Anda di halaman 1dari 21

BAB I

LAPORAN KASUS

A. Identitas
Nama : An. K
Usia : 5 tahun 7 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Taruna
Pekerjaan :-
Status Pernikahan :-
Pendidikan : TK
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 10 April 2017

B. Anamnesis (Autoanamnesis dan alloanamnesis) pada tanggal 27 Maret 2017


Keluhan Utama
Badan panas
Keluhan Tambahan
bintik merah, pilek ,sariawan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien diantar oleh ibunya datang ke poli umum Puskesmas Kecamatan Pulogadung
dengan keluhan badan panas sejak 4 hari yang lalu. Panas dikatakan tidak terlalu
tinggi.
Ibu pasien juga mengeluhkan muncul bintik bintik kemerahan pada kedua telapak
tangan dan kaki sejak sehari sebelumnya dikatakan muncul mendadak, awalnya hanya
beberapa di wajah kemudian jumlahnya semakin bertambah di seluruh tubuh
termasuk kedua tangan dan kaki.terkadang pasien juga merasa gatal. Ibu pasien
mengeluhkan pasien pilek sejak sehari sebelumnya, ingus masih berwarna putih
bening dan cair. Selain itu pasien juga mengeluhkan sakit disekitar mulut seperti
sariawan, sehingga nafsu makan pasien juga dikatakan sedikit menurun. Keluhan lain
batuk, mual, muntah dan BAB cair disangkal
Ibu pasien mengatakan bahwa seminggu yang lalu teman bermain pasien mengalami
keluhan seperti ini dan dirawat di Rumah Sakit.

1
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Pasien dikatakan
sudah pernah menderita cacar air sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien
Riwayat Pengobatan
Ibu pasien mengatakan bahwa kemarin malam pasien berobat ke IGD Puskesmas
Kecamatan Pulogadung dan mendapatkan obat ambroxol 3x1cth, amoxicillin 3x ,
Parasetamol 4x tab,dan puyer pilek/alergi 3x1.
Riwayat Sosial
Pasien merupakan anak pertama dalam keluarganya. Ayah pasien bekerja sebagai
wiraswasta dan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga.
Riwayat Persalinan
Pasien dilahirkan melalui persalinan spontan, ditolong oleh bidan di Rumah Sakit,
dengan berat badan lahir 3200 gram, segera menangis, dan tidak ada kelainan.

Riwayat Imunisasi
Pasien dikatakan sudah mendapat imunisasi lengkap sejak bayi walaupun ibu pasien
tidak ingat imunisasi apa saja dan berapa kali yang sudah didapat.

Riwayat Alergi
Riwayat alergi makanan disangkal
Riwayat alergi obat disangkal

C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : -
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 38,5 C
Pernapasan : 22 x/menit
Berat Badan : 19 kg

2
Status Generalisata
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva pucat -/-, ikterus -/-, refleks pupil +/+ isokor
THT : Telinga : kesan tenang
Hidung : sekret (+)
Tenggorok : Tonsil T1/T1, faring hiperemis (+).
Leher
KGB: tidak teraba membesar
Kelenjar tiroid tidak ada kelainan
Thoraks : Simetris (+), retraksi (-)
Jantung : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Suara napas Vesikuler +/+ , Rh -/- , Wh -/-
Abdomen : Distensi (-), bising usus (+) normal, turgor normal, Hepar dan lien
tidak teraba
Ekstremitas : Hangat (+) dan oedem (-) pada keempat ekstremitas

Status lokalis
Regio : palmar manus dan plantar pedis dextra dan sinistra
Effloresensi : vesikel, multipel, bulat, diameter 0,3-0,6 cm, batas tegas, kulit sekitar
eritema
Regio : thorax dan abdomen anterior dan posterior
Effloresensi : multiple eritema luas berbatas tegas.
Regio : oralis
Effloresensi : ulser, >3, bulat, diameter 0,2 0,3 cm, tepi rata, batas tegas, mukosa
sekitar eritema

D. Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium Darah Rutin II
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hemoglobin 11,9 g/Dl 11-16 g/dL
Leukosit 5.300 mm2 4.500 - 10.000/mm2
Trombosit 147.000/mm3 150.000 - 450.000 /mm3
Hematokrit 39 % 31 - 45%

