih baik
(Karina dan Satwiko, 2012).
BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Oktober 2017 di
Laboratorium Ekeperimen dan Material Jurusan Fisika dan lapangan tengah
Fakultas MIPA UNSOED pada pukul 13.00 15.00 WIB

3.2 Alat dan Bahan


Peralatan yang dibutuhkan dalam praktikum ini antara lain :
N Juml
Nama Alat dan Bahan
o ah
1 Sel fotovoltaik 1
2 MMD amperemeter 1
3 MMD voltmeter 1
4 Rheostat (tahanan geser) 1
5 Lampu pijar 1
6 Kabel penghubung 6
Tabel 3.1. Tabel Alat dan Bahan
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai rangkaian uji arus dan tegangan sel surya
3. Menempatkan sel fotovoltaik di bawah lampu pijar dengan negatif sel
fotovoltaik dihubungkan dengan ground rheostat dan positif rheostat ke
MMD yang diatur amperemeter, serta mengatur MMD voltmeter
4. Memvariasikan RS sehingga diperoleh variasi nilai arus dan tegangan dari
sel surya
5. Mencatat nilai tegangan pada voltmeter dan arus pada amperemeter di
setiap tahanan (Rs)
6. Melakukan langkah 1-5 untuk sumber cahaya matahari langsung
7. Membuat kurva V-I
3.4 Flowchart

Mulai

a. Sel fotovoltaik
b. 2 MMD
c. Rheostat (tahanan geser)
d. Lampu pijar
e. Luxmeter
f. Kabel penghubung

Merangkai rangkaian uji arus dan tegangan sel


surya

Menempatkan sel fotovoltaik di bawah lampu


pijar dengan negatif sel fotovoltaik
dihubungkan dengan ground rheostat dan positif
rheostat ke MMD yang diatur amperemeter,
serta mengatur MMD voltmeter

Memvariasikan RS sehingga diperoleh variasi


nilai arus dan tegangan dari sel surya, serta
intensitasnya

Mencatat nilai tegangan pada voltmeter dan


arus pada amperemeter serta intensitasnya pada
Luxmeter

V, I, Intensitas

Selesai

Gambar 3.1. Diagram flowchart


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, didapatkan data
pengukuran nilai tegangan dan arus dengan sumber intensitas cahaya dari
lampu pijar. Hasil pengukuran tersaji dalam table 4.1
No Rx Vx (mV) Ix (A) Intensitas Ess (mV)
(Luxmeter)
1 10 1.48 145.8 2920 1.481
2 20 3.04 141.2 2870 3.043
3 30 4.07 136.8 2760 4.074
4 40 6.89 166.4 2660 6.897
5 50 8.72 160.4 2620 8.728
6 60 10.59 174.3 2630 10.6
7 70 12.02 174 2570 12.032
8 80 13.67 171.9 2580 13.68
9 90 16.26 180.8 2550 16.28
10 100 17.21 176.2 2500 17.228

Tabel 4.1. Data Pengamatan dengan Sumber Lampu Pijar


Berdasarkan pengukuran kedua, didapatkan data pengukuran nilai
tegangan dan arus dengan sumber intensitas cahaya dari matahari sebagai
berikut.
No Rx Vx (mV) Ix (A) Intensitas Ess (mV)
(Luxmeter)
1 10 8.24 351.1 21100 8.244
2 20 12.09 328.3 24100 12.097
3 30 15.71 532 42900 15.726
4 40 30.06 681 25000 30.087
5 50 33.19 639 22000 33.222
6 60 39.02 661 20500 39.059
7 70 47.1 694 20600 47.149
8 80 52 661 18000 52.053
9 90 61.3 686 25200 61.362
10 100 67.5 685 23900 67.569

Tabel 4.2. Data Pengamatan dengan Sumber Sinar Matahari


4.2 Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh maka dapat dibuat grafik
hubungan variasi antara nilai arus terhadap tegangan. Grafik hubungan ini
terdiri dari dua grafik dimana grafik pertama bersumber dari lampu pijar dan
grafik kedua sumber dari cahaya matahari.

Lampu Pijar
Ix (A)
200
150
100
50
0 Vx (mV)

