Referat Ilmu Anestesi
Referat Ilmu Anestesi
Yonny Herdyanto
ABSTRACT
Shock is a serious condition that occurs when the cardiovascular system (heart
and blood vessels) are not able to drain blood around the body in sufficient
quantity. Shock is a clinical syndrome which has a characteristic form of
hypotension, tachycardia, skin cold, pale and wet, hyperventilasi, changes in
mental status and decreased urine formation. Shock is classified into several
groups, namely: (1) cardiogenic shock (associated with heart defects), (2)
hypovolaemic shock (due to decreased blood volume), (3) Shock anafilaktik
(due to allergic reactions), (4) septic shock (associated with infection), (5)
neurogenic shock (due to damage to the nervous system)
Keywords: Shock
PENDAHULUAN
Syok merupakan suatu sindroma klinik yang mempunyai ciri-ciri berupa
hipotensi, tachycardia, kulit yang terasa dingin, terlihat pucat, dan basah, cyanosis perifer,
hyperventilasi, perubahan status mental dan penurunan pembentukan urine. Pada
umumnya syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran
darah, termasuk kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung),
volume darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada
pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).
DEFINISI SYOK
Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam
jumlah yang memadai; syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah rendah dan
kematian sel maupun jaringan.
________________________
* Yonny Herdyanto adalah dosen FIK Universitas Negeri Surabaya
KLASIFIKASI SYOK
Syok digolongkan ke dalam beberapa kelompok : (Tjokronegoro, A., dkk, 2003).
1. Syok kardiogenik (berhubungan dengan kelainan jantung)
2. Syok hipovolemik ( akibat penurunan volume darah)
3. Syok anafilaktik (akibat reaksi alergi)
4. Syok septik (berhubungan dengan infeksi)
5. Syok neurogenik (akibat kerusakan pada sistem saraf).
PENYEBAB SYOK
Syok bisa disebabkan oleh:
Perdarahan (syok hipovolemik)
Dehidrasi (syok hipovolemik)
Serangan jantung (syok kardiogenik)
Gagal jantung (syok kardiogenik)
Trauma atau cedera berat
Infeksi (syok septik)
Reaksi alergi (syok anafilaktik)
Cedera tulang belakang (syok neurogenik)
Sindroma syok toksik.
GEJALA SYOK
AUTOREGULASI Pe Discharge
Symphato-adrenal
Terjadi Arteriosklerosis
(Pada kulit, otot skelet, dll)
Anoxia
Infark Jaringan
- Terdapat fibrin intravaskuler Aktivasi fibrinolisis Bleeding Diathesis
* Proses koagulasi intravaskuler ini bisa terjadi di semua jaringan tetapi yang mudah
terkena adalah organ : Paru-paru, Liver dan Ginjal
2.2. Pelepasan Zat-zat Vasoaktif
A. yok Melepaskan zat-zat vasoaktif antara lain :
S
- Katekolamin
- Katekolamin
- Angiotensin
Aktivasi piruvat
Laktase shunt Mekanisme sodium-
pump
terganggu
Autodigestion
2.4. Pengaruh Terhadap Jantung
Gagal jantung akut tjd o.k. Pankreas yg mengalami iskemia
Syok
Infark Myokard tjd o.k. Pengaruh langsung endotoksin thd sel myokard
Tanda tanda :
- Produksi urine me
- urea darah me
- urea urine me
- Konsentrasi Na+ > 20 mEq/L
Renin
Angiotensin I Angiotensin II
Produksi Aldosteron
b. Fase
Aktivasi Yaitu waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan
antigen yang sama. Mastosit dan Basofil melepaskan isinya yang berupa granula
c. Fase Efektor Adalah waktu terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai
efek mediator yang dilepas mastosit atau basofil dengan aktivitas farmakologik pada
organ organ tertentu. Histamin memberikan efek bronkokonstriksi, meningkatkan
permeabilitas kapiler yang nantinya menyebabkan edema, sekresi mukus dan
vasodilatasi. Serotonin meningkatkan permeabilitas vaskuler dan Bradikinin
menyebabkan kontraksi otot polos. Platelet activating factor (PAF) berefek
bronchospasme dan meningkatkan permeabilitas vaskuler, agregasi dan aktivasi
trombosit. Beberapa faktor kemotaktik menarik eosinofil dan neutrofil. Prostaglandin
yang dihasilkan menyebabkan bronchokonstriksi, demikian juga dengan Leukotrien.
b. Syok Kardiogenik
Pada syok kardiogenik secara primer yang terganggu adalah fungsi
jantung sebagai pemompa darah (Pump failure). Menurut Maclean syok kardiogenik
merupakan suatu aliran darah ke organ vital yang tidak mencukupi disebabkan karena
cardiac output yang kurang meskipun cardiac filling pressure normal.
