PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang.
Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat
pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada tingkat
gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya.5 Istilah neoplasma pada
dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala
penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan
leukemia. Istilah kanker juga menunjukkan semua tumor ganas.
Jaringan keras gigi adalah penyakit jaringan pada gigi yang sering dijumpai.
Penyakit tersebut biasanya ditandai dengan kerusakan pada jaringan keras
gigi,terdapat beberapa factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan factor penyebab
kista seperti kista fungsional,kista dengan sel abnormal,kista demoid dan kista
adenomia.
1.3 Tujuan
1.Mengetahui pengertian tumor dan jaringan keras.
2. Mengetahui factor-faktor pertumbuhan tumor.
3. Mengetahui proses terbentuknnya tumor.
4. Mengetahui klasifikasi tumor jaringan keras.
5. Mengetahui cara pengobatan dan pencegahan tumor.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kista Fungsional
Kategori kista ini tidak berhubungan dengan siklus menstruasi dan muncul
akibat adanya pertumbuhan sel yang tidak normal. Sebagian kecil kista ini bisa
bersifat kanker.
3. Kista dermoid
Kista dermoid adalah jenis kista dengan sel abnormal yang paling umum
terjadi pada wanita berusia di bawah 40 tahun. Kista ini dapat mengandung semua
jenis jaringan manusia, misalnya rambut, darah, lemak, tulang, kulit, serta gigi.
Hal ini dapat terjadi karena faktor penyebab kista ini berasal dari sel yang
belum berkembang menjadi sel telur. Sel ini mempunyai kemampuan untuk
berubah menjadi sel jaringan tubuh apapun. Kista dermoid umumnya tidak ganas,
tapi dapat berkembang dan membesar hingga berdiameter 20 cm sehingga harus
diangkat dengan proses operasi.
4. Kista adenoma
Ini adalah faktor penyebab kista yang umum ditemukan pada wanita di atas 40
tahun dan terbentuk dari sel-sel jaringan luar ovarium. Kista adenoma dapat dibagi
menjadi dua kelompok,yaitu kista adenoma serosa dan kista adenoma mucinous.
Kista adenoma serosa biasanya berukuran kecil, tapi dapat mengakibatkan gejala
jika pecah. Kista denoma dibagi menjadi dua kelompok yaitu kista adenoma sirosa
dan kista adenoma mucinous.
2.3 Proses terbentuknya tumor
A. Faktor Internal
Terjadi kesalahan replikasi pada saat sel-sel yang mati diganti oleh sel yang
baru. Merupakan kesalahan genetika yang diturunkan dari orang tua. Kesalahan ini
biasanya mengakibatkan kanker pada usia dini.Bila seorang ibu mengidap kanker
payudara, tidak serta merta semua anak gadisnya akan mengalami hal yang sama,
karena sel yang mengalami kesalahan genetik harus mengalami kerusakan lebih
dulu sebelum berubah menjadi sel kanker. Hanya saja individu pembawa sel
genetika yang salah, memang lebih beresiko terkena kanker daripada yang tidak
memiliki mutasi gen yang salah.Faktor mutasi gen secara internal, tidak dapat
dicegah namun faktor eksternal dapat dicegah. Menurut WHO, 10% 15% kanker,
disebabkan oleh faktor internal dan 85%, disebabkan oleh faktor eksternal. Jadi,
sekalipun tidak 100%, sebenarnya kanker dapat kita cegah atau hindari dangan
menghindari faktor eksternal.
B.Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat merusak gen adalah virus, polusi udara, makanan,
radiasi, dan berasal dari bahan kimia, baik bahan kimia yang ditambahkan pada
makanan, maupun bahan kimia yang berasal dari polusi.Bahan kimia yang
ditambahkan dalam makanan, seperti pengawet dan pewarna makanan.Cara
memasak juga dapat mengubah makanan menjadi senyawa kimia yang berbahaya.
