Anda di halaman 1dari 32

Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia

3.1 Pengertian analisis kebutuhan sumber daya manusia

Secara sederhana, analisis kebutuhan mencakup semua kegiatan yang


digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan tenaga, keinginan,
harapan, dan lain-lain. Proses ini juga melibatkan harapan dan persyaratan dari pihak
lain yang berkepentingan seperti jajaran direksi, staf, pendukung keuangan, dan orang
lain yang mungkin terpengaruh dalam pencapaian tujuan, visi dan misi organisasi.
Menurut Mangkuprawira (2003), mendefinisikan kebutuhan sebagai seberapa
besar sistem tersebut dibutuhkan dalam realitas kehidupan. Dengan adanya definisi
kebutuhan akan dapat diketahui sistem seperti apakah yang dibutuhkan dalam realita.

3.2. Teknik perhitungan kebutuhan sumber daya manusia

Perhitungan kebutuhan sumber daya manusia adalah suatu upaya yang


dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia bagi suatu organisasi
agar tujuannya dapat dicapai. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan teknik perhitungan
yang sesuai dari berbagai teknik yang ada, sehingga didapatkan suatu teknik yang
paling akurat.
Siagian (2006), menggunakan 6 teknik peramalan sebagai instrumen
perencanaan. Keenam teknik tersebut adalah:
a. Ekstrapolasi, merupakan suatu teknik peramalan dengan memproyeksikan
kecenderungan-kecenderungan masa lalu ke masa depan. Artinya tingkat dan jenis
perubahan yang terjadi di masa lalu digunakan sebagai bahan untuk meramalkan
perubahan-perubahan yang diperkirakan akan terjadi di masa yang akan datang.
b. Indeksasi, sebagai instrument peramalan adalah suatu metode memperkirakan
kebutuhan ketenagakerjaan di masa depan dengan menyusuaikan dengan suatu
indeks tertentu. Dalam suatu organisasi niaga, misalnya contoh yang dapat
digunakan ialah rasio atau perbandingan antara tenaga kerja yang bergerak
dibidang produksi dengan bidang penjualan dalam suatu perusahaan perakitan
alat-alat elektronika.
c. Analisis statistikal, terutama untuk kepentingan perencanaan jangka panjang,
analisis statiskal sangat bermanfaat kareana analisis demikian digunakan dengan
memperhitungkan perubahan yang mungkin terjadi sebagai penyebab bergesernya
tuntutan terhadap kebutuhan akan sumber daya manusia.
d. Analisis anggaran, salah satu praktek manajerial dalam semua jenis organisasi
adalah keharusan bagi para pemimpin berbagai satuan kerja untuk menyusun
rancangan anggaran belanja bagi satuan kerja yang dipimpinnya. Rancangan
anggaran terdiri dari berbagai mata anggaran. Salah satu mata anggaran yang ada
adalah belanja pegawai yang mencakup pembayaran upah, gaji, pembayran
tunjangan, seperti tunjangan keluarga, tunjangan hari tua, tunjangan hari raya,
tunjangan jabatan, tunjangan transportasi. Salah satu segi mata anggaran demikian
ialah alokasi dana bagi para pekerja baru yang diperkirakan diperlukan dimasa
depan.
e. Analisis kegiatan baru, penggunaan instrument ini biasanya berarti bahwa para
perencanaan memperhitungkan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan
memperhitungkan perkiraan organisasi yang bersangkuran sendiri dengan situasi
yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan lain yang sudah berpengalaman
dalam menyelenggarakan kegiatan sejenis.
f. Penciptaan model dengan bantuan computer, sebagai salah satu pendekatan yang
dianggap paling canggih dalam perencanaan sumber daya manusia adalah
penciptaan berbagai model peramalan degan bantuan computer. Model-model
yang diciptakan biasanya berupa serangkaian rumus-rumus matematikal yang
secara simultan menggunakan berbagai teknik peramalan untuk menghitung
kebutuhan ketenagakerjaan di masa depan. Salah satu keuntungan yang dapat
dipetik dari pemanfaatan teknologi computer dalam perencanaan sumber daya
manusia ialah bahwa jika terjadi perubahan tersebut dengan segera dapat di
masukkan ke dalam computer untuk menyempurnakan rumus peramalan sehingga
aktualitasnya lebih terjamin.
3.3. Metode Penyusunan Kebutuhan SDM Kesehatan

Metode penyusunan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan


Kepmenkes nomor 81 tahun 2004 pada tingkat provinsi, kabupaten/kota terdapat
beberapa metode yang dapat digunakan diantaranya yaitu:
a. Health Need Method, merupakan penyusunan kebutuhan SDM berdasarkan
keperluan kesehatan dimulai dengan ditetapkannya keperluan (need) menurut
golongan umur, jenis kelamin, dan lain-lainnya. Selanjutnya dibuat proyeksi
penduduk untuk tahun sasaran menurut kelompok penduduk yang ditetapkan dan
diperhitungkan keperluan upaya kesehatan untuk tiap-tiap kelompok penduduk
pada tahun sasaran.
b. Health Service Demand Method, merupakan penyusunan kebutuhan tenaga
kesehatan berdasarkan kebutuhan kesehatan dimulai dengan ditetapkannya
kebutuhan (demand) upaya atau pelayanan kesehatan untuk kelompok- kelompok
penduduk menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan,
lokasi dan lain-lainnya. Selanjutnya dibuat proyeksi penduduk untuk tahun sasaran
menurut kelompok penduduk yang ditetapkan dan diperhitungkan kebutuhan
pelayanan kesehatan untuk tiap-tiap kelompok penduduk tersebut pada tahun
sasaran. Selanjutnya untuk memperoleh perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis
tenaga kesehatan tersebut diperoleh dengan membagi jumlah keseluruhan
pelayanan kesehatan pada tahun sasaran dengan kemampuan jenis tenaga
tersebut untuk melaksanakan pelayanan kesehatan termaksud pada tahun
sasaran.
c. Health Service Targets Method, merupakan penyusunan kebutuhan tenaga
kesehatan berdasarkan sasaran upaya kesehatan yang ditetapkan dengan cara
dimulai dari menetapkan berbagai sasaran upaya atau memperoleh perkiraan
kebutuhan jumlah dari jenis tenaga kesehatan tertentu diperoleh dengan membagi
keseluruhan upaya atau pelayanan kesehatan tahun sasaran dengan kemampuan
jenis tenaga tersebut untuk melaksanakan upaya atau pelayanan kesehatan
termaksud pada tahun sasaran.

KELOMPOK 1
16
MMRS FK UB 2016
d. Ratio Method, merupakan penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan
rasio terhadap sesuatu nilai. Pertama-tama ditentukan atau diperkirakan rasio dari
tenaga terhadap suatu nilai tertentu misalnya jumlah penduduk, tempat tidur rumah

KELOMPOK 1
17
MMRS FK UB 2016
sakit, puskesmas dan lain-lainnya. Selanjutnya nilai tersebut diproyeksikan ke
dalam sasaran. Perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis tenaga kesehatan tertentu
diperoleh dari membagi nilai yang diproyeksikan termasuk dengan rasio yang
ditentukan.
e. Workload Indicators of Staffing Need (WISN), merupakan indikator yang
menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga kerja di suatu tempat kerja berdasarkan
beban kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan rasional. Metode
perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN) adalah suatu
metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan pada beban pekerjaan nyata
yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM pada tiap unit kerja disuatu tempat kerja.

3.4. Metode WISN (Workload Indicators of Staffing Need)

Menurut WHO (2010), metode perhitungan WISN memiliki keunggulan


dibandingkan metode perhitungan kebutuhan tenaga lainnya. Adapun langkah-
langkah perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan dengan menggunakan metode
WISN sebagai berikut:
a. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM

Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit kerja
dan kategori SDM mana yang mengalami permasalahan, baik permasalahan pada
saat ini dan masa mendatang. Setelah mengetahui unit kerja dan kategori SDM
yang mengalami permasalahan, langkah selanjutnya pembuatan prioritas masalah
untuk menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang akan dihitung.
b. Menetapkan waktu kerja tersedia/ Avalaible Working Time (AWT)

Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja


tersedia masing-masing kategori SDM selama kurun waktu satu tahun.
Rumus:

KELOMPOK 1
18
MMRS FK UB 2016
AWT = (A (B+C+D+E)) x F

Keterangan:

A = Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku ditempat kerja atau


Peraturan Daerah setempat, pada umumnya dalam 1 minggu 5
hari kerja. Dalam setahun 250 hari kerja (5 hari x 50 minggu).

KELOMPOK 1
19
MMRS FK UB 2016
B = Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari
kerja setiap tahun.
C = Pendidikan dan Pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku untuk
mempertahankan dan meningkatkan
kompetensi/profesionalisme setiap kategori SDM memiliki
hak untuk mengikuti pelatihan
/kursus/seminar /lokakarya dalam 6 hari kerja.

D = Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri


terkait tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, ditetapkan
15 hari kerja dan 4 hari kerja untuk cuti bersama.
E = Ketidak hadiran kerja, karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau
tanpa pemberitahuan/ijin.
F = Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku ditempat kerja, pada
umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam (5 hari
kerja/minggu).

c. Menetapkan komponen beban kerja

Komponen beban kerja adalah mengidentifikasi kegiatan-kegiatan kerja


yangmenyita sebagian besar waktu kerja harian tenaga kerja. Komponen-
komponen beban kerja dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
Kegiatan utama yang dilaksanakan oleh semua anggota kategori tenaga kerja
tersebut dan ada catatan statistik untuk kegiatan-kegiatan ini.
Kegiatan penunjang yang penting dilakukan oleh semua anggota kategori
tenaga kerja tersebut dan tidak ada catatan statistik untuk kegiatan-kegiatan ini.
Kegiatan tambahan yang dikerjakan oleh anggota-anggota tertentu (bukan
semua) dalam kategori tenaga kerja ini dan tidak ada catatan statistik untuk
kegiatan-kegiatan ini.
d. Menetapkan standar kegiatan

KELOMPOK 1
20
MMRS FK UB 2016
Standar kegiatan adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang tenaga kerja yang
terdidik dan terlatih dengan baik, terampil dan berdedikasi untuk melaksanakan
suatu kegiatan sesuai dengan standar professional dalam keadaan setempat. Ada
dua jenis standar kegiatan yang berbeda, yaitu :

Standar Pelayanan

KELOMPOK 1
21
MMRS FK UB 2016
Standar pelayanan merupakan standar kegiatan untuk kegiatan-kegiatan yang
tersedia catatan statistik tahunan. Standar pelayanan diukur sebagai waktu rata-
rata yang dibutuhkan seorang tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan.
Dalam menetapkan standar pelayanan untuk kegiatan-kegiatan utama yang
dilakukan seorang tenaga kerja, standar-standar tersebut dinyatakan sebagai
unit waktu atau kecepatan kerja. Dalam menetapkan standar pelayanan,
perhitungan waktunya dimulai dari saat suatu kegiatan mulai dilaksanakan
hingga kegiatan yang sama berikutnya dimulai. Dalam pelaksanaannya, tenaga
kerja tersebut harus terdidik dan terlatih dengan baik, terampil dan termotivasi
dan pekerjaannya harus dilaksanakan sesuai standar-standar professional
dalam kondisi setempat. Seorang petugas yang kurang terlatih/kurang
motivasinya akan menghabiskan lebih banyak waktu dalam melaksanakan
suatu kegiatan dibandingkan dengan seorang yang terlatih dan bermotivasi
tinggi.
Standar Kelonggaran

