Latar Belakang
Sawi adalah sayuran terpenting dalam spesies ini. Tanaman ini dikenal
sebagai petsai (bahasa Mandarin, yang berarti sayuran putih), dan di AS dikenal
sebagai rapa atau kubis rapa. Sayuran ini sangat penting di Cina dan Korea, dan
belakangan ini hanya kalah penting oleh Radish dan kubis di Jepang. Sawi putih
diyakini berasal dari Cina dan mungkin berevolusi melalui persilangan alami
dengan Pakchoi yang tidak membentuk kepala dan atau turnip, yang keduanya telah
ditanam selama lebih dari 1600 tahun. Bentuk sawi (Brassica juncea) meliputi
pembentuk kepala, ukuran besar, kecil, daun keriting, tangkai daun besar, tangkai
daun hijau, akar, batang besar, tajuk lunak dan daftar nama lain yang hamper tak
botanis. Tanaman ini banyak di tanam dan dihasilkan dalam volume besar
Saat ini, kebutuhan akan sawi semakin lama semakin meningkat seiring
Sebagai sayuran, caisim atau dikenal dengan sawi hijau mengandung berbagai
khasiat bagi kesehatan. Kandungan yang terdapat pada caisim adalah protein,
kebutuhan konsumen, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas, perlu dilakukan
peningkatan produksi. Salah satu upaya peningkatan hasil yang dapat dilakukan
2
adalah melalui pemupukan. Bahan pemupukan yang dapat digunakan salah satunya
Media tumbuh yang baik untuk budidaya tanaman adalah media yang
kebutuhn tanaman akan air dan unsur hara. Media organik yaitu media tanaman
untuk tempat pertumbuhan banyak terkandung bahan organik sebagai unsur hara
tanaman. Bahan organik yang merupakan sumber unsur hara tanaman penting dan
memperbaiki tata air dan udara dalam tanah. Bahan organik merupakan
agroekosistem, keragaman hayati, siklus bologi, dan aktifitas biologi tanah secara alami,
Oleh karena itu, pertanian organik merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan
teknik yang menyesuaikan agar ekosistem tetap berjalan seperti apa adanya dan
perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat
pertanian sehingga harganya relatif stabil, serta memiliki orientasi dan memenuhi
kandang, kompos, arang sekam, serasah dan pupuk hijau. Penggunaan media
menggunakan pupuk kimia selama penanaman penyediaan unsur hara dalam tanah,
mengingat pupuk tidak merusak struktur tanah akibat residu tanah berasal dari
akrab dengan lingkungan dengan cara berusaha meminimalkan dampak negatif bagi
alam sekitar dengan ciri utama pertanian organik yaitu menggunakan varietas lokal,
pupuk, dan pestisida organik dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
produktivitas di antara flora, fauna, dan manusia. Oleh karena itu, dengan
mengkonsumsi sayuran yang sudah dipastikan bebas dari pestisida yang berbahaya.
adalah teknologi yang tidak merusak lingkungan pertanian saat budidaya tanaman
karena saat ini kesadaran terhadap arti penting kelestarian lingkungan dan pola
hidup yang lebih sehat menjadi alasan yang utama sehingga perlu dikembangkan
keragaman hayati, menghargai potensi dan kekhasan lokal yang ada didaerah
tersebut.
Perumusan Masalah
4
Hipotesis
berbeda mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau secara organik.
Tujuan Praktikum
pengaplikasian jarak tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
Manfaat
pengaplikasian jarak tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Brassicales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
kentara, tetapi jika dipindah tanamkan, menjadi tidak terlihat dan menghasilkan
sistem perakaran yang melebar luas dan percabangan yanga sangat halus, sebagian
tinggi karena kaya akan serat, kandungan gizinya tinggi, dan juga tanaman ini
dipercaya mempunyai khasiat obat. Bagian tanaman dari sawi yang dikonsumsi
adalah daun-daunnya yang masih muda. Mengingat manfaat dan kegunaan dari
6
tanaman sawi yang begitu besar, sebaiknya mulai saat ini budidaya tanaman sawi
perlu untuk dikembangkan dalam upaya ikut serta menjaga kesehatan masyarakat
Daerah penanaman sawi yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter
sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan
pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun.
Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.
lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman
ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini
cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami
sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan
airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya
Pada umumnya benih sawi yang baik memiliki bentuk bulat, kecil, warna
kulit coklat kehitaman, agak keras, dan permukaannya licin mengkilap. Benih sawi
yang akan digunakan untuk bercocok tanam harus memiliki kualitas yang
baik. Jika benih tersebut didapat dari membeli, maka saat membeli harus
diperhatikan lamanya penyimpanan, kadar air, varietas, suhu dan tempat untuk
7
menyimpan. Jika benih yang digunakan didapat dari hasil penanaman, hal-hal yang
harus diperhatikan adalah yang terkait dengan kualitas benih tersebut, misalnya
tanaman yang bijinya akan diambil untuk dijadikan benih harus berumur sekurang-
kurangnya 70 hari. Tanaman sawi yang akan dibuat benih harus terpisah dari
tanaman sawi lainnya. Perhatikan pula proses yang lain yang akan dilakukan,
seperti proses penganginan, tempat untuk menyimpan dan pastikan benih yang akan
ditanam tersebut tidak lebih dari 3 tahun di tempat penyimpanan (Suprijadi, 2009).
dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok teh sekitar 25 gram
2008).
Hama dan penyakit pada tanaman sawi seperti ulat tanah cara mengatasi
hama ini adalah dengan melakukan pencegahan dengan cara sanitasi. Ulat grayak
disetiap ruas buku badannya, akibat dari serangan hama ini menyebabkan daun
pada tanaman berlubang. Cara mencegah timbulnya serangan hama ini dengan cara
beberapa tempat, perangkap ini dapat dibuat dari botol-botol bekas air mineral yang
berkompetisi. Kompetisi antara tanaman dan gulma dapat menjadi faktor kritis
matahari dan ruang tumbuh, hara juga saling diperebutkan apabila tersedia dalam
jumlah terbatas. Oleh karena itu pemupukan nitrogen pada tanaman sawi selain
dimanfaatkan oleh tanaman sawi juga gulma teki ikut memanfaatkan nitrogen
Pertanian Organik
produksi pertanian yang berazaskan daur ulang secara hayati. Daur ulang hara dapat
melalui sarana limbah tanaman dan ternak, serta limbah lainnya yang mampu
pertanian organik secara lebih luas, bahwa menurut para pakar pertanian Barat,
berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan
organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanaman maupun
berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa. Bentuknya
dapat berupa cair maupun padat yang digunakan mensuplai bahan organik untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Menurut (Harahap, 2000), pupuk
organik yang umum digunakan dalam pemupukan tanaman adalah pupuk kandang
9
karena pupuk kandang dapat menambah tersedianya unsur hara dan dapat memacu
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti
unggas, sapi, kerbau. Hewan yang tidak kencing seperti unggas waktu
penguraiannya lebih lama kandungan nitrogen lebih rendah namun kaya akan fosfor
dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok digunakan pada tanaman yang
penguraiannya lebih cepat, kandungan nitrogen tinggi namun kurang kaya fosfor
dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok untuk tanaman sayur daun seperti
selada, kangkung, sawi dan bayam. Pupuk kandang memiliki kandungan unsur hara
yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah
Variasi jarak tanam harus diperhatikan karena jarak tanam merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tanaman. Jarak tanam
semakin besar pertumbuhan tingginya. Penentuan kerapatan tanam pada suatu areal
pertanaman pada hakekatnya merupakan salah satu cara untuk mendapatkan hasil
sawi, sehingga perlu diketahui secara pasti peranan masing-masing faktor dalam
10
bersaing dengan gulma. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui jenis pupuk
kandang dan jarak tanam yang tepat, sehingga kerugian yang disebabkan oleh
gulma dapat ditekan sekecil mungkin yang pada akhirnya akan diperoleh hasil
pengaturan ruang guna menjaga kompetisi sumberdaya berupa hara, air, cahaya dan
satu areal penanaman sangat diperlukan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
dari tanaman budidaya, yaitu dengan menambah kerapatan tanaman atau populasi
tanaman.
dengan sangat ketat. Sering satu produk pertanian organik harus dikembalikan ke
menjadi dua kriteria yaitu: (a) Sertifikasi Lokal untuk pangsa pasar dalam negeri.