3
E. Resume
Pasien anak perempuan 5 tahun 7 bulan diantar oleh ibunya datang ke poli umum
Puskesmas Kecamatan Pulogadung dengan keluhan badan panas sejak 4 hari yang lalu.
Panas dikatakan tidak terlalu tinggi.
Ibu pasien juga mengeluhkan muncul bintik bintik kemerahan pada kedua telapak tangan
dan kaki sejak sehari sebelumnya dikatakan muncul mendadak, awalnya hanya beberapa di
wajah kemudian jumlahnya semakin bertambah di seluruh tubuh termasuk kedua tangan dan
kaki.terkadang pasien juga merasa gatal. Ibu pasien mengeluhkan pasien pilek sejak sehari
sebelumnya, ingus masih berwarna putih bening dan cair. Selain itu pasien juga mengeluhkan
sakit disekitar mulut seperti sariawan, sehingga nafsu makan pasien juga dikatakan sedikit
menurun. Keluhan lain batuk, mual, muntah dan BAB cair disangkal.
Ibu pasien mengatakan bahwa seminggu yang lalu teman bermain pasien mengalami
keluhan seperti ini dan dirawat di Rumah Sakit.
Pasien dikatakan sudah pernah menderita cacar air sebelumnya. Ibu pasien juga
mengatakan bahwa kemarin malam pasien berobat ke IGD Puskesmas Kecamatan
Pulogadung dan mendapatkan obat ambroxol syr 3x1cth, amoxicillin 3x , Parasetamol 4x
tab,dan puyer pilek/alergi 3x1.
Pasien merupakan anak pertama dalam keluarganya. Ayah pasien bekerja sebagai
wiraswasta dan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga. Pasien dilahirkan melalui persalinan
spontan, ditolong oleh bidan di Rumah Sakit, dengan berat badan lahir 3200 gram, segera
menangis, dan tidak ada kelainan. Pasien dikatakan sudah mendapat imunisasi lengkap sejak
bayi walaupun ibu pasien lupa imunisasi apa saja dan berapa kali yang sudah didapat.
Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit ringan, compos mentis, Nadi : 86 x/menit,
Suhu : 38,5 C, Pernapasan : 22 x/menit, Berat Badan : 19 kg, secret hidung +, faring
hiperemis +. Pada pemeriksaan lokalis Regio palmar manus dan plantar pedis dextra dan
sinistra Tampak vesikel, multipel, bulat, diameter 0,3-0,6 cm, batas tegas, kulit sekitar
eritema. Regio thorax dan abdomen anterior dan posterior multiple eritema luas
berbatas tegas.Pada Regio oralis tampak ulser, >3, bulat, diameter 0,2 - 0,3 cm, tepi rata,
batas tegas, mukosa sekitar eritema. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin II
Trombosit : 147.000/mm3 (150.000-450.000 /mm3).

F. Diagnosis kerja : hand, foot, and mouth disease (HFMD)


Diagnosis Banding : - varicella
- Erupsi obat

4
G. Penatalaksanaan
Medikamentosa
Topikal :
Salicyl talc : u.e
GOM :3 x gtt

Sistemik :
Lanjutkan therapy dari IGD Puskesmas Pulogadung
Ambroxol syr : 3x1 cth
Amoxicillin :3x tab
Paracetamol : 4x tab
Pulveres Pilek/Alergi : 3x 1 pulv
Non-Medikamentosa
Menjelaskan bahwa ini adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan self
limiting disease.
Mengedukasi pasien perlu istirahat untuk pemulihan dan pencegahan
penularan lebih luas.
Memberikan edukasi untuk mencegah kontak dengan cairan mulut, dan
pernapasan antara penderitan dengan anggota keluarga yang lain.
Memberikan edukasi jangan memecahkan vesikel.
Memberikan edukasi selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi
resiko penularan.
Memberikan edukasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa
mungkin makan makanan bergizi, sayur- sayuran buah,segera setelah rasa
nyeri di mulut berkurang.
Memberikan edukasi untuk mencegah dehidrasi harus dengan banyak
konsumsi air putih.
Memeberikan saran untuk Kontrol ulang kembali 3 hari.

H. Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad bonam

5
I. Pengkajian diagnosis
Pasien didiganosis Hand, foot and Mouth disease berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan. Pada anamnesis didapatkan panas sejak 4
hari yang lalu dan Panas tidak terlalu tinggi.adanya bintik bintik kemerahan pada
kedua telapak tangan dan kaki sejak sehari sebelumnya dikatakan muncul mendadak,
awalnya hanya beberapa di wajah kemudian jumlahnya semakin bertambah di seluruh
tubuh termasuk kedua tangan dan kaki.terkadang pasien juga merasa gatal. Pasien
pilek sejak sehari sebelumnya, ingus masih berwarna putih bening dan cair. pasien
juga mengeluhkan sakit disekitar mulut seperti sariawan, sehingga nafsu makan
sedikit menurun. Pada Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau Penyakit
Tangan-Kaki-Mulut (PTKM) merupakan istilah kedokteran untuk penyakit yang lebih
dikenal di masyarakat sebagai Flu Singapura. Penyakit ini disebabkan oleh
Coxsakie Virus dan terutama menyerang balita dan anak-anak di bawah usia 10 tahun.
Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher, tidak ada nafsu makan,
pilek, ruam di bagian mulut, tangan dan kaki, dan mungkin di bagian popok. Gejala
seperti flu pada umumnya yang tak mematikan. Timbul vesikel yang kemudian pecah,
ada 3-10 ulkus di mulut seperti sariawan terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan.
Timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh memerah/blister yang kecil dan rata),
papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki. Bila ada muntah, diare atau
dehidrasi dan lemah atau komplikasi lain maka penderita tersebut harus dirawat,
sedangkan pada pasien keluhan batuk, mual, muntah dan BAB cair disangkal. Pasien
juga memiliki riwayat kontak seminggu yang lalu dengan teman bermain pasien yang
mengalami keluhan seperti ini dan dirawat di Rumah Sakit. Penyakit ini mempunyai
masa inkubasi 3-6 hari. Selama masa epidemik, virus menyebar dengan sangat cepat
dari satu anak ke anak yang lain atau dari ibu ke janin yang dikandungnya. Virus
menukar melalui kontak langsung dengan sekresi hidung dan mulut, tinja, maupun
virus yang terhisap dari udara. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit ringan,
compos mentis, Nadi : 86 x/menit, Suhu : 38,5 C, Pernapasan : 22 x/menit, Berat
Badan : 19 kg, secret hidung +, faring hiperemis +. Pada pemeriksaan lokalis Regio
palmar manus dan plantar pedis dextra dan sinistra Tampak vesikel, multipel, bulat,
diameter 0,3-0,6 cm, batas tegas, kulit sekitar eritema. Regio thorax dan abdomen
anterior dan posterior multiple eritema luas berbatas tegas.Pada Regio oralis
tampak ulser, >3, bulat, diameter 0,2 - 0,3 cm, tepi rata, batas tegas, mukosa sekitar
eritema. Pada pemeriksaan fisik ini sangat mendukung diagnosis HMFD terutama

