menyunting karya yang lain, seperti karya jurnalistik atau reportase perjalanan.
Perbedaannya, penyuntingan karya ilmiah mengikuti metode ilmiah yang terdiri
atas langkah-langkah untuk mengorganisasi dan mengatur gagasan via garis
pemikiran konseptual dan prosedural yang disepakati oleh para ilmuwan.
Penyuntingan karya jurnalistik mengikuti metode jurnalistik seperti apa informasi
terbaru yang disampaikan, siapa yang menerima isi pernyataan atas info terbaru,
di mana peristiwa terjadi, kapan peristiwa berlangsung, mengapa isi
pernyataannya segera disampaikan, bagaimana cara penyampaian, dan sisi-sisi
kemanusiaan yang menjadi kebijakan isi redaksi. Berikut ini penyuntingan karya
ilmiah dan cara mempelajari dengan pendekatan karya jurnalistik atau yang sering
disebut sebagai karya ilmiah populer.
Syarat utama karya ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan
kebenaran tanpa mengingat akibat. Kebenaran dalam karya ilmiah adalah
kebenaran objektif-positif, sesuai dengan data dan fakta di lapangan, dan bukan
kebenaran normatif.
Hasil-hasil karya ilmiah yang biasa ditulis oleh peneliti, selain makalah dan
skripsi, Anda tentu sering juga mendengar nama lain, seperti kertas kerja, laporan
penelitian, tesis, dan disertasi. Istilah-istilah itu dipakai untuk memberi nama
suatu karya tulis yang bersifat ilmiah. Semua jenis karya ilmiah selalu menyajikan
hasil kegiatan penelitian tentang suatu pokok masalah berdasarkan data dan fakta
di lapangan. Karya-karya ilmiah ini disusun berdasarkan metode ilmiah yang
menyajikan suatu topik secara sistematis dan dilengkapi dengan fakta dan data
yang sahih dengan menggunakan bahasa yang khas.
Perhatikan, pada dasarnya, penyuntingan karya ilmiah terdapat lima tahap, antara
lain (1) persiapan, (2) penyuntingan data, (3) pengorganisasian dan pengonsepan,
(4) pemeriksaan/penyuntingan konsep, (5) penyajian/pengetikan.
Tahap Persiapan
1. Topik yang disunting harus berada di sekitar Anda, baik di sekitar pengalaman
Anda maupun di sekitar pengetahuan Anda. Hindarilah topik yang jauh dari diri
Anda karena hal itu akan menyulitkan Anda ketika menggarapnya.
2. Topik yang disunting harus topik yang paling menarik perhatian Anda.
3. Topik yang disunting terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas.
Hindari pokok masalah yang menyeret Anda kepada pengumpulan informasi yang
beraneka ragam.
4. Topik yang disunting memiliki data dan fakta yang objektif. Hindari topik yang
bersifat subjektif, seperti kesenangan atau angan-angan Anda.
b. Penyuntingan Judul
Jika topik sudah disunting dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, tinggal
Anda menguji sekali lagi: apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan terbatas
ataukah masih terlalu umum dan mengambang.
Tentu saja, tidak semua pertanyaan itu harus digunakan pada penyuntingan judul.
Mungkin, pertanyaan itu perlu dikurangi atau ditambah dengan pertanyaan lain.
Berikut ini judul-judul karya ilmiah yang dapat Anda sunting, misalnya
Meningkatkan Frekuensi Kunjungan Pembaca WordPress di Australia dengan
Cara Pelatihan, Manfaat WordPress di Tempo Grup Jakarta, Pengendalian
Anggaran Aktivitas Blog bagi Warga BSD City Tangerang, Tema Keagamaan
dalam Novel-Novel Karya Nh. Dini, Pengawasan terhadap Sirkulasi dan
Pemakaian Linen di Hotel Santika Jakarta, Peningkatan Industri Kertas di PT
Gramedia Periode 20052010.
Penyunting karya ilmiah menentukan dahulu judul-judul bab dan judul anak bab
sebelum menyunting rangka karangan. Judul bab dan judul anak bab itu
merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang disunting. Untuk
menyunting judul bab dan judul anak bab, penyunting karya ilmiah dapat bertanya
kepada judul karya ilmiahnya. Pertanyaan yang dapat diajukan ialah apa yang
dilakukan dengan judul itu, akan diapakan judul itu, atau masalah apa saja yang
dapat dibicarakan di bawah judul tersebut.