Daging atau ikan yang dipanggang hingga gosong, mengandung zat kimia seperti
benzo-a-piren, amin heterosoklik, dioxin, dll.Kuman yang hidup dalam makanan
juga dapat menyebarkan racun, misalnya racun aflatoksin pada kacang-kacangan,
sangat erat hubungannya dengan kanker hati.Makin sering tubuh terserang virus
makin besar kemungkinan sel normal menjadi sel kanker.Proses detoksifikasi yang
dilakukan oleh tubuh, dalam prosesnya sering menghasilkan senyawa yang lebih
berbahaya bagi tubuh, yaitu senyawa yang bersifat radikal atau korsinogenik. Zat
korsinogenik dapat menyebabkan kerusakan pada sel
A.Kista Rahang
Kista merupakan rongga patologis yang berisi cairan atau semicairan, tidak
disebabkan oleh akumulasi pus.Bisa dibatasi oleh epitel, namun bisa juga
tidak.Dapat menyebabkan pembesaran intraoral atau ekstraoral yang secara klinis
dapat menyerupai tumor jinak.
Perkembangan kista
Gambar di atas menunjukkan bahwa perkembangan kista dimulai dan dilanjutkan
oleh stimulasi sitokin terhadap sisa-sisa epitel dan ditambah dengan produk-produk
central cellular breakdown yang menghasilkan solusi hiperaluminal sehingga
menyebabkan fluid transudate dan kista yang semakin membesar.Meskipun
patogenesis dari kista-kista ini masih belum banyak dimengerti, namun kista-kista
tersebut dibagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan dugaan asal dinding
epitelnya.
1.Kista Odontogenik
B.Kista Nonodontogenik
Dinding kista berasal dari sumber-sumber selain organ pembentuk gigi.
Kelompok ini meliputi lesi-lesi yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai kista fisural
yang dianggap berasal dari epitel yang membatasi proses embrionik pembentukan
wajah.
Gambaran Klinis
Kista dapat terjadi di setiap lokasi pada maksila dan mandibula,namun jarang
terjadi pada prosesus kondilus dan prosesus koronoid. Pada mandibula kista
banyak terjadi di atas kanalis nervus alveolar inferior.Kista odontogenik dapat
tumbuh sampai ke maxillary antrum. Beberapa kista nonodontogenik juga berasal
dari dalam antrum. Kista lainnya berasal dari jaringan lunak regio orofasial.Kista
sentral biasanya memiliki periferal yang berbatas jelas danberkortikasi (ditandai
dengan garis radiopak yang tidak terputus dan tipis).Namun infeksi sekunder atau
lesi yang kronis dapat mengubah gambaranradiografik ini. Pada kasus seperti itu
garis kortikasi tipis tersebut berubah menjadi batas sklerotik yang tebal
Kista biasanya berbentuk bulat atau oval menyerupai balon.Beberapa kista
memiliki tepi yang bergerigi.Biasanya kista tampak radiolusen. Namun dapat
terjadi kalsifikasi distrofik pada kista yang sudah lama terbentuk sehingga pada
tampilan radografi akan terlihat stuktur internal yang berongga-rongga. Beberapa
kista memiliki septa yang merupakan lokulasi multipel yang terpisah dari dinding
tulang. Kista yang tepinya bergerigi biasanya memiliki internalsepta.Pertumbuhan
kista yang lambat kadang menyebabkan pergeserandan resorpsi gigi. Area resorpsi
gigi seringkali berbentuk tajam danberkurva. Kista dapat memperluas mandibula,
mengubah cortical platelingual atau bukal menjadi batasan kortikal yang tipis.
Kista juga dapat menggeser kanalis nervus alveolar inferior ke arah inferior atau
menginvaginasi maxillary antrum.
Perawatan
Pilihan perawatan untuk kista adalah enukleasi. Bila ada area radiolusensi kecil
pada tulang rahang yang tidak berhubungan dengan hilangnya vitalitas pulpa
biasanya akan diamati selama beberapa bulanuntuk melihat ada tidaknya
penambahan ukuran lesi sebelum dilakukan eksplorasi bedah.Untuk kista yang
berukuran cukup besar sehingga dicurigai sebagai tumor jinak harus segera
dilakukan pembedahan. Sebelumnya dapat dilakukan diagnosis histologis dan
aspirasi kista terlebih dahulu. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
rekurensi, dinding kista dapat disuturke mukosa mulut di dekat celah/jalan masuk
yang telah dibuat sebelumnya baru kemudian dilakukan marsupialisasi pada kista.
Lesi dibiarkan namun terus dilakukan irigasi berulang secara rutin, maka lesi akan
berhenti meluas serta tidak akan terjadi infeksi sekunder, dan defek pada rahang
akan berangsur hilang.
Penanganan bedah dari lesi yang besar dengan teknik-teknik yangmelibatkan
penutupan sisa defek melalui eksisi kista membutuhkan penggunaan bone chips
atau artifisial lainnya yang dapat menstimulasifibrosa dan penggantian tulang pada
defek, atau plat metalik, atau metode-metode lainnya untuk mencegah fraktur
patologis selama prosespenyembuhan defek
B.Kista Radikuler
Kista periapikal (radikular atau periodontal apikal) merupakan kista yang
paling sering terjadi di rahang. Inflamasi kista berasal dari ephitelial lining yang
mengalami poliferasi akibat adanya sedikit residu (sisa) epitel odontogenik (rest
malassez) di dalam periodontal ligament.
Pemisahan debris sel dari lumen kista akan meningkatkan konsentrasi protein,
memproduksi peningkatan tekanan osmotik. Hasilnya adalah cairan berjalan
melewati epitel lining menuju lumen dari sisi conective tissue. Cairan berhubungan
langsung dengan pertumbuhan dari kista. Dengan adanya resorbsi tulang
osteoclastic, terjadi perluasan kista. Faktor resobsi tulang yang lainnya, seperti
prostaglandins, interleukins, dan proteinase, dari sel inflamasi dan sel peripheral
pada lesi akan menyebabkan pertambahan luas kista.
Gambaran Klinis
Kista periapikal merupakan kista rahang yang terjadi sebanyak setengah atau
tiga perempat dari semua kista rahang yang ada. Distribusi usia terjadi pada dekade
ke tiga hingga ke enam. Jarang sekali di temukan kista periapikal pada dekade
pertama, walaupun munculnya karies dan gigi non-vital sering terjadi pada usia ini.
Kebanyakan kista terjadi pada rahang atas, terutama pada regio anterior, lalu pada
regio posterior rahang atas kemudian gigi posterior rahang bawah, terakhir pada
regio anterior rahang bawah.
Histopatologi
Pada presentasi kista periapikal yang lebih kecil (dan kista dentigerous),
mungkin juga dapat ditemui hyaline atau yang juga biasa di sebut dengan Rusthon
bodies. Yang mana di pada epitel lining di tandai dengan karateristik hairpin kurva
atau kurva yang tipis, konsentrasi lamina dan mineralisasi dari basiphil. Adanya hal
ini dipercaya menunjukan hubungan dengan hemorhage yang terjadi sebelumnya.
Dimana tidak terdapat data klinis yang signifikan.
Diagnosa
Lesi periapikal (kista /granuloma) akan dapat diangkat dengan baik dengan
ekstraksi gigi penyebab yang nonvital dan diikuti dengan kuretase pada bagian
apikal tersebut. Alternatif lain adalah dilakukan pengisian saluran akar yang diikuti
dengan apicoectomy (direct kuretase dari lesi). Yang ketiga, dan yan paling sering
digunakan, adalah menggunakan pengisian saluran akar saja, karena biasanya pada
banyak lesi periapikal granuloma akan hilang setelah pengangkatan daerah yang
menyebabkan infeksi (nekrotik pulpa). Bedah (apicoectomy dan curetage) adalah
untuk menghilangkan lesi yang persistent (menetap), indikasi untuk kista yang ada
pada perawatan saluran akar yang gagal.
Ketika gigi yang nekrotik di angkat namun kista tidak terangkat seluruhnya,
maka mungkin akan terjadi residual cyst pada waktu beberapa bulan atau beberapa
tahun kemudian setelah dilakuakan ekstirpasi awal. Jika kista residual atau lesi
kista periapikal awal tidak dirawat, perkembangan akan terus belanjut dan
menyebabkan resorpsi tulang yang signifikan dan kemudian akan melemahkan
mandibula atau maksila. Perbaikan tulang secara sempurna biasanya akan tampak
setelah dilakukan perawatan pada kista periapikal atau residual.
.
C.Kista Dentigereus.
Kista dentigerous merupakan kantung tertutup berbatas epitel ataukantung
jaringan ikat yang berbatas epitel squamosa berlapis yangterbentuk di sekitar
mahkota gigi yang tidak erupsi atau dentikel danterdapat cairan. Kista ini melekat
padacemento-enamel junction hingga jaringan folikular yang menutupi mahkota
gigi yang tidak erupsi.Kista dentigerous yang terjadi pada saat erupsi dinamakan
dengan kista erupsi, biasanya menghalangi erupsi.Separuh bagian dari kista ini
biasanya sudah tidak dibatasi oleh tulang.Kista dentigerous juga disebut sebagai
kista folikular sebabmerupakan hasil pembesaran folikel, berasal dari akumulasi
cairan antara epitel email tereduksi dan email gigi.
