Disusun oleh :
Pipin Wiloyo
PO.62.20.1.14.137
TAHUN 2017
Penyakit neuropati dan vaskular adalah faktor utama yang mengkontribusi terjadinya
luka. Masalah luka yang terjadi pada pasien dengan diabetik terkait dengan adanya pengaruh pada
saraf yang terdapat pada kaki. Pasien dengan diabetik juga mengalami gangguan pada sirkulasi.
Efek sirkulasi inilah yang menyebabkan kerusakan pada saraf yang sering disebut neuropati dan
berdampak pada sistem saraf autoimun yang mengontrol fungsi otot-otot halus, kelenjar dan
organ viseral. Gangguan pada saraf autonomi pengaruhnya adalah terjadi perubahan tonus otot
yang menyebabkan abnormalnya aliran darah, dengan demikian kebutuhan akan nutrisi dan
oksigen maupun pemberian antibiotik tidak mencukupi atau tidak dapat mencapai jaringan
perifer, dan atau untuk kebutuhan metabolisme pada lokasi tersebut.
Efek pada autonomi neuropati ini akan menimbulkan kulit menjadi kering, anhidrosis
yang memudahkan kulit menjadi rusak dan luka yang sukar sembuh, dan dapat menimbulkan
infeksi dan mengkontribusi untuk terjadinya gangren. Dampak lain adalah karena adanya
neuropati perifer yang mempengaruhi pada saraf sensori dan sistem motor yang menyebabkan
hilangnya sensasi rasa nyeri, tekanan dan perubahan temperatur.
SUMBER : https://www.google.co.id/search?q=JENIS+LUKA+DIABETIK+FOOT
Sistem saraf, baik yang berupa sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi, tersusun atas
jaringan-jaringan saraf. Jaringan saraf tersebut tersusun lagi oleh jutaan sel saraf dengan struktur
yang sama. Sel saraf inilah yang dinamakan neuron. Neuron atau sel saraf adalah sel yang
berbeda dengan sel-sel pada jaringan penyusun tubuh lainnya. Terdapat ciri spesifik yang
dimilikinya yaitu adanya penjuluran sitoplasma yang panjang, serta adanya komponen penyusun
lain seperti dendrit dan akson.Secara lengkap, struktur dan bagian-bagian sel saraf antara lain :
Badan Sel
Badan sel adalah komponen sel syaraf yang berukuran paling besar. Di dalamnya terdapat
nukleus (inti sel) dan sitoplasma yang memanjang dan bercabang. Badan sel berfungsi
sebagai penerima impuls (rangsangan) dari cabang sitoplasma yang bercabang (dendri)
menuju ke akson.
Inti Sel (Nukleus)
Inti sel adalah inti dari sel saraf yang berfungsi sebagai regulator segala kegiatan yang terjadi
di sel saraf. Intisel berada di tengah badan sel, mengambang di antara sitoplasma.
Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan sel yang mengandung protein tinggi. Sitoplasma dibungkus atau
diselubungi oleh sel neurologia yang juga membantu sel dalam memperoleh suplai makanan.
Dendrit
Dendrit adalah sekumpulan serabut sel saraf pendek yang bercabang-cabang halus dan
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi sebagai penerima impuls dan
menyampaikan impuls yang diterimanya menuju badan sel.
Neurit (Akson)
Neurit atau akson adalah sebuah serabut sel saraf panjang yang merupakan perluasan dari
badan sel. Akson berfungsi untuk mengirimkan impuls yang telah diolah badan sel menuju
sel saraf lainnya melalui sinapsis. Akson dilindung oleh selubung meilin. Selubung ini
berupa selaput berbahan lemak yang berfungsi melindungi akson dari kerusakan.
Sel Schwan
Pada beberapa vertebrata, akson pada sel sarafnya diselubungi oleh sel schwann. Sel schwann
adalah sel penyokong akson yang berfungsi menyediakan suplai makanan bagi metabolisme
akson dan membantu regenerasi akson. Antara satu sel schwan satu dengan sel schwann
lainnya terdapat pengubung yang berfungsi untuk mempercepat pengiriman (transmisi)
impuls menuju sinapsis. Penghubung ini bernama nodus rainver.
