Anda di halaman 1dari 9

ANATOMI ALAT REPRODUKSI WANITA

Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme yang bekerja
sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-hidup seperti cairan, hormon, dan feromon
juga merupakan aksesoris penting untuk sistem reproduksi.Tidak seperti kebanyakan sistem organ,
jenis kelamin dari spesies yang telah terdiferensiasi sering memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan ini memungkinkan untuk kombinasi materi genetik antara dua individu, yang
memungkinkan untuk kemungkinan kebugaran genetik yang lebih besar dari keturunannya.
Seperti telah ditemukan, pengetahuan anatomik mengenai alat kandungan sangat perlu bagi
seorang yang berkecimpung dalam fisiologi dan patologi reproduksi, sesuaidengan pepatah keine
Physiologie ohne Anatomie. Perlu dipahami pula, bahwa dalam masa kehamilan timbul perubahan-
perubahan pada alat kandungan yang harus pula diketahui.
Anatomi alat reproduksi terbagi atas
1) alat genetalia eksterna;
2) alat genetalia interna.

ALAT GENETALIA EKSTERNA


Mons veneris adalah bagian yang menonjol di atas simfisis dan pada wanita dewasa
ditutup oleh rambut kemaluan. Pertumbuhan rambut kemaluan ini tergantung dari suku bangsa dan
juga dari jenis kelamin. Pada wanita umumnya batas atasnya melintang sampai pinggir atas
simfisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus dan paha.
Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke
bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris. Ke bawah dan ke
belakang kedua labia mayora bertemu dan membentuk kommisura posterior.
Labia minora (bibir-bibir kecil) adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir
besar. Ke depan kedua bibir kecil bertemu dan membentuk di atas klitoris preputium klitoridis,
dan di bawah klitoris frenulum klitoridis. Ke belakang kedua bibir kecil juga bersatu dan
membentuk fossa navikulare. Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung banyak glandula
sebasea (kelenjar-kelenjar lemak) dan juga ujung-ujung urat saraf yang menyebabkan bibir kecil
amat sensitif. Jaringan ikatnya mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa otot polos yang
menyebabkan bibir kecil ini dapat mengembang. Klitoris kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh
preputium klitoridis, dan terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang
menggantungkan klitoris ke os pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat
mengembang, penuh dengan urat saraf, hingga amat sensitif.
Vulva berbentuk lonjong dengan ukuran panjangan dari muka ke belakang dan dibatasi di
muka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil, dan di belakang oleh perineum;
embriologik sesuai dengan sinus urogenitalis. Di vulva 1- 1,5 cm di bawah klitoris ditemukan
orifisium uretra eksternum ( lubang kemih) berbentuk membujur 4-5 mm dan tidak jarang sukar
ditemukan oleh karena tertutup oleh lipatan-lipatan selaput vagina. Tidak jauh dari lubang kemih,
di kiri dan di kanan bawahnya, dapat dilihat dua ostia skene. Saluran skene analog dengan kelenjar
prostat pada laki-laki. Di kiri dan kanan bawah, dekat fossa navikulare, terdapat kelenjar batolin.
Kelenjar ini, dengan ukuran diameter lebih kurang 1 cm, terletak di bawah otot konstriktor kunni
dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5 -2 cm yang bermuara di vulva, tidak jauh dari fossa
navikulare. Pada koitus kelenjar bartholin mengeluarkan getah lender.
Bulbus vestibuli sinistra et dekstra terletak di bawah selaput lender vulva, dekat ramus
ossis pubis. Besarnya 3-4 cm panjang, 1-2 cm lebar, dan 0,51-1 cm tebal; mengandung banyak
pembuluh darah, sebagian tertutup oleh muskulus iskio kavernosus dan muskulus konstriktor
vagina. Embriologik sesuai dengan korpus kavernosum penis. Pada waktu persalinan biasanya
kedua bulbus tertarik ke atas, ke bawah arkus pubis, akan tetapi bagian bawahnya yang melingkari
vagina sering mengalami cedera, dan sekali-sekali timbul hematoma vulva atau perdarahan.
Introitus vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada seorang virgo
selalu dilindungi oleh labia minora jika bibir kecil ini dibuka, maka barulah dapat dilihat, ditutup
oleh selaput dara (himen). Himen ini mempunyai bentuk berbeda-beda, dari yang semilunar (bulan
sabit) sampai yang berlubang-lubang, atau yang ada pemisahnya (septum); konsistensinya pun
berbeda-beda juga, dari yang kaku sampai yang lunak sekali. Hiatus himenalis (lubang selaput
dara) berukuran dari yang seujung jari sampai yang mudah dilalui oleh dua jari. Umumnya himen
robek pada koitus, dan robekan ini terjadi pada tempat jam 5 atau jam 7, dan sampai dasar selaput
dara itu. Sesudah persalinan, himen robek pada beberapa tempat, dan apa yang dapat dilihat adalah
sisa-sisanya (karunkula himenalis) saja.
Perineum, yang terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm.

