Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada hakikatnya, materi Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi terdiri dari 3 (tiga)
bagian utama, yaitu materi mengenai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan persyaratn
lainnya, materi-materi terkait Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Konstruksi, serta Workshop Penyusunan Rencana K3 Kontrak (RK3K).
ii
Materi ini kemudian dipecah menjadi 12 (dua belas) modul, disesuaikan dengan
jumlah kebutuhan tatap muka setiap harinya dalam pelaksanaan Bimbingan
Teknis, yaitu:
Modul 1. Kebijakan Pemerintah tentang K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
Modul 2. Peraturan Perundangan K3 dan Persyaratan Lainnya
Modul 3. Pengetahuan Dasar K3
Modul 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2008 tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
Modul 5. Sistem Manajemen K3 Konstruksi
Modul 6. Pengetahuan Dasar tentang HIV dan AIDS
Modul 7. Manajemen Risiko K3
Modul 8. Penerapan SMK3 dalam Pengadaan Barang dan Jasa
Modul 9. K3 Pekerjaan Konstruksi
Modul 10. Manajemen Lingkungan dan Hygiene
Modul 11. Pra RK3K dan RK3K
Modul 12. Observasi Lapangan
Modul-modul ini telah dikaji dan disusun sedemikian rupa oleh Tim Penyusun
agar dapat dipahami dengan baik oleh para pembaca, tanpa mengubah
substansinya. Namun demikian, sebagaimana pepatah Tak Ada Gading Yang
Tak Retak, maka Tim Penyusun sangat terbuka bagi saran dan kritik yang
membangun, demi tersempurnakannya Modul Bimbingan Teknis SMK3
Konstruksi ini.
Akhir kata, ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu, sehingga Modul Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi ini dapat
tersusun dengan baik dan semoga dapat memberikan manfaat bagi
penggunanya.
iii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN . 1
II. KEGIATAN K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI SECARA UMUM .. 2
2.1. K3 Pekerjaan Tanah ...................... 3
2.1.1. Pekerjaan Galian ................................................. 4
2.1.2. Potensi Sumber Bahaya .................................................... 6
2.1.3. Pencegahan Terjadinya Kecelakaan ................................. 10
2.1.4. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Tanah ..................... 11
2.1.5. Pencegahan Bahaya Kebakaran di Dalam Galian Tanah . 16
2.1.6. Fasilitas Keselamatan di Dalam Galian Tanah .................. 18
2.2. K3 Pekerjaan Struktur ....................................................... 20
2.3. Pekerjaan Konstruksi Baja ................................................ 27
III. KESIMPULAN ................... 28
iv
DAFTAR GAMBAR
v
TUJUAN PENGAJARAN
A. TUJUAN UMUM
Peserta paham akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kegiatan
konstruksi, sehingga kecelakaan kerja yang mungkin timbul pada
pelaksanaan konstruksi di lapangan dapat dihindari dengan melaksanakan
prinsip-prinsip K3 pada pekerjaan konstruksi yang ditanganinya.
B. TUJUAN KHUSUS
Peserta akan mampu :
1. Memahami pengertian dan definisi menyangkut K3 Pekerjaan
Konstruksi;
2. Melakukan identifikasi bahaya K3;
3. Melakukan upaya pengendalian bahaya K3 pada setiap item
pekerjaan konstruksi.
vi
K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI
I. PENDAHULUAN
Gamba
ar 1. Pekerrjaan Galia
an
Pusa
at Pembinaa
an Penyelenggaraan Konstruksi
K 5
pengamanan yang tepat agar tidak terjadi longsor. Untuk itu diperlukan uji
stabilitas tanah sebagai jaminan kemampuan tanah untuk mendukung
beban bangunan diatasnya.
b. Air
1) Air tanah:
Muka air tanah yang tinggi dapat menyebabkan melemahkan
kekuatan daya ikat tanah.
2) Air permukaan:
Akibat terjadinya genangan/banjir ataupun akibat curah hujan
yang tinggi dapat menimbulkan kestabilan tanah berkurang
sehingga terjadi longsor.
