2. Terminologi
- Penetrasi : Suatu nilai (dalam 0,1 mm) yang menyatakan tingkat
kekerasan material aspal.
- Daktilitas : Suatu nilai yang menyatakan kuat tidaknya suatu material
aspal dalam menahan gaya tarik (dinyatakan lebih atau
kurang dari 100 cm).
- Titik lembek : Suhu pada saat aspal mulai melunak.
- Durabilitas : Kemampuan untuk menahan pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh faktor-faktor luar seperti faktor cuaca,
faktor kimiawi, faktor lingkungan dan lain sebagainya.
Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal
3. Teori Dasar
Cahaya diketahui mempunyai efek yang merusak pada aspal, kerusakan
yang timbul sering berasal dari sinar matahari, yang mungkin alan merusak
molekul aspal, dibantu oleh faktor air dan cairan pelarut lainnya.kerusakan
molekul dengan cara ini dinamakan fotooksidasi.Untungnya, sinar yang
merusak ini hanya dapat mempengaruhi beberapa lapis molekul pada lapisan
atas aspal. Oleh karena itu fotooksidasi dianggap kecil pengaruhnya apabila
dilihat dari tebal aspal secara keseluruhan. Namun, proses di atas tidak bisa
diabaikan dalam kontribusinya terhadap proses pengrusakan akibat cuaca pada
lapisan permukaan tipis aspal pada agregat.
Efek pelapukan mungkin tidak terlalu signifikan, kecuali pada permukaan
yang sangat tipis. Fenomena yang terjadi ketika aspal dipanaskan dan
kemudian didinginkan kembali pada suhu ruang, dimana pengerasan
(hardening) akan berlanjut terus tergantung pada proses oksidasi dan
penyinaran. Proses pengerasan ini berlangsung lebih cepat pada beberapa jam
pertama dan kemudian berangsur-angsur berkurang. Sesudah kira-kira
setahun, tingkat pengerasan ini bisa diabaikan. Di Indonesia prosedur yang
tersedia untuk mengevaluasi durabilitas material aspal adalah Thin-Film Oven
Test (TFOT), dengan melakukan pembatasan evaluasi hanya pada beberapa
karakteristik aspal, seperti kehilangan berat (loss on heating), penetrasi
daktilitas dan titik lembek.
Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal
Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal
Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal
Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal
Kesimpulan :
Pada percobaan ini, nilai penetrasi sesudah pemanasan belum bisa
dibandingkan dengan nilai penetrasi sebelum dioven. Hal ini dikarenakan
pemanasan dalam oven hanya 2 jam sedangkan dalam prosedur
percobaan ini pemanasan dalam oven dilakukan selama 5 jam sesuai
ketentuan dari Bina Marga. Jika pengujian dilakukan sesuai ketentuan
nilai penetrasi setelah dioven minimum 54 dmm untuk aspal Pen 60/70
dan jika penetrasi di bawah 54 dmm maka aspal tersebut tidak stabil atau
banyak mengandung komponen lunak.
Saran
Agar pelaksanaan praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan
lancar maka kami menyarankan :
1. Pembacaan alat penetrasi harus lebih teliti agar hasil
yang diperoleh lebih akurat
2. Pengujian penetrasi sebaiknya dilakukan setelah
suhu aspal memenuhi standar untuk pengujian.
3. Sebaiknya dalam melakukan percobaan, ruangannya
harus terpisah dengan percobaan lainnya, sehingga tidak
mengganggu percobaan-percobaan lainnya.
9. Daftar pustaka
Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal
8. Gambar Alat
Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)
Laporan Praktikum Perkerasan Beton Aspal
Pemeriksaan Penurunan Berat Minyak dan Aspal Jimmi Buang (931 22 201 10 263)