Standar kelonggaran merupakan standar-standar kegiatan untuk kegiatan-


kegiatan dimana tidak dilakukan pencatatan statistik tahunan secara teratur.
Standar-standar kelonggaran dibagi menjadi dua, yaitu: (1) kegiatan-kegiatan
penunjang yan penting bagi semua tenaga kerja dalam kategori WISN disebut
dengan dengan standar kelonggaran kategori/ Category Allowance Standards
(CAS) yang selanjutnya disebut CAS dinyatakan dalam persentase waktu kerja
dan (2) kegiatan-kegiatan tambahan bagi beberapa petugas dalam kategori
WISN disebut dengan standar kelonggaran individu/Individual Allowance
Standards (IAS) yang selanjutnya disebut IAS dinyatakan dalam waktu kerja
aktual.
e. Menyusun standar beban kerja/ Standard Workload (SW)

Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun


perkategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (rata-rata waktu)

KELOMPOK 1
22
MMRS FK UB 2016
dan waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori
tenaga kerja. Rumus yang digunakan untuk menghitung standar beban kerja suatu

KELOMPOK 1
21
MMRS FK UB 2016
kegiatan pelayanan tergantung kepada apakah waktu untuk standar pelayanan
yang dinyatakan sebagai unit waktu atau kecepatan kerja.
Rumus standar beban kerja:

Standar pelayanan dinyatakan dalam unit waktu:

SW = AWT dalam 1 tahun/unit waktu

Standar pelayanan dinyatakan dalam kecepatan kerja:

SW = AWT dalam 1 tahun X kecepatan kerja

f. Menghitung faktor kelonggaran

Waktu yang dihabiskam oleh semua atau beberapa tenaga kerja dalam kategori
perhitungan WISN untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penting lainnya yang
datanya tidak dicatat dalam statistik tahunan. Dimana dalam faktor kelonggaran
dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a) Faktor kelonggaran kategori/ Category Allowance Factor (CAF)

Faktor kelonggaran kategori/ Category Allowance Factor (CAF) yang selanjutnya


disebut CAF digunakan sebagai penggali dalam penentuan jumlah keseluruhan
tenaga kerja yang dibutuhkan pada langkah WISN berikutnya. Faktor
kelonggaran kategori dihitung dengan cara sebagai berikut:
Mengubah standar kelonggaran kategori dari setiap kegiatan
penunjang yang penting menjadi persentase waktu kerja.
Menjumlahkan semua standar kelonggaran kategori tersebut.

KELOMPOK 1
20
MMRS FK UB 2016
Menggunakan rumus dibawah ini untuk mendapatkan CAF dari
jumlah persentase diatas.

CAF = 1/[1 (Total CAS/100)]

b. Faktor kelonggaran individu/ Individual Allowance Factor (IAF)

Faktor kelonggaran individu/Individual Allowance Factor (IAF) yang selanjutnya


disebut IAF memperhitungkan waktu kerja yang digunakan beberapa tenaga
kerja dalam kategori WISN untuk kegiatan-kegiatan tambahan. IAF baru

KELOMPOK 1
21
MMRS FK UB 2016
ditambahkan dalam perhitungan akhir dari keseluruhan kebutuhan tenaga kerja.
Perhitungannya sebagai berikut:
Mengalikan masing-masing standar kelonggaran individu dengan
jumlah orang yang melakukan kegiatan tersebut.
Menjumlahkan semua hasil yang diperoleh diatas.

Membagi hasil tersebut dengan AWT

Apabila jumlah tenaga kerja yang melaksanakan suatu kegiatan bervariasi antar
kegiatan, maka perlu dilakukan perhitungan tersendiri atas masing-masing
kelompok kegiatan yang dikerjakan oleh jumlah tenaga kerja yang sama dan
kemudian menjumlahkannya.
g. Menentukan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan WISN

Perhitungan kebutuhan tenaga kerja akan dilakukan untuk tiga jenis kegiatan yang
berbeda, yaitu :

Kegiatan pelayanan utama (A)

Beban kerja setahun dari setiap kegiatan dibagi dengan beban kerja standar
yang bersangkutan. Sehingga akan didapatkan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk kegiatan tersebut. Menjumlahkan semua kebutuhan bagi
setiap kegiatan untuk mendapatkan jumlah total kebutuhan tenaga kerja untuk
semua kegiatan pelayanan utama.
Kegiatan penunjang penting yang akan dilakukan setiap orang (B)

Kebutuhan tenaga kerja bagi kegiatan-kegiatan pelayanan utama dikali dengan


faktor kelonggaran kategori. Sehingga akan didapatkan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan bagi semua kegiatan pelayanan utama dan penunjang penting.
Kegiatan tambahan beberapa anggota tenaga kerja (C)

KELOMPOK 1
22
MMRS FK UB 2016
Faktor kelonggaran individu ditambah dengan kebutuhan tenaga kerja diatas.
Sehingga akan didapatkan jumlah total kebutuhan tenaga kerja berdasarkan
WISN. Disini telah ikut diperhitungkan keseluruhan tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk melaksanakan ketiga jenis kegiatan.

KELOMPOK 1
23
MMRS FK UB 2016
Berdasarkan data tersebut, maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Total kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan = (A X B + C)

Setelah mendapatkan jumlah kebutuhan tenaga kerja berdasarkan metode WISN,


dilanjutkan dengan melakukan perhitungan untuk mengetahui perbedaan jumlah
tenaga kerja yang ada saat ini dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja
berdasarkan perhitungan metode WISN dan rasio beban kerja yang ada disuatu
unit kerja. Untuk mengetahui perbedaan jumlah tenaga kerja dan rasio beban kerja
dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Perbedaan = a- b Rasio = < atau > 1

Keterangan:

a = Jumlah tenaga kerja yang ada

b = Jumlah tenaga kerja berdasarkan metode WISN

Sebuah rasio WISN bernilai satu (Rasio=1) menunjukkan bahwa jumlah tenaga
kerja dan beban kerja di suatu fasilitas kesehatan berada dalam keadaan seimbang
atau sesuai. Semakin kecil rasio WISN (Rasio<1) menunjukkan bahwa semakin
besar tekanan beban kerja. Rasio WISN yang kecil juga menunjukkan bahwa
jumlah tenaga kerja saat ini lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk mengatasi
beban kerja yang ada. Begitupula sebaliknya, rasio WISN yang besar (Rasio>1)

KELOMPOK 1
22
MMRS FK UB 2016
menunjukkan bahwa adanya kelebihan tenaga kerja apabila dibandingkan
terhadap beban kerja.
Berikut beberapa contoh penelitian yang menggunakan metode WISN dalam
menganalisis kebutuhan sumber daya manusia :
a) Iskandar (2009) dalam penelitian yang berjudul Analisis Kebutuhan Sumber
Daya Manusia di Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan
Kepulauan Riau Tahun 2009. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan sistem
WISN. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi
dan penelusuran dokumen. Menggunakan data kualitatif yang selanjutnya di
analitik dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil dari penelitian

KELOMPOK 1
23
MMRS FK UB 2016
ini menunjukkan ada beberapa unit pelayanan yang masih kekurangan tenaga
dan penempatan sumber daya manusia yang tidak sesuai dengan kualifikasi
pendidikan.
b) Paramitha (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kebutuhan
Tenaga Perawat Berdasarkan Metode Workload Indicators Of Staffing Need di
Puskesmas I Denpasar Timur. Penelitian ini merupakan penelitian observasional
deskriptif dengan pendekatan time and motion study, dengan pemilihan sampel
menggunakan teknik total sampling yaitu 13 orang perawat, serta
perhitungannya menggunakan software WISN. Hasil yang diperoleh dari
perhitungan dengan menggunakan metode WISN yaitu tenaga perawat di
poliklinik umum serta poliklinik VCT dan IMS mengalami kekurangan 1 orang
dengan beban kerja tinggi (nilai rasio 0,8 dan 0,5), poliklinik lansia, poliklinik
anak dan remaja serta UGD jumlah kebutuhan dan beban kerja telah sesuai
(nilai rasio 1) namum unit pelayanan rawat inap mengalami kelebihan 1 orang
dengan beban kerja rendah (nilai rasio 1,3).
c) Saputri dkk (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya Manusia Kesehatan dengan menggunakan metode Workload
Indicators Of Staffing Need (WISN) di Puskesmas Merdeka Kota Palembang
Tahun 2009 melakukan penelitian studi kasus yang bersifat deskriptif dengan
metode WISN dengan sampel penelitian adalah SDM kesehatan di Puskesmas
Merdeka Kota Palembang tahun 2009 pada 5 unit kerja yaitu: BP Umum (1
perawat), BP Anak (1 bidan), BP Gigi (1 perawat gigi), Poli KIA/Kb (1 dokter
Sp.OG), dan Laboratorium (1 analis kesehatan). Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini non probability sampling dengan
menggunakan metode purposive sampling. Analisis dalam penelitian ini adalah
untuk menghasilkan gambaran kebutuhan SDM kesehatan. Hasil dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa waktu kerja tersedia perawat di BP Umum
(1350 jam/tahun), bidan di MTBS (1518 jam/tahun), perawat gigi di BP Gigi
(1572 jam/tahun), dokter Sp.OG di KIA/KB (684 jam/tahun), analis kesehatan di
Laboratorium (1560 jam/tahun). Rata-rata waktu kerja perawat di BP Umum
(5,041), bidan di MTBS (10,762), perawat gigi di BP Gigi (22,405), dokter
Sp.OG di KIA/KB (215,872), dan analis kesehatan di laboratorium (29,803).
KELOMPOK 1
24
MMRS FK UB 2016
Standar beban kerja perawat di BP Umum (16.068 menit/tahun), bidan di MTBS
(8.463 menit/tahun), perawat gigi di BP Gigi (4.210 menit/ tahun), dokter Sp.OG
di KIA/KB (2.586 menit/tahun), dan analis kesehatan di Laboratorium (3.141
menit/tahun). Standar kelonggaran perawat di BP Umum (0.07 SDM), bidan di
MTBS (0,747 SDM), perawat gigi di BP Gigi (0.18 SDM), dokter Sp.OG di KIA/KB
(0,035 SDM), tenaga analis kesehatan di Laboratorium (0,085 SDM). Jumlah
perawat ideal di BP umum 3 orang, bidan di MTBS 2 orang, perawat gigi di BP
Gigi 3 orang, dokter Sp.OG di KIA/KB 1 orang, analis kesehatan di Laboratorium
2 orang. Kesimpulannya adalah terjadi kekurangan perawat gigi dan analis
masing-masing 1 orang.
d) Dharmayuda (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Beban Kerja
Dokter Umum Menggunakan Metode Workload Indicators Of Staffing Need di
Puskesmas Se-Kota Denpasar, dengan rancangan penelitian cross-sectional
yang dilaksanakan di puskesmas se-Kota Denpasar terhadap semua tenaga
dokter umum fungsional. Data kuantitatif dengan melakukan wawancara dan
observasi, analisis data menggunakan software WISN. Hasil yang didapatkan
dari penelitian didapatkan beban kerja dokter umum di puskesmas se-Kota
Denpasar tinggi dengan nilai rasio WISN <1 dan seluruh puskesmas se-Kota
Denpasar mengalami kekurangan dokter umum secara bervariasi serta
distribusi dokter umum di puskesmas se-Kota Denpasar tidak merata.
URAIAN JABATAN

8.1.INSTALASI KAMAR OPERASI


1. Nama jabatan : Kepala Instalasi Kamar Operasi
Hasil kerja :
- Terselenggaranya Pelayanan pembedahan dan anestesi di Instalasi Kamar
Operasi dengan baik danlancar
- Terselenggaranya visi, misi dan program Instalasi Kamar Operasi secara
menyeluruh dan terpadu
Uraian tugas :
- Bertanggung jawab terhadap skema pengelolaan pasienInstalasi Kamar Operasi
- Melaksanakan pembinaan staf untuk meningkatkanmutu pelayanan di Instalasi
Kamar Operasi
- Membuat penilaian terhadap kinerja staf di InstalasiKamar Operasi
- Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan peraturan dan tugas
yangberlaku di Instalasi kamar operasi
Tanggung jawab :
- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembedahandan pengelolaan
Instalasi Kamar Operasi
- Bertanggung jawab terhadap kinerja staf
- Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan visi dan misiInstalasi Kamar Operasi
Wewenang :
- Memeriksa hasil kegiatan seluruh stafMenilai kinerja staf
- Memberi usulan mengenai penambahan peralatan diInstalasi Kamar Operasi
- Menilai, menegur, memberi sanksi dan memotivasibawahan di bagian Instalasi
Kamar Operasi
- Mengusulkan untuk pengembangan staf
- Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja yanglain yang terkait
- Mendelegasikan tugas kepada staf yang berwewenangdan kompeten.
Syarat jabatan :
- Mempunyai kemampuan manajemen
- Mempunyai penguasaan pengetahuan di bidangnya
- Pendidikan spesialis bedah atau anesthesi
- Bisa bekerjasama dengan staf Instalasi Kamar Operasi

2. Nama jabatan : Kepala Perawat Kamar Operasi


Hasil kerja :
1) Terselenggaranya Pelayanan pembedahan dan anestesi di Instalasi Kamar
Operasi dengan baik danlancar
2) Terkoordinasinya seluruh kegiatan di Instalasi KamarOperasi
3) Terselenggaranya visi, misi dan program InstalasiKamar Operasi secara
menyeluruh dan terpadu
Uraian tugas :
1) Bertanggung jawab untuk pelaksanaan pelayanan administrasi dan pengeluaran
di Instalasi KamarOperasi
2) Menyusun rencana kegiatan pembedahan berdasarkanjumlah dan kemampuan
operasi
3) Menyusun pembagian tugas dan tanggung jawabkepada staf
4) Melakukan pembagian tugas harian dan memperhitungkan jumlah dan
kemampuan staf dalampelaksanaan pembedahan
5) Menyusun program pengembangan staf IntalasiKamar Operasi
6) Membuat jadwal dinas sebulan sekali
7) Menyusun jadwal jaga harian\
8) Membuat laporan berkala kepada kepala InstalasiKamar Operasi dan wadir
pelayanan
9) Melakukan perawatan dan pemeliharaan semuaperalatan Instalasi Kamar Operasi
10) Melaporkan kepada kepala Instalasi Kamar Operasidan wadir pelayanan bila
terjadi kerusakan peralatandikamar operasi
11) Menyusun rencana kegiatan tahunan Instalasi KamarOperasi
12) Membuat rencana anggaran tahunan (TOR) InstalasiKamar Operasi
13) Menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan Instalasi Kamar Operasi
14) Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan peraturan dan tugas
yang berlaku diisntalasi kamar operasi
15) Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien
16) Mengadakan koordinasi dengan unit kerja lainberkaitan dengan kegiatan di
Instalasi Kamar operasi
Tanggung jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembedahandan pengelolaan Instalasi
Kamar Operasi
2) Bertanggung jawab terhadap kinerja staf
3) Bertanggung jawab terhadap peralatan di Instalasikamar Operasi
4) Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan visi dan misiInstalasi Kamar Operasi
5) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program danevaluasi
6) Bertanggung jawab kepada kepala Instalasi KamarOperasi dan Wadir Pelayanan
Wewenang :
1) Memeriksa hasil kegiatan seluruh staf
2) Menilai, menegur, memberi sanksi dan memotivasibawahan di Instalasi Kamar
Operasi
3) Mendapat laporan hasil kerja bawahan
4) Mengusulkan untuk pengembangan staf
5) Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja yanglain yang terkait
6) Mendelegasikan tugas kepada staf yang berwewenangdan kompeten
7) Membuat dan menanda tangani kwitansi lembur
Syarat jabatan :
1) Pendidikan Sarjana Keperawatan
2) Mempunyai kemampuan manajemen
3) Mempunyai pengalaman kerja di Instalasi kamarOperasi minimal 5 tahun
4) Mempunyai penguasaan pengetahuan di bidangnya
5) Mempunyai dedikasi, loyalitas dan tanggung jawab
6) Mempunyai kecepatan kerja yang tinggi dan baik
7) Mengikuti pelatihan dan seminar berkaitan denganInstalasi Kamar Operasi

3. Nama jabatan : Perawat Asisten Bedah


Hasil kerja : Terselenggaranya pelayanan pembedahan di Instalasi Kamar
Operasi berjalan dengan baik dan lancar
Uraian tugas :
1) Sebelum Pembedahan
a. Berkomunikasi dengan operator mengenai rencana tindakan operasi dan
kemungkinan komplikasi
b. Memastikan area opperasi siap pakai
c. Membantu instrument menyiapkan kelengkapanoperasi ( instrument steril,
bahan habis pakaioperasi )
d. Memastikan kesiapan kegawatan
e. Memastikan kesiapan fasilitas ruangan operasi
f. Membantu mempersiapkan posisi pasien
g. Membantu operator melakukan desinfektan
h. Membantu operator drapping
i. Berkoordinasi dengan tim anesthesi tentang kesiapan tindakan operasi dan
kondisi pasien
2) Saat pembedahan
a. Membantu operator dalam membuka lapang pandang operator saat
dilakukan tindakan pembedahan
b. Membantu operator dalam setiap tindakan
c. Memantau dan meminimalkan perdarahan
d. Mengawasi kondisi pasien dan berkomunikasidengan operator
e. Mengawasi kinerja instrument
f. Mengantisipasi kebutuhan operator baik kebutuhanpersonal maupun
kebutuhan tindakan operasiselangkah di depan operator
3) Setelah pembedahan
a. Menutup luka dengan teknik steril
b. Membersihkan bagian tubuh pasien yang dioperasi
c. Melengkapi keperluan PA
d. Memberi edukasi kepada pasien dan keluarga
e. Membantu transfer pasien dari ruang operasi keruang pulih sadar
f. Memeriksa ulang catatan dan dokumentasipembedahan
g. Memeriksa dan menghitung semua instrumentsesuai inventaris sebelum
diserahkan ke kamarsteril
Tanggung jawab :
1) Bertanggung jawab terhadappelaksanaan pembedahan
2) Bertanggung jawab terhadap bahan PA yang akandikirim untuk pemeriksaan
dan memberitahukankepada keluarga
3) Bertanggungjawab terhadap penyerahan specimenkepada keluarga
4) Bertanggung jawab terhadap jumlah instrument danalat lainnya dalam
pelaksanaan pembedahan
5) Bertanggung jawab terhadap kelengkapan berkas-berkas pasien yang
dilakukan operasi ( operasi lokalanesthesi )
Wewenang :
1) Memastikan tindakan operasi yang diikuti bersamatim berjalan dengan baik
dan lancar
2) Memberi masukan kepada operator bila diperlukan
3) Memastikan tidak ada kekeliruan pada saat operasi
Syarat jabatan :
1) Dokter atau paramedik
2) Menguasi betul atau fasih teknik aseptik antiseptik
3) Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukandan kemungkinan
kegawatan
4) Mampu mengelola pasien gawat
5) Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan
6) Mengenal karakteristik operator
7) Mempunyai kecepatan kerja yang tinggi dan baik
8) Teliti dan cekatan
Catatan : Bila asisten bedah dari luar :
- Tidak melakukan administrasi pasien ( dilakukan oleh tenagaperawat intern )
- Berkoordinasi khusus dengan operator seputar tindakanpembedahan

4. Nama jabatan : Perawat instrumen


Hasil kerja : Terselenggaranya pelayanan pembedahan di Instalasi Kamar
Operasi berjalan dengan baik dan lancar
Uraian tugas :
1) Sebelum Pembedahan
a. Menyiapkan keperluan operasi ( set instrumentsteril, bahan habis pakai, bahan
desinfektan, sarungtangan, linen steril dan lain-lain )
b. Menghitung dan memastikan jumlah instrumentsteril, bahan habis pakai yang
akan dipakai ( alat,kasa, jarum, ringsponges dan lain-lain )
2) Saat Pembedahan
a. Membantu mengenakan baju operasi steril, sarungtangan untuk asisten bedah
dan dokter bedah
b. Menata instrumen di meja mayo
c. Memberikan bahan disinfektan kepada asitenbedah/dokter bedah
d. Memberikan linen steril untuk prosedur drapping
e. Memberikan instrumen pada dokter sesuai denganurutan prosedur
pembedahan
f. Menyiapkan benang jahit sesuai dengan kebutuhan
g. Mempertahankan instrumen selama pembedahandalam keadaan tersusun rapi
dan steril
h. Membersihkan instrumen dari darah sewaktu pembedahan untuk
mempertahankan sterilitas alatdan meja mayo
i. Menginstruksikan penghitungan instrument yangdipakai dan bahan habis pakai
( alat steril, kasa,ringsponges, jarum dan lain-lain kepada sirkulair )
j. Menyiapkan cairan untuk mencuci luka
k. Membersihkan darah sekitar daerah operasi
l. Membantu asisten bedah dalam proses menutupluka operasi dengan teknik
steril
m. Membantu asisten bedah menyiapkan pemeriksaanlaboratorium patologi
3) Setelah Pembedahan
a. Menghitung dan memastikan alat yang dipakaisesuai dengan persiapan awal
b. Menfiksasi drain dan kateter
c. Mengganti alat, linen, baju pasien, serta memindahkan pasien dari meja
operasi ke brankar
d. Membereskan dan merapikan kamar operasi
e. Membersihkan dan mencuci alat ( bila on call )
f. Mengepak set instrumen ( bila oncall )
g. Membantu mensterilkan alat
Tanggung jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap jumlah instrumen dan alat lainnya dalam pelaksanaan
pembedahan yangdipakai baik pre operasi, intra dan pasca operasi
2) Bertanggung jawab terhadap alat doker yang dibawadari luar rumah sakit
3) Bertanggung jawab terhadap kelengkapan jumlahinventaris instrument
4) Bertanggung jawab terhadap inventaris alat kesehatan
Wewenang :
1) Mengusulkan kepada kepala perawat Instalasi Kamar Operasi untuk penambahan
peralatan di InstalasiKamar Operasi
2) Mengusulkan kepada kepala perawat Instalasi Kamar Operasi untuk penilaian
kinerja perawat dan staf yangbelajar instrumen
3) Mengusulkan untuk pengembangan staf
Syarat jabatan :
1) Pendidikan perawat minimal D III
2) Menguasai nama dan alat instumen
3) Mengetahui dan memahami teknik steril
4) Mengikuti pelatihan dasar instrumen ekstern/intern
5) Terampil dan teliti

