(terutama yang institusinya belum memiliki divisi/bagian legal sendiri) mendapat masalah
dalam legalitas perjanjian kreditnya ketika suatu kredit menjadi bermasalah dan ternyata ada
beberapa hal yang seharusnya diperjanjikan dalam suatu klausula tersendiri dan ternyata tidak
dipenuhi dalam perjanjian kredit bakunya?
Atau kejadian serupa terjadi karena pada saat membuat perjanjian kredit kita hanya melakukan
copy-paste atau hanya merubah data debitur pada form perjanjian kredit yang telah
disediakan?
Untuk membahas ini, sebaiknya kita membahas dulu mengenai apa dan bagaimana kekuatan
hukum dari perjanjian baku yang tiap hari digunakan itu.
Apabila debitur menerima semua ketentuan dan persyaratan yang ditentukan oleh bank, maka
debitur berkewajiban untuk menandatangani perjanjian kredit
tersebut, akan tetapi jika debitur menolak maka ia tidak perlu menandatangani perjanjian
kredit tersebut.
Perjanjian kredit tidak mempunyai suatu bentuk tertentu karena tidak ditentukan oleh undang-
undang. Hal ini menyebabkan perjanjian kredit antara bank yang satu
dengan lainnya tidak sama, karena disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing bank. Akan
tetapi pada umumnya perjanjian kredit bank dibuat dalam bentuk tertulis baik secara notariil
maupun di bawah tangan.
Dalam salah satu bukunya Marhenis Abdul Hay berpendapat bahwa ketentuan dalam Pasal
1754 KUH Perdata tentang perjanjian pinjam mengganti mempunyai pengertian yang identik
dengan perjanjian kredit bank, yaitu :
Sedang Wiryono Prodjodikoro menafsirkan ketentuan dalam Pasal 1754 KUH Perdata adalah
sebagai persetujuan yang bersifat riil, karena ketentuan dalam Pasal 1754 KUH Perdata tidak
disebutkan bahwa pihak pertama mengikatkan diri untuk memberikan suatu jumlah tertentu
barang-barang yang menghabis, melainkan pihak pertama memberikan suatu jumlah tertentu
barang-barang yang menghabis karena pemakaian.
Dengan demikian, Perjanjian Kredit Baku atau yang telah diformulirkan dapat disimpulkan sah
secara hukum, namun penggunaanya harus disesuaikan dengan syarat dan kondisi kredit yang
akan diperjanjikan agar klausula-klausula dalam Perjanjian Kredit dapat memberikan
pengamanan maksimal bagi lembaga kita Jika kemudian diketahui bahwa Perjanjian Kredit
Baku tersebut tidak dapat mengakomodasi perjanjian yang dipersyaratkan maka sebaiknya dan
sewajarnya dilakukan update secukupnya pada Perjanjian Kredit
Thats all Micro Bankers. Segala tambahan dan komentar yang melengkapi artikel ini sangat
diharapkan untuk menyempurnakannya dan semoga bermanfaat bagi pembacanya
https://semarangmicrobankingconsultant.wordpress.com/2010/12/15/perjanjian-
baku%E2%80%A6dapatkah-digunakan-untuk-setiap-perjanjian-kredit/