6
pada pemeriksaan lokalis yang merupakan tempat predileksi pada HMFD. Pada
pemeriksaan laboratorium darah rutin II Trombosit : 147.000/mm3 (150.000-450.000
/mm3). Gold standard untuk menegakkan diagnosa adalah kultur virus dari swap
tenggorokan, feses, bahkan cairan otak. Tetapi, virus ini cukup sulit dibiakkan dan
pada kultur sering ditemukan hasil yang negatif. Selain itu, kultur virus ini juga
memerlukan waktu yang lama, lebih dari seminggu. Sebenarnya penyakit ini secara
klinis sudah dapat dibedakan apakah penyebabnya Coxsackie A-16 (gejala klinis lebih
ringan) atau Enterovirus 71 (gejala klinis lebih berat). Jadi, sesungguhnya tidak
diperlukan adanya pemeriksaan penunjang karena diagnosa sudah bisa ditegakkan
melalui anamnesa dan temuan pemeriksaan fisik yang dilakukan.
Pada penatalaksanaan Medikamentosa Topikal diberikan Salicyl talc : u.e
GOM :3 x gtt. Untuk sistemik lanjutkan therapy dari IGD Puskesmas
Pulogadung Ambroxol syr : 3x1 cth, Amoxicillin:3x tab, Paracetamol: 4x
tab, Pulveres Pilek/Alergi : 3x 1 pulv. Pada penatalaksanaan non
medikamentosa diberikan penjelaskan bahwa ini adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dan self limiting disease. Mengedukasi pasien perlu istirahat untuk
pemulihan dan pencegahan penularan lebih luas. Memberikan edukasi untuk
mencegah kontak dengan cairan mulut, dan pernapasan antara penderitan dengan
anggota keluarga yang lain. Memberikan edukasi jangan memecahkan vesikel.
Memberikan edukasi selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi resiko
penularan. Memberikan edukasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa
mungkin makan makanan bergizi, sayur- sayuran buah,segera setelah rasa nyeri di
mulut berkurang. Memberikan edukasi untuk mencegah dehidrasi harus dengan
banyak konsumsi air putih. Memeberikan saran untuk Kontrol ulang kembali 3 hari.
HMFD merupakan self-limitting disease karena disebabkan oleh virus, dimana
penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, dalam 7-10 hari. Pda kondisi penderita
dengan kekebalan dan kondisi tubuh cukup, biasanya tidak diperlukan pengobatan
khusus. Peningkatan kekebalan tubuh penderita dilakukan dengan pemberian
konsumsi makanan dan cairan dalam jumlah banyak dan kualitas gizi yang tinggi,
serta diberikan tambahan vitamin dan mineral jika perlu. Obat yang diberikan hanya
untuk mengatasi gejala-gejala yang ditimbulkannya. Antibiotic oral digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi akibat jamur atau bakteri. Paracetamol sirup digunakan
sebagai antipiretik sekaligus mengurangi nyeri. Sebagai penghilang rasa gatal
diberikan CTM dan salicyl talk.

7
Pada prognosis Ad vitam : ad bonam , Ad fungsionam: ad bonam, Ad sanactionam
dubia ad bonam. Pada kasus ini, keadaan umum pasien masih baik, tidak ada tanda-
tanda dehidrasi atau komplikasi lain sehingga pengobatan juga cukup dengan rawat
jalan.Karena HMFD disebabkan oleh Virus yang memiliki masa inkubasi maka
kemungkinan ntuk kekambuhan masih ada.

