Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB 10
ANALISIS INVESTASI PERUSAHAAN
Pendahuluan
Investasi merupakan suatu pengeluaran modal saat ini untuk megharapkan
pengembalian atau hasil pada masa yang akan datang. Keputusan atas suatu
investasi pada umumnya didasarkan pada pertimbangan investor terhadap
besarnya return (pengembalian) yang diharapkan serta risiko yang diperkirakan
akan dihadapi. Hubungan antara risiko dengan return bersifat positif artinya
apabila risiko tinggi maka return yang diharapkan juga akan tinggi. Sebagai
ilustrasi, apabila seorang detektif memiliki misi untuk membongkar suatu sindikat
perampokan maka besarnya bayaran yang ditawarkan bergantung besarnya risiko
yang akan dihadapi dalam menjalankan tugas.
Analisis investasi (investment analysis) dimaksudkan sebagai upaya untuk
memperkirakan prospek suatu investasi di masa yang akan datang. Analisis ini
sangat diperlukan dengan pertimbangan bahwa kondisi investasi masa yang akan
datang bersifat tidak pasti (uncertainty). Hasil analisis investasi ini akan menjadi
pertimbangan bagi para investor dalam mengambil keputusan atas investasinya.
Analisis investasi meliputi analisis fundamental, analisis teknikal, model-model
valuasi investasi, serta model-model keseimbangan dalam menilai investasi. Pada
pembahasan analisis investasi ini, penulis lebih banyak mengungkapkan teori
hasil kompilasi dari beberapa pakar serta hasil penelitian, baik yang dilaksanakan
di dalam negeri (Indonesia) maupun di luar negeri.
68
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
Kerangka Pembahasan
Analisis Investasi
Perusahaan
69
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
yaitu pilihan waktu untuk melakukan investasi dan produktivitas investasi dalam
menghasilkan return, ekspektasi investor mengenai keadaan masa yang akan
datang, serta sikap investor terhadap risiko.
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran dana saat ini untuk
mengharapkan pengembalian (hasil) pada masa yang akan datang, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Berbagai pilihan investasi akan dihadapi oleh
para investor, baik investor individu maupun investor kelompok. Berdasarkan
bentuknya, investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Investasi pada sektor riil, seperti peralatan, properti, dll.
b. Investasi pada sektor finansial, baik instrumen investasi pada pasar uang
maupun instrumen investasi pada pasar modal, seperti obligasi dan saham
maupun derivatifnya.
Berdasarkan analisis faktor risiko yang kemudian menentukan return saham
tersebut akan menjadi pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan.
Keputusan investor merupakan perwujudan dari suatu perilaku atas respon
investor dari berbagai faktor yang mempengaruhi iklim investasinya. Faktor
utama yang menjadi pertimbangan investor atas keputusan investasinya adalah
ekspektasi terhadap return dan risiko.
Beberapa konsep dasar yang diperlukan dalam melakukan analisis
fundamental adalah:
1. Return investasi individual
Tujuan utama suatu kegiatan investasi adalah untuk menghasilkan return
(hasil) sebagaimana dikemukakan oleh Penman (2003) bahwa The objective of
investing is to earn returns, and the objective of fundamental analysis is to
forecast and value this returns. Pada dasarnya seluruh jenis investasi mempunyai
return yang sama yaitu berupa net cash inflow yang dihasilkan dari kegiatan
investasi. Namun komponen pembentuk return akan berbeda bagi setiap jenis
investasi. Return dapat diartikan sebagai hasil atau pengembalian dari investasi
berupa pendapatan bunga, pendapatan dividen, capital gain, dll. Fischer dan
Jordan (1995) mengemukakan bahwa Return is the motivating force and the
70
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
principal reward in the investment process, and it is the key method available to
investors in comparing alternative investments.
Bagi investasi riil, return berupa net cash flow yang dihasilkan dari aktivitas
operasi atas proyek investasi; bagi investasi obligasi akan menghasilkan return
berupa pendapatan bunga atas obligasi (bond yield); sedangkan bagi investasi
saham akan menghasilkan return berupa pendapatan dividen (dividend yield) dan
pendapatan dari selisih harga (capital gain).