23/05/2012 13
Gam
mbar 4. K3 Pekerjaan
n Bawah Ta
anah
Pusa
at Pembinaa
an Penyelenggaraan Konstruksi
K 13
4. Pekerjaan Galian Sumuran
Dalam melaksanakan pekerjaan galian sumuran, wajib dipenuhi
persyaratan berikut:
a. Untuk maksud pengamanan sesegera mungkin bagian atas
sumuran harus dilindungi dengan pagar yang cukup atau pegangan
pengaman dan injakan serta pintu masuk;
b. Semua jalan masuk yang terletak antara bagian atas dan bawah
dari sumuran harus dipagar dengan baik;
c. Harus diusahakan semaksimal mungkin, agar para pekerja yang
sedang bekerja menggali sumuran terlindung dari kemungkinan
benda jatuh;
d. Setiap sumuran yang digali tidak melalui lapis batuan keras, harus
dibuat dengan konstruksi penahan tanah/turap;
e. Penutup untuk pekerjaan konstruksi penahan untuk sumuran yang
dibuat dari pasangan batu hanya boleh dibongkar secara bertahap
sesuai dengan kemajuan pekerjaan pasangan batu;
f. Para pekerja yang sedang bekerja menggali sumur harus
dilengkapi dengan panggung, perancah atau steger dimana mereka
dapat bekerja dengan aman;
g. Panggung, perancah dan steger apabila diperlukan ntuk menjaga
adanya ventilasi udara yang cukup didalam sumuran harus
dilengkapi dengan kisi-kisi atau alat lainnya yang sesuai;
h. Apabila sumuran sedang digali ke dalam lapisan yang mengandung
air, harus disediakan suatu sarana untuk menyelamatkan diri;
i. Setiap sumuran harus dilengkapi tangga dari permukaan tanah
sampai ke tempat kerja.
j. Sumuran yang digunakan untuk menaikkan barang harus
mempunyai bagian tangga yang terpisah dari bagian untuk naik
turunnya orang dan dibatasi dengan pagar yang cukup kuat untuk
mencegah terjadinya kecelakaan;
k. Apabila penggalian sumuran dilakukan pada malam hari, harus
diberi penerangan secukupnya;
6. Ventilasi Udara
Semua tempat kerja di bawah tanah harus memiliki sirkulasi udara yang
bersih untuk menjaga agar tempat kerja yang bersangkutan selalu
layak untuk bekerja dan khususnya;
a. Untuk mencegah naiknya suhu udara secara berlebihan;
Gamb
bar 5. Mem
madamkan Api
10. Pada
a konstrukssi banguna
an di bawa
ah tanah harus dise
ediakan sa
arana
penanggulanga
an bahaya kebakaran
n yang cukkup;
11. Karya
awan dan pekerja dididik
d dan
n dilatih ca
ara-cara p
penggunaannya
agar dapat dengan cepat mengatas
si apabila te
erjadi keba
akaran.
Pusa
at Pembinaa
an Penyelenggaraan Konstruksi
K 17
2.1.6 Fasilitas Keselamatan Di Dalam Galian Tanah
Untuk mengurangi risiko kecelakaan, terowongan harus dilengkapi:
1. Ventilasi udara dan penerangan yang cukup;
2. Jalan keluar yang aman, direncanakan dan dibangun sedemikian rupa,
sehingga dalam keadaan darurat terowongan harus segera dapat
dikosongkan;
3. Fasilitas untuk sirkulasi udara (blower, AC, dan lain-lain);
4. Kotak P3K lengkap dengan isinya;
5. Rambu-rambu yang cukup, informatif dan jelas (petunjuk arah, petunjuk
bahaya, larangan, dll).
1. Pekerjjaan Cetak
kan Beton
n (Bekistin
ng)
Hal-ha
al terkait K3
K yang pe
erlu dilakuk
kan pada pekerjaan cetakan beton
b
(bekistting) adala
ah sebagai berikut:
a. Jala
an keluar masuk
m yang aman ha
arus disediiakan pada
a setiap ba
agian
dari bangunan
n yang sed
dang dikerjakan;
gian-bagian
b. Bag n bentuk perancah
p sebagai
s pe
endukung b
bekisting harus
h
tertu
utup denga
an papan untuk
u meng
ghindari pe
ekerja terp
perosok;
c. Ben
ntuk sambungan ran
ngka bekis
sting haru
us direncanakan ma
ampu
men
nerima beban ekste
ernal dan faktor kesselamatan (safety fa
actor)
haru
us diperhitungkan;
d. Titikk penjangkkaran perancah gantung yan
ng mendukkung bekisting
haru
us terpanccang dan mempunyai
m i daya taha
an yang ku
uat;
e. Pera
ancah gan
ntung yang bangunan yang
g digunakan pada bagian luar b
berb
bentuk cerobong ha
arus dijang
gkarkan unuk
u mena
ahan keku
uatan
angin.