B. JENIS SARAF
Neuropati Perifer Tanda neuropati perifer meliputi hilangnya sensasi rasagetar dan posisi,
hilangnya reflek tendon dalam, ulserasi tropik, foot drop, atrofi otot, dan pemembentukan calus
hipertropik khususnya pada daerah penekanan misalnya pada tumit.Status neurologis dapat
diperiksa dengan menggunakan monofilament Semmes-Weinsten untuk mengetahui apakah
penderita masih memiliki "sensasi protektif', Pemeriksaan menunjukkan hasil abnormal jika
penderita tidak dapat merasakan sentuhan monofilamen ketika ditekankan pada kaki dengan
tekananyang cukup sampai monofilamen bengkok
Sel Saraf Sensorik (Neuron Sensori)
Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang berfungsi menyampaikan impuls (rangsangan) dari
reseptor (penerima rangsangan) menuju ke sel saraf penghubung atau sistem saraf pusat
(sumsum tulang belakang dan otak). Sel saraf ini memiliki badan sel yang saling
bergerombol membentuk ganglion dan sambung menyambung menuju sumsum tulang
belakang.
Sel Saraf Penghubung (Neuron Intermediat)
Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang membentuk rantai penghubung antara sel saraf
sensorik dan sistem saraf pusat, atau antara saraf pusat dengan sel saraf motorik. Sel saraf
penghubung terdapat hampir di seluruh bagian tubuh dan menjadi lintasan impuls bagi
koordinasi saraf.
Sel Saraf Motorik (Neuron Motor)
Sel saraf motorik adalah sel saraf yang berfungsi mengirimkan impuls berupa perintah dari
sistem saraf pusat menuju ke jaringan otot dan kelenjar untuk melakukan respon. Secara
sederhana, hubungan ketiga jenis sel saraf ini dapat diilustrasikan sebagaimana berikut.
SUMBER: http://www.ebiologi.com/2017/08/jaringan-saraf-fungsi-ciri-struktur.html
C. SKALA NYERI
Skala Nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale)
a) 0 = Tidak ada rasa sakit. Merasa normal.
b) 1. nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) = Sangat ringan, seperti gigitan nyamuk.
Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir tentang rasa sakit.
c) 2. (tidak menyenangkan) = nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit.
d) 3. (bisa ditoleransi) = nyeri Sangat terasa, seperti pukulan ke hidung menyebabkan hidung
berdarah, atau suntikan oleh dokter.
e) 4. (menyedihkan) = Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa sakit dari sengatan
lebah.
f) 5. (sangat menyedihkan) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk, seperti pergelangan kaki
terkilir
g) 6. (intens) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya sebagian
mempengaruhi sebagian indra Anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu.
h) 7. (sangat intens) = Sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-benar mendominasi
indra Anda menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan tak mampu
melakukan perawatan diri.
i) 8. (benar-benar mengerikan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak lagi dapat berpikir
jernih, dan sering mengalami perubahan kepribadian yang parah jika sakit datang dan
berlangsung lama.
j) 9. (menyiksa tak tertahankan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak bisa mentolerirnya
dan sampai-sampai menuntut untuk segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya, tidak
peduli apa efek samping atau risikonya.
k) 10. (sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) = Nyeri begitu kuat tak sadarkan diri.
Kebanyakan orang tidak pernah mengalami sakala rasa sakit ini.Karena sudah keburu
pingsan seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan kesadaran akan hilang
sebagai akibat dari rasa sakit yang luar biasa parah.
Skala nyeri 1-3 berarti Nyeri Ringan (masih bisa ditahan, aktifitas tak terganggu)
Skala nyeri 4-6 berarti Nyeri Sedang (menganggu aktifitas fisik)
Skala nyeri 7-10 berarti Nyeri Berat (tidak dapat melakukan aktifitas secara mandiri)
SUMBER: https://mediskus.com/penyakit/menilai-skala-nyeri
D. JENIS LUKA
SUMBER : https://www.google.co.id/search?q=JENIS+LUKA+DIABETIK+FOOT
1. Neuropati sensorik biasanya cukup berat hingga menghilangkan sensasi proteksi yang
berakibat rentan terhadap trauma fisik dan termal, sehingga meningkatkan risiko ulkus
kaki. Sensasi propriosepsi yaitu sensasi posisi kaki juga hilang.
2. Neuropati motoric mempengaruhi semua otot, mengakibatkan penonjolan abnormal
tulang, arsitektur normal kaki berubah, deformitas khas seperti hammer toe dan hallux
rigidus Deformitas kaki menimbulkan terbatasnya mobilitas, sehingga dapat
meningkatkan tekanan plantar kaki dan mudah terjadi ulkus.