Jadi total return suatu investasi aktiva finansial dapat dihitung secara
matematis: Return = Hasil + Perubahan harga. Menurut Salomon Brothers (1989)
dalam Elton dkk (2007) bahwa terdapat tujuh variabel yang dapat mempengaruhi
return sekuritas yaitu: (1) pertumbuhan ekonomi, (2) siklus bisnis, (3) tingkat
suku bunga jangka panjang, (4) tingkat suku bunga jangka pendek, (5) inflasi, (6)
kurs mata uang, dan (7) indeks pasar.
Return dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu return ekspektasi dan return
aktual. Menurut Rose, Westerfield, dan Jaffe (2010) bahwa Expected return is
the return that an individual expects a stock to earn over the next period. Untuk
mengukur besarnya return saham aktual digunakan rumus (Jogiyanto, 2008)
sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 10.1.
Pt Pt 1 Dt
Ri t ........................................................ (10.1)
Pt 1
Keterangan:
Rit = Return individual realisasi pada periode t
Pt = Harga saham pada periode t
Pt-1 = Return individual realisasi pada periode t-1
Dt = Dividen pada periode t
71
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
Tabel 10.1. Harga pasar saham, pembayaran dividen, dan return saham PT United
Tractors Tbk
Harga pasar Pembayaran Capital Dividend Return
Tahun
(Rp) dividen*) (Rp) gain (%) yield (%) saham (%)
2005 5.400 0
2006 7.550 0 39,81 0 39,81
2007 10.900 0 44,37 0 44,37
2008 4.400 0 (59,63) 0 (59,63)
2009 15.500 0 252,27 0 252,27
Sumber: Fact book Bursa Efek Indonesia
Keterangan *) Asumsi penulis
Berdasarkan Tabel 10.1 di atas menunjukkan bahwa harga pasar saham PT
United Tractors Tbk sangat fluktuatif. Apabila diasumsikan tidak ada pembayaran
dividen maka return saham aktual sama dengan capital gain yang ditunjukkan
pada kolom return saham. Nilai return saham akan berfluktuasi sejalan dengan
harga pasar saham.
2. Risiko investasi
72
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
Tabel 10.2. Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia
Tahun IHSG Return Pasar (%)
2001 392
2002 425 8,39
2003 679 59,86
2004 1.000 47,24
2005 1.163 16,24
2006 1.806 55,34
2007 2.746 52,05
2008 1.355 -50,66
2009 2.534 87,01
Sumber: Bank Indonesia
Berdasarkan Tabel 10.2 di atas menunjukkan return pasar saham di Indoensia
mengalami fluktuasi. Nilai return pasar akan berfluktuasi sejalan dengan fluktuasi
indeks harga saham gabungan. Fluktuasi return pasar juga dapat dilihat pada
Gambar 10.1.
73
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
Untuk menghitung besarnya risiko pasar digunakan rumus varians return pasar
(Jogiyanto, 2008) sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 10.3.
i 2 ei 2
M 2
............................................................ (10.3)
i 2
Keterangan:
M2 = varians pasar (tingkat risiko pasar)
i2 = Varians saham individual (risiko saham individual)
ei2 = Varians residual saham individual
i2 = Beta kuadrat
74
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
im Cov ( Ri , Rm )
i
m2 Var ( Rm ) . (10.5)
Keterangan:
i = Beta saham
im = Covarians antara return saham i dengan return pasar
m2 = Varians pasar
Rm = Return pasar pada periode t
Ri = Return saham i pada periode t.
Menurut Rose, Westerfield, dan Jaffe (2010) bahwa Variance and standard
deviation are many ways to assess the volatility of a securitys return. One of
the most common is variance, which is a measure of the squared deviations of
a securitys return from its expected return. Selanjutnya, Rose, Westerfield,
dan Jaffe (2010) bahwa Covariance and Correlation is a return on individual
securities are related to one another.
Menurut Jogiyanto (2008) bahwa Beta untuk portofolio pasar adalah bernilai
1. Suatu sekuritas yang mempunyai Beta lebih kecil dari 1 dikatakan berisiko
lebih kecil dari risiko portofolio pasar. Sebaliknya, suatu sekuritas yang
mempunyai nilai Beta lebih besar dari 1 dikatakan dikatakan mempunyai
risiko sistematik yang lebih besar dari risiko pasar. Jika suatu sekuritas
mempunyai Beta sama dengan Beta portofolio pasar atau sama dengan 1,
maka diharapkan sekuritas ini mempunyai return ekspektasi yang sama
dengan return ekspektasi portofolio pasar atau E(R M). Untuk sekuritas
75
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
individual yang mempunyai Beta lebih kecil (besar) dari satu, maka
diharapkan akan mendapatkan return ekspektasi lebih kecil (besar)
dibandingkan dengan return ekspektasi portofolio pasar.