ALAT GENETALIA INTERNA


Vagina (lubang kemaluan)
Setelah melewati introitus vagina, kita temukan lubang kemaluan yang merupakan suatu
penghubung antara introitus dan uterus. Arahnya sejajar dengan arah dari pinggir atas simfisis ke
promontorium. Arah ini penting diketahui pada waktu memasukkn jari ke dalam vagina ketika
mengadakan pemeriksaan ginekologik. Dinding depan dan belakang vagina berdekatan satu sama
lain, masing-masing panjangnya 6,5 cm dan 9 cm. Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-
lipat disebut rugae: di tengah-tengahnya ada bagian yang lebih keras, disebut kolumna rugarum.
Di vagina tidak didapatkan kelenjar-kelenjar bersekresi. epitel vagina terdiri dari epital gepeng
tidak bertanduk, di bawahnya terdapat terdapat jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh
darah. Pada kehamilan terdapat hipervaskularisasi lapisan jaringan tersebut, sehingga dinding
vagina kelihatan kebiru-biruan, yang disebut livide. Di sebelah luar otot-otot ini terdapat fasia
(jaringan ikat) yang akan berkurang elastisitasnya pada wanita yang lanjut usianya.
Di sebelah depan dinding vagina depan bagian bawah terdapat uretra, sedangkan bagian
atasnya berbatasan dengan kandung kencing sampai ke forniks anterior vagina.
Dinding kanan dan kiri vagina berhubungan dengan muskulus levator ani. Di sebelah atas
vagina membentuk fornises laterals sinistra et dekstra; 1,5 cm di atas forniks lateralis dalama
parametrium terletak ureter, dan pada tempat itu ureter melintasi arteri uterine. Hal ini penting
diketahui jika harus menjahit kembali robekan pada serviks uteri yang lebar, dan dekat pada tempat
arteri uterine serta ureter berada.
Vagina mendapat darah dari:
1) arteria uterine, yang melalui cabangnya ke serviks dan vagina memberikan darah ke bagian 1/3
atas vagina;
2) arteria vesikalis inferior, yang melalui cabangnya memberi darah ke vagina bagian 1/3 tengah;
3) arteria hemoroidalis mediana dan srteria pudendus interna, yang memberikan darah ke bagian
1/3 bawah vagina. Darah kembali melalui pleksus vena yang ada, antara lain pleksus
pampiniformis, ke vena hipogastrika dan vena iliaka ke atas.
Getah bening (limfe) yang berasal dari 2/3 bagian atas vagina akan melalui kelenjar getah
bening di daerah vasa iliaka, sedangkan getah bening yang berasal dari 1/3 bagian bawah akan
melalui kelenjar getah bening di region inguinalis.

Uterus
Uterus berbentuk seperti buah advokado atau buah peer yang sedikit gepeng kearah muka
belakang: ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot-otot
polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal
dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks ke depan
dan membentuk sudut dengan vagina, demikian pula, korpus uteri ke depan dan membentuk sudut
dengan serviks uteri).
Uteri terdiri atas:
1) fundus uteri;
2) korpus uteri;
3) serviks uteri.
Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal; di situ kedua tuba falloppii masuk ke uterus.
Di dalam klinik penting untuk diketahui sampai dimana fundus uteri berada oleh karena tuanya
kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan pada fundus uteri.
Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar. Pada kehamilan bagian ini mempunyai
fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut
kavum uteri (rongga Rahim). Serviks uteri terdiri atas:
1) pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio;
2) pars supravaginalis servisis uteri adalah bagian serviks yang berada di atas vagina.
Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikalis berbentuk sebagai saluran
lonjong dengan panjang 2,5 cm. saluran ini dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks, berbentuk sel-
sel torak bersilia dan berfungsi sebagai resptakulum seminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam
disebut ostium uteri internum, dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum. Kedua pintu ini
penting dalam klinik, misalnya pada penilaian jalannya persalinan, abortus, dan sebagainya. Secara
histologik uterus terdiri atas (dari dalam ke luar):
1) endometrium di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri;
2) otot-otot polos;
3) lapisan serosa, yakni peritoneum viserale.
Endometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak
pembuluh-pembuluh darah yang berkeluk-keluk. Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan
mempunyai arti penting dalam siklus haid pada seseorang wanita dalam masa reproduksi
(childbearing age). Dalam masa haid endometrium untuk sebagian besar dilepaskan, untuk
kemudian tumbuh lagi dalam masa proliferasi dan selanjutnya dalam masa sekretorik (kelenjar-
kelenjar telah berkeluk-keluk dan terisi dengan getah). Masa-masa ini dapat diperiksa dengan
mengadakan biopsy endometrium.
Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan di sebelah luar berbentuk
longitudinal. Di antara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman; lapisan
ini paling penting pada persalinan oleh karena sesudah plasenta lahir, berkontraksi kuat dan
menjepit pembuluh-pembuluh darah yang berada di tempat itu dan yang terbuka.
Uterus ini sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan
ligament yang menyokongnya, sehingga terfiksasi dengan baik. Ligament yang memfiksasi uterus
adalah:
1) Ligamentum kardinale sinistrum et dekstrum (mackenrodt) yakni ligamentum yang
terpenting, mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal, dan berjalan
dari serviks dan puncak vagina kea rah lateral dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan
banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteria uterine.
2) Ligamentum sakro-uterinum sinistrum et dekstrum, yakni ligementum yang menahan
uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang, kiri dan kanan,
kea rah os sakrum kiri dan kanan.
3) Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang menahan uterus
dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal kiri
dan kanan. Pada kehamilan kadang-kadang terasa sakit di daerah inguinal waktu berdiri
cepat karena uterus berkontraksi kuat, dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta
mengadakan tarikan pada daerah inguinal. Pada persalinan ia pun teraba kencang da terasa
sakit bila dipegang.
4) Ligamentum latum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang meliputi tuba, berjalan
dari uterus kearah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat. Di bagian dorsal
ligamentum ini ditemukan indung telur (ovarium sinistrum et dekstrum). Untuk menfiksasi
uterus, ligamentum latum ini tidak banyak artinya.
5) Ligamentum infundibulo-pelvikum, yakin ligamentum yang menahan tuba falloppii
berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat-urat saraf,
salura-saluran limfe, arteria dan vena ovarika.

Di samping ligament tersebut di atas ditemukan pada sudut kiri dan kanan belakang fundus
uteri ligamentum ovarii proprium kiri dan kanan yang menahan ovarium. Ligament ovarii ini
embriologis berasal dari gubernakulum; jadi sebenernya asalnya seperti ligamentum rotundum
yang juga embriologis berasal dari gubernakulum.
Ismus adalah bagian uterus antara serviks dan korpur utei, diliputi oleh peritoneum viserale
yang mudah sekali digeser dari dasarnya atau di gerakan di daerah plika vesiko-uterina. Dinding
belakang uterus seluruhnya diliputi oleh peritoneum viserale yang membentuk di bawah suatu
rongga yang disebut kavum douglasi. Dalam klinik rongga ini mempunyai arti penting: rongga ini
menonjol jika ada cairan (darah atau asites) atau ada tumor di daerah tersebut.
Uterus diberi darah oleh arteria sinistra et dekstra yang terdiri dari ramus asendens dan ramus
desendens. Pembuluh darah ini berasal dari a. iliaka interna (=a.hipogastrika) yang melalui dasar
lidamentum latum, masuk ke dalam uterus di daerah serviks kira-kira 1,5 cm dari forniks vagina.
Kadang-kadang pada persalinan terjadi perdarahan banyak oleh karena robekan serviks ke
lateral, sehingga mengenai cabang-cabang a. uterine. Robekan ini disebabkan antara lain oleh
pemimpin persalinan yang salah, persalinan dengan alat misalnya ekstraksi dengan cunam yang
dilakukan kurang cermat dan sebagainya. Timbullah hematoma di parametrium yang sukar di
diagnose dan dapat mengakibatkan ibu yang baru bersalin jatuh dalam syok dan jika hematoma di
parametrium tidak dipikirkan, wanita itu mungkin tidak tertolong lagi.
Kita harus berhati-hati pula jangan sampai ureter yang dekat pada daerah tersebut ikut terjahit,
sehingga terjadi anuria disusul oleh uremia, dan akhirnya kematian penderita.
Pembuluh darah lain yang memberi pula darah ke uterus adalah arteria ovarika sinistra et
dekstra. Ini berjalan dari lateral dinding pelvis, melalui ligamentum infundibulo-pelvikum
mengikuti tuba falloppii, beranastomosis dengan ramus asendens arteria uterine di sebelah lateral,
kanan dan kiri uterus. Bersama-sama dengan arteri-arteri tersebut di atas terdapat vena-vena yang
kembali melalui pleksus vena ke vena hipogastrika.
Getah bening yang berasal dari serviks akan mengalir ke daerah obturatorial dan inguinal
selanjutnya ke daerah vasa iliaka; dari korpus uteri saluran getah bening ini akan menuju daerah
para aorta atau para vertebra- dalam. Kelenjar-kelenjar getah bening penting artinya pada operasi
karsinoma.
Intervensi uterus terdiri terutama atas sistem saraf simpatetik, tetapi untuk sebagian juga atas
sistem parasimpatetik dan serebrospinal. Yang dari sistem parasimpatetik ini berada di dalam
panggul di sebelah kiri dan kanan os sakrum, berasal dari saraf sacral 2,3, dan 4, dan selanjutnya
memasuki pleksus frankenhauser. Yang dari sistem simpatetik masuk ke rongga panggul sebagai
pleksus hipogastrikus melalui bifurkasio aorta dan promontorium terus ke bawah dan menuju ke
pleksus frankenhauser.
Pleksus ini terdiri atas ganglion-ganglion berukuran besar dan kecil dan terletak terutama pada
dasar ligament sakro-uterina. Serabu-serabu saraf tersebut di atas memberi intervasi pada
myometrium dan endometrium. Kedua system simpatetik dan parasimpatetik mengandung unsur
motorik dan sensorik. Kedua sistem bekerja antagonistic: yang simpatik menimbulkan kontraksi
dan vasokonstriksi, sedangkan yang parasimpatetik sebaliknya: mencegah kontraksi dan
menimbulkan vasodilatasi.
Saraf yang berasal dari torakal 11 dan 12 mengandung saraf sensorik dari uterus dan
meneruskan perasaan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf (serebrum). Saraf sensorik dari
serviks dan bagian atas vagina melalui saraf sacral 2,3, dan 4, sedangkan dari bagian bawah vagina
melalui nervus pudendus dan nervus ileoinguinalis.