Penyebab terjadinya syok kardiogenik dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Disfungsi miokardium (gagal pompa), terutama karena komplikasi infark myokard
akut (IMA).
- Pengisian diastolik ventrikel yang tidak adekuat, antara lain takiaritmia, tamponade
jantung, pneumotoraks akibat tekanan, emboli paru, dan infark ventrikel kanan.
- Curah jantung yang tidak adekuat antara lain bradiaritmia, regurgitasi mitral atau
ruptur septum interventrikularis.
Tanda yang terdapat pada syok kardiogenik adalah :
- Penurunan tekanan darah
- Nadi yang lambat atau cepat atau tidak beraturan
- Peningkatan CVP
- Penurunan produksi urine
- Penurunan cardiac indeks
- PaO2 Menurun
- Produksi laktat meningkat
Terapi Syok Kardiogenik :
a. Secepat mungkin pasien dikirim ke unit terapi intensif karena pasien
membutuhkan berbagai penatalaksanaan yang invasif, antara lain ; kateterisasi arteri
pulmonalis, arteri perifer dan pemasangan pompa balon intra aorta.
c. Syok Distributif
Merupakan gangguan distribusi aliran darah. Ada beberapa tahapan :
- Pada stadium dini dari bakteriemia, cardiac output meningkat namun terdapat tanda-
tanda penurunan ekstraksi oksigen. Pada tahap ini terdapat Low Resistance Defect
(tahap hiperdinamik/warm shock). Pada keadaan ini kecepatan aliran darah
meningkat sehingga waktu sirkulasi menurun.
- Pada tahap lanjut, setelah pelepasan endotoksin terjadi tahap High Resistance Defect (tahap
hipodinamik/cold shock). Pada keadaan ini cardiac output menurun, tahanan arterial
perifer meningkat, sehingga kecepatan aliran darah menurun dan waktu sirkulasi menjadi
meningkat. Pemberian cairan dalam jumlah banyak biasanya gagal, karena
pengembangan dari system kapasitansi dan sekuestrasi cairan.
d. Syok Obstruktif
Pada syok obstruktif ini didapatkan adanya gangguan anatomis dari aliran
darah berupa hambatan aliran darah.
Biasanya penyebab dari syok jenis ini adalah :
- Kompresi vena cava
- Tamponade
- Ball valve trombus
- Emboli paru
e. Syok lainnya
Yang termasuk pada jenis syok ini :
1. Syok Anafilaktik
2. Syok Septik
3. Syok Neurogenik
1. Syok Anafilaktik
Syok anafilaktik adalah reaksi anafilaksis yang disertai hipotensi dengan
atau tanpa penurunan kesadaran. Anafilaksis adalah reaksi alergi umum dengan efek
pada beberapa sistem organ terutama kardiovaskular, respirasi, kutan dan gastro
intestinal yang merupakan reaksi imunologis yang didahului dengan terpaparnya
alergen yang sebelumnya sudah tersensitisasi.
Reaksi Anafilaktoid adalah suatu reaksi anafilaksis yang terjadi tanpa
melibatkan antigen-antibodi kompleks. Karena kemiripan gejala dan tanda biasanya
diterapi sebagai anafilaksis. Anafilaksis dikelompokkan dalam hipersensitivitas tipe 1
atau reaksi tipe segera (Immediate type reaction).
