PENDAHULUAN
Rhinitis alergi (RA) adalah suatu penyakit hipersensifitas tipe I Gell dan Comb yang
diperantai oleh IgE dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran dengan keluhan bersin-
Thailand 20%, Singapura 15%, Malaysia 17%, sedangkan Indonesia 15%. Ditinjau dari segi
usia Rhinitis Alergi tumbuh sejak bayi, terlihat meningkat pada umur 5 10 tahun, dengan
Diagnosis Rhinitis Alergi dapat ditegakkan atas dasar keluhan penderita, riwayat
keluarga, kelainan mukosa hidung eosinofil usapan mukosa hidung tes provokasi, tes kulit
Tes provokasi tidak dilakukan oleh karena menimbulkan rasa tidak nyaman pada
2004)
Tes kulit tusuk ini pada prinsipnya merupakan reaksi hipersensitifitas tipe I lokal.
Bila orang telah tersensitisasi kemudian dilakukan tes tusuk kulit, maka akan timbul reaksi
lokal pada kulit akibat pelepasan zat mediator oleh mastosit. (Mygind, Malml, 1985).
Kelebihan tes ini adalah cepat dan jarang positif palsu, namun kekurangannya terjadi tes
negatif palsu. (Sudjana A,1991) Tes kulit tusuk merupakan tes yang mempunyai nilai
Pada reaksi alergi terjadi terjadi akumulasi sel inflamasi pada mukosa hