Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


pada kegiatan konstruksi merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh seluruh pelaku konstruksi di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum. Kewajiban ini semakin dipertegas dengan
dimasukkannya unsur K3 dalam proses pengadaan barang dan jasa,
sebagaimana dipersyaratkan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang dan Jasa maupun pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.

Badan Pembinaan Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya


Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi, mempunyai tugas dan peran
strategis dalam pembinaan penyelenggaraan konstruksi di Indonesia, termasuk
yang menyangkut penerapan SMK3 Konstruksi ini. Mengingat urgensi
penyebarluasan informasi mengenai kebijakan maupun pengetahuan terkait
SMK3 Konstruksi, maka Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi setiap
tahunnya mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi yang
diperuntukkan bagi Pengguna Jasa maupun Penyedia Jasa.

Pada hakikatnya, materi Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi terdiri dari 3 (tiga)
bagian utama, yaitu materi mengenai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan persyaratn
lainnya, materi-materi terkait Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Konstruksi, serta Workshop Penyusunan Rencana K3 Kontrak (RK3K).

ii
Materi ini kemudian dipecah menjadi 12 (dua belas) modul, disesuaikan dengan
jumlah kebutuhan tatap muka setiap harinya dalam pelaksanaan Bimbingan
Teknis, yaitu:
Modul 1. Kebijakan Pemerintah tentang K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum
Modul 2. Peraturan Perundangan K3 dan Persyaratan Lainnya
Modul 3. Pengetahuan Dasar K3
Modul 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2008
tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
Modul 5. Sistem Manajemen K3 Konstruksi
Modul 6. Pengetahuan Dasar tentang HIV dan AIDS
Modul 7. Manajemen Risiko K3
Modul 8. Penerapan SMK3 dalam Pengadaan Barang dan Jasa
Modul 9. K3 Pekerjaan Konstruksi
Modul 10. Manajemen Lingkungan dan Hygiene
Modul 11. Pra RK3K dan RK3K
Modul 12. Observasi Lapangan

Modul-modul ini telah dikaji dan disusun sedemikian rupa oleh Tim Penyusun
agar dapat dipahami dengan baik oleh para pembaca, tanpa mengubah
substansinya. Namun demikian, sebagaimana pepatah Tak Ada Gading Yang
Tak Retak, maka Tim Penyusun sangat terbuka bagi saran dan kritik yang
membangun, demi tersempurnakannya Modul Bimbingan Teknis SMK3
Konstruksi ini.

Akhir kata, ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu, sehingga Modul Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi ini dapat
tersusun dengan baik dan semoga dapat memberikan manfaat bagi
penggunanya.

Jakarta, Mei 2012


Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.. ii
Daftar Isi . iv
Tujuan Pengajaran v

I. PENDAHULUAN . 1
II. OBSERVASI LAPANGAN ............ 4
2.1. Metode & Instrumen Pengumpulan Data .... 4
2.2. Pengumpulan & Jenis-Jenis Data ...................... 6
III. ANALISIS DATA LAPANGAN ......... 6
PENYUSUNAN LAPORAN HASIL OBSERVASI LAPANGAN
IV.
DAN DISKUSI INTERNAL KELOMPOK ................................. 8
4.1. Format Makalah ............................ 8
4.1.1. Penjelasan Umum Isi Makalah ............ 8
4.1.2. Pembahasan Tugas Bidang ..... 8
4.1.3. Diskusi Internal Kelompok .... 14
PRESENTASI DAN SEMINAR HASIL OBSERVASI
V.
LAPANGAN ................................................ 15
VI. KESIMPULAN HASIL PRESENTASI .............................. 15

Daftar Pustaka .. vi
Tim Penyusun .. vii

iv
TUJUAN PENGAJARAN

A. TUJUAN UMUM
Observasi lapangan bertujuan mengadakan pengamatan secara langsung
yang didasari oleh kebenaran ilmiah. Kegiatan pengamatan dilakukan
guna menggali dan mengumpulkan data yang diperlukan bagi topik
pembahasan guna pengembangan wawasan dan peningkatan kinerja bagi
para peserta.

B. TUJUAN KHUSUS
Peserta diharapkan mampu:
1. Memahami teori tentang pengumpulan data/informasi;
2. Mengumpulkan data/informasi yang diperlukan;
3. Menulis makalah observasi lapangan.

v
OBSERVASI LAPANGAN

I. PENDAHULUAN

Observasi lapangan yang diselenggarakan adalah merupakan bagian


integral dari program Bimbingan Teknis (Bimtek) Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi yang
diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi,
Badan Pembinaan Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum.

Penyelenggaraan observasi ini adalah upaya para peserta dalam rangka


mencocokkan teori tentang SMK3 Konstruksi yang telah diperoleh dalam
kelas maupun pengalaman para peserta di unit kerja masing-masing
dengan kenyataan yang diobservasi/diamati di lapangan (kegiatan
konstruksi).

Dengan melakukan observasi lapangan, para peserta dapat melihat


sejauh mana teori dan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam kelas
dapat diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun
pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Dengan demikian peserta akan menjadi
lebih peka terhadap lingkungan serta mampu melakukan identifikasi
bahaya, menilai risiko dan kemudian mampu mengendalikan risiko
tersebut.

Peserta diharapkan memiliki kemampuan dalam menyusun hasil


observasi dan menyimpulkan temuan-temuan atas penerapan SMK3
Konstruksi di lapangan yang kemudian dapat memberikan saran dan
rekomendasi untuk penerapan SMK3 Konstruksi secara benar sesuai
dengan teori yang telah diperoleh.

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 1


Hasil observasi disusun secara kelompok dan dituangkan dalam laporan,
sehingga peserta dituntut untuk dapat bekerja-sama dengan peserta lain
dalam kelompoknya.

Kelompok dan bidang dibagi berdasarkan ketentuan sebagai berikut:


1. Struktur Kelompok dan Jumlah Anggota
Peserta Bimtek dibagi ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing
kelompok mendapat tugas sesuai bidang yang telah ditetapkan oleh
narasumber. Struktur kelompok terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Anggota. Jumlah ideal anggota per kelompok adalah 10 (sepuluh)
orang.

2. Tugas dan Tanggung Jawab


a. Ketua Kelompok, merangkap sebagai anggota, dengan tugas
antara lain:
Mengkoordinasi anggota kelompok dalam pelaksanaan
observasi lapangan, penyusunan makalah dan presentasi
dalam seminar;
Melakukan koordinasi dengan pembimbing observasi lapangan;
Membagi tugas para anggota dalam penyusunan makalah;
Aktif melakukan tanya jawab di lapangan dan di dalam kelas.

b. Sekretaris Kelompok, merangkap sebagai anggota, dengan tugas


antara lain:
Mengumpulkan data/hasil observasi lapangan dari para
anggota;
Menyiapkan/menyusun bahan makalah dari para anggota;
Menyiapkan bahan presentasi dalam seminar (slide power
point);
Aktif melakukan tanya jawab di lapangan dan di dalam kelas.

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 2


c. Anggota Kelompok mempunyai tugas antara lain:
Aktif melakukan tanya jawab pada saat observasi di lapangan
maupun di dalam kelas;
Menyusun draft makalah dan menyerahkan kepada sekretaris
untuk diketik dan di-edit;
Membantu ketua dan sekretaris kelompok dalam pengumpulan
dan penyusunan makalah serta bahan presentasi.

d. Tugas Kelompok
Tiap-tiap kelompok, sesuai dengan bidangnya mempunyai tugas :
Melakukan observasi lapangan;
Melakukan diskusi kelompok dan membuat makalah;
Menyusun bahan presentasi;
Melaksanakan presentasi dan diskusi kelas.

3. Bidang Tugas
a. Bidang A, meliputi:
Kebijakan K3;
Perencanaan, yang meliputi Identifikasi Bahaya; Penilaian
Risiko; dan Pengendaliannya; Pemenuhan Perundang-
undangan dan Persyaratan lainnya; serta Sasaran dan
Program;
Tinjauan Manajemen.

b. Bidang B, meliputi:
Penerapan dan Operasi, yang meliputi Sumber Daya; Struktur
Organisasi dan Pertanggungjawaban; Kompetensi, Pelatihan
dan Kepedulian; Komunikasi, Keterlibatan dan Konsultasi;
Dokumentasi; Pengendalian Dokumen; serta Pengendalian
Operasi;
Kesiagaan dan Tanggap Darurat.

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 3


c. Bidang C, meliputi:
Pemeriksaan yang meliputi Pengukuran dan Pemantauan;
Evaluasi Kepatuhan; Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian,
Tindakan Perbaikan dan Pencegahan; Pengendalian Rekaman;
dan Audit Internal.

Pembagian bidang penugasan sesuai dengan jumlah kelompok, jika


kelompok lebih dari tiga, maka pembagian bidang diserahkan sepenuhnya
kepada narasumber.

II. OBSERVASI LAPANGAN

Penentuan lokasi/lokus observasi lapangan dilaksanakan oleh Panitia


Penyelenggara Bimtek K3 Konstruksi termasuk administrasi keperluan
observasi lapangan, antara lain surat-menyurat, akomodasi dan
transportasi. Penjelasan mengenai penyusunan daftar pertanyaan dan
perihal observasi lapangan dilakukan oleh Narasumber.

Observasi lapangan adalah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk


mengadakan peninjauan sebagai berikut:
1. Mengadakan peninjauan secara langsung pada kegiatan proyek
konstruksi terkait dengan implementasi K3 Konstruksi pada proyek
tersebut;
2. Diharapkan para peserta dapat lebih mengetahui dan mendalami
implementasi K3 Konstruksi di lapangan.

2.1. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami sesuatu yang menjadi
objek penelitian. Dalam arti umum, metode bisa digunakan dalam konteks

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 4


apa saja, misalnya metode berpikir, metode pengajaran dan metode
pendidikan.

Dalam konteks observasi lapangan ini, metode adalah totalitas cara


untuk melakukan pengamatan guna menemukan kebenaran sesuai teori
(science). Disebut totalitas karena tidak hanya mengacu kepada cara
observasi saja, tetapi juga paradigma/pola pikir, pengumpulan data dan
analisis data sampai cara penafsiran temuan lapangan, oleh karena itu
hal-hal yang teknis, seperti pembuatan instrumen, juga perlu dilakukan.

Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Instrumen ini mudah


dibayangkan apabila yang diukur bersifat jelas (tangible). Instrumen sulit
dibayangkan apabila yang diukur bersifat tidak jelas (intangible), seperti
motivasi atau sikap. Instrumen yang baik harus sah (valid) dan dapat
dipercaya (reliable). Instrumen yang valid adalah instrumen yang dengan
tepat dapat mengukur apa yang harus diukur dan instrumen dapat
dipercaya bila hasil pengukuran itu bersifat tetap (konsisten).

Adapun jenis instrumen yang dapat digunakan sebagai alat pengumpulan


data dalam melakukan observasi adalah sebagai berikut :
1. Daftar pertanyaan/check list;
2. Melihat dan mencatat kegiatan K3 Konstruksi di lapangan;
3. Melihat dan mencatat permasalahan K3 Konstruksi di lapangan;
4. Dokumentasi foto (bisa mengambil langsung di lapangan atau
mendapatkan dari proyek);
5. Wawancara langsung dengan petugas proyek yang terkait;
6. Wawancara dengan mandor dan pekerja;
7. Mencatat/merekam hasil wawancara.

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 5


Untuk tata cara bertanya dan berkomunikasi, peserta dapat memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
1. Peserta melakukan wawancara dengan sopan;
2. Hindari kesan menginterogasi, menghakimi atau menggurui;
3. Bila staf, pekerja, manajemen proyek membutuhkan penjelasan
tentang implementasi K3 Konstruksi yang benar, peserta dapat
memberikan penjelasan;
4. Membuat diskusi kecil dengan staf, pekerja, manajemen proyek,
sehingga kegiatan ini juga berguna sebagai bagian dari sosialisasi K3
Konstruksi.

