Anda di halaman 1dari 2

Kita lanjutkan kembali pembahasan tentang Tujuan Perencanaan Keuangan Pribadi.

Sebenarnya
secara umum kita membuat tujuan ini adalah agar sasaran kita dapat terpenuhi dengan kondisi
keuangan yang ada. Secara lebih luas sasaran dari Tujuan Perencanaan Keuangan Pribadi adalah
Financial Freedom (Kebebasan secara Finansial) dapat diartikan bahwa kita bebas dari hutang,
mempunyai pendapatan tetap yang mencukupi, kewajiban hutang KPR dapat terpenuhi, dana
pendidikan anak terpenuhi serta kondisi keuangan dapat terproteksi dengan baik.

Pada prinsipnya, Perencanaan Keuangan Pribadi itu mencakup pada lima pilar yang mendukungnya
yaitu :
1. Perencanaan Asuransi (Insurance Planning)
Perencanaan Asuransi berfungsi sebagai perlindungan (protection) dari kondisi keuangan kita.
Coba kita bayangkan apabila seorang kepala keluarga yang mempunyai tanggung jawab dalam
memberikan nafkah tidak terlindungi dengan menggunakan asuransi. Apabila dalam suatu
saat mengalami kondisi kecelakaan atau meninggal sehingga dia tidak mampu lagi
memberikan nafkah, maka perlindungan dari asuransilah yang dapat menggantikan nafkah
yang hilang tadi.
2. Perencanaan Investasi (Investment Planning)
Perencanaan Investasi berfungsi sebagai akumulasi dari kekayaan pribadi (wealth
accumulation). Misalnya dalam contoh sebelumnya kita mempunyai rencana untuk menikah
atau mempunyai persiapan masa pensiun, tentunya kita mengharapkan dapat mempunyai
dana yang akan kita kumpulkan dapat mencukupi untuk tujuan tersebut. Disinilah diperlukan
perencanaan investasi dalam bentuk tabungan di Bank, reksadana, polis asuransi jiwa, saham
dan properti.
3. Perencanaan Hari Tua (Retirement Planning)
Perencanaan Hari Tua berfungsi sebagai persiapan untuk analisa kebutuhan dana (capital
need analysis). Masa menjalani pensiun dan hari tua merupakan keniscayaan yang harus kita
jalani. Sebuah gambaran jika rata-rata pegawai pensiun di usia 55 tahun sementara harapan
hidup sampai dengan usia 75 tahun, maka orang tersebut akan menjalani hidup selama 20
tahun dengan kondisi tidak bekerja. Tentunya yang menjadi fokus perhatian adalah
bagaimana selama 20 tahun tersebut mempunyai cukup dana keuangan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sementara dia tidak bekerja. Apakah dana pensiunnya sudah mencukupi
untuk kebutuhannya nanti, tentunya diperlukan sebuah perencanaan keuangan.
4. Perencanaan Distribusi Kekayaan (Estate Planning)
Perencanaan Distribusi Kekayaan atau yang disebut juga perencanaan warisan merupakan
upaya untuk mengumpulkan dan membagikan kekayaan secara efisien dan efektif setelah
orang tersebut meninggal dan sesuai dengan keinginannya. Dalam konsep perencanaan
keuangan, perencanaan distribusi kekayaan sudah dapat dilakukan ketika orang tersebut
belum meninggal, sehingga ketika apabila terjadi musibah meninggal dunia distribusi
kekayaan tersebut dapat terbagi dengan baik dan tanpa terjadi konflik.
5. Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Perencanaan Pajak bertujuan untuk mengefisiensikan kewajiban membayar pajak sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Namun dalam konsep ini bukan berarti efisiensi pajak adalah
usaha untuk menghindari pajak, namun lebih kepada usaha untuk mengenali dan mengatur
mana yang menjadi obyek pajak dan mana yang bukan sehingga dari sisi keuangan kita
menjadi lebih efisien.

Jika digambarkan sebuah ilustrasi sebuah rumah, kelima pilar dalam perencanaan keuangan tadi
ibaratnya sebagai sebuah tiangnya dengan atap rumahnya adalah tujuan dari keuangan pribadi kita
(Financial Goals). Salah satu dari kelima pilar tadi roboh atau tidak ada tentunya akan menganggu
dalam pencapaian tujuan keuangan pribadi kita.
Gambar 2. Pilar Perencanaan Keuangan Pribadi (Sumber Slide CFP MM UGM)

Dalam pembahasan selanjutnya akan coba kita bahas satu per satu pilar yang ada dalam perencanaan
pribadi.

Apakah Anda sudah mempunyai salah satu atau kelima pilar perencanaan keuangan di atas? Jika
belum saatnya untuk memulai...

Anda mungkin juga menyukai