Tuba falloppii
Tuba falloppii terdiri atas:
1) pars interstisialis, bagian yang terdapat di dinding uterus;
2) pars ismika, merupakan bagian mdikal tuba yang sempit seluruhnya;
3) pars ampullaris, bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi;
4) infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai fimbria.
Fimbria penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur untuk kemudian menyalurkan
telur ke dalam tuba. Bentuk infundibulum seperti anemone (bintang laut).
Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale, yang merupakan bagian dari
ligamentum latum. Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar dan dalam) otot longitudinal dan otot
sirkuler. Lebih ke dalam lagi di dapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi
dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi kearah kavum uteri
dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran rambut getar tersebut.

Ovarium (indung telur)


Wanita pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri, yang dengan mesovarium
menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih
sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.
Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-
pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan
belakang menuju ke atas dan belakang, sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan.
Ujung yang dekat pada tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak
jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum. Ujung ovarium yang lebih rendah
berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan
otot yang menjadi satu dengan yang ada di proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang
menjadi satu dengan yang ada di ligamentum rotundum.
Struktur ovarium terdiri atas:
1) Korteks di sebelah luar yang diliputi oleh epitalium germinativum yang berbentuk kubik, dan
di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel primordial;
2) Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh
darah, serabut-serabut saraf, dan sedikit otot polos.
Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan satu folikel
akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel de
Graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks
ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu
sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi folikel de Graaf yang matang
terisi dengan likuor follikuli, mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi.
Folikel de Graaf yang matang mempunyai terdiri atas:
1) Ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai nucleus dengan
anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nucleolus pula;
2) Stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat kecil dengan inti yang
jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum; pada perkembangan lebih lanjut terdapat di
tengahnya suatu rongga terisi likuor follikuli;
3) Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-sel lebih kecil
daripada sel granulosa;
4) Di luar teka interna ditemukan teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.

Pada ovulasi folikel yang matang dan yang matang dan yang mendekati permukaan
ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada ovum
dan yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut dilepas. Sebelum dilepas, ovum
mulai mengalami pematangan dalam 2 tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.
Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan masuk ke
ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh-
pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya timbul perdarahan sedikit, yang menyebabkan
bekas folikel diberi nama korpus rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel-
selnya timbul pigmen kuning. Dan korpus rubrum menjadi korpus luteum. Sel-selnya membesar
dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat di antaranya. Di tengah-tengah
masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada pembuahan ovum, sel-sel yang besar serta
mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik, sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus
luteum lambat laun menjadi korpus albikans. Jika pembuahan terjadi, korpus luteum tetap ada,
malahan menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter 2,5 cm pada kehamilan 4 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro Hanifa .1999. Ilmu Kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, Dan Keluarga Berencana.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai