Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

Penatalaksanaan Diabetes Melitus Pada Warga


Kadipiro Suarakarta

Dilaksanakan Oleh Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

Nama Mahasiswa :
Dwi Novita Sari Ida Wahyuningsih
Dyah Christiana Ismi Qoadatusyahrozad
Elga Maydio Kharisma Iftafany
Enggar Mayning Lisa Ari
Esti Dian Rita M. Faqih
Fifin Herdiana Monika Dyah D
Frizka Mulyani M. Huda Nur
Hevi Parasentika

Program Studi DIII Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada
Surakarta
2015
HALAMAN PENGESAHAN
1 Judul
2 Unit Lembaga
3 Ketua Tim
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin
c. Jabatan
d. Alamat
4 Jumlah Anggota Tim
a. Nama Anggota Tim
b. Jabatan
5 Mitra Kegiatan
6 Persoalan Mitra
7 Lokasi Mitra
8 Jarak PT ke lokasi Mitra
9 Aktivitas
a. Metode Pelaksanaan
Kegiatan
b. Waktu Efektif
Pelaksaan Kegiatan
10 Biaya Program
11 Tahun Program

Surakarta, Maret 2015

Mengetahui, Ketua Tim


Ketua Prodi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada

(Atiek Murharyati, S.Kep, Ns., M.Kep) (........................................)


DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
Judul
Latar Belakang
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Tinjauan Pustaka
Tujuan Kegiatan
Manfaat Kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
Kerangka Pemecahan Masalah
Khalayak Sasaran
Bentuk dan Metode Kegiatan
Keterkaitan
Rencana Evaluasi
Rencana dan Jadwal Kerja
BAB III ORGANISASI DAN BIAYA
Organisasi Pelaksanaan
Rencana Biaya
BAB IV PENUTUP
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN

1. JUDUL
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Pada Warga Kadipiro Surakarta
2. LATAR BELAKANG

3. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH


Berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian Diabetes Melitus diantaranya
adalah faktor genetik, gaya hidup.
4. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan
pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007).

B. Klasifikasi Penyakit Diabetes Melitus


Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes Associations
Expert Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes
Melitus, menjabarkan 4 kategori utama diabetes, yaitu: (Corwin, 2009)
1. Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes
Melitus tergantung insulin (DMTI). Lima persen sampai sepuluh
persen penderita diabetik adalah tipe I. Sel-sel beta dari pankreas yang
normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses autoimun.
Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
Awitannya mendadak biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun
2. Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/
Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) Sembilan puluh
persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi ini
diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten
insulin) atau akibat penurunan jumlah pembentukan insulin.
Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olah raga, jika kenaikan
kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan preparat
hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, jika preparat oral tidak
dapat mengontrol hiperglikemia). Terjadi paling sering pada mereka
yang berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang obesitas.
3. DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat,
infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan
karakteristik gangguan endokrin.
4. Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak
mengidap diabetes.

C. Penyebab Penyakit Diabetes Melitus


1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
a) Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri
tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan
genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan
genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe
antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b) Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon
autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing.
c) Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel pancreas,
sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus
atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat
menimbulkan destuksi sel pancreas.
2. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui,
factor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin.
Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)
penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai
dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja
insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel
sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat
dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu,
kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport
glukosa menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI
terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal
ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor
yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi
penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan
system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat
dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan
sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar
tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price,
1995 cit Indriastuti 2008).
Diabetes Melitus tipe II disebut juga Diabetes Melitus tidak
tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes
Melitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen
bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai
pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa
kanak-kanak.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya
DM tipe II, diantaranya adalah:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas
65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik

D. Tanda-Tanda Penyakit Diabetes Melitus


Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes
Mellitus apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu:
1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan
beratbadan.
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl

E. Penanganan Yang Tepat Penyakit Dibetes Melitus


Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi
hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada empat
komponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu :
1. Perencanaan Makan (Diet)
Terapi gizi merupakan komponen utama keberhasilan
penatalaksanaan diabetes. Perencanaan makan hendaknya
dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai pengurangan
total lemak terutama lemak jenuh. Pengetahuan porsi makanan
sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang
hari. (usu.ac.id)
Kunci keberhasilan terapi gizi medis adalah keterlibatan tim dalam
4 hal :
a. assesment atau pengkajian parameter metabolik individu dan gaya
hidup
b. Mendorong pasien berparisipasi pada penentuan tujuan tujuan
yang dicapai
c. Memilih intervensi gizi yang memadai
d. Mengevaluasi efektifnya perencanaan makan orang dengan
diabetes.(Sukardji(2009), dalam Soegondo, hal 47)

2. Tujuan diet
a. Membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga
untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.
b. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dengan
obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik.
c. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
d. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai
berat badan normal.
e. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka
pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan
latihan jasmani.
f. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan malalui gizi
yang optimal.(Almatsier, 2006)
3. Prinsip Perencanaan Makan bagi Penyandang DM
a. Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan
Berat Badan ideal. Komposisi energi:
1) Karbohidrat: 45-65%
2) Protein: 10-20%
3) Lemak: 20-25%
Makanan dibagi 3 porsi makanan utama: (pagi 20%), siang (30%),
sore (25%) dan 2 kali makanan selingan (10-15%).

Tabel Kebutuhan Kalori Penyandang Diabetes


Kalori/kg BB ideal
Status gizi Kerja santai Sedang Berat
Berat 25 30 35
Normal 30 35 40
Kurus 35 40 40-50

Perhitungan BB idaman dengan rumus Brocca yang dimodifikasi


adalah sebagai berikut:
BB idaman = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg
Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita dibawah
150 cm, rumus modifikasi menjadi :
BB ideal = (TB dalam cm - 100) x 1 kg

Sedangkan menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu


Ket : BB= berat badan (Kg)
TB= tinggi badan (m2)
adalah sebagai berikut :
Berat normal : IMT = 18,5 22,9 kg/m2
4. Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori:
a) Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil dari pada pria, untuk ini
dapat dipakai angka 25 kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal/kg
BB untuk pria.
b) Umur
Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi
dari pada orang dewasa, dalam tahunn pertama bisa mencapai 112
kg/kg BB.
Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan
selanjutnya pada anak-anak lebih dari pada 1 tahun mendapat
tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.
Penurunan kebutuhan kalori diatas 40 tahun harus dikurangi 5%
untuk tiap dekade antara 40 dan 59 tahun, sedangkan antara 60 dan
69 tahun dikurangi 10%, diatas 70 tahun dikurangi 20%.
c) Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
Jenis aktivitas fisik yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda
pula. Jenis aktivitas dikelompokkan sebagai berikut :
1) Keadaan istirahat: kebutuhan kalori basal ditambah 10%.
2) Ringan: pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu
rumah tangga, dan lain0lain kebutuhan harus ditambah 20% dari
kebutuhan basal.
3) Sedang: pegawai industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang
tidak perang, kebutuhan dinaikkan menjadi 30% dari basal.
4) Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlet,
kebutuhan ditambah 50% dari basal.
5) Sangat berat: tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan
harus ditambah 50% dari basal.
d) Kehamilan/Laktasi
F. Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori/hari dan pada
trimester II dan III 350 kalori/hari. Pada waktu laktasi diperlukan
tambahan sebanyak 550 kalori/hari.
G. e) Adanya Komplikasi
H. Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu
memerlukan tambahan kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikan 1 derajat
celcius.
I. f) Berat badan
J. Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30%
bergantung kepada tingkat kegemukan/kekurusannya. (Sukardji(2009),
dalam Soegondo, hal 54)
K. 2) Kebutuhan zat gizi
L. a) Protein
M. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006,
kebutuhan protein untuk penyandang diabetes 10-20% energi. Perlu
penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kgBB perhari atau 10% dari
kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan
65% hendaknya bernilai biologik tinggi.
N. b) Total lemak
O. Asupan lemak dianjurkan <7% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih
dari 10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya dari
lemak tidak jenuh tunggal. Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-
25% energi.
P. c) Lemak dan kolesterol
Q. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah
untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu <7%
asupan energi sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan kolesterol
makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.
R. d) Karbohidrat dan pemanis
S. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia
adalah 45-65%.
T. (1) Sukrosa
U. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian
dari perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada
individu diabetes tipe 1 dan 2.
V. (2) Pemanis
W. Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan
kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan.
X. e) Serat
Y. Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan
untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 g
serat dari berbagai sumber bahan makanan.
Z. f) Natrium
AA. Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan
penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang
menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mg natrium
perhari.
BB. g) Alkohol
CC. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh
oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes
terkendali dengan baik.
DD. h) Mikronutrien : vitamin dan mineral
EE. Apabila asupan gizi cukup, biasanya tidak perlu menambah suplementasi
vitamin dan mineral. (Sukardji(2009), dalam Soegondo, hal 50)
FF. Standar Diet Diabetes Melitus
GG. (Dalam Satuan Penukar Versi 1997)
ENERGI(kalori) 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500
Pagi :
Nasi 1 1 1 1 1 1 2
Ikan 1 1 1 1 1 1 1 1
Nabati - - 1 1 1
Sayur A S S S S S S S S
Minyak 1 1 1 1 2 2 2 2
10.00 :
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Susu - - - - - - 1 1
Siang :
Nasi 1 1 2 2 2 2 3 3
Daging 1 1 1 1 1 1 1 1
Nabati 1 1 1 1 1 1 1 2
Sayur A S S S S S S S S
Sayur B 1 1 1 1 1 1 1 1
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Minyak 1 2 2 2 2 3 3 3
16.00 :
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Malam :
Nasi 1 1 1 2 2 2 2 2
Ikan 1 1 1 1 1 1 1 1
Nabati 1 1 1 1 1 1 1 1
Sayur A S S S S S S S S
Sayur B 1 1 1 1 1 1 1 1
Buah 1 1 1 1 1 1 1 1
Minyak 1 1 1 1 2 2 2 2
HH. Keterangan : s = sekehendak
II.
JJ. Contoh Menu Berdasarkan Daftar Bahan Makanan Penukar
KK. KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN DALAM PENUKAR DIET
1700 KALORI
SEHARI PAGI SIANG SORE SNACK
(P) (P) (P) (P) (P)
- Nasi/penukar 5 1 2 2 -
- Ikan/penukar 2 - 1 1 -
- Daging/penukar 1 1 - - -
- Tempe/penukar 2 - 1 1 -
- Sayuran A S S S S -
- Sayuran B 2 - 1 1 -
- Buah/penukar 4 - 1 1 2
- Minyak/penukar 4 1 2 1 -
LL.
MM. CONTOH MENU DM 1700 KALORI
Waktu B. makanan KEBUTUHAN CONTOH
Penukar BAHAN MENU
PAGI Roti Iris (1P) Roti panggang
Margarin sdm (1P) Margarin
Telur 1 btr (1P) Telur rebus
Teh panas
10.00 Pisang 1 buah (1P) pisang
SIANG Nasi 1 gelas (2P) Nasi
Udang 5 ekor (1P) Oseng-oseng
Tahu 1 potong (1P) Udang, tahu,
cabe ijo
Minyak 1 sdm (2P) Urap syuran
Sayuran 1 gelas (1P)
Kelapa 5 sdm (1P)
Jeruk 1 buah (1P) Jeruk
16.00 Duku 16 buah (1P) duku
MALAM Nasi 1 gelas (2P) Nasi
Ayam 1 potong (1P) Sop+k.merah
2 sdm (1P)
Kacang 1 gelas (1P) Tumis sayuran
merah sdm (1P)
Sayuran 1 buah (1P) apel
Minyak
Apel malang
NN. (Sukardji(2009), dalam Soegondo, hal 58)

