Agustus 2016
OUTLINE
Introduction
Introduction
KEBUTUHAN LISTRIK BANDARA KERTAJATI
4
POWER SOLUTIONS
5
POWER SOLUTIONS
6
Individual Power
Producer (IPP)
KRITERIA DALAM PEMILIHAN INDIVIDUAL POWER
PRODUCER (IPP)
Metode AHP merupakan salah satu metode pemilihan dengan menggunakan hirarki. Langkah
pertama adalah menentukan kriteria untuk Teknologi Pembangkit yang terbaik saat ini. Kriteria
yang dibandingkan yaitu :
2. Aspek Lingkungan
3. Aspek Ekonomi
4. Karakteristik Pembangkit
8
9
PLTB (Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu (Angin)
Kerapatan udara/angin Kerapatan udara merupakan fungsi dari
temperatur dan tekanan udara yang angkanya tidak dapat diperkirakan
secara eksak. Kerapatan udara rata-rata adalah 800 kali lebih rendah
dibanding dengan kerapatan air. Sebagai contoh didaerah puncak
gunung memiliki kecepatan angin yang tinggi namun semakin tinggi
gunung semakin mengurangi kerapatan udara di daerah tersebut. Angka
kerapatan udara yang biasa digunakan dalam mendesain turbin angin
adalah sebesar 0,1 0,5.
11
PEMILIHAN TEKNOLOGI
14
SKEMA KERJASAMA PENYEDIA UTILITAS LISTRIK
Skema I Skema II
JV KSO
Tenants/ Tenants/
Consessioner Consessioner
Untuk Investor lebih nyaman bentuk JV karena adanya kepastian kontinuitas dalam bekerjasama
Bentuk JV akan mempermudah dalam permintaan Ijin karena yang meminta ijin adalah yang memiliki hak Konsesioner
Bentuk JV memungkin ijin di hitung sebagai In Kind dalam perhitungan Share Holder Aggrement 15
Penilaian Mitra
Strategis
KAPABILITAS PERUSAHAAN
Laporan Keuangan Audited
(3 tahun terakhir) Bidang Usaha Perusahaan
1. Nilai 1 apabila tidak memiliki Laporan Keuangan 1. Nilai 1 apabila tidak pernah bergerak di bidang Power Plant dan sejenisnya
2. Nilai 2 apabila Laporan Keuangan belum mencapai 3 tahun dan tidak di 2. Nilai 2 apabila bergerak sebagai pemasok industri Power Plant dan
audit KAP Independent sejenisnya
3. Nilai 3 apabila memiliki Laporan Keuangan 3 tahun tapi tidak di audit KAP 3. Nilai 3 apabila pernah investasi di bidang Power Plant dan sejenisnya
4. Nilai 4 apabila Laporan Keuangan belum mencapai 3 tahun dan di audit KAP
4. Nilai 4 apabila investasi di bidang Power Plant dan sejenisnya
5. Nilai 5 apabila memiliki laporan keuangan 3 tahunan dan di audit KAP
5. Nilai 5 apabila bergerak di bidang Investasi Power Plant dan
pengelolaannya
Nilai Asset Pendanaan
1. Nilai 1 apabila Asset dibawah Rp. 10 M 1. Nilai 1 apabila tidak memiliki dana untuk pembangunan, hanya broker
2. Nilai 2 apabila Asset diatas Rp. 10 M dibawah Rp. 100 M 2. Nilai 2 apabila pendanaan menggunakan dana Pinjaman Asing
3. Nilai 3 apabila Asset diatas Rp. 100 M di bawah Rp. 500 M
3. Nilai 3 apabila pendanaan menggunakan dana dengan Partner yang di
4. Nilai 4 apabila Asset diatas Rp. 500 M di bawah Rp. 1 T buktikan dengan dokumen terkait
5. Nilai 5 apabila Asset diatas Rp. 1 T 4. Nilai 4 apabila pendanaan menggunakan dana Bank
17
Powerplant
Reliability Mesin
1. Nilai 1 apabila Mesin
01
memiliki tingkat reliability
After Sales Service
2.
dibawah 90%
Nilai 2 apabila Mesin
memiliki tingkat reliability 1. Nilai 1 apabila tidak
02
diatas 90% dibawah 95% memiliki cabang di
Efisiensi Biaya Operasional
3. Nilai 3 apabila Mesin
memiliki tingkat reliability
diatas 95% dibawah 97%
2.
Indonesia
Niai 2 apabila menunjuk
perwakilan tidak memiliki 1. Nilai 1 apabila TOC >Rp.
03
teknisi di Indonesia 1600 per Kwh
Emisi
04
4. Nilai 4 apabila Mesin
2. Nilai 2 apabila : Rp
memiliki tingkat reliability 3. Nilai 3 apabila memiliki
1500<TOC<= Rp. 1600 per
diatas 97% dibawah 99% kantor cabang dan memiliki
Kwh 1. Nilai 1 apabila emisi gas buang yang di hasilkan >= ppm
5. Nilai 5 apabila Mesin Teknisi di Indonesia
3. Nilai 3 apabila : Rp. 2. Nilai 2 apabila emisi gas buang yang dihasilkan < emisi <=
memiliki tingkat reliability 4. Nilai 4 apabila memiliki 1200<=TOC<1500 per Kwh ppm
diatas 99% warehouse penyimpanan 4. Nilai 4 apabila : Rp. 3. Nilai 3 apabila emisi gas buang yang dihasilkan < emisi <=
untuk suku cadang dan 1000<=TOC<1200 per Kwh ppm
Teknisi di Indonesia 5. Nilai 5 apabila TOC < Rp. 4. Nilai 4 apabila emisi gas buang yang dihasilkan < emisi <=
1000 ppm
5. Nilai 5 apabila memiliki
5. Nilai 5 apabila emisi gas buang yang dihasilkan Emisi <= ppm
fasilitas perakitan di
Indonesia
18
Bentuk Kerjasama
Manajemen Pengoperasian :
Nilai 1 apabila tidak memiliki kapabilitas dalam mengoperasian Power Plant
Nilai 2 apabila memiliki kapabilitas dengan menguasai person kunci saja selebihnya adalah outsourching
Nilai 3 apabila memiliki kapabilitas dan Jumlah SDM yang cukup dan bertaraf Nasional dalam mengoperasikan
Power Plant
Nilai 4 apabila memiliki kapabilitas dan Jumlah SDM serta sistem pengendalian yang terintegrasi yang bertaraf
International
Nilai 5 apabila memiliki kapabilitas dan Jumlah SDM serta sistem pengendalian yang terintegrasi yang bertaraf
International dan menjalin kerjasama mutual benefit dengan BUMD di Jawa Barat yang berkompeten
19
Suplai Energi
Sumber Gas:
Nilai 1 apabila tidak ada kepastian supply gas ataupun sumber energi lainnya
Nilai 2 apabila ada jaminan supplay gas namun jarak angkut yang cukup jauh lebih dari 200 km sehingga harga gas
mahal
Nilai 3 apabila ada jaminan supplay gas dengan jarak angkut 100< jarak angkut <=200 km
Nilai 4 apabila ada jaminan supplay gas dan jarak angkut <=100 km
Nilai 5 apabila ada jaminan supplay gas dan alat angkut menggunakan metoda trucking dengan jarak angkut <= 100
dan metoda hydrant
20
Thank you!
Any questions?