Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Program deradikalisasi merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan


memberangus pergerakan terorisme di Indonesia. Adapun salah satu sasaran program
tersebut adalah pelibatan narapidana dan eks narapidana kasus terorisme yang telah
sadar dalam memberikan pencerahan kepada narapidana kasus terorisme yang belum
sadar. Antara deradikalisasi dengan law enforcement diharapkan berjalan beriringan,
artinya bahwa penegakan hukum dan program deradikalisasi harus dilaksanakan
secara bersama-sama.
Kemudian, menumbuhkan kembali dan penguatan kearifan lokal merupakan salah
satu upaya dalam menangkal dan mencegah tumbuhnya terorisme di Indonesia.
Kearifan lokal sendiri adalah sikap, pandangan dan kemampuan suatu komunitas
didalam mengelola lingkungan rohani dan jasmaninya yang dapat memberikan daya
tahan dan daya tumbuh di dalam wilayah dimana komunitas itu berada.
Dalam menanggulangi dan memberantas terorisme di Indonesia, para aparat penegak
hukum berpayung pada ketentuan hukum positif yang berlaku. Disamping Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana yang menjadi hukum utama, juga mengacu pada
hukum khusus yaitu Undang-Undang No 15 tahun 2003 tentang Penetapan Perpu No.
1 tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-
Undang. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang tersebut beberapa pelaku terorisme
telah dihukum dan divonis hukuman mati dengan Undang-Undang ini. Namun hal
tersebut tidak membuat para pelaku terorisme surut, bahkan gerakan terorisme
mampu beradaptasi dan membangun jaringan baru. Oleh sebab itu, diperlukan
penguatan regulasi dalam mendukung upaya pemberantasan tindak pidana terorisme
yang berkembang menjadi extraordinary crime.
Upaya mengantisipasi terhadap berbagai serangan terorisme yang setiap saat dapat
terjadi di negara kita, mutlak harus dilakukan. Dengan adanya lembaga atau badan
khusus yang menangani masalah terorisme, maka diharapkan dapat mengantisipasi
dan melakukan tindakan sedini mungkin terhadap berbagai kemungkinan tumbuhnya
benih-benih terorisme di masa yang akan datang. Guna menjawab kebutuhan tersebut
maka pemerintah telah membentuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) berdasarkan Peraturan Presiden RI (Perpres) No. 46 tahun. Selain itu,

1
diperlukan juga penguatan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti teror yang dimiliki
oleh Polri dari tingkat pusat hingga daerah (Polda). Penguatan tersebut tidak hanya
penguatan kemampuan, namun juga penguatan dibidang sarana prasarana, sumber
daya manusia, anggaran dan sebagainya.
Adapun upaya penanggulangan terorisme yang tak kalah pentingnya adalah
melakukan gerakan pemasyarakatan Pancasila dengan berlandaskan kepada nilai-nilai
luhur Pancasila yang merupakan pedoman hidup dan pedoman bertingkah laku dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori

1. Pengertian Deradikalisasi
Deradikalisasi berasal dari kata radikal dengan imbuhan de yang berarti
mengurangi atau mereduksi, dan kata asasi, di belakang kata radikal berarti
proses, cara atau perbuatan. Jadilah deradikalisasi adalah suatu upaya mereduksi
kegiatan-kegiatan radikal dan menetralisasi paham radikal bagi mereka yang
terlibat teroris dan simpatisannya serta anggota masyarakat yang telah terekspose
paham-paham radikal teroris, (Deradikalisasi Nusantara, ASB)
Deradikalisasi merupakan semua upaya untuk mentransformasi dari keyakinan atau
ideologi radikal menjadi tidak radikal dengan pendekatan multi dan interdisipliner
(agama, sosial, budaya, dan selainnya) bagi orang yang terpengaruh oleh keyakinan
radikal. Atas dasar itu, deradikalisasi lebih pada upaya melakukan perubahan
kognitif atau memoderasi pemikiran atau keyakinan seseorang. Dengan demikian,
deradikalisasi memiliki program jangka panjang. Ia bekerja di tingkat ideologi
dengan tujuan mengubah doktrin dan interpretasi pemahaman keagamaan teroris
(Barrett & Bokhari, 2009; Boucek, 2008; Abuza, 2009).
Sebagai program kegiatan, implementasi deradikalisasi dapat berbentuk upaya
identifikasi, rehabilitasi, reedukasi, dan resosialisasi bagi individu atau kelompok
masyarakat yang terpengaruh oleh keyakinan radikal dengan mengedepankan
prinsip pemberdayaan, Hak Asasi Manusia, supremasi hukum dan kesetaraan.

2. Tujuan Deradikalisasi
Tujuan deradikalisasi dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dari deradikalisasi adalah untuk membuat para teroris atau
kelompok yang melakukan kekerasan bersedia meninggalkan atau melepaskan diri
mereka dari aksi dan kegiatan terorisme. Sedangkan secara khusus, tujuan dari
deradikalisasi adalah
a. Membuat para teroris mau meninggalkan aksi terorisme dan kekerasa.
b. Kelompok radikal mendukung pemikiran yang moderat dan toleran.

3
c. Kaum radikalis dan teroris dapat mendukung program-program nasional
dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

3. Esesnsi Deradikalisasi
Munculnya istilah deradikalisasi karena tumbuh suburnya faham radikal yang
mengatasnamakan agama yang kemudian naik kelas menjadi teroris dan
menghancurkan hidup dan kehidupan serta memporakporandakan tatanan dan
tuntunan beragama, bermasyarakat dan bernegara. Dan juga munculnya program
deradikalisasi yang digalakkan oleh Pemerintah melalui Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme, merupakan upaya mengajak masyarakat yang radikal
terutama narapidana teroris, matan napi teroris, keluarga dan jaringannya, agar
kembali ke jalan yang benar berdasarkan aturan agama, moral dan etika yang
sesuai dengan esensi ajaran semua agama yang sangat menghargai keragaman dan
perbedaan. Esensi lain program tersebut agar kembali menjadi warga negara
Indonesia yang benar berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dalam wilayah NKRI
dibawah prinsip bersatu dalam perbedaan dan berbeda dalam persatuan yang
dirangkum dalam istilah bhinneka tunggal ika.
Sejak pertengahan 2010 Pemerintah RI menetapkan Peraturan Presiden Nomor 46
tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam struktur dan
tata kerja BNPT terdapat Direktorat Deradikalisasi di bawah kedeputian I Bidang
Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi. Sejak saat itu hingga sekarang istilah
Deradikalisasi selalu menghiasi media literasi dan media elektronik, bahkan
menjadi buah bibir yang banyak diperbincangkan hampir semua kalangan, tidak
sedikit pengamat yang merasa tahu tentang deradikalisasi dan menjelaskannya di
tengah halayak ramai seolah merekalah yang berperan menjalankan program
deradikalisasi.

Anda mungkin juga menyukai