Penyuntingan Data
Jika judul karya ilmiah dan rangka karangan sudah disunting, selanjutnya
penyunting dapat menyunting data.
Langkah pertama yang harus ditempuh dalam penyuntingan data adalah mencari
informasi dari kepustakaan (buku, koran, majalah, brosur) mengenai hal-hal yang
ada relevansinya dengan judul garapan saat ini.
Sebelum mengetik konsep, penyunting memeriksa dahulu konsep itu. Tentu ada
bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan yang berulang-ulang. Buanglah
penjelasan yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat
menunjang pembahasan. Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakupi
pemeriksaan isi karya ilmiah dan cara penyajian karya ilmiah, termasuk
penyuntingan bahasa yang digunakan.
Yang dicantumkan oleh penyunting pada kulit depan adalah judul karya ilmiah,
lengkap dengan anak judul (jika ada), nama penyusun dan nama penyunting, nama
lembaga atau logo penerbit.
Halaman Judul
Penulisan halaman judul atau halaman prancis setelah kulit depan biasanya
memuat judul buku.
Halaman hak cipta merupakan halaman setelah halaman judul utama. Halaman ini
memuat judul buku, nama penyusun/nama penyunting, kode penerbit dan nomor
buku, hak cipta, nama dan alamat penerbit, dan larangan pengutipan tanpa izin.
Daftar Isi
Prakata
Tabel/Grafik/Bagan/Ilustrasi/Gambar
Pada dasarnya, penyuntingan daftar grafik, daftar bagan, atau daftar skema (jika
ada) hampir sama dengan penyuntingan daftar tabel.
Singkatan dan Lambang
Penyunting dapat menggunakan singkatan atau lambang istilah atau nama sesuatu.
Singkatan dan lambang yang disunting dapat digunakan dalam bagian analisis dan
dimuat dalam daftar singkatan dan lambang.
Isi Buku
Dalam bagian isi buku terdapat tiga jenis sajian, yakni pendahuluan, isi analisis
dan pembahasan, dan kesimpulan atau saran (jika diperlukan).
Bagian ini dapat dibagi menjadi beberapa bab, setiap bab dibagi-bagimenjadi anak
bab, sesuai dengan kebutuhan pembaca. Dengan demikian, segala masalah yang
akan dijangkau terbicarakan dalam bab ini. Bab ini dapat diuji dengan beberapa
pertanyaan.
2. Sudahkah semua masalah dapat dilaksanakan secara taat asas dan lengkap?
5. Sudahkah istilah-istilah digunakan secara tepat dan taat asas dalam analisis?
Bab kesimpulan berisi gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan
hipotesis yang sudah dikemukakan. Selanjutnya, saran-saran berisi penelitian
lanjutan, penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai
relevansi dengan hambatan yang dialami selama penelitian dapat pula disunting.
Namun, saran tidak selalu diperlukan dalam penerbitan buku.
Penutup
Bagian ini terdiri atas daftar pustaka, indeks, dan lampiran. Biasanya juga ada
catatan kaki. Menurut arti sesungguhnya catatan kaki terletak pada kaki (bawah)
halaman. Namun, penyunting dapat meletakkan catatan kaki bukan pada kaki
halaman, melainkan pada halaman penutup. Jadi, catatan kaki dikumpulkan pada
bab tersendiri.
Salah satu hal yang mutlak ada pada karya ilmiah adalah daftar pustaka.
Semua pustaka acuan yang dicantumkan dalam daftar pustaka itu disusun menurut
abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkannya, baik ke bawah
maupun ke kanan. Jadi, daftar pustaka tidak diberi nomor urut seperti 1, 2, 3, 4,
dan 5 atau diberi huruf a, b, c, d, dan e. Jika nama pengarang dan nama lembaga
yang menerbitkan itu tidak ada, penyuntingan daftar pustaka didasarkan pada
judul pustaka acuan tersebut.
Lampiran yang dicantumkan dapat berupa korpus data, tabel, gambar, bagan, peta,
instrumen, transkripsi andaikata hal-hal itu tidak disertakan dalam teks.
Indeks ini berupa daftar kata atau istilah yang terdapat dalam karya ilmiah.
Penyuntingan daftar kata itu harus secara berkelompok berdasarkan abjad awal
kata atau istilah itu. Manfaat indeks agar pembaca dapat dengan cepat mencari
kata-kata atau istilah-istilah yang diperlukan.