Kista Dentigerous: low power view menunjukkan perlekatan dinding kista terhadap
leher gigi.
Ilustrasi kista dentigerous. Perhatikan perlekatannya pada cemento-enamel junction
Klasifikasi
Klasifikasi kista dentigerous ada tiga tipe, yaitu tipe sentral, lateral,dan
sirkumferensial, sesuai dengan posisi berkembangnya kista pada mahkota gigi.
.
1.Kista Dentigerous Sentral
Pada tipe lateral, kista berkembang pada sisi mesial dan distal dari gigi dan
meluas jauh dari gigi, hanya menutupi sebagian mahkota gigi, menyebabkan
miringnya gigi ke arah yang tidak diliputi kista.
Kista dentigeorus tipe lateral menunjukkan kista yang besar di sepanjang akar
mesial gigi impaksi.
Pada tipe sirkumferensial, seluruh organ email di sekitar leher gigi menjadi
kistik, sering menyebabkan gigi bererupsi menembus kista sehingga menghasilkan
gambaran seperti kista
Gambaran Klinis
Gambaran radiografik
Ukuran normal ruang folikular kurang dari 2,5 mm pada radiograf intraoral dan 3
mm pada radiograf panoramik; spasi yang lebih besar dianggap sebagai
kista.Temuan diagnostik yang penting yakni kista dentigerous melekat pada
cemento-enamel junction. Beberapa kista dentigerous terlihat eksentrik,
berkembang dari aspek lateral folikel sehingga kista mala menempati area di
sebelah mahkota, bukan di atas mahkota. Kista yang berhubungan dengan molar
tiga maksila seringkali tumbuh ke dalammaxillary antrum dan biasanya ukurannya
sudah cukup besar sebelum akhirnya ditemukan. Kista yang melekat pada mahkota
molar tiga mandibula dapat memanjang sampai ke ramus.
kista dentigerous biasanya memiliki korteks yang berbatas jelas dengan outline
berbentuk kurva atau sirkuler.Jika terjadi infeksi,korteksnya hilang. Lesi berbentuk
unilokular, namun efek multilokulardapat dihasilkan dari ridgedinding tulang.Kista
dentigerous biasanyasoliter, bila terlihat multipel mungkin disertai dengan sindrom
nevoid basal sel karsinoma.Secara radiografik, aspek internal kista terlihat
radiolusen kecualiuntuk mahkota gigi yang terlibat.
Kista terlihat translusen dancompressibleketika ekspansi kista menyebabkan
resorpsi tulang kortikal.Kista dentigerous memiliki kecenderungan untuk
menggeser dan meresorpsi gigi tetangga. Dilaporkan ada 50% kasus kista
dentigerousyang menyebabkan resorpsi akar gigi tetangga. Kista biasanya akan
menggeser gigi yang terlibat ke arah apikal. Tingkat pergeserannya dapat
bervariasi. Sebagai contoh, gigi molar tiga maksila atau kaninus dapat terdorong ke
dasar orbita, dan gigi molar tiga mandibula dapat tergeser ke regio kondil atau
koronoid atau bahkan sampai ke korteks inferior mandibula. Dasar dari maxillary
antrum dapat bergeser jika kista menginvaginasi antrum. Kista juga dapat
menggeser kanalis nervus alveolar inferior ke arah inferior. Kista yang
pertumbuhannya lambat tersebut juga seringkali mampu memperluas batas kortikal
luar dari rahang yang terlibat.
Gambaran Histopatologis
Dinding kista dibentuk oleh folikel gigi ketika dinding kista melekat pada
cervico-enamel junction Gambarannya bervariasi,umumnya terdiri atas lapisan
dinding jaringan ikat tipis, dilapisi epitel gepeng yang bersatu dengan epitel email
tereduksi, meliputi mahkota gigi.Kapsul biasanya tersusun oleh jaringan kolagen
yang agak padat dan kadang terlihat sel datia.Kadang terjadi inflamasi pada
dinding kista di sekitar perlekatan gigi pada cervico-enamel junction Sering terjadi
infeksi sekunder sehingga terjadi akantosis dari rete ridge dengan infiltrasi sel
radang.Pada kista dentigerous yang tidak terinflamasi, batas epitelnya kira-kira
berketebalan 4-6 lapisan sel. Batas jaringan epitel konektif biasanya datar
meskipun pada beberapa kasus terjadi inflamasi kronis atau infeksi sekunder
sehingga terjadi hiperplasia epitel. Batas epitel tidakberkeratin.