Gambar 4.1. Grafik Kurva V-I pada Lampu Pijar

Ix (A)
Sinar Matahari
800

600

400

200

0 V (mV)
8.24 12.0915.7130.0633.1939.02 47.1 52 61.3 67.5

Gambar 4.2. Grafik Kurva V-I pada Sinar Matahari

Data pada Gambar 4.1. merupakan hasil karakteristik arus dan tegangan dengan
sumber cahaya lampu pijar, sedangkan data pada Gambar 4.2. merupakan hasil
karakteristik arus dan tegangan dengan sumber cahaya berupa sinar matahari.
Pada Gambar 4.1. grafik menunjukkan semakin tinggi nilai resistor, maka nilai
arus dan tegangan cenderung naik meskipun di beberapa nilai resistor nilai
arusnya akan turun. Begitupun pada Gambar 4.2. grafik yang dihasilkan
menunjukkan ketidakkonsistenan nilai arus dan tegangannya yang naik turun.
Karakteristik nilai arus dan tegangan dengan sumber sinar matahari, lebih besar
dibandingkan dengan cahaya yang bersumber dari lampu pijar. Begitupun nilai
intensitasnya, yang dapat dilihat pada Tabel 4.1. dan Tabel 4.2. Besar intensitas
cahaya pada lampu pijar berada dikisaran 5w = 235lm, 8w = 430lm, 11w = 620lm,
14w = 810lm (Kompasiana.com), sedangkan intensitas cahaya pada matahari
lebih besar dari 810lm.

Gambar 4.3. Kurva I-V (Karina dan Satwiko, 2012)

Gambar 4.1. dan Gambar 4.2. jauh berbeda dibandingkan dengan grafik
referensi (Gambar 4.3.). Data yang ideal pada percobaan dengan sumber lampu
halogen, yaitu semakin besar nilai resistor maka nilai arusnya akan tetap konstan
dan nilai tegangannya akan naik secara logaritmik sehingga grafik akan menurun.
Akan tetapi, data yang didapat adalah grafik yang semakin naik. Hal ini terjadi
karena beberapa faktor, yaitu :
1. Radiasi matahari
Radiasi matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariasi serta sangat
bergantung pada keadaan spektrum solar ke bumi. Insolation solar
matahari akan banyak berpengaruh pada arus dan tegangan.
2. Kecepatan angina bertiup
Kecepatan tiupan angin di sekitar lokasi sel surya dapat membantu
mendinginkan permukaan temperatur sel surya sehingga energi cahaya
yang menimpa permukaan sel kurang maksimum
3. Keadaan atmosfir bumi
Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis partikel di udara, asap,
uap air udara (Rh), kabut, dan polusi sangat menentukan nilai arus listrik
dari sel surya. Saat melakukan praktikum, ada sedikit polusi sehingga
pengukuran nilai arus kurang maksimum
4. Orientasi panel atau larik sel surya
Arah dan sudut orientasi dari rangkaian sel surya ke arah matahari secara
optimum sangat penting agar panel surya dapat menghasilkan energi
maksimum. Sebagai guidline, untuk lokasi yang terletak di garis lintang
belahan Utara, maka panel surya sebaiknya diorientasikan ke Selatan.
Akan tetapi, saat praktikum berlangsung tidak memperhatikan arah dan
sudut orientasi
5. Posisi sel surya terhadap matahari
Cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya harus tegak lurus agar
didapatkan energi maksimum 1000 W/m2 (Yuliananda, dkk., 2015).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengukuran yang dilakukan menggunakan dua sumber dimana sumber
pertama berasal dari lampu pijar dan sumber kedua berasal dari sinar
matahari. Hasil percobaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1. dan Tabel
4.2.
2. Grafik arus keluaran (I) terhadap tegangan (V) untuk berbagai intensitas
cahaya dapat dilihat pada Gambar 4.1. dan Gambar 4.2.

5.2 Saran
Dari praktikum ini dapat disarankan bahwa ketika mengambil data
diusahakan memasang jarak lampu pijar dan sel surya seharusnya di buat
setepat mungkin sehingga nilai arus tidak berubah ubah dan ketika mengambil
data di bawah sinar matahari secara langsung diusahakan mencari tempat yang
memiliki sinar matahari atau pencahayaan yang konstan tidak terlalu berubah
ubah.
DAFTAR PUSTAKA

Karina dan Satwiko. 2012. Studi Karakteristik Arus-Tegangan (Kurva I-V) pada
Sel Tunggal Polikristal Silikon serta Pemodelannya. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta

Paul & Kenneth. 1982. Basic Photovoltaic Principles and Methods. Technical
Information Office

Suyanto. 2014. Pemanfaatan Solar Cell Sebagai Pembangkit Listrik Terbarukan.


Yogyakarta: AKPRIND

Wibowo, Pandu. Perbandingan Cahaya dan Intensitas Lampu LED dan Lampu
Neon (online).
https://www.kompasiana.com/pandu-videotron/perbandingan-cahaya-dan-
intensitas-lampu-led-dan-lampuneon_58707d22567b61e01bc26460, diakses
16 Oktober 2017.

Yuliananda, dkk., PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS MATAHARI


TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SURYA, Universitas 17 Agustus
1945, Surabaya, 2015.
LAMPIRAN

Hasil Data Pengamatan sumber Lampu Pijar

Hasil Data Pengamatan sumber Sinar Matahari


Rangkaian uji arus dan tegangan sel surya

Praktik mengambil data di lapangan dengnan sumber sinar matahari

Anda mungkin juga menyukai