Penatalaksanaan dan Management syok anafilaktik
Medikamentosa
a. Adrenalin 1:1000, 0,3 0,5 ml SC/IM lengan atas , paha, sekitar lesi pada venom
.Dapat diulang 2-3 x dengan selang waktu 15-30 menit, Pemberian IV pada stadium
terminal / pemberian dengan dosis1 ml gagal , 1:1000 dilarutkan dalam 9 ml garam
faali diberikan 1-2 ml selama 5-20 menit (anak 0,1 cc/kg BB).
b. Diphenhidramin IV pelan (+ 20 detik ) ,IM atau PO (1-2 mg/kg BB) sampai 50 mg
dosis tunggal, PO dapat dilanjutkan tiap 6 jam selama 48 jam bila tetap sesak +
hipotensi segera rujuk, (anak :1-2 mg /kgBB/ IV) maximal 200mg IV.
c. Aminophilin, bila ada spasme bronchus beri 4-6 mg/ kg BB dilarutkan dalam 10 ml
garam faali atau D5, IV selama 20 menit dilanjutkan 0,2 1,2 mg/kg/jam.
d. Corticosteroid 5-20 mg/kg BB dilanjutkan 2-5 mg/kg selama 4-6 jam, pemberian
selama 72 jam .Hidrocortison IV, beri cimetidin 300mg setelah 3-5 menit.
2. Syok Septik
Pada umumnya penyebab syok septik adalah infeksi kuman gram negatif
yang berada dalam darah (endotoksin). Jamur dan jenis bakteri lain juga dapat
menjadi penyebab septisemia.
Ada beberapa faktor predisposisi terjadinya syok septik antara lain :
trauma, diabetes, leukemia, granulositopenia berat, penyakit saluran kemih, terapi
kortikosteroid, immunosupresan, atau radiasi. Faktor pencetus yang umum meliputi
tindakan bedah, manipulasi saluran kemih, saluran empedu atau ginekologi.
Syok septik dapat menimbulkan adanya penimbunan cairan di sirkulasi
mikro, pembentukan pintasan arterio-venous dan penurunan tahapan vaskular
sistemik, kebocoran kapiler secara menyeluruh, depresi fungsi miokard, semua hal
tersebut diatas menyebabkan terjadinya syok septik yang ditandai dengan :
- Hipovolemia
- Hipotensi
b. Tindakan Bedah
Jaringan nekotik, abses harus segera dieksisi, dievakuasi dan dipasang drainase.
Terapi cairan dan antibiotik tidak banyak menolong bila sumber infeksi belum
disingkirkan. Hal ini sangat penting pada abses intra abdomen sumbatan
empedu dengan kolangitis yang segera membutuhkan pembedahan akut.
c. Tindakan Lain
- Terapi kortikosteroid masih kontroversi, hanya merupakan ajuvan
terhadap terapi suportif dan antibiotik
- Terapi heparin untuk syok septik dengan komplikasi koagulasi
intravaskular tersebar (DIC) dan perdarahan yang bermakna
- Terapi naloxon dapat memulihkan hipotensi pada syok septik
3. Syok Neurogenik
Syok jenis ini terjadi karena kegagalan pusat vasomotor sehingga terjadi
hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung (capacitance vessels). Syok
neurogenik ini sangat jarang terjadi. Penyebab utamanya adalah trauma medulla
spinalis dengan quadriplegia atau paraplegia (syok spinal).
Syok neurogenik menyebabkan terjadinya kegagalan pusat pengaturan
vasomotor, sehingga terjadi iskemia jaringan menyeluruh kemudian terjadi hipotensi
dan menimbulkan gejala syok.
Derajat Syok
Menentukan derajat syok :
1.Syok Ringan
Penurunan perfusi hanya pada jaringan dan organ non vital seperti kulit, lemak, otot
rangka, dan tulang. Jaringan ini relatif dapat hidup lebih lama dengan perfusi rendah,
tanpa adanya perubahan jaringan yang menetap (irreversible). Kesadaran tidak terganggu,
produksi urin normal atau hanya sedikit menurun, asidosis metabolik tidak ada atau
ringan.
2.Syok Sedang
Perfusi ke organ vital selain jantung dan otak menurun (hati, usus, ginjal). Organ-organ
ini tidak dapat mentoleransi hipoperfusi lebih lama seperti pada lemak, kulit dan otot.
Pada keadaan ini terdapat oliguri (urin kurang dari 0,5 mg/kg/jam) dan asidosis
metabolik. Akan tetapi kesadaran relatif masih baik.
3.Syok Berat
Perfusi ke jantung dan otak tidak adekuat. Mekanisme kompensasi syok beraksi untuk
menyediakan aliran darah ke dua organ vital. Pada syok lanjut terjadi vasokontriksi di
semua pembuluh darah lain. Terjadi oliguri dan asidosis berat, gangguan kesadaran dan
tanda-tanda hipoksia jantung (EKG abnormal, curah jantung menurun).