Pada 25% kasus kista dentigerous mandibula dan 50% kasus kista dentigerous
maksila dapat ditemukan area fokal sel-sel mukus. Kadang juga terlihat sel bersilia.
Elemen sel sebasea juga kadang terlihat dalam struktur dindingnya.Kadang
terdapat area keratinisasi (metaplasia berkeratin) dan hasil aspirasi kista ini kadang
membingungkan untuk membedakannya dengan keratosis.Elemen berkeratin yang
menandakan adanya proses metaplastik, harus bisa dibedakan dari dinding
keratosis odontogenik sebab perbedaan tersebut menyerupai multipotensialitas
dinding epitel odontogenik dari kista dentigerous.Dapat juga terjadi proliferasi cell
rests of Serres pada dinding kista. Meskipun gambarandiagnostik ini penting
namun juga dapat membingungkan sebab biasanyaproliferasinya luas sehingga
menyerupai tumor odontogenik
Scattered mucous cell dapat terlihat pada dinding epitel kista dentigerous
Meskipun biasanya kista hanya melibatkan satu gigi namun pada kista yang
membesar maka kista tersebut juga dapat mempengaruhi beberapa gigi lainnya
yang ada di dekatnya.Bila kista dentigerous mencapai ukuran yang besar,
menghasilkan pergeseran ekstrim dari gigi impaksi yang berhubungan.Pergeseran
gigi yang terjadi bisa jauh dari posisinya yang normal terutama pada regio maksila,
sehingga gigi asal kista akan sulit ditentukan.Gigi tersebut dapat bermigrasi ke arah
suborbital, baik ke prosesus koronoid atau kondiloid. Jika fraktur patologis
mengancam, kadang dipilih cangkok tulang autologous untuk rekonstruksinya
sesegera mungkin.Marsupialisasi dilakukan pada kista dentigerous yang berukuran
besar. Hal ini kurang ideal untuk dilakukan sebab menimbulkan resiko
terbentuknya ameloblastoma in situ atau microinvasive ameloblastoma atau
transformasi neoplastik lainnya dari dinding kista yang berkembang menjadi
penyakit yang lebih invasif.
Marsupialisasi juga menyebabkan proses penyembuhan bekas luka lebih lambat,
perawatan pascaoperasi lebih rumit, dan reduksi pada regenerasi tulang akhir.
Indikasi marsupialisasi, yakni:
A.jika marsupialisasi memungkinkan gigi untuk erupsi spontan atau dipandu secara
ortodontik ke posisi fungsionalnya pada lengkung rahang, atau
Prognosisnya baik sekali dan tidak ada kemungkinan rekurensi setelah enukleasi.
Namun kista residual dapat berkembang jika lesi tidak dienukleasi dengan
sempurna.
D.Kista gingiva
Kista gingiva pada neonatal umumnya terjadi secara multipel tetapi kadang-
kadang terjadi sebagai nodul yang soliter. Kista ini bertempat pada ridge alveolar
pada neonatal atau bayi muda. Struktur ini berawal dari sisa lamina gigi dan
terletak dalam corium dibawah permukaan epitelium. Kadang-kadang, kista ini
dapat menjadi cukup besar sehingga dapat tercatat secara klinis sebagai
pembengkakan berwarna putih yang terpisah pada ridge. Kista ini umumnya tidak
bergejala dan tidak menimbulkan rasa tidak nyaman bagi bayi.
Nodul Bohn dan mutiara Epstein (Epstein pearl) adalah dua jenis lesi yang mirip
dengan kista gingiva yang kadang-kadang membingungkan, bagaimanapun, lokasi
dan etiologi dari lesi ini agak berbeda. Epstein pearl adalah nodul kistik yang berisi
keratin yang ditemukan sepanjang raphe midpalatina dan sedikit berasal dari sisa
epitelial yang terjerat sepanjang garis peleburan. Nodul Bohn adalah kista berisi
keratin yang menyebar pada seluruh palatum, tetapi kista ini umumnya tampak
pada hubungan antara palatum keras dan palatum lunak. Kista ini sepertinya
berasal dari struktur glandula salivary palatal. Secara histologi, kista gingiva pada
neonatal adalah kista sejati dengan suatu tepi epitelial yang tipis. Lumen biasanya
terisi dengan keratin tetapi dapat terdiri dari beberapa sel radang, kalsifikasi
distropik, dan hyaline body, seperti yang umumnya ditemukan pada kista
dentigerous.Tidak ada perawatan yang diperlukan untuk lesi ini, yang mana
biasanya lenyap dengan pembukaan ke permukaan mukosa atau melalui gangguan .