5. Nama jabatan : Perawat Sirkuler atau On Loop


Hasil kerja : Terselenggaranya pelayanan pembedahan di Instalasi Kamar
Operasi berjalan dengan baik dan lancar
Uraian tugas :
1) Sebelum Pembedahan
a. Menyiapkan ruang operasi
b. Menyiapkan kelengkapan operasi ( meja operasi,suction, cauter, lampu operasi
dan lain-lain )
c. Menyiapkan berkas dan keperluan yang akan dipakai kwitansi operasi kwitansi
alat, pemeriksaan PA )
d. Melakukan serah terima pasien dari ruangan
e. Mengoreksi status pasien/form operasi
f. Memeriksa kelengkapan dokumen antara lain :
- Informed concent
- Identitas pasien
- Hasil laboratorium
- Foto radiologi
- Pemberian antibiotik
- Mengecek penanda lokasi operasi
- Instruksi / pesan dokter
- Dan lain-lain
g. Mengecek kelengkapan obat, cairan dan alatkesehatan
h. Memberi penjelasan kepada pasien sebataskewenangan tentang tindakan
pembedahan, timbedah, fasilitas yang ada di lingkungan kamaroperasi
i. Membantu mengatur posisi pasien sesuai jenispembedahan
j. Membantu anesthesi saat proses pembiusan biladiperlukan
k. Menghitung dan memastikan instrumen steril danbahan habis pakai bersama
instrumen sebelumdilakukan tindakan operasi
l. Memimpin dan membaca cheklist keselamatanpasien bedah
2) Saat pembedahan
a. Bersama asisten bedah mengatur posisi pasien,memasang arde cauter, suction
dan lampu
b. Mengikat tali baju yang dipakai tim bedah
c. Membantu mengukur, mencatat kehilangan darah, cairan dengan mengetahui
jumlah produksiurine, jumlah darah, jumlah cairan yang hilang
d. Memenuhi kebutuhan selama operasi berlangsung
e. Bekerjasama dengan asisten anestesi dalammemantau kondisi pasien selama
pembedahan
f. Melaporkan hasil pemantauan dan pencatatankepada dokter anesthesi
g. Menghubungi petugas penunjang medis (radiologi, laboratorium dan farmasi,
perawatruangan )
h. Melayani kebutuhan instrumen steril, bahan habispakai dan lain-lain yang
diperlukan selamapembedahan berlangsung
i. Menyiapakan bahan pemeriksaan laboratoriumpatologi
j. Bekerja sama dengan perawat instrumen dalammenghitung jumlah pemakaian
instrument, bahanhabis pakai ( alat steril, kassa, ringsponges, jarum dan lain-lain)
sesuai jumlah awalpersiapan
3) Setelah Pembedahan
a. Mendampingi dokter bedah menulis laporanoperasi dan menulis instruksi post
operasi,kelengkapan status pasien
b. Mengecek kelengkapan semua berkas-berkas postoperasi
c. Membantu asisten anesthesi dan dokter membangunkan pasien sampai pasien
sadar
d. Menghitung dan memastikan alat yang dipakaisesuai dengan persiapan awal
e. Membantu memindahkan pasien dari meja operasi ke brankar
f. Mengecek dan mencatat pemakaian obat, bahanhabis pakai, alat dokter dan alat
kesehatan dilembaran pemakaian
g. Melakukan serah terima dengan petugas recoveryroom
h. Membereskan dan merapikan kamar operasi
i. Mengambil linen dan instumen kotor
j. Membersihkan dan mencuci linen
k. Mencatat semua pemakaian instrument steril
l. Mengingatkan kembali petugas instrument untukmelengkapi pemakaian alat dan
kelengkapantanda tangan.
m. Membantu mengerjakan administrasi pasien
Tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan jumlahinstrumen dan bahan habis
pakai yang digunakandalam pelaksanaan tindakan pembedahan
b. Bertanggung jawab terhadap pemakaian sewa alatrumah sakit, alat dokter dan
alat kesehatan lainnya
c. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan berkas-berkas pasien
d. Bertangung jawab terhadap administrasi
e. Bertanggung jawab terhadap kebersihan ruang kamaroperasi
Wewenang :
1) Melaporkan kepada kepala perawat Instalasi KamarOperasi bila ada kerusakan
alat operasi
2) Mengusulkan kepada kepala Instalasi Kamar Operasi untuk penilaian kinerja
perawat dan stafyang belajar sirkulair
Syarat jabatan :
1) Pendidikan perawat minimal D III
2) Menguasai nama dan alat instumen
3) Mengetahui dan memahami teknik steril
4) Mengikuti pelatihan dasar instrumen ekstern/intern
5) Terampil dan teliti

6. Nama jabatan : Perawat Penata anesthesi


Hasil kerja : Terselenggaranya pelayanan pembedahan dan anesthesi di Instalasi
Kamar Operasi berjalan dengan baik dan lancar
Uraian tugas :
1. Pre anestesi
a. Serah terima pasien
Memanggil pasien calon operasi 45sebelum operasi.
Serah terima pasien di ruang premedikasi dengan perawat ruangan.
Mengkaji ulang persiapan dan keadaanpasien saat serah terima dari ruangan.
Untuk pasien anak anak saat serahterima sebaiknya di dampingi olehorang
tua sampai menjelang operasi.
Mempersiapkan administrasi dan kelengkapan rekam medik pasien
Mengukur tanda tanda vital dan mendokumentasikan dalam rekam medik
pasien

b. Sebelum pembiusan
Menyiapkan obat dan cairan yangdiperlukan, termasuk obat obat emergensi.
Menyiapkan mesin anestesi, monitor jantung dan mesin suction serta
melakukan test terlebih dulu sebelumdigunakan.
Menyiapkan peralatan intubasi besertaperlengkapannya.
Menyiapkan kelengkapan meja operasiantara lain standar infus, tali
pengikat,bantal kepala.
Mengecek kesediaan gas O2 dan N2Oserta O2 dorong.
2. Anestesi
Selama pembedahan
Mengobservasi tanda tanda vital pasien setiap 5 menit selama
pembedahan.
Memberikan obat anestesi sesuai instruksi dokter.
Memenuhi keseimbangan O2 dan N2Odengan cara memantau flowmeter.
Mempertahankan keseimbangan cairantubuh yang hilang selama
pembedahan.
Mendokumentasikan hasil pemantauandalam rekam medik pasien.
Melaporkan hasil pemantauan kepadadokter spesialis anestesi.
Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh.
Membantu melakukan resusitasi pada henti jantung.
3. Post anestesi
Setelah pembedahan
Mempertahankan jalan nafas pasien.
Memantau tanda tanda vital pasien untuk mengetahui sirkulasi
pernafasan,dan keseimbangan cairan.
Memantau tingkat kesadaran dan reflekspasien.
Menilai respon pasien terhadap efek obatanestesi.
Memindahkan pasien ke ruang pulih sadar/recovery atas perintah dokter
spesialis anestesi.
Merapikan dan membersihkan alat alatanestesi ke tempat semula agar
siapdigunakan lagi.
Tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan anestesi.
2. Bertanggung jawab terhadap kelengkapanjumlah inventaris obat dan alat anestesi.
3. Bertanggung jawab terhadap administrasi.
Wewenang :
1. Mengusulkan untuk penambahan peralatan di anestesi.
2. Mengusulkan untuk penambahan tenaga dianestesi.
3. Mengusulkan untuk pengembangan SDM.
Syarat Jabatan :
1. DIII Keperawatan.
2. Sertifikasi pelatihan anestesi.
3. Menguasai obat dan alat anestesi.
4. Pengalaman di pelayanan anestesi.
8.2 KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA
1. Koordinator Pelayanan Anestesi
Kompetensi dalam bidang kedokteran, khususnya bidang anestesiologi mencakup
hal-hal sebagai berikut :
a. Ketrampilan klinik sebagai dokter spesialis anestesi
Tatalaksana pasien yang akurat, efektif, dan mengedepankan empati
b. Penguasaan dan penerapan ilmu kedokteran
Memiliki pengetahuan dalam bidang biomedis dasar, klinis medis, perilaku ilmiah
dan sosial, etika medis dan hukum, serta aplikasinya dalam penatalaksanaan
pasien
c. Komunikasi Efektif
Kemampuan komunikasi interpersonal yang menjamin pertukaran informasi yang
efektif dengan pasien dan keluarganya, serta bekerja sama dengan tenaga
kesehatan lain, komunitas ilmiah dan masyarakat
d. Kemampuan memanfaatkan dan menilai secara klinis informasi
Kemampuan menilai dan memanfaatkan pengetahuan ilmiah terbaru untuk
memperbaiki praktek klinis
e. Riset
Melakukan penelitian secara mandiri maupun berkelompok dalam upaya
pengembangan ilmu kedokteran dengan pendekatan berbasis bukti
f. Belajar Sepanjang Hayat
Berfungsi sebagai supervisor, instruktur dan guru/dosen terhadap kolega,
mahasiswa dan tenaga kesehatan lain.
g. Menerapkan etika, moral dan profesionalisme (dalam praktik sebagai dokter
spesialis anestesi).
Melakukan praktik dokter spesialis anestesi sesuai dengan aturan etika, undang-
undang dan standar profesi yang berlaku.
h. Manajerial
Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai profesi dan institusi
dalam upaya mengantisipasi dan memecahkan masalah kesehatan dan
mengembangkan penatalaksanakan pasien secara terintegrasi.
2. Perawat Anestesi/Perawat
A. Asuhan Keperawatan Pre Anestesi
1. Mampu melakukan anamnesa riwayat kesehatan klien
2. Melakukan pemeriksaan dan penilaian status fisik klien
3. Melakukan pengecekan persiapan administrasi klien
4. Melakukan analisa hasil pengkajian dan merumuskanmasalah/diagnosa
keperawatan
5. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan preanestesi
6. Mampu melaksanakan tindakan perawatan pre anestesi
7. Mampu berkolaborasi dalam melakukan tindakan perawatan pre anestesi
8. Mempersiapkan klien dan keluarga dalam pelaksanaanpendidikan kesehatan
B. Tindakan Intra Anestesi
1. Mampu membuat perencanaan tehnik anestesi
2. Mampu melaksanakan tehnik anestesi
3. Mampu melakukan pemasangan alat monitoring invasif dannon invasif
4. Mampu melakukan intubasi
5. Mampu melakukan pemberian obat anestesi
6. Mampu melakukan pemberian obat tambahan dan cairansesuai kebutuhan
klien
7. Mampu mengidentifikasi kebutuhan posisi fisiologis normal selama tindakan
pembedahan
8. Mampu mengatasi gangguan yang timbul akibat anestesidan atau
pembedahan
9. Mampu melakukan pemeliharaan jalan nafas selama masaintra anestesi
10. Mampu melakukan pemasangan alat ventilasi mekanik
11. Mampu melakukan pemasangan alat nebulizer
12. Mampu melaksanakan tindakan untuk mengatasi kondisigawat darurat di meja
13. Mampu melaksanakan tindakan pengakhiran anestesioperasi
14. Mampu melakukan pencegahan komplikasi pengakhirananestesi
15. Mampu mengatasi komplikasi pengakhiran anestesi
16. Mampu berkolaborasi dalam melakukan tindakan intraanestesi
C. Asuhan Keperawatan Pasca Anestesi
1. Mampu menentukan kebutuhan perawatan lanjutan pascaanestesi regional
2. Mampu menentukan kebutuhan perawatan lanjutan pascaanestesi umum
3. Mampu melakukan kolaborasi pada tindakan manajemennyeri
4. Mampu melaksanakan tindakan untuk mengatasi kondisigawat darurat di
ruang pemulihan ( RR )
5. Mampu melakukan perawatan pasca anestesi pada kliendengan tindakan
anestesi regional
6. Mampu melakukan perawatan anestesi pada klien dengantindakan anestesi
umum

7. Mampu menentukan kondisi klien pasca anestesi untukpindah ke ruang


perawatan
8. Mampu berkolaborasi dalam melakukan asuhan keperawatan pasca anestesi
9. Mampu mendokumentasikan tindakan keperawatan yangdilakuka

Anda mungkin juga menyukai