2. Pemberian cairan
* Hipovolemik adalah penyebab tersering syok, dan dapat juga merupakan
penyulit dari syok lainnya perlu pemberian cairan
* ada syok hipovolemik krn perdarahan lakukan pemasangan saluran intra
P
vena dengan jarum besar (no. 14 atau 16) bila vena kolaps, sulit terpasang
pasang pada V. Jugularis externa (posisi trendelenberg) atau venaseksi segera
bolus RL 20-40 mL/kgBB grojok
* Pada anak-anak berikan bolus RL 20 mL/kgBB dalam 30 menit (kalau
belum baik, berikan bolus kedua dalam jumlah dan waktu yang sama) belum
membaik, harus transfusi darah dengan golongan yang sesuai.
* Bila keadaan membaik (TD me, Nadi me, Denyut nadi menguat, Perfusi
perifer membaik, Urine me) bila Hb > 8 gr% observasi vital sign
bila Hb < 8 gr% berikan transfusi perlahan-lahan
* Sementara itu berikan cairan maintenance 50 mL/kgBB (sambil
menegakkan diagnosa penyebab).
* Pada syok jenis lain (bila kita ragu volume cairan intravaskuler) pasang
CVP dan dilakukan Fluid Challenge Test.
* Bila dengan semua yang disebutkan diatas, kegagalan perfusi tetap tidak
4. Pemberian antibiotika
- Antibiotika ini diberikan terutama pada syok yang disebabkan karena invasi
bakteri (pada syok septik).
- Secara idealnya, pemberian antibiotika hendaknya diberikan sesuai dengan
hasil pembiakan kuman dan kepekaannya, namun perlu waktu yang cukup lama.
5. Pemberian Steroid
- Pemberian Steroid ini masih dianggap kontroversial
- Dapat diberikan metilprednisolon 30 mg/kg BB, dan dapat diulangi setelah
4-6 jam. Bila tidak ada perbaikan maka tidak perlu dilanjutkan, karena tidak
berguna.
6. Tindakan operatif
- Tindakan operatif untuk mengatasi syok harus dilakukan secepatnya setelah
hemodinamika penderita dapat dikuasai, hal ini sangat penting karena anestesi
yang akan diperlukan untuk pembedahan dapat menyebabkan gangguan
hemodinamika pada penderita.
7. Nutrisi parenteral
- Diberikan sejumlah kalori yang cukup biasanya > 50 kcal/kg BB per 24 jam
untuk mencegah katabolisme yang akan memperjelek keadaan penderita
- Cairan diberikan melalui kateter vena sentral.
KESIMPULAN
Syok merupakan suatu keadaan yang darurat yang memerlukan pengenalan dan
penanganan yang cepat, tepat dan intensif. Dengan kita telah mengetahui beberapa
klasifikasi syok, antara lain syok hipovolemik, syok kardiogenik, syok distributif, syok
obstruktif, syok neurogenik, syok septik, syok anafilaktik, dan syok jenis lainnya. Dengan
demikian maka diharapkan akan mempermudah bagi kita dalam hal pengambilan
keputusan atau menentukan tindakan sesegera mungkin untuk dilakukan agar cepat, tepat
dan intensif.
Syok yang tersering kita dapatkan adalah jenis syok hipovolemia, yaitu
kekurangan cairan intra vaskuler. Terapi atau penanganan untuk semua jenis syok pada
dasarnya sama, hanya porsinya yang berbeda. Suatu pemberian cairan adalah merupakan
salah satu tindakan yang terpenting dalam penanganan terjadinya syok.
DAFTAR PUSTAKA
Diktat Kuliah Ilmu Pengantar Anestesiologi, Penerbit : Sie Bursa Senat Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Edisi ke-I, 1994.
Diktat Kuliah Ilmu Pengantar Anestesiologi, Penerbit : Sie Bursa Senat Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Edisi ke-II, 1994.
Muhiman, Muhardi, dkk, Anestesiologi, Staf Pengajar Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif, Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
Cetakan Pertama, 1989.
Omoigui, Sota, Buku Saku Obat-obatan Anestesia, Edisi ke-II, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Cetakan Pertama, Tahun 1997.
www.syok anafilaktik.com
www.syok hipovolemik.com
www.syok kardiogenik.com
www.syok neurogenik.com
www.syok septik.com
Judul Makalah :
Disusun Oleh :