Kegiatan pertanian ini masih mentoleransi penggunaan pupuk kimia buatan pabrik
dalam jumlah yang minimal atau Low External Input Sustainable Agriculture
11
agen hayati. Tim untuk merumuskan sertifikasi nasional sudah dibentuk oleh
yang terkait, dan (b) Sertifikasi Internasional untuk pangsa ekspor dan kalangan
tertentu di dalam negeri, seperti misalnya sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL
ataupun IFOAM. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain masa
konversi lahan, tempat penyimpanan produk organik, bibit, pupuk dan pestisida
berdasarkan standar dan regulasi yang ada. Apabila memenuhi prinsip dan kaidah
organik dan berhak mencantumkan label organik pada produk yang dihasilkan dan
Hasil
Hasil dalam praktikum kali ini dapat dilihat dalam bentuk table sebagai
berikut:
Pembahasan
Dalam praktikum respon pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau secara
organik dengan jarak tanam yang berbeda kali ini kita mengamati beberapa varibel
17
pengamatan seperti tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), lebar daun (cm) dan
berat produksi (gr). Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali pada waktu
16.00 WITA.
Tinggi tanaman sawi hijau dengan taraf P4.3 (30 x 30) diukur menggunakan
bulan .Tanaman yang diamati ada 12 sampel tanaman dari 48 tanaman. Sampel 1
pada minggu terakhir 9,7 cm, sampel 3 rata-rata pertumbuhan 0,07 cm setiap
minggunya dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada minggu ke-4 6,1 cm,
sampel 4 rata-rata pertumbuhan 0,07 cm setiap minggunya dan hasil tinggi tanaman
yg didapatkan pada minggu ke-4 6,1 cm, 5 rata-rata pertumbuhan 1,97 cm setiap
minggunya dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada minggu ke-4 10,9 cm,
dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada minggu ke-4 9,5 cm, sampel 7 rata-
didapatkan pada minggu ke-4 14,3 cm, sampel 8 rata-rata pertumbuhan 4,17 setiap
minggunya dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada minggu ke-4 16 cm,
sampel 9 rata-rata pertumbuhan 1,50 cm setiap minggunya dan hasil tinggi tanaman
setiap minggunya dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada minggu ke-4 11,1
cm, sampel 11 rata-rata pertumbuhan 1,37 cm setiap minggunya dan hasil tinggi
tanaman yg didapatkan pada minggu ke-4 8,6 cm, sampel 12 rata-rata pertumbuhan
18
2,20 cm setiap minggunya dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada minggu ke-
4 14,1 cm.
Pada perlakuan jarak tanam ini didapatkan dengan hasil tinggi tanaman
dengan kode sampel 8 dan yang terendah kode sampel 3. Hal ini diduga terrjadi
karena adanya pengaruh faktor genetik yaitu adanya perbedaan fase pertumbuhan
yang menyebabkan perbedaan usia panen yang berbeda untuk setiap varietas. wujud
luar atau fenotipe suatu individu (dalam hal ini tinggi tanaman) merupakan hasil
Jumlah daun tanaman sawi hijau dengan taraf P4.3 (30 x 30) dihitung
seminggu sekali selama 4 minggu / 1 bulan .Tanaman yang diamati ada 12 sampel
didapatkan rata-rata jumlah daun 3 helai setiap minggunya dan hasil jumlah daun
didapatkan rata-rata jumlah daun 2,67 helai setiap minggunya dan hasil jumlah
daun tanaman yg didapatkan pada pengamatan minggu ke-4 12 helai daun, sampel
3 didapatkan rata-rata jumlah daun 3 helai setiap minggunya dan hasil jumlah daun
didapatkan rata-rata jumlah daun 2 helai setiap minggunya dan hasil jumlah daun
didapatkan rata-rata jumlah daun 2 helai setiap minggunya dan hasil jumlah daun
didapatkan rata-rata jumlah daun 2 helai setiap minggunya dan hasil jumlah daun
didapatkan rata-rata jumlah daun 2,67 helai setiap minggunya dan hasil jumlah
daun tanaman yg didapatkan pada pengamatan minggu ke-4 12 helai daun, sampel
8 didapatkan rata-rata jumlah daun 2,33 helai setiap minggunya dan hasil jumlah
daun tanaman yg didapatkan pada pengamatan minggu ke-4 12 helai daun, sampel
9 didapatkan rata-rata jumlah daun 2,67 helai setiap minggunya dan hasil jumlah
daun tanaman yg didapatkan pada pengamatan minggu ke-4 15 helai daun, sampel
10 didapatkan rata-rata jumlah daun 1,67 helai setiap minggunya dan hasil jumlah
daun tanaman yg didapatkan pada pengamatan minggu ke-4 11 helai daun, sampel
11 didapatkan rata-rata jumlah daun 2,33 helai setiap minggunya dan hasil jumlah
daun tanaman yg didapatkan pada pengamatan minggu ke-4 12 helai daun, sampel
12 didapatkan rata-rata jumlah daun 2,67 helai setiap minggunya dan hasil jumlah
Pertambahan jumlah helai daun disebabkan faktor genetik varietas dan jarak
oleh faktor tanaman itu sendiri, selain faktor lingkungan (Lakitan, 1993).