a) Makanan Yang Dianjurkan Dan Dihindari


2. Latihan Jasmani
3. Pengobatan Medis

5. TUJUAN KEGIATAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan tentang Penatalaksanaan
Diabetes Melitus, maka warga dapat memahami tentang penatalksanaan
diabetes melitus dengan cara yang benar
b. Tujuan Khusus
1) Warga Kadipiro Surakarta dapat menjelaskan tentang diabetes
melitus.
2) Warga Kadipiro Surakarta dapat menjelaskan tentang bagaimana
penatalaksanaan diabetes melitus.
3) Warga Kadipiro Surakarta dapat menjelaskan bagaimana diet yang
tepat untuk diabetes melitus.
6. MANFAAT kEGIATAN
Adapun manfaat dari Pengabdian Masyarakat ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Warga Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan serta kesadaran warga tentang bahaya
diabetes melitus apabila tidak ditangani.
b. Bagi Puskesmas/Rumah Sakit
Dapat meringankan beban insitusi kesehatan untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang penatalaksanaan diabetes
melitus
c. Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan ketrampilan bagi mahasiswa dalam mengasah
kemampuan memberikan pendidikan kesehatan pada msayarakat.
BAB 2
PELAKSANAAN KEGIATAN

1. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Penemuan Masalah

Penentuan Khalayak

Penyuluhan

Monitoring

Evaluasi

Bagan 1. Kerangka Pemecahan Masalah

2. KHALAYAK SASARAN
Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Warga Masyarakat
Kadipiro.

3. BENTUK DAN METODE KEGIATAN


a. Pertemuan dengan Ketua RT Warga Kragilan Kadipiro Surakarta
Pertemuan dengan ketua RT bertempat di rumah Ketua RT membahas hasil
temuan masalah kesehatan yang ditemukan saat pertemuan yaitu tentang
penatalaksanaan diabetes melitus
b. Persiapan alat dan materi
Persiapan alat peraga dan materi penyuluhan akan dilakukan pada
tanggal...... bertempat di...... . Dalam tahap ini maka koordinator beserta
anggota tim akan menyusun satuan acara penyuluhan, leaflet, serta materi
penyuluhan tentang penatalaksanaan diabetes melitus.
Pelaksanaan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan maupun pengajaran
tentang Penatalaksanaan Diabetes Melitus akan dilakukan pada tanggal......
bertempat di...... Kegiatan diawali dari pengarahan dari koordinator
penyuluhan kepada anggota tim. Kegiatan berupa penyuluhan
penatalaksanaan diabetes melitus menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab. Program peningkatan pengetahuan ini diawali dengan pre test kuis ke
warga untuk menggali pengetahuan warga tentang diabetes melitus dan
penatalaksanaan. Sedangkan post test dilakukan setelah teori tentang
penatalaksanaan diabetes melitus dengan kuis.

c. Monitoring

4. KETERKAITAN
Kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan diharapkan memiliki
manfaat bagi sasaran yaitu untuk meningkatkan
5. RENCANA EVALUASI
6. RENCANA DAN JADWAL KERJA
BAB 3
ORGANISASI DAN BIAYA
1. ORGANISASI PELAKSANA
a. Ketua Pelaksana
1) Nama
2) Jabatan
3) Program Studi
4) Waktu Untuk Kegiatan Ini
b. Anggota Pelaksana
1) Nama
2) Jabatan
3) Program Studi
4) Waktu Untuk Kegiatan Ini
c. Anggota Pelaksana
1) Nama
2) Jabatan
3) Program Studi
4) Waktu Untuk Kegiatan Ini

Anda mungkin juga menyukai