8
BAB II

HAND, FOOT AND MOUTH DISEASE

Definisi
Dalam masyarakat infeksi virus tersebut sering disebut sebagai "Flu Singapura".
Dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau
penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM ). KTM adalah penyakit yang disebabkan oleh
sekelompok enterovirus yang disebut coxsackievirus, anggota dari famili Picornaviridae;
dengan gejala klinis berupa lepuhan di mulut, tangan , dan kaki, terutama di bagian telapak,
terkadang di bokong. Lepuhan di mulut segera pecah dan membentuk ulser yang dirasakan
sangat nyeri dan perih oleh penderitanya sedangkan lepuhan di telapak kaki, tangan, dan
beberapa bagian tubuh lain tidak terasa sakit atau gatal, tapi sedikit nyeri jika ditekan.(1)

Epidemiologi
Hand, foot, and mouth disease merupakan infeksi enteroviral yang mudah
menular terutama pada anak-anak. Hand, foot, and mouth disease biasanya lebih sering
menyerang anak-anak usia 2 sampai 10 tahun, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa.(1)
Distribusi penyebaran penyakit ini terjadi di seluruh belahan dunia dan sering
menimbulkan wabah. Hand, foot, and mouth disease lebih sering terjadi di musim panas dan
gugur sedangkan pada daerah tropis terjadi sepanjang tahun. Berdasarkan data dari CDC
padatahun 1997-1998 dilaporkan wabah terbesar yang terjadi akibat hand, foot, and mouth
disease yaitu terjadi di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Sejak tahun 1997, wabah
besar hand,foot, and mouth disease dengan komplikasi neurologi yang berat dan tingkat
keparahan kasus dilaporkan terjadi di Malaysia, Taiwan, Singapura, Jepang, dan berbagai
negara Asia Pasifik lainnya. Di Indonesia pernah dilaporkan kejadian luar biasa hand, foot,
and mouth disease yaitu di Batam 7 kasus (2000), RSCM 1 kasus (2000), RS Pondok Indah 5
kasus (2000), RS Siloam 3 kasus (2000), Bojonegoro 14 kasus (2001) dan Surakarta 57 kasus
(2001). Hand,foot, and mouth disease masih menjadi masalah kesehatan yang penting di
Singapura dengan angka kejadian per 100.000 populasi meningkat dari 125,5 pada tahun

9
2001 menjadi 435,91 pada tahun 2007. Pada tahun 2011 dilaporkan terjadi wabah hand, foot,
and mouth disease di Basque, Spanyol yaitu sebanyak 4.540 anak usia kurang dari 14 tahun
terkena infeksi hand, foot, and mouth disease. Infeksi hand, foot, and mouth disease
dimulai dengan adanya demam dan saki ttenggorokan lalu timbul lesi di mukosa oral
dan lesi kutaneus berupa makula dan vesikel.Penyakit ini merupakan salah satu infeksi virus
yang beberapa kasus dapat sembuh sendiri dalam waktu tujuh sampai sepuluh hari (2,3)

Etiologi
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang
masuk dalam family Picornaviridae, Genus Enterovirus. Genus yang lain adalah Rhinovirus,
Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus,
Coxsackie B virus. Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah
Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih
berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71.(4)
Coxsackie virus yang dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu A dan B, yang
didasarkan pada pengaruhnya terhadap tikus yang baru lahir (Coxsackie A menyebabkan
cedera otot, kelumpuhan, dan kematian,. Coxsackie B mengakibatkan kerusakan organ, tetapi
hasil kurang parah). Ada lebih dari 24 berbeda serotipe virus dimana masing-masing virus
memiliki protein yang berbeda pada permukaannya. Virus Coxsackie menginfeksi sel inang
dan menyebabkan sel inang menjadi lisis.(4)

Tipe A virus penyebab Herpangina (lepuh menyakitkan di mulut, tenggorokan,


tangan, kaki, atau di semua bidang). Tangan, kaki, dan penyakit mulut (HFMD) adalah nama
umum dari infeksi virus. Coxsackie A 16 (CVA16) menyebabkan sebagian besar infeksi.
HFMD di AS Ini biasanya terjadi pada anak-anak (usia 10 dan di bawah), tetapi orang
dewasa juga dapat mengembangkan kondisi. Ini penyakit anak-anak tidak harus bingung
dengan "penyakit kaki dan mulut" biasanya ditemukan pada hewan dengan kuku (misalnya,

10
pada sapi, babi, dan rusa). Tipe A juga menyebabkan konjungtivitis (peradangan pada
kelopak mata dan area putih mata). Tipe B menyebabkan epidemi virus pleurodynia (demam,
paru-paru, dan nyeri perut dengan sakit kepala yang berlangsung sekitar dua sampai 12 hari
dan resolve). Pleurodynia juga disebut penyakit Bornholm. Ada enam serotipe dari Coxsackie
B (1-6, dengan B 4 dianggap oleh beberapa peneliti sebagai kemungkinan penyebab diabetes
di sejumlah individu). Kedua jenis virus (A dan B) dapat menyebabkan meningitis,
miokarditis, dan perikarditis, tetapi ini jarang terjadi dari infeksi Coxsackie. Beberapa peneliti
menyarankan virus Coxsackie (terutama Coxsackie B4) memiliki peran dalam
pengembangan tipe onset akut I (sebelumnya dikenal sebagai juvenile) diabetes, namun
hubungan ini masih dalam penyelidikan. (4,5)
Virus Coxsackie dan enterovirus lainnya dapat menyebabkan penyakit anak dari
tangan, kaki, dan penyakit mulut. Namun, sebagian besar anak-anak dengan infeksi virus
Coxsackie sepenuhnya menyelesaikan gejala dan infeksi dalam waktu sekitar 10-12 hari. (5)

Patofisiologi

Infeksi Coxsackievirus merupakan infeksi yang sangat menular. Masa inkubasi


enterovirus dan coxsackievirus rata-rata 3-6 hari. Transmisi terjadi melalui kontak langsung
melalui droplet, sekresi oral atau feses dalam rute fekal-oral atau oral-oral.
Implantasi enterovirus terjadi pada faring dan saluran cerna bagian bawah. Enterovirus
menginvasi dan membelah diri (replikasi) pada saluran cerna. Dalam 24 jam infeksi
menyebar ke nodus limfaregional. Pada sekitar hari ke 3 terjadi viremia minor yang
melibatkan banyak tempat-tempat sekunder. Multiplikasi virus di tempat ini terjadi bersama
dengan mulainya gejala klinis.Penyakit dapat bervariasi dari ringan ke infeksi yang
mematikan. Viremia mayor terjadi selama periode multiplikasi pada tempat-tempat sekunder,
biasanya berakhir pada hari ke 3-7infeksi. Selama 7 hari, kadar neutralizing antibody
akan meningkat dan virus akandieliminasi dari tubuh. (1,2)

11
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah
penyakit umum yang biasa terjadi pada kelompok masyarakat yang sangat padat dan
menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun. Orang dewasa umumnya kebal terhadap
enterovirus.Penularannya melalui kontak langsung dari manusia ke manusia yaitu melalui
droplet, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung
melalui barang, handuk, pakaian, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh
sekret tersebut.Tidak ada vektor tetapi ada pembawa penyakit seperti lalat dan kecoa.
Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagioleh
virus strain Enterovirus lainnya. Penyakit tangan, kaki dan mulut adalah penyakit umum dan
penyebarannya dapat terjadi di antara kelompok anak, misalnya di sekolah atau di tempat
penitipan anak. Penyakit tangan, kaki dan mulut biasanya tersebar melalui hubungan sesama
manusia. Virus ini tersebar melalui fekal-oral pada tangan yang tercemar, namun bisa juga
disebarkan melalui lendir mulut atau sistem pernapasan dan kontak langsung dengan cairan
didalam lepuhnya. Sesudah berhubungan dengan orang yang terkena, biasanya di antara 3-
5hari lepuh baru akan timbul. Selama masih ada cairannya, lepuh ini bisa menular dan virus
inijuga bisa berminggu-minggu berada di dalam kotoran.Penyakit KTM mempunyai masa
inkubasi 3-6 hari. Selama masa epidemik, virusmenyebar dengan sangat cepat dari
satu anak ke anak yang lain atau dari ibu kepada janinyang dikandungnya. Virus menular
melalui kontak langsung dengan sekresi hidung dan mulut, tinja, maupun virus yang terhisap
dari udara. Implantasi dari virus di dalam bukal dan mukosa ileum segera diikuti dengan
penyebaran menuju nodus-nodus limfatik selama 24 jam.Setelah itu segera timbul reaksi
berupa bintik merah yang kemudian membentuk lepuhan kecil mirip dengan cacar air di
bagian mulut, telapak tangan, dan telapak kaki. Selama 7 hari kemudian kadar antibodi
penetral akan mencapai puncak dan virus tereliminasi. (1,2)

12
2.6 Manifestasi Klinis
Penyakit tangan, kaki dan mulut yang ringan biasanya disebabkan oleh
Coxsackievirus. Anak usia di bawah 5 tahun sering terkena infeksi virus ini, meskipun pada
orang dewasa dapat juga terjadi. Infeksi Coxsackievirus mungkin sama sekali tidak
menunjukkan gejala atau hanya ringan.Gejala penyakit diawali dengan demam tidak tinggi
2-3 hari, diikuti nyeri tenggorokan atau faringitis, sulit makan dan minum karena nyeri
akibat luka di mulut dan lidah. Kadang disertai sedikit pilek atau gejala seperti flu.Timbul
lepuhan atau vesikel yang kemudian pecah selama 5-10 hari. Lepuhan di mulut berukuran
2-3 mm yang segera pecah dan membentuk ulkus yang dirasakan sangat perih terutama saat
makan / minum, sehingga sukar untuk menelan. Jumlah ulkus di mulut mencapai 5-10 yang
tersebar di daerah bukal, palatal, gusi, dan lidah. Ulkus di lidah paling lama sembuh.Ulkus
juga dapat menyebar hingga saluran cerna yang lebih dalam sampai ke lambung.Pada
kondisi pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, seluruh gejala dapat membaik
selama 5 7 hari. Bersamaan dengan itu timbul rash atau ruam atau vesikel
(lepuh kemerahan / blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak
tangan dan kaki. Kadang-kadang rash atau ruam (makulopapul) ada pada daerah bokong.
Pada bayi atau anak usia di bawah 5 tahun yang timbul gejala berat harus dirujuk kerumah
sakit. Gejala yang dianggap berat adalah hiperpireksia (suhu lebih dari 39OC) atau demam
tidak turun-turun, takikardi, sesak, anoreksia, muntah atau diare dengan dehidrasi,badan
sangat lemas, kesadaran menurun dan kejang. (1,2,3)

Gambar 1 : Lepuhan pada bibir dan lidah.