Lebar daun tanaman sawi hijau dengan taraf P4.3 (30 x 30) diukur
minggu / 1 bulan .Tanaman yang diamati ada 12 sampel tanaman dari 48 tanaman.
Tanaman kode sampel 1 didapatkan rata-rata lebar daun 1,77 cm setiap minggunya
dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada minggu terakhir 7,2 cm, sampel 2
didapatkan rata-rata lebar daun 1,07 cm setiap minggunya dan hasil tinggi tanaman
yg didapatkan pada minggu terakhir 5,4 cm, sampel 3 didapatkan rata-rata lebar
20
daun 1 cm setiap minggunya dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada minggu
terakhir 6 cm, sampel 4 didapatkan rata-rata lebar daun 0,23 cm setiap minggunya
dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada minggu terakhir 2,7 cm, sampel 5
didapatkan rata-rata lebar daun 0,63 cm setiap minggunya dan hasil tinggi tanaman
yg didapatkan pada minggu terakhir 4,1 cm, sampel 6 didapatkan rata-rata lebar
daun 0,87 cm setiap minggunya dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada
minggu terakhir 4,6 cm, sampel 7 didapatkan rata-rata lebar daun 1,57 cm setiap
minggunya dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada minggu terakhir 6,7 cm,
sampel 8 didapatkan rata-rata lebar daun 1,7 cm setiap minggunya dan hasil tinggi
tanaman yg didapatkan pada minggu terakhir 6,6 cm, sampel 9 didapatkan rata-rata
lebar daun 1,43 cm setiap minggunya dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada
minggu terakhir 7,5 cm, sampel 10 didapatkan rata-rata lebar daun 1,40 cm setiap
minggunya dan hasil tinggi tanaman yg didapatkan pada minggu terakhir 6,2 cm,
sampel 11 didapatkan rata-rata lebar daun 0,60 cm setiap minggunya dan hasil
tinggi tanaman yg didapatkan pada minggu terakhir 4,3 cm, sampel 12 didapatkan
rata-rata lebar daun 1,13 cm setiap minggunya dan hasil tinggi tanaman yg
Kepadatan tanaman dapat diartikan sebagai jumlah tanaman yang terdapat dalam
jumlah tanaman. Bila jumlah tanaman meningkat dan diikuti dengan luas daun serta
ILD-nya yang meningkat sehingga akan meningkatkan berat kering total tanaman
Harahap, Edi Susilo. 2003. Respon Tanaman Sawi (Brassica juncea L) Terhadap
Konsentrasi Pupuk Stadya dan Jarak tanam. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Harahap. 2000. Pengaruh Pupuk Organik dan Kalium terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Wortel. Penelitian Hort. 24(4):65-71.
Haryanto. E., Suhartini. T., Rahayu. E dan Sunarjono. H. H. 2007. Sawi dan selada.
Penebar swadaya. Jakarta.
Nuebaity. A., Setiawan. A dan Mulyani. O. 2011. Efektifitas Arang Sebagai Bahan
Pembawa Pupuk Hayati Mikoriza Arbuskula pada Produksi Sorgum. Jurnal
Agriminal. Vol. 1(1): 2-3.
Syafri,Edi dan Yusri ,Ahmad. 2009. Budidaya Sawi Secara Semi Organik.
Agroinovasi Press. Bogor.
Temewu. P dan Kapugu. L. B. 2009. Pertumbuhan Gulma Teki Akibat Pemupukan
Nitrogen pada Budidaya Tanaman Sawi di Desa Modayag. Jurnal Soil
Envirinmen. Vol 7(1):2.
Wijayani, Ari dan Widodo Wahyu. 2005. Usaha Meningkatkan Kualitas Beberapa
Varietas Tomat Dengan Sistem Budidaya Organik Increasing Of Tomatoes
Quality In Organic Culture. Jurnal Ilmu Pertanian. Vol.12(1):77-83.