Tugas Filsafat Kelas C Caroline Dwi Septianti

14/368275/BI/9342
The Language of Science

Apa hubungan islam dan sains? Realitanya bahwa bahasa sains modern banyak mereferensi
dari arab seperti algorimta aljabar alkali yang sebagai bahasa yang mengakar dari ilmu
pengetahuan eksak dll. Al Khawarizmi salah satu tokoh krusial dalam matematika yang
memperkenalkan secara sederhana perhitungan aritmatika pada bangsa Eropa.

Peta yang menunjukan lokasi kehidupan 1000 tahun lalu memperlihatkan bagaimana Islam
pertengahan abad berperan penting dalam pengembangan sains. Baghdad, pusat kejayaan
islam dan kota terbaik dengan jarak antar manusia dan berbagai idealisme terbentang ini
ditemukan oleh khalifah Al-Mansur. Dalam waktu singkat tentara islam menaklukan wilayah
mulai dari Madinah, daratan Arab, Afrika utara, Spanyol hingga Persia. Dengan kesuksesan
politik dan militer khalifah Islam menghadapi berbagai permasalahan yang tak terhindarkan.
Meski banyak kelompok telah berpindah ke islam, mereka masih terpisah dengan jarak yang
besar serta tradisi maupun bahasa yang berbeda. Di awal abad 8 AD, kekhalifahan Abdul
Malik menemukan cara untuk mengatasi perbedaan bahasa tersebut yakni dengan
menyamakan penggunaan bahasa Arab. Hal ini juga memudahkan dalam sistem
pemerintahan. Keputusan tersebut cukup persusasiv dimana masyarakat mempercai
bahasa arab sebagai bahasa Tuhan-nya. Selain itu al-Quran yang berbahasa arab akan
rentan disalahartikan dan sulit dibedakan antar kata oleh orang yang tidak berbahasa arab
sehingga kaligrafi ditulis dengan garis yang berlekuk(harakat). Di kala itu banyak pula
penguasa yang melakukan penerjemahan manuskrip berbagai bahasa ke bahasa arab
sehingga diperlukan banyak penerjemah dengan bayaran yang besar untuk hal itu.

Masyarakat sendiri kini percaya bahwa setiap penyakit dalam kehidupan memiliki penawar
atau obatnya masing-masing (sesuai dengan Hadits). Pengobatan islami sendiri memiliki
peran penting dalam perkembangan dunia medis saat ini. Penguasaan ilmu pengetahuan
menjadi kunci kekuatan di dunia saat ini seperti Aljabar telah menciptakan dunia modern
yang mana dunia sains menjadi tak terbayangkan tanpa hal tersebut. Kebenaran sains
sendiri secara universal merupakan pencapaian pertama yang luar biasa dilakukan oleh para
saintis islam di pertengahan abad namun ini tidak dapat dinyatakan sebagai kepemilikan
dari satu kultur atau agama. Meski seluruh pelajar muslim memiliki peran dalam
pengembangan sains di seluruh dunia, sains tetap telah melampaui batas politik,
perselisihan agama dan merupakan tubuh dari pengetahuan yang bermanfaat untuk segala
umat
Empire of Reason

Saat ini sebuah ide dapat merubah segala hal yang mana merevolusinasi pandangan dan
pemahaman tentang sekeliling kita. Manusia sendiri bekerja berdasar aturan dan dapat
menguji coba teori-nya melalui observasi dan eksperimen dan ini yang disebut metode
scientific.
Ribuan tahun yang lalu seorang ahli astronomi dan matematika Al-Biruni memperkirakan
ukuran bumi dalam beberapa ratus mil dari sebuah gambar. Beliau menemukan bagaimana
pelajar Islam abad pertengahan membantu praktek magis dan okultasi dari alchemy hingga
kimia modern. Selain itu terdapat ahli fisika Ibn al-Haytham membantu kestabilan sains
modern optik dan membuktikan satu dari prinsip dasar di fisika yakni perjalanan cahaya
dalam satu garis lurus. Pelajar adalah antar orang pertama yang bersikeras bahwa seluruh
teori sains di-backup dengan observasi eksperimen secara hati-hati, membawa iklim sains
yang belum muncul sebelumnya.
Metode scientific yang merupakan ide tunggal yang penting dalam perpacuan kehidupan
manusia yang pernah ada. Tidak ada strategi lain yang menjelaskan kepada kita bagaimana
menemukan dan bagaimana semesta bekerjadan apa itu planet kita. Sehingga ketika berada
dalam perjalanan maupun menggunakan teknologi saat ini kita dapat mengingat jasa Ibn Al-
Haytham, Ibn Sina, Al Biruni dan pelajar islam lain yang tak terhitung 1000 tahun lalu, yang
berjuang menemukan seluruh pengetahuan menggunakan crude mirror dan astrolab.
Mereka memang tidak mendapat jawaban yang benar namun mengajarkan bagaimana
menanyakan pertanyaan yang benar.

The Power of Doubt

Bagaimana revolusi scientific mengambil peran pada abad 16 dan 17 di Eropa yang akarnya di awal
abad pertengahan Islam dunia. Pengembangan astronomis dilakukan oleh pelajar muslim melalui
obsesi mereka dengan keakuratan pengukuran dan koherensi dan ketat. Selain itu ide islam telah
terserap ke wilayah barat dan akhirnya membantu bentuk kerja dari ahli astromi Eropa Copernicus
dan menginvestigasi kenapa sains dalam dunia Islam muncul mengalami penurunan setelah abad ke
16 dan 17, serta muncul kembali belakangan ini. Selain itu ilmu pengetahuan dianggap dalam dunia
islam saat ini.

Matahari, bulan, planet dan bintang membara di imajinasi dan penuh dengan mitologi. Mempelajari
astronomi tentu merupakan disiplin ilmu lama. Astronomi telah membayar rasa penasaran kita
selama berabad-abad. Aturan alam secara bebas merupakan prasangka manusia. Itu merupakan
sesuatu saat saintis dalam pertengahan abad dunia memahami dan mengutarakan dengan benar.
Pada abad ke 9, Al Khawarizmi mensintesis ide orang Yunani dan India untuk menciptakan jenis baru
dalam matematika, aljabar. Polimatik Ibnu Sina membawa bersama seluruh tradisi penyembuhan
didunia dalam sebuah buku, berkontribusi untuk membentuk subjek kedokteran. Di penggunungan
Irian, ahli astronomi seperti Al-Tusi menyiapkan jalan untuk para saintis bekerja ratusan tahun
kemudian di Eropa Barat. Saintis ini memperkirakan kebenaran, dimana ia berasal, diringkas oleh
filsuf Al Kindi yang mengatakan Pantas bagi kita untuk tidak malu mengakui kebenaran dan untuk
mengasimilasinya dari manapun ia berasal. Tidak ada nilai yang lebih tinggi daripada kebenaran itu
sendiri. Hal itu tidak pernah merendahkan siapa yang mencarinya. Sains merupakan bahasa
universal dalam pertandingan manusia. Apa yang telah saintis islam sadari dan sampaikan secara
cerdas yakni ilmu sains yang universal. Hukum buatan manusia dapat berbeda antar wilayah namun
hukum alam berlaku bagi seluruh manusia.