Lepuhan atau vesikel di kaki dan tangan dijumpai pada 2/3 penderita, yang terutama
tumbuh di bagian dorsal dan sisi-sisi jari serta telapak tangan. Lepuhan/vesikel yang
dikenaldalam istilah kedokteran sebagai erythema multiforma ini secara khas berbentuk bulat
atauelips yang akan mengering sendiri selama 3-7 hari. (1,2,3)

13
Gambar 2 : Lepuhan pada telapak tangan

Gambar 3 : Lepuhan pada kaki

Permasalahan utama pada anak-anak dan balita adalah kesulitan untuk makan dan
minum yang dengan beberapa bentuk komplikasi seperti mual, muntah, dan diare akibat
ulkus di saluran pencernaan, serta demam panas, dapat menyebabkan dehidrasi. Di samping
itu kemungkinan terjadinya superinfeksi oleh mikroba lain dapat memperparah penyakit dan
menyebabkan berbagai komplikasi.(1,2,3)

Diagnosa
Diagnosa Pasien biasanya didiagnosis dengan penampilan klinis mereka. Secara klinis, ruam
yang tampak biasanya pada tangan, kaki, dan mulut pada anak dengan demam dianggap
diagnostic infeksi virus Coxsackie. Biasanya, diagnosis HFM dibuat pada kombinasi dari
sejarah klinis dan temuan fisik karakteristik. Konfirmasi laboratorium jarang diperlukan
kecuali pada komplikasi berat. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, tes virus dapat
dilakukan untuk
mengidentifikasi virus, tetapi tes ini sangat mahal, biasanya perlu dikirim ke
laboratorium diagnostik khusus virus yang menggunakan RT-PCR dan sering memakan
waktu sekitar dua minggu untuk mendapatkan hasilnya. Pengujian ini hampir tidak pernah
dilakukan karena sebagian besar infeksi diri terbatas dan biasanya ringan, tapi situasi ini bisa
berubah karena wabah di Alabama (38 anak, 12% dirawat di rumah sakit namun tidak ada
kematian padatahun 2011-2012) dan Enterovirus 71 epidemi terbaru (sekitar 905 anak-

14
anak dirawat dirumah sakit telah meninggal) di Kamboja. RT-PCR pengujian dapat
membedakan antara banyak, spesies, dan subtipe. Strain virus Coxsackie membedakan
dari adenovirus, jenis enterovirus lainnya, virus gema, dan lain-lain dapat menjadi diperlukan
dimasa depan.Virus dapat diisolasi dan diidentifikasi melalui media kultur dan immunoassay
dari lesikulit, lesi mukosa, atau sampel tinja. Spesimen oral memiliki tingkat isolasi tertinggi.
Pada pasien dengan vesikel, penyeka vesikel juga merupakan sumber yang baik untuk
koleksivirus. Pada pasien tanpa vesikel, penyeka dubur dapat dikumpulkan. Untuk isolasi
virus, 2swab koleksi yang direkomendasikan dari tenggorokan dan lainnya baik dari vesikel
atau rektum.uji serologi (misalnya, akut dan tingkat antibodi sembuh) dapat diperoleh.
Membedakan coxsackie-terkait dari EV-71-terkait HFMD mungkin memiliki makna
prognostik.Polymerase chain reaction (PCR) dan teknologi microarray antara berbagai
cara untuk mengidentifikasi virus penyebab. Tes spesifik bervariasi antara rumah sakit.
Secara umum, tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan untuk HFMD. Jumlah
leukosit berjumlah 4000-16000/L, terkadang dapat terjadi limfositosis.10 Jika dicurigai
terjadi suatu epidemi atau wabah, dapat dilakukan biakan dari feses atau dahak.5 Isolasi
virus dilakukan dengan menggunakan apusan dari cairan vesikel atau dari spesimen feses dan
kemudian dilakukan biakan. Neutralizing antibodies menghilang secara cepat tapi dapat
terdeteksi hanya pada fase akut. Kadar yang tinggi dari antibodi komplemen dapat muncul
pada fase konvalesen. Beberapa penelitian menunjukkan kegunaan pemeriksaan molecule
rmenggunakan Polymerase Chain Reaction untuk mendiagnosis secara tepat dan spesifik
untuk membedakan penyebab HFMD apakah coxsackievirus A16 atau enterovirus 71.
Pemeriksaan laboratorium yang lain yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan
histopatologi, serologi, tes Tzank, dan biakan virus. Hal ini sangat membantu evaluasi secara
retrospektif dari seroprevalens penyakit ini di dalam suatu komunitas. (1,4,5).
Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan adanya degenerasi retikular epidermis yang
menyebabkan terjadinya vesikel intra epidermal yang berisi netrofil, sel mononuklear, dan
eosinofilik. Pemeriksaan serologi dilakukan untuk mendeteksi adanya neutralizing
antibodies. Pada fase akut, neutralizing antibodies dapat terdeteksi tapi menghilang secara
cepat. Pada fase konvalesens, terdapat peningkatan titer komplemen-antibodi. Pada
pemeriksaan Tzank tidak ditemukan multinucleated giant cell dan inclusion bodies. Biakan
virus dilakukan dengan mengisolasi virus di vesikel, dahak, ataupun feses. Feses,
dahak,cairan vesikel dapat digunakan sebagai bahan biakan. Feses dianggap sebagai sampel
yang paling tepat karena kemampuannya untuk menjaga virus untuk tetap hidup dalam waktu
yang lebih lama. Biakan organisme ini memungkinkan identifikasi spesifikasi virus