G
Gambar 6.. K3 Pekerrjaan Beton
n
Pusa
at Pembinaa
an Penyelenggaraan Konstruksi
K 21
2. Pekerjaan Pembesian
Hal-hal terkait K3 yang perlu dilakukan pada pekerjaan pembesian
adalah sebagai berikut:
a. Pemasangan besi beton yang panjang harus dikerjakan oleh pekerja
yang cukup jumlahnya, terutama pada tempat yang tinggi, untuk
mencegah besi beton tersebut meliuk/melengkung dan jatuh;
b. Pada waktu memasang besi beton yang vertikal pekerja harus
berhati-hati agar besi beton tidak melengkung misalnya dengan cara
mengikatkan bambu atau kayu sementara;
c. Memasang besi beton di tempat tinggi harus memakai perancah;
dilarang keras menaikkan/menurunkan besi beton yang sudah
dipasang;
d. Ujung-ujung besi beton yang sudah tertanam harus ditutup dengan
potongan bambu atau penutup lainnya individual (setiap batang besi)
atau secara kelompok batang besi untuk mencegah kecelakaan
fatal.
3. Pekerjaan Beton
a. Sebelum melakukan pekerjaan pembetonan, pekerja harus
melakukan:
1) Pemeriksaan semua peralatan dan mesin yang akan digunakan;
2) Pemeriksaan semua perancah yang digunakan;
3) Pemeriksaan pipa concrete pump;
a) Memeriksa dan memastikan bahwa semua pipa yang
digunakan kuat/mampu dan hubungannya satu sama lain
kuat.
b) Mencegah kemungkinan pergerakan pipa arah horizontal dan
beberapa tempat diikat dengan kuat (tidak boleh diikatkan
pada bekisting atau besi beton yang pengecorannya sedang
berjalan).
4. Pekerjjaan Shoo
otcrete
Hal-ha K yang perlu dilak
al terkait K3 kukan pad
da pekerja
aan shootcrete
adalah
h sebagai berikut:
b
a. Pe
ekerja yan
ng bertuga
as mengoperasikan alat penyyemprot harus
h
me
emakai ma
asker pelin
ndung pern
nafasan, ka
aca mata p
pelindung debu
d
da
an sarung tangan
t karret;
b. Ca
ampuran semen
s dim
mengerti dapat menyyebabkan penyakit kulit,
irittasi dan ale
ergi kontakk dermatitis
s yang ked
duanya dap
pat disebabkan
da
ari kontak dengan
d sem
men basah
h dan terpa
apar lama.
Gamba
ar 9. Pekerrjaan Shoo
otcrete
Pusa
at Pembinaa
an Penyelenggaraan Konstruksi
K 25
Pencegahan bahaya pada pekerjaan shootcrete dapat dilakukan
sebagai berikut :
1) Sedapat mungkin harus dihindarkan bernapas dalam debu
semen dan hindari kontak dengan semen basah atau kering;
2) Selalu mengenakan pakaian berlengan panjang dan celana
panjang dengan sepatu boot karet dan sarung tangan pada
waktu diperlukan;
3) Tidak diperbolehkan mengarahkan penyemprot semen ke
orang/pekerja;
4) Segera mencuci bersih semen yang menempel di kulit;
5) Segera mencuci pakaian kerja dan sepatu boot setelah bekerja.
2.3. K3 PEKE
ERJAAN KONSTRU
K A
KSI BAJA
Pada dasarnya
d y
yang uk dalam pekerjaan
masu n konstrukssi baja ad
dalah
semua jenis
j peke
erjaan mera
angkai, me
erakit atau
u mendirika
an semua jenis
kerangkka baja seperti mena
ara baja, bagian-bag
b gian dari ke
erangka crrane,
bangunan yang bagian
b stru
uktur kons
struksinya dari rangkka baja. Dalam
hal ini klasifikasi
k k
konstruksi baja dibag
gi atas konsstruksi ran
ngka baja murni
m
atau ran
ngka baja saja
s dan ra
angka baja
a beton.
Pusa
at Pembinaa
an Penyelenggaraan Konstruksi
K 27
Bahaya yang dapat terjadi pada pekerjaan konstruksi baja, antara lain:
1. Sling pada alat angkat/crane putus;
2. Alat angkat terguling;
3. Baja yang sedang dirakit ambruk;
4. Sambungan putus, misalnya baut patah, sambungan las patah;
5. Baja jatuh pada saat proses perakitan/pendirian.
III. KESIMPULAN
vii
TIM PENYUSUN
viii