2.2. Pengumpulan dan Jenis-jenis Data

Data adalah kumpulan fakta yang ditemukan di lapangan yang ada


relevansinya dengan topik pembahasan dan dicatat (record). Fakta ini
selalu ada (exist). Pengumpulan data adalah kegiatan yang paling penting
dalam melakukan observasi lapangan. Semua kegiatan observasi
lapangan atau pengamatan mengandung data. Tanpa ada data, maka
observasi lapangan/pengamatan akan tidak berguna dan tidak akan
memberi hasil kajian. Dengan demikian kualitas observasi lapangan
sangat ditentukan oleh data yang dikumpulkan. Jika kualitas data buruk,
tidak valid dan tidak reliable, maka hasil observasi lapangannya tidak
akuntabel.

III. ANALISIS DATA LAPANGAN

Tujuan melakukan analisis data lapangan adalah untuk dapat memahami


secara tepat dan benar segala informasi yang terdapat dibalik data, yaitu
dengan mengetahui permasalahan secara benar dan menemukan
penyebabnya serta menganalisis penyebabnya secara tepat dan benar
dengan menggunakan teknik tertentu.

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 6


Dalam penulisan laporan hasil observasi lapangan, tahap ini biasanya
dimuat dalam bab yang lazim diberi judul Analisis dan Pemecahan
Masalah. Pada bagian inilah peserta dituntut untuk mengerahkan
kemampuan analisisnya dengan menggunakan dasar pemikiran dan
teori-teori yang relevan untuk menganalisis penyebab dari suatu
permasalahan dan menyampaikan alternatif-alternatif pemecahan yang
tepat.

Beberapa pertanyaan perlu dipertimbangkan agar hasil analisis dapat


dilakukan secara obyektif, efektif dan efisien antara lain:
a. Data dan informasi apa saja yang perlu dilaporkan;
b. Bagaimana dan dengan teknik apa analisis dilakukan;
c. Bagaimana dan dalam bentuk apa data informasi yang ada disajikan;
d. Bagaimana kaitan temuan permasalahan dalam topik kajian dengan
kerangka berpikir observasi lapangan.

Teknik dan metode berfungsi sebagai cara dan alat bantu analisis agar
hasil analisis lebih akurat. Pada observasi lapangan, peserta diminta
untuk melatih diri dalam mempertajam daya analisis dari temuan lapangan
khususnya temuan dibidang pengembangan pelayanan dari unit
kerja/instansi lokus observasi lapangan. Diharapkan setelah melatih diri
dalam mengenal lapangan dan mempertajam daya analisis data
lapangan, peserta lebih menyadari mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki
dalam menulis Laporan Hasil Observasi Lapangan. Peserta diberi
kebebasan untuk memilih teknik analisis yang paling tepat dengan temuan
lapangan.

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 7


IV. PENYUSUNAN LAPORAN HASIL OBSERVASI LAPANGAN DAN
DISKUSI INTERNAL KELOMPOK

Menyusun laporan hasil observasi lapangan adalah suatu kegiatan yang


kompleks, menuntut kreativitas tinggi dan menuntut daya konsentrasi
tinggi. Penyusunan laporan adalah kulminasi dari proses kegiatan
observasi lapangan yang akan disusun secara kelompok.

Tidak berlebihan pula dikatakan bahwa melalui laporan inilah reputasi dan
kualitas hasil temuan dipertaruhkan. Oleh karena itu, laporan juga
merupakan komponen evaluasi yang tak terpisahkan dari proses yang lain
dalam kegiatan observasi lapangan.

4.1. Format Makalah


Makalah dapat disusun dalam bentuk slide power point, tulisan dalam
bentuk Microsoft Word atau Microsoft Excel.

4.1.1. Penjelasan Umum Isi Makalah


Isi makalah berdasarkan data dan faka yang ada di lapangan, dengan
memastikan elemen dan sub elemen RK3K sudah ada atau belum. Jika
sudah, peserta mengevaluasi laporan agar sesuai dengan
aturan/standar/pedoman yang berlaku (UU, PP, Peraturan Menteri,
Standar desain, dan lain-lain). Jika belum ada, kelompok harus
menyusun elemen dan sub elemen sebagaimana yang telah diajarkan.

4.1.2. Pembahasan Tugas Bidang


Peserta Bimtek, yang sudah dibagi dalam bentuk kelompok mendapat
tugas sesuai bidang yang telah ditetapkan oleh narasumber. Berikut
rincian tugas masing-masing bidang.

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 8


1. Bidang A (Kebijakan, Perencanaan dan Tinjauan Manajemen)
Kelompok Bidang A melakukan peninjauan terhadap Kebijakan,
Perencanaan dan Tinjauan Manajemen. Kelompok memeriksa apakah
manajemen sudah menetapkan/menyediakan hal-hal sebagai berikut:
a. Kebijakan K3:
1) Apakah ada tertulis, ditandatangani pimpinan tertinggi, dan
memenuhi syarat;
2) Apakah di sosialisasikan, tersedia, dan terpampang; dan
3) Apakah pernah ditinjau ulang.

b. Perencanaan:
1) Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendaliannya,
yang mempertimbangkan :
a) kegiatan rutin dan non-rutin;
Contoh kegiatan rutin : pemeriksaan alat berat secara
berkala dan contoh kegiatan non-rutin : pengendalian lalu
lintas pada pelaksanaan pekerjaan jalan.
b) Kegiatan semua orang yang memiliki akses di tempat kerja.
Contohnya : Sub kontraktor dan pengunjung; dan
c) Sarana dan Prasarana, Peralatan dan Bahan
Contohnya : Peralatan Konstruksi
2) Apakah yang ditemukan sesuai atau tidak dengan yang diatur
dalam Permen PU No. 09/PRT/M/2008, dengan cara :
a) Membandingkan dengan format lampiran 4 Permen PU No.
09/PRT/M/2008;
b) Kriteria peringkat peluang dan akibat (1, 2, 3) sama atau
berbeda;
c) Apakah terkait atau tidak dengan peraturan yang berlaku;
dan
d) Apakah batas tingkat risiko yang ditetepkan dapat diterima.
3) Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya :

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 9


a) Punya daftar aturan yang digunakan (ada keterkaitan
dengan jenis pekerjaan);
b) Punya peraturan, baik dalam bentuk softcopy maupun
hardcopy; dan
c) Peraturan yang digunakan masih berlaku dan selalu
diperbaharui.
4) Sasaran dan Program :
a) Sasaran terukur secara kualitatif dan kuantitatif;
b) Sasaran terhadap penurunan tingkat kecelakaan,
pemeliharaan tingkat kesehatan dan kepatuhan terhadap
peraturan;
c) Program berisi langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan
untuk mencapai sasaran. Dijelaskan, siapa yang
bertanggung jawab melaksanakannya; dan
d) Program mempunyai target waktu dan lamanya
pelaksanaan.

c. Tinjauan Manajemen :
1) Apakah dilakukan tinjauan manajemen;
2) Apakah ada bukti catatan rapat tentang tinjauan manajemen;
3) Apakah isinya membahas mengenai peninjauan manjemen
(temuan-temuan, hasil inspeksi, dan hasil audit);
4) Apakah hasil audit dibahas;
5) Apakah tindakan perbaikan dan pencegahan telah dilakukan
dengan tuntas;
6) Ditentukan menggunakan interval waktu tertentu; dan
7) Hasil dari tinjauan manajemen harus berupa keputusan
perbaikan.

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 10


2. Bidang B (Penerapan dan Operasi)
Kelompok Bidang B melakukan peninjauan terhadap Penerapan dan
Operasi. Kelompok memeriksa apakah manajemen sudah
menetapkan/menyediakan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggungjawaban :
1) Apakah ada struktur organisasi K3, struktur organisasi P2K3,
struktur organisasi tanggap darurat;
2) Apakah dijelaskan tugas dan tanggungjawab serta kewenangan
masing-masing pejabat yang ada dalam struktur organisasi;
dan
3) Apakah pejabat yang ditunjuk mempunyai kompetensi K3
sesuai dengan bidangnya.

b. Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian :


1) Apakah semua jenis kompetensi K3 telah didaftar dan dianalisis
kelengkapan dan kesesuaiannya dengan semua jabatan kerja
dan petugasnya;
2) Apakah kesenjangan kompetensi direncanakan pemenuhannya
melalui jadwal dan perencanaan pelatihan;
3) Apakah ada program untuk meningkatkan kepedulian K3;
4) Apakah program peningkatan kepedulian K3 dijalankan; dan
5) Apakah ada program pelatihan K3 (rencana dan pelaksanaan) :
a) Program pelatihan pemadaman kebakaran;
b) Program pelatihan penanganan kecelakaan;
c) Program pelatihan evakuasi;
d) Program pelatihan lainnya.

c. Komunikasi, Keterlibatan dan Konsultasi :


1) Bukti rapat, spanduk, poster, papan pengumuman, pamflet
(selebaran), majalah, brosur, buku saku, bahan presentasi;
2) Masukkan, saran dari pekerja maupun dari masyarakat dan
owner; dan

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 11


3) Konsultasi dengan rekanan, supplier, subkontraktor tentang
penanganan K3 barang yang dipasok.

d. Dokumentasi :
Seberapa banyak dan lengkap bukti-bukti itu disusun dengan rapi
untuk mendukung SMK3, misalnya apakah ada kebijakan yang
terdokumentasi, tujuan, sasaran dan program, informasi, struktur
organisasi, prosedur, instruksi kerja, rekaman, rencana tindak
darurat.

e. Pengendalian Dokumen :
Bertanggal, bernomor, terkini, terkendali.

f. Pengendalian Operasi;
Safety patrol, pemeriksaan berkala, ijin kerja, job safety analysis
(biasanya pada pekerjaan baru, pekerjaan di ketinggian, air,
maupun bawah tanah, menggunakan bahan-bahan berbahaya,
dapat menyebabkan kebakaran dan peledakan).

g. Kesiagaan dan Tanggap Darurat


1) Struktur organisasi, penetapan keadaan darurat apa saja
(kebakaran, gempa bumi, banjir, huru-hara, tsunami,
kecelakaan dalam jumlah besar, peledakan);
2) Pelatihan, simulasi dan kompetensi;
3) Sarana dan prasarana untuk kesiagaan dan tanggap darurat;
4) Tata cara komunikasi internal dalam keadaan darurat (sirine
kedengaran atau tidak, tanda-tanda sirine, petugas yang
bertanggung jawab, petugas yang ditugaskan menghubungi
pihak luar); dan
5) Kerja sama dan komunikasi dengan pihak luar.

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 12


3. Bidang C (Pemeriksaan)
Kelompok Bidang C melakukan peninjauan terhadap Pemeriksaan.
Kelompok memeriksa apakah manajemen sudah
menetapkan/menyediakan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Pengukuran dan Pemantauan :
1) Evaluasi pelaksanaan terhadap program yang direncanakan;
2) Pengukuran, (jika menggunakan alat, apakah alat sudah
dikalibrasi, apakah alat yang digunakan sudah ada sertifikat
layak pakai);
3) Evaluasi laporan kecelakaan, sakit, insiden, penyimpangan
kinerja; dan
4) Pengumpulan data untuk analisis tindakan perbaikan dan
pencegahan.

b. Evaluasi Kepatuhan;
1) Kepatuhan terhadap peraturan dapat menggunakan acuan
pada hasil daftar aturan yang digunakan (penilaian pasal demi
pasal yang mensyaratkan aturan K3 Konstruksi);
2) Kepatuhan terhadap standar, dan persyaratan lainnya
(pedoman, SNI); dan
3) Dalam melakukan evaluasi diperbolehkan untuk dilakukan
secara gabungan atau terpisah.

c. Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan


Pencegahan :
1) Berdasarkan laporan (ada laporannya atau tidak, apabila ada ,
seharusnya ada penyelidikannya);
2) Apakah hasil penyelidikan digunakan untuk perbaikan;
3) Melakukan perbaikan terhadap kegiatan yang tidak sesuai; dan
4) Melakukan tindakan pencegahan terhadap perilaku yang
sangat tidak aman (bekerja di ketinggian harus menggunakan

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 13


APD yang sesuai, apabila mengelas tidak menggunakan
kacamata las, dihentikan/tidak boleh dilanjutkan pekerjaannya).

d. Pengendalian Rekaman :
1) Setiap rapat dibuat notulen;
2) Rekaman harus dapat dibaca, diidentifikasi dan mudah
diperoleh (hasil fotocopy, maupun fax dapat terbaca dengan
jelas);
3) Kecepatan untuk menyajikan; dan
4) Berupa isian checklist, isian formulir, foto-foto, bahan
tayang/video.

e. Audit Internal
1) Audit internal menggunakan lampiran 3 Permen PU No.
09/PRT/M/2008 atau tidak menggunakan lampiran 3 PU No.
09/PRT/M/2008 (menggunakan format sendiri, berupa
checklist/daftar simak); dan
2) Apakah ada buktinya.

4.1.3. Diskusi Internal Kelompok


Hasil observasi lapangan didiskusikan oleh kelompok masing-masing,
apakah terdapat bukti yang cukup dan lengkap. Apabila tidak ada, maka
kelompok harus membuatnya. Jika ada bukti, kelompok harus menilai
kecukupan dokumen dan kesesuaian dengan peraturan. Apabila masih
kurang lengkap, maka kelompok harus melengkapinya.

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 14


V. PRESENTASI DAN SEMINAR HASIL OBSERVASI LAPANGAN

Dalam melakukan presentasi hasil observasi lapangan, Ketua Kelompok


membagi tugas kepada anggotanya, antara lain :
1. Moderator, bertugas mengatur jalannya presentasi dalam hal
pengaturan waktu presentasi dan waktu untuk tanya jawab;
2. Presenter/penyaji, bertugas mempresentasikan makalah hasil
observasi lapangan. Pada sesi terakhir presentasi, presenter
memberikan kesimpulan presentasi yang disampaikan (dapat berupa
masukan dan tambahan informasi yang diperlukan pada materi
presentasi);
3. Operator, bertugas membantu dalam hal tayangan; dan
4. Seluruh anggota harus berperan aktif memberikan tanggapan atas
pertanyaan dari kelompok lain.

VI. KESIMPULAN HASIL PRESENTASI

1. Fasilitator memberikan penilaian dan masukan atas penyampaian


presentasi makalah per kelompok berdasarkan penampilan presenter,
waktu yang digunakan, materi yang disajikan dan jalannya diskusi.
2. Fasilitator memberikan kesimpulan hasil presentasi dari seluruh
kelompok bidang.

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi 15


DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. P.M. Marpaung, M.Sc, Ir. Brisma Rinaldi, Teknik Komunikasi dan
Presentasi Efektif, Bahan Ajar Diklat PIM IV, Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia, 2001
2. Drs. H.M. Mansyur A.R, Dra. Hj. Titik Rostiah, Observasi Lapangan,
Bahan Ajar Diklat PIM IV: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia, 2003
3. Drs. Satrisno, M.Psi, Sindhu Setiatmoko, SE, Kertas Kerja Kelompok
(KKK) dan Kertas Kerja Angkatan (KKA), Bahan Ajar Diklat PIM Tingkat
IV, LAN RI, 2004.
4. Soejadi, Drs. F.X. MPA, Organisasi dan Metode, Gunung Agung, 1995

vi
TIM PENYUSUN

Dewi Chomistriana, ST, M.Sc


Dra. Savitri Rusdyanti, M.Soc.Sci
Disaintina Ari Nusanti, ST, MM
Joko Setiyo, ST, M.Si
Ir. J.B. Nugraha, Dipl.SE, M.Eng
Dominggus Manuputty
Daony R. Silitonga, ST
Reni Maulidina Surosa, S.Kom
Melinda Bramanti, S.Sos
Teni Agustina Rahyadi, S.IP

vii

Anda mungkin juga menyukai