15
melalui observasi efek cytopathic dalam sel atau pembentuk plak pada sel monolayer (plaque
assay). (4,5)
Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk HFMD yang paling mendekati yaitu Herpangina. Penyakit lain yang
dapat dipertimbangkan sebagai diagnosis banding diantaranya yaitu varisela, stomatitis
aphthous, erupsi obat, dan eritema multiform. (1,2).
Diagnosis Banding Hand, Foot, and Mouth Disease
Paling mendekati :
Herpangina
Dipertimbangkan :
Varicella
Stomatitis Aphthous
Erupsi obat
Eritema multiform
Ragu ragu :
Herpes gingivostomatitis

Komplikasi
Beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut :
- Dehidrasi pada anak-anak dan balita, harus dirawat di rumah sakit dan diinfus dengan
cairan elektrolit dan nutrisi. Sebagai pencegahan banyak diberikan cairan elektrolit,
misalnya oralit.
- Infeksi pada kulit atau ulser di mulut oleh bakteri dan/atau jamur.
- Kasus komplikasi yang jarang: meningoensefalitis, miokarditis, edema paru, dan
kematian (1,2,3).

Tatalaksana
HFMD ini merupakan suatu penyakit yang bersifat self-limiting disease yang
dapatsembuh dalam waktu 7-10 hari. Pengobatan yang dilakukan bersifat simptomatik.
Tetapi pada kasus yang berat dengan penyebab HFMD yaitu enterovirus 71 dapat diberikan
terapi. (6)
a. Tatalaksana umum

16
Tatalaksana umum meliputi edukasi untuk mencegah penularan dan penyebaran virus
yaitu edukasi bahwa Virus masih dapat berada di dalam tinja penderita hingga 1
bulan, Isolasi pasien sebenarnya tidak diperlukan, namun perlu istirahat untuk
pemulihan dan pencegahan penularan lebih luas. Selalu mencuci tangan dengan benar
untuk mengurangi resiko penularan. Jangan memecah vesikel. Mencegah kontak
dengan cairan mulut dan pernafasan antara penderita dengan anggota keluarga yang
lain Meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa mungkin makan makanan bergizi,
sayur sayuran berkuah, jus buah, segera setelah rasa nyeri di mulut berkurang.
Mencegah dehidrasi dengan memasukkan cairan, untuk mengurangi rasa sakit sebisa
mungkin cairan yang isotonis dan isohidris (tidak terasa asam / terlalu manis).
b. Tatalaksana khusus
Tatalaksana khusus meliputi topikal dan sistemik. Tatalaksana topikal diantaranya yaitu
dengan pemberian obat topikal anestesi pada lesi sebelum makan berupa larutan
dycloninehydrochlorida 0,5% atau gel lidokain untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada
lesi di mulut saat penderita makan. Tatalaksana sistemik diantaranya berupa terapi
simptomatik yaitu pemberian antipiretik untuk mengatasi demam dan analgesik untuk
mengatasi arthralgia. Pada penderita HFMD yang tidak mau minum, dapat diberikan terapi
cairan secara intravena untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan syok. Terapi awal dengan
penggunaan milrinone yaitu cyclic phosphodiesterase - inhibitor juga berpotensi untuk
mengurangi angka kematian dari penyakit yang memiliki komplikasi berat yang disebabkan
enterovirus 71. Pemberian IgG secara intravena di China pada tahun 2000 juga
menghasilkan angka keberhasilan penyembuhan infeksi enterovirus 71 pada kasus yang
parah.Pada kondisi penderita dengan kekebalan dan kondisi tubuh cukup baik, biasanya tidak
diperlukan pengobatan khusus. Peningkatan kekebalan tubuh penderita dilakukan dengan
pemberian konsumsi makanan dan cairan dalam jumlah banyak dan dengan kualitas gizi yang
tinggi, serta diberikan tambahan vitamin dan mineral jika perlu. Jika didapati terjadinya
gejala superinfeksi akibat bakteri maka diperlukan antibiotika atau diberikan antibiotika dosis
rendah sebagai pencegahan. Secara umum, untuk menekan gejala dan rasa sakit akibat
timbulnya luka di mulut dan untuk menurunkan panas dan demam, digunakan obat-
obatan golongan analgetika dan antipiretika. Dari aspek farmakoterapi, hal penting untuk
diperhatikan dalam pengobatan penyakit KTM adalah bahwa beberapa golongan obat dapat
menimbulkan sindroma Stenven-Johnson yang menunjukkan gejala mirip dengan penyakit
KTM dan dapat memperparah ulser. Golongan obat tersebut adalah: barbiturat,
karbamazepin, diflusinal, hidantoin,ibuprofen, penisilin, fenoftalein, fenilbutazon,