Kista gingiva pada orang dewasa hanya ditemukan pada jaringan lunak pada
daerah premolar bawah. Kista ini muncul sebagai lesi yang meregang, fluktuan,
vesikular dan berbentuk bulla. Secara histologi, kista ini terlihat seperti kista
periodontal lateral, dan kista ini kemungkinan memiliki gambaran lesi yang sama
jika ditemukan pada jaringan lunak.
2.5 Perawatan Tumor dan pencegahan
A.Pembedahan
Pembedahan dapat dilakukan pada jaringan lunak dan jaringan keras. Sering
dilakukan pembedahan pada kanker yang melibatkan tenggorokan, tetapi dapat
juga dilakukan pada kenker rongga mulut. Pembedahan dilakukan untuk
mengangkat keseluruhan lesi untuk mencegah terjadinya penyebaran sel kanker
pada nodul limfa, pembuluh darah, dan saraf. Setelah pembedahan untuk
mengangkat sel kanker, dilakukan pembedahan rekonstruktif yang bertujuan untuk
mempercepat proses penyembuhan, mengembalikan fungsi, serta meningkatkan
kualitas hidup pasien.
B. Radiasi
Kemoterapi merupakan salah satu bentuk terapi yang digunakan apabila sel
kanker timbul kembali pada pasien atau terjadi metatase. Kemoterapi merupakan
terapi yang menggunakan bahan kimia yang berfungsi untuk menghancurkan sel
kanker. Terdapat enam jenis bahan yang digunakan untuk kemoterapi, diantaranya
alkylating agen, nitrosoureas, anti metabolite, anti tumor antibiotic, plant alkoloid,
dansteroid hormone
D. Terapi Kombinasi
Bagi pasien yang pertumbuhan sel kanker telah menyebar luas atau telah
terjadi regional metatase dapat dilakukan terapi kombinasi yang terdiri dari
pembedahan, radiasi, dan kemoterapi agar mendapatkan hasil yang optimal.
Langkah Pencegahan Tumor
Tidak ada metode pencegahan yang dapat memberikan perlindungan total dari
munculnya tumor. Tetapi ada beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan
untuk menurunkan risiko terjadinya kanker, yaitu:Berhenti merokok.Berolahraga
secara teratur.Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang, misalnya
meningkatkan konsumsi serat,terutama sayuran dan mengurangi konsumsi
makanan berlemak.Menjaga berat badan yang sehat.Membatasi konsumsi
minuman keras. Batas konsumsi per hari yang direkomendasikan adalah2 hingga
2,5 kaleng bir untuk pria dan maksimal 2 kaleng bir untuk wanita dengan kadar
alkohol sebanyak 4,7 persen per kaleng.Menghalau pajanan sinar matahari,
misalnya dengan menggunakan tabir surya.Meminimalisasi pajanan senyawa kimia
yang mengandung racun, misalnya dengan mengenakan masker saat menggunakan
kendaraan umum.Meminimalisasi pajanan terhadap radiasi.Menjalani pemeriksaan
kesehatan secara rutin
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat
pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada
tingkat gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya.5 Istilah neoplasma
pada dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada
segala penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas
dan leukemia. Istilah kanker juga menunjukkan semua tumor ganas.
Jaringan keras gigi adalah penyakit jaringan pada gigi yang sering
dijumpai. Penyakit tersebut biasanya ditandai dengan kerusakan pada jaringan
keras gigi (lubang pada gigi).ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinnya
tumor seperti kista fungsional,sel yang abnormal,kista demoid,dan kista adenomia
Untuk menembuhkan tumor biasaanya dilakukan pembedahan ,radiasi,kemotrapi.
Saran
http://www.seputargigi.com/site/index.php?option=com_content&view=article
&id=95:kista-odontogenik&catid=34:artikel
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41482/3/Chapter%20II.pdf
https://www.scribd.com/doc/147959524/Penyakit-jaringan-keras-gigi-docx
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37232/4/Chapter%20II.pdf