Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal

PEMERIKSAAN KEHILANGAN BERAT MINYAK DAN ASPAL


DENGAN MENGGUNAKAN THIN-FILM OVEN TEST

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetapkan penurunan berat minyak dan
aspal dengan cara pemanasan dan tebal tertentu, yang dinyatakan dalam
persen berat semula.
Sedangkan sasaran praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu :
- Menyiapkan campuran sampel secara benar.
- Menjalankan pemeriksaan penetrasi, daktilitas dan titik lembek sebelum
dan sesudah penurunan berat dengan benar.
- Menentukan persentase penurunan berat dan aspal akibat pemanasan.

2. Terminologi
- Penetrasi : Suatu nilai (dalam 0,1 mm) yang menyatakan tingkat
kekerasan material aspal.
- Daktilitas : Suatu nilai yang menyatakan kuat tidaknya suatu material
aspal dalam menahan gaya tarik (dinyatakan lebih atau
kurang dari 100 cm).
- Titik lembek : Suhu pada saat aspal mulai melunak.
- Durabilitas : Kemampuan untuk menahan pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh faktor-faktor luar seperti faktor cuaca,
faktor kimiawi, faktor lingkungan dan lain sebagainya.

Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal

3. Teori Dasar
Cahaya diketahui mempunyai efek yang merusak pada aspal, kerusakan
yang timbul sering berasal dari sinar matahari, yang mungkin alan merusak
molekul aspal, dibantu oleh faktor air dan cairan pelarut lainnya.kerusakan
molekul dengan cara ini dinamakan fotooksidasi.Untungnya, sinar yang
merusak ini hanya dapat mempengaruhi beberapa lapis molekul pada lapisan
atas aspal. Oleh karena itu fotooksidasi dianggap kecil pengaruhnya apabila
dilihat dari tebal aspal secara keseluruhan. Namun, proses di atas tidak bisa
diabaikan dalam kontribusinya terhadap proses pengrusakan akibat cuaca pada
lapisan permukaan tipis aspal pada agregat.
Efek pelapukan mungkin tidak terlalu signifikan, kecuali pada permukaan
yang sangat tipis. Fenomena yang terjadi ketika aspal dipanaskan dan
kemudian didinginkan kembali pada suhu ruang, dimana pengerasan
(hardening) akan berlanjut terus tergantung pada proses oksidasi dan
penyinaran. Proses pengerasan ini berlangsung lebih cepat pada beberapa jam
pertama dan kemudian berangsur-angsur berkurang. Sesudah kira-kira
setahun, tingkat pengerasan ini bisa diabaikan. Di Indonesia prosedur yang
tersedia untuk mengevaluasi durabilitas material aspal adalah Thin-Film Oven
Test (TFOT), dengan melakukan pembatasan evaluasi hanya pada beberapa
karakteristik aspal, seperti kehilangan berat (loss on heating), penetrasi
daktilitas dan titik lembek.

Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal

4. Prosedur Praktikum (AASTHO T 47-83 dan AASTHO T 179-88)


4.1 Peralatan
1. Termometer.
2. Oven yang dilengkapi dengan :
- Pengatur suhu untuk memanasi sampai (180
1) C.
- Pinggan logam berdiameter 25 cm,
menggantung dalam oven pada poros vertikal dan berputar
dengan kecepatan 5 sampai 6 putaran menit
3. Cawan logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang
diameter 15 mm dan tinggi 35 mm.
4. Neraca analitik, dengan kapasitas (200 0,001) gram.
4.2 Sampel
1. Sebelum dilakukan pemanasan, lakukan pada sampel pengetesan
penetrasi (AASTHO T 51-81) sesuai prosedur yang ada.
2. Persiapan pemanasan : aduklah contoh minyak atau aspal serta
panaskan bila perlu untuk mendapatkan campuran yang merata.
3. Tuangkan contoh kira-kira (500 0,5) gram ke dalam cawan dan
setelah dingin timbanglah dengan ketelitian 0,01 gram (A).
4. Sampel yang diperiksa harus bebas air.
5. Siapkan sampel ganda (duplo).
4.3. Pengujian
1. Letakkan sampai di atas pinggan setelah oven mencapai suhu
(1631)0C.
2. Pasangkanlah thermometer pada dudukannya sehingga terletak pada
jarak 1,9 cm dari pinggir pinggan dengan ujung 6 mm di atas
pinggan.
3. Ambillah sampel dan oven setelah 5 jam sampai dengan 5 jam 15
menit.
4. Dinginkan sampel pada suhu ruang, kemudian timbanglah dengan
ketelitian 0,1 gram (B).

Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal

5. Lakukan kembali pada sampel pengetesan penetrasi ( AASHTOO T


49 89 ). Titik lembek ( AASHTOO T 53 89 ) dan Daktiilitas
( AASHTOO T 51 81 ) sesuai prosedur yang ada.

5. Perhitungan dan Pelaporan


Nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata-rata dari sekurang-
kurangnya dari 3 pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil-hasil
pembacaan tidak melampaui ketentuan di bawah ini :

Hasil Penetrasi (dmm) 0 49 50 149 150 199 200


Toleransi 2 4 6 8

Perhitungan Data Penetrasi setelah kehilangan berat:


Data I :
1. Pengamatan 1 : 65 dmm
2. Pengamatan 2 : 78 dmm
3. Pengamatan 3 : 83 dmm
4. Pengamatan 4 : 82 dmm
5. Pengamatan 5 : 78 dmm
65 78 83 82 78
Rata - Rata 77,2 dmm
5
Data II :
1. Pengamatan 1 : 72 dmm
2. Pengamatan 2 : 76 dmm
3. Pengamatan 3 : 78 dmm
4. Pengamatan 4 : 60 dmm
5. Pengamatan 5 : 61 dmm
72 76 78 60 61
Rata - Rata 69,4 dmm
5
77,2 69,4
Nilai Penetrasi = 73,3 dmm
2
6. Diskusi

Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal

Setelah melakukan percobaan pemeriksaan kehilangan berat


akibat pemanasan aspal maka dapat diambil beberapa hal sebagai
berikut:
1. Nilai penetrasi sangat sensitif terhadap suhu. Pengukuran diatas suhu
kamar akan menghasilkan nilai penetrasi yang berbeda. Variasi suhu
terhadap nilai penetrasi dapat disusun sedemikian rupa sehingga
dihasilkan grafik hubungan antara suhu dan nilai penetrasi,
Penetration Index dapat ditentukan dari grafik tersebut.
2. Berdasarkan nilai penetrasi yang diperoleh (69,35 dmm) bila
dibandingkan dengan nilai penetrasi sebelum dioven (71,7 dmm)
dapat menunjukkan bahwa ada bahan aspal yang menguap sehingga
nilai penetrasi 69,35 dmm lebih keras daripada nilai penetrasi
sebelum dioven (71,7 dmm).
3. Untuk percobaan ini, sampel / benda uji tidak ditimbang terlebih
dahulu sebelum dan sesudah dioven sehingga data tidak lengkap.

7. Kesimpulan & Saran

Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal

Kesimpulan :
Pada percobaan ini, nilai penetrasi sesudah pemanasan belum bisa
dibandingkan dengan nilai penetrasi sebelum dioven. Hal ini dikarenakan
pemanasan dalam oven hanya 2 jam sedangkan dalam prosedur
percobaan ini pemanasan dalam oven dilakukan selama 5 jam sesuai
ketentuan dari Bina Marga. Jika pengujian dilakukan sesuai ketentuan
nilai penetrasi setelah dioven minimum 54 dmm untuk aspal Pen 60/70
dan jika penetrasi di bawah 54 dmm maka aspal tersebut tidak stabil atau
banyak mengandung komponen lunak.

Saran
Agar pelaksanaan praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan
lancar maka kami menyarankan :
1. Pembacaan alat penetrasi harus lebih teliti agar hasil
yang diperoleh lebih akurat
2. Pengujian penetrasi sebaiknya dilakukan setelah
suhu aspal memenuhi standar untuk pengujian.
3. Sebaiknya dalam melakukan percobaan, ruangannya
harus terpisah dengan percobaan lainnya, sehingga tidak
mengganggu percobaan-percobaan lainnya.

9. Daftar pustaka

Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal

American Association of State Highway and Tranportation Official

(AASTHO) ; AASTHO T 49 89 : 1990.

- Shell (1990). The Shell Bitumen Handbook, Shell Bitumen. Surrey.

Hunter Robert N. (1994) ;BITUMINOUS MIXTURE IN ROAD

CONSTRUCTION : Thomas Telford.

Thangesen Bent (1996) ;HIGHWAY AND TRAFFIC ENGINEERING

IN DEVELOPING COUNTRIES : E & FN SPON.

8. Gambar Alat

Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal

Gbr. Termometer Gbr. Oven

Gbr . Cawan Gbr. Timbangan

Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)

Anda mungkin juga menyukai