Jadi berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis
fundamental (fundamental analysis) merupakan suatu upaya untuk mengestimasi
harga sekuritas di masa yang akan datang dengan mempertimbangkan faktor-
faktor fundamental secara top-down. Kerangka analisis fundamental secara top-
down ditunjukkan pada Gambar 10.2.
76
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
77
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
pernyataan Dornbusch, Fischer, dan Startz (2008) bahwa The interest rate states
the rate of payment on a loan or other investment, over and above principal
repayment, in terms of an annual percentage.
Zafar, Urooj, dan Durrani (2008) telah melakukan penelitian tentang
volatilitas tingkat suku bunga dan return saham pada Pasar Saham Karachi. Hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa conditional market returns and variance
parameters are very close to each other for both the models. Conditional market
returns have a negatively significant relation with the interest rates as in USA and
Korea. Thus we can easily predict the stock returns by analyzing interest rates.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat suku
bunga merupakan salah satu indikator perekonomian suatu negara. Suku bunga
berpengaruh terhadap dua hal yaitu (1) daya beli untuk konsumsi masyarakat dan
(2) selera investasi masyarakat. Semakin tinggi suku bunga pada suatu negara
maka semakin rendah daya beli (purchasing power) masyarakat. Kondisi ini pula
akan mengubah selera investasi masyarakat yang cenderung mengalihkan
investasinya dari pasar modal ke pasar uang. Daya beli masyarakat akan
berpengaruh terhadap permintaan (demand) barang dan jasa yang dihasilkan oleh
produsen sebagai emiten. Semakin tinggi daya beli masyarakat maka semakin
tinggi pula permintaan barang dan jasa. Permintaan akan berpengaruh terhadap
pendapatan produsen. Artinya semakin tinggi permintaan suatu produsen maka
akan semakin tinggi pula pendapatan produsen tersebut. Dan pada akhirnya
apabila pendapatan meningkat maka cenderung diikuti pula peningkatan laba. Di
samping itu, adanya perubahan selera investasi masyarakat yang cenderung
mengalihkan investasinya dari pasar modal ke pasar uang sehingga harga
sekuritas pada pasar modal cenderung menurun. Selanjutnya, para investor akan
merespon kondisi tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap nilai suatu
sekuritas. Apabila para investor merespon positif terhadap kinerja emiten maka
nilai sekuritas yang diterbitkan emiten tersebut cenderung meningkat. Demikian
pula sebaliknya, apabila para investor merespon negatif maka nilai sekuritas yang
diterbitkan emiten tersebut cenderung menurun.
78
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
4) Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional (national income) merupakan salah satu indikator kinerja
perekonomian yang dicapai oleh suatu Negara. Pendapatan nasional dapat
memberikan pengaruh terhadap iklim berinvestasi, termasuk iklim berinvestasi di
pasar modal. Salah satu konsep pengukuran pendapatan nasional adalah Produk
Domestik Bruto (gross domestic product).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel PDB
merupakan salah satu indikator perekonomian suatu negara. Apabila PDB suatu
negara mengalami peningkatan maka perekonomian negara tersebut mengalami
kemajuan. PDB berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Semakin tinggi PDB
suatu negara maka semakin tinggi pula daya beli (purchasing power) masyarakat.
Daya beli masyarakat akan berpengaruh terhadap permintaan (demand) barang
dan jasa yang dihasilkan oleh produsen sebagai emiten. Semakin tinggi daya beli
masyarakat maka semakin tinggi pula permintaan barang dan jasa. Permintaan
akan berpengaruh terhadap pendapatan produsen. Artinya semakin tinggi
permintaan suatu produsen maka akan semakin tinggi pula pendapatan produsen
tersebut. Dan pada akhirnya apabila pendapatan meningkat maka cenderung
diikuti pula peningkatan laba. Selanjutnya, para investor akan merespon kondisi
tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap nilai suatu sekuritas. Apabila para
investor merespon positif terhadap kinerja emiten maka nilai sekuritas yang
diterbitkan emiten tersebut cenderung meningkat. Demikian pula sebaliknya,
79
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
apabila para investor merespon negatif maka nilai sekuritas yang diterbitkan
emiten tersebut cenderung menurun.
80
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
6) Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran (balance of payment) merupakan salah satu indikator
makroekonomi yang menunjukkan perimbangan antara arus dana masuk dari luar
negeri ke dalam negeri dengan arus dana keluar dari dalam negeri ke luar negeri.
Neraca pembayaran dapat mempengaruhi aktivitas perekonomian suatu Negara
karena akan menentukan cadangan devisa. Komponen utama dari neraca
pembayaran adalah transaksi berjalan (neraca perdagangan) yang merupakan
perimbangan ekspor dan impor. Apabila neraca perdagangan dalam kondisi defisit
maka neraca pembayaran juga akan cenderung defisit kecuali dapat ditutupi oleh
transaksi modal. Hal ini yang akan mempengaruhi kegiatan perekonomian
sehingga akan berpengaruh terhadap iklim investasi, baik pada sektor riil maupun
sektor keuangan.
81
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
terhadap permintaan (demand) barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen
sebagai emiten. Semakin rendah daya beli masyarakat maka semakin rendah pula
permintaan barang dan jasa. Permintaan akan berpengaruh terhadap pendapatan
produsen. Artinya semakin rendah permintaan suatu produsen maka akan semakin
rendah pula pendapatan produsen tersebut. Dan pada akhirnya apabila pendapatan
menurun maka cenderung diikuti pula penurunan laba. Selanjutnya, para investor
akan merespon kondisi tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap nilai suatu
sekuritas. Apabila para investor merespon negatif terhadap kinerja emiten maka
nilai sekuritas yang diterbitkan emiten tersebut cenderung menurun. Demikian
pula sebaliknya, apabila para investor merespon positif maka nilai sekuritas yang
diterbitkan emiten tersebut cenderung meningkat.
Secara grafis hubungan antara variabel-variabel makroekonomi terhadap nilai
suatu sekuritas ditunjukkan pada Gambar 10.3.
Pendapatan
Domestik Bruto
Nilai
Respon
Pasar
Pendapatan Positif
Inflasi Meningka
Riil
t
Nilai
Suku Bunga Daya Beli Respon Pasar
Masyarakat Investor Sekurita
s
Jumlah Uang
Beredar Selera
Respon
Investasi
Negatif
Pengangguran
Permintaan Nilai
dan Pasar
Nilai Tukar
Penawaran Menuru
Sekuritas n
_____________________________________
Gambar 10.3. Hubungan antara variabel-variabel makroekonomi terhadap nilai
pasar sekuritas
82
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
83
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
2. Analisis industri
Industri dapat diartikan sebagai kelompok perusahaan yang sejenis. Analisis
terhadap suatu industri diperlukan dengan pertimbangan bahwa setiap industri
memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memberikan dampak risiko yang
berbeda terhadap investasi saham pada pasar saham. Dengan demikian berarti
bahwa setiap jenis industri pada waktu yang bersamaan akan memberikan tingkat
return yang berbeda.
Pada setiap pasar modal di setiap negara telah melakukan pengklasifikasian
berdasarkan jenis-jenis industri. Misalnya, Bursa Efek Indonesia telah
mengklasifikasi emiten ke dalam sembilan sektor industri.
Di samping itu, analsis terhadap karakteristik industri dapat dibedakan dari
kinerja masing-masing industri yang dapat diukur dengan beberapa faktor antara
lain: (1) Return on equity, (2) Earnings per share, (3) Industrys operating profit
margin, (4) Price earnings ratio, (5) Price/book value ratio, (6) Price/cash flow
ratio, dan (7) Price/sales ratio.
Hasil-hasil penelitian terdahulu tentang hubungan antara return saham dengan
faktor-faktor industri adalah sebagai berikut:
1) Bauer, Pavlov, dan Schotman (2004) telah meneliti tentang prediksibilitas
return saham berdasarkan data panel saham-saham individual kaitannya
dengan pengaruh karakteristik industri. Hasil penelitiannya menemukan
bahwa efek industri signifikan yang diindikasikan oleh ukuran (size) dan
84
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
85
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
3. Analisis perusahaan
Faktor-faktor fundamental perusahaan ditunjukkan oleh kinerja keuangan dan
keputusan-keputusan penting pada fungsi keuangan perusahaan yang merupakan
indikator kinerja manajemen perusahaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan
perusahaan adalah emiten-emiten yang terdaftar pada Bursa Efek. Analisis
terhadap kinerja keuangan emiten dapat dilakukan melalui analisis terhadap
laporan keuangan sedangkan analisis terhadap keputusan-keputusan strategis di
bidang keuangan adalah keputusan-keputusan yang berimplikasi jangka panjang
di bidang keuangan.
Analisis terhadap laporan keuangan merupakan metode yang digunakan para
pengguna untuk mencari informasi guna menjawab pertanyaannya tentang
perusahaan (Penman, 2003).
Analisis terhadap kinerja keuangan emiten menggambarkan kekuatan dan
kelemahan aspek finansial suatu perusahaan sehingga akan merefleksikan suatu
risiko bagi suatu perusahaan.
Analisis terhadap kinerja keuangan emiten dapat dikelompokkan ke dalam
lima bagian yaitu: (1) Analisis Likuiditas, (2) Analisis Solvabilitas, (3) Analisis
86
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
87
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
88
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
89
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
4. Analisis kecenderungan
90
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
91
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
92
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
Konsep nilai sekarang atau present value (PV) dan nilai akan datang atau
future value (FV) sangat penting keberadaannya dalam penilaian terhadap
sekuritas jangka panjang. Kedua konsep ini dasarkan pada prinsip time value of
money dimana nilai uang akan berbeda pada waktu yang berbeda pula. Nilai
uang sekarang lebih rendah dari nilai uang yang lalu dan lebih tinggi dari nilai
uang yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor
inflasi.
Perhitungan present value dan future value didasarkan atas dua jenis bunga,
yaitu bunga sederhana (simple interest) dan bunga majemuk (compound interest).
Bunga sederhana adalah bunga yang dibayar atau diterima berdasarkan jumlah
modal awal sedangkan bunga majemuk adalah bunga yang dibayar atau diterima
berdasarkan bunga sebelumnya yang dibayar atau diterima.
1. Nilai Sekarang (Present Value/PV)
Penilaian atas Present Value dibedakan berdasarkan kedua jenis bunga di atas:
a) Bunga Sederhana
FVn
PV0 P0
1 (i)(n)
(10.6)
b) Bunga Manjemuk
FVn 1
PV0 P0 FVn (10.7)
(1 i)n (1 i)n
PV0 FVn PVIFi,n (10.8)
b) Bunga Majemuk
FVn P0 1 i
n
(10.10)
PVn P0 FVIFi,n (10.11)
93
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
I
V I PVIFA kd (10.12)
t 1 1 k d
t
I I I
V ..... (10.13)
1 k d 1 k d
1 2
1 k d
I
V (10.14)
kd
I I I MV
V .... (10.16)
1 k d 1 k d
1 2
1 k d 1 k d n
n
V
MV
MV PVIFkd ,n (10.17)
1 kd n
94
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
95
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
N
D 1 g
1
1 ks 1 k
P (10.21)
1 g
1
1 ks
Keterangan:
P = nilai per lembar saham
D = deviden per lembar saham
k = rate of return
g = tingkat pertumbuhan
Perkiraan harga saham yang akan dijual pada satu periode yang akan
datang dapat dihitung dengan Persamaan 10.23 sebagai berikut:
Dt 2 Pt 2
Pt 1 (10.23)
1 k s 1 k s
96
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
Jadi pada akhirnya nilai saham dapat dihitung dengan Persamaan 10.24
sebagai berikut:
Dt 1 D D D
Pt t 2 2 t 3 .... t n n11 (10.24)
1 ks 1 ks 1 ks 1 k
3) Cross-Sectional Model
Model ini merupakan analisis yang dilakukan terhadap banyak saham untuk
periode waktu yang sama. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui
bagaimana posisi suatu saham terhadap saham-saham lainnya dengan
menggunakan variabel tertentu.
97
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
Apabila suatu saham mempunyai PER yang ditawarkan lebih rendah dari PER
yang diharapkan (diperkirakan), maka saham tersebut potensi untuk dibel.
Sedangkan apabila menawarkan PER yang lebih tinggi dari PER yang
diharapkan, maka saham tersebut potensi untuk dilakukan short selling.
Analisis Cross-Sectional Dengan Pendekatan dividen (cash flow). Dalam
pendekatan ini ditunjukkan hubungan positif antara tingkat keuntungan
yang diharapkan (r) dengan risiko (), kemudian diregresikan, dimana r
merupakan variabel depeden dan merupakan variabel independen. Dari
hasil analisis ditemukan hubungan antara r dengan sebagai berikut:
Tabel 10.3. Analisis cross-section dengan pendekatan dividen (cash flow)
Saham Tingkat keuntungan Risiko ()
Yang diharapkan (r)
1 0,20 1,10
2 0,175 0,80
98
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
0 M p
99
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
Secara grafis Security Market Line (SML) atau Garis Pasar Sekuritas (GPS)
ditunjukkan pada Gambar 10.5.
E(Ri)
GPS
E(RM)
RBR
0 1,0
Gambar 10.5. Garis pasar sekuritas (security market line)
Sumber: Jogiyanto, 2008, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, p. 474.
100
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
signifikansi 0.00, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi harga
saham. Atau bisa dikatakan semua variabel independen secara bersama sama
berpengaruh terhadap harga saham. Pada industri pertanian hanya variabel
EPS, PER, BVS, ROI, PBV, DER, serta Beta yang secara bersama sama
berpengaruh terhadap harga saham, dan (5) Pada industri pertambangan, Uji t
menunjukkan angka SIG berada jauh di bawah 0.025. Dapat dikatakan bahwa
semua variabel independen secara individu berpengaruh terhadap harga
saham. Sedangkan pada industri pertanian,hanya variabel EPS, PER, BVS,
ROI, PBV, DER, serta Beta yang secara individu berpengaruh terhadap harga
saham.
Ringkasan
Analisis investasi merupakan suatu cara untuk mengestimasi nilai investasi
pada masa yang akan datang. Salah satu jenis investasi yang perlu dianalisis
adalah investasi pada pasar modal, berupa saham, obligasi, atau derivatifnya.
Ketiga jenis sekuritas ini merupakan jenis investasi yang berisiko, terutama saham
dan derivatif. Oleh karena itu, analisis investasi pada pasar modal difokuskan pada
penentuan risiko dan return.
Berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisis investasi pada
pasar modal adalah: analisis fundamental, analisis teknikal, penggunaan model-
model penilaian sekuritas, serta penggunaan model-model keseimbangan, seperti
capital asset pricing model (CAPM). Analisis fundamental merupakan analisis
yang dilakukan secara top-down yang mengasumsikan bahwa return sekuritas
dipengaruhi oleh berbagai faktor fundamental, seperti faktor makroekonomi,
faktor industri, dan faktor kinerja perusahaan. Analisis teknikal mengasumsikan
bahwa return sekuritas masa yang akan datang bergantung pada pola pergerakan
return pada periode sebelumnya. Penggunaan model-model penilaian sekuritas
adalah untuk menentukan nilai instrinsik berdasarkan arus kas dengan
menggunakan konsep nilai sekarang dan nilai akan datang. Penggunaan model-
model keseimbangan adalah untuk menentukan hubungan antara risiko dengan
return sekuritas.
101
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
Pertanyaan
10.1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis fundamental dan analisis
teknikal? Kemudian jelaskan perbedaan kedua jenis analisis ini.
10.2 Jelaskan apa yang dimaksud dengan model penilaian sekuritas? Kemudian
jelaskan beberapa konsep nilai (value) dalam model penilaian sekuritas.
10.3 Jelaskan apa yang dimaksud dengan capital asset pricing model?
Kemudian jelaskan perbedaan antara garis pasar modal dengan garis pasar
sekuritas.
10.4 Jelaskan bagaimana pendapat Saudara apabila nilai pasar saham lebih
tinggi dari nilai intrinsiknya? Bagaimana keputusan Saudara sebagai
investor? Jelaskan.
10.5 Jelaskan bagaimana pendapat Saudara apabila return ekspektasi saham A
lebih tinggi dari return ekspektasi berdasarkan garis pasar sekuritas?
Bagaimana keputusan Saudara sebagai investor? Jelaskan.
Studi Kasus
1. Melakukan analisis dengan pendekatan secara fundamental. Analisis ini
meliputi:
a. Analisis terhadap fundamental Makroekonomi
b. Analisis terhadap fundamental industri
c. Analisis terhadap fundamental perusahaan
2. Melakukan analisis dengan pendekatan secara teknikal. Analisis ini meliputi:
a. Analisis dengan menggunakan Metode Moving Average (Rata-rata
Bergerak)
b. Analisis dengan menggunakan Metode Trend
c. Analisis dengan menggunakan Metode Regresi
3. Melakukan kalkulasi nilai intrinsik saham dan obligasi dengan menggunakan
berbagai model penilaian sekuritas. Kemudian berikan komentar mengenai
keputusan investor.
102
Bab 10. Analisis Investasi Perusahaan
103