17
propranolol, kuinin, salisilat, sulfonamida,sulfonilurea, sulindac, dan tiazida.Antiseptik oral
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat jamur atau bakteri. Beberapa golongan
antasida dan pelapis mukosa lambung juga digunakan untuk mengatasi ulkus di saluran cerna
dan lambung. (5,6)
Berikut adalah daftar obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengatasi simptomatik
Penyakit Kaki Tangan dan Mulut:
1. Antipiretika Digunakan untuk menurunkan demam, misalnya : asetaminofen. Perlu
diperhatikan bahwa penggunaan golongan NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs)
dapat menimbulkan gejala sindrom Stenven-Johnson yang menunjukkan gejala mirip
dengan penyakit ini dan dapat memperparah ulser sehingga disarankan untuk
digunakan dengan golongan antasida, atau jika ada dipilih golongan
antipiretika/analgetika yang lain.
2. Antiseptika Berbagai bentuk sediaan kumur, seperti : betadine, rebusan daun sirih, dan
tablet hisap, seperti SP troches, FG troches, dsb.
3. Antibiotika Lokal atau sistemik, digunakan untuk mencegah atau mengatasi
infeksi karena mikroba pada ulser di mulut dan kulit, ditentukan oleh dokter, seperti :
neosporin(lokal), klindamisin, eritromisin,dsb.
4. Bahan anestetika lokal untuk mengurangi rasa sakit di daerah mulut,
sepertidyclonine, lidokain cair.
5. Antihistamin Inhibisi antihistamin pada reseptor H1 menyebabkan kontriksi
bronkus, sekresi mukosa, kontraksi otot halus, edema, hipotensi, depresi sususan saraf
pusat, dan aritmia jantung. Contohnya seperti difenhidramin.
6. Golongan Antasida dan Antiulser Digunakan untuk mengatasi gastritis, ulser di mulut dan
saluran cerna. Biasanyadigunakan untuk kumur, namun jika di diagnosis ada luka di saluran
gastrointestinal maka antasida ditelan. Contohnya seperti sukralfat, aluminium
hidroksida,magnesium hidroksida, simetikon. . (5,6)

Pencegahan
Pencegahan dengan menggunakan vaksin untuk kasus HFMD terutama dengan penyebab
enterovirus 71 sedang dikembangkan. Seseorang dapat mengurangi risiko penularan HFMD
yaitu dengan : (6).
1. Teknik mencuci tangan yang baik dengan menggunakan sabun dan air terutama setelah
mengganti popok bayi atau setelah keluar dari toilet

18
2. Bersihkan dengan menggunakan disinfektan benda-benda yang kotor seperti mainananak-
anak. Pertama, cuci benda tersebut dengan air dan sabun, lalu disinfeksi dengan
menggunakan larutan klorin.
3. Mencegah kontak seperti mencium, memeluk, atau menggunakan bersama peralatan
makanan dengan penderita HFMD.(6)

Prognosis
HFMD merupakan penyakit yang bersifat self-limited disease yang sembuh dalam
kisaran7-10 hari Prognosis pada HFMD sangat baik. Dan sebagian besar pasien dengan
penyakit ini dapat sembuh sepenuhnya, tapi pada beberapa pasien tertentu seperti
pengguna imunosupresan atau neonatus, infeksi dapat berkembang menjadi
komplikasi yangmengancam jiwa. Tetapi beberapa kasus dilaporkan mengalami demam
yang lama, keluhan sistemik, diare, dan nyeri sendi. (5,6)

19
BAB III

KESIMPULAN

Penyakit KTM adalah penyakit yang disebabkan oleh virus coxsackie A19 dan
enterovirus 71. Pencegahan utama yang dilakukan adalah pemutusan rantai penularan
penyakit dengan mencegah kontak dari satu penderita ke penderita yang lain. Pengobatan
secara simptomatik terutama dilakukan untuk menekan rasa nyeri di mulut, mempercepat
penyembuhan ulser di mulut, penekan demam, dan pencegahan infeksi skunder. Golongan
obat yang bisa diberikan : antipiretik, antasida, antihistamin non steroid, analgetik, dan
antiseptik. Di samping itu bisa diberikan vitamin dan mineral tambahan bagi penderita atau
kerabat penderita untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

20
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmed AM et al. Viral Disease. In: Wolff K, et al. Fitzpatricks Dermatology in


GeneralMedicine. 8th Ed. New York: The McGraw Hills, Inc.; 2012. p. 2360-62
2. Nadhirin H. Informasi Penyakit Mulut, Kaki dan Tangan (PMKT) : Pengamatan
Epidemiologi Penyakit. Ditjen PPM PL: Jakarta;
2001.http://www.annsilva.wordpress.com/2009/12/12/hand-foot-and-mouth
disease[Diakses 02 April 2017]
3. Goh KT, Ong A, Low J, editors. A Guide on Infectious Diseases of Public Health
Importance in Singapore. 6th ed. Singapore: Ministry of Health and Tan Tock Seng
Hospital; 2004.

4. Han JF et al. Antibody Dependent Enhancement Infection of Enterovirus 71 in vitro


and invivo. Virology Journal 2011; 8: 106.
5. Montez M et al. Hand, Foot, and Mouth Disease Outbreak and Coxsackievirus A6,
NorthernSpain 2011. Emerg Infect Dis. 2013 April; 19 (4): 676678
6. Centers for Disease Control and Prevention. Hand, Foot, and Mouth Disease :
Prevention andTreatment. Available from: http://www.cdc.gov [Last accessed 2017
April 05]

21

Anda mungkin juga menyukai