SUMBER :
https://aminetn.wordpress.com/2009/06/29/pengkajian-luka/
G. JENIS ULKUS.
Ulkus diabetikum dibedakan atas 2 kelompok yaitu : (Edmon, 2006)
1. Ulkus neuropatik
Kaki teraba hangat dan perfusi masih baik dengan pulsasi masih teraba, keringat berkurang, kulit
kering dan retak Penilaian neuropati Riwayat tentang gejala-gejala neuropati, pemeriksaan
sensasi tekanan dengan SemmesWeinstein monofilament 10 g, pemeriksaan sensasi vibrasi
dengan garpu tala 128 Hz(Khanolkar dkk., 2008 ; Van Baal,2004)
2. Ulkus neuroiskemik
Kaki teraba lebih dingin, tidak teraba pulsasi, kulit tipis, halus dan tanpa rambut, ada atrofi
jaringan subkutan, klaudikasio intermiten dan rest pain mungkin tidak ada karena neuropati
SUMBER:http://www.pps.unud.ac.id/disertasi/pdf_thesis/unud-89-375372713-
isi%20disertasi.pdf
SUMBER:
https://www.academia.edu/24833754/PERAWATAN_LUKA_DIABETES_DENGAN_DRESSING_MO
DERN
1. Hydrocolloid
2. Transparant Film
3. Calcium Alginate
4. Foam Dressing
6. Cadexomer Iodine
7. Hydrophobic
8. Metronidazole powder
SUMBER : Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, Edisi 8. Jakarta:
EGC. Price, S & Wilson, L. 1995.
K. PENCUCIAN LUKA
Pencucian bertujuan untuk membuang jaringan nekrosis, cairan luka yang bersih, sisa balutan yang
digunakan dan sisa metabolic tubuh pada cairan luka. Mencuci dapat meningkatkan, memperbaiki,
dan mempercepat proses penyembuhan luka dan menghindari kemungkinan terjadinya infeksi.
Pencucian luka merupakan aspek yang paling penting mendasar dalam manajemen luka. Merupakan
basis untuk proses penyembuhan luka yang baik, karena luka akan sembuh dengan baik jika luka
dalam kondisi bersih. Teknik pencucian pada luka antara lain dengan swabbing, scrubbing,
showering, hydrotherapi, whirlpool, dan bathing.
1) mencuci dengan teknik swabbing dan scrubbing tidak terlalu dianjurkan pada pencucian luka,
karena dapat menyebabkan trauma pada jaringan granulasi dan epithelium, juga membuat
bakteri terdistribusi bukan mengangkat bakteri.
2) pada saat scrubbing atau menggosok dapat menyebabkan luka menjadi terluka sehingga dapat
meningkatkan inflamasi ( persisten inflamasi).
3) teknik showering (irigasi), whirpool, dan bathing adalah teknik yang paling sering digunakan
dan banyak riset yang mendukung teknik ini. keuntungan dari teknik ini adalah dengan teknik
tekanan yang cukup dapat mengangkat bakteri yang terkolonisasi, mengurangi terjadinya
trauma dan mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak menyebabkan luka mengalami
trauma.
SUMBER :
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/02.%20Perawatan%20Ulkus%20Diabetes.pdf.
SUMBER :https://www.academia.edu
3. Mengkudu
Buah mengkudu banyak mengandung Proxeroni yang merupakan zat yang dapat
membtuk alkaloid yang berfunsi untuk membuka pori pori sel, sehingga nutrisi
akan mudah menyerap ke dalam tubuh.
Buah mengkudu banyak mengandung Proxeroni yang merupakan zat yang dapat membtuk
alkaloid yang berfunsi untuk membuka pori pori sel, sehingga nutrisi akan mudah menyerap
ke dalam tubuh. Kemampuan inilah yang membuat mengkudu cukup baik untuk dijadikan
obat diabetes. caranya :
Buncis juga menjadi salah satu obat herbal diabetes kering yang cukup efektif. Hal
ini karena kandungan B-sitosterol pada buncis bisa mempercepat produksi insulin
di dalam tubuh, Namun tetap menjaga insulin tetap normal di dalam tubuh. Buncis
obat diabetes ini mampu mengurangi gula darah jika Anda bisa mengolahnya
dengan benar.
Jika Anda tidak mau repot, Anda juga bisa memakannya secara mentah atau menjadikan buncis
sebagai jus, namun jangan ditambahkan gula.
5. Kunyit
Kunyit sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Oleh karena itu, ini bisa menjadi obat
diabetes alami yang paling mudah digunakan.
Karena sudah tidak asing dengan tanaman yang satu ini, maka kunyit bisa dijadikan
solusi alternatif untuk mengobati penyakit gula darah atau diabetes.
Cara menggunakannya :
Dengan cara ini, kadar gula darah penderita diabetes akan stabil sehingga mencegah komplikasi penyakit
lainnya.
SUMBER :
1. http://www.majalahsehat.com/cara-mengobati-agar-luka-cepat-kering-dan-mengelupas/
2. http://www.glucoblock.greenworldnutritions.com/cara-mengobati-luka-diabetes/
3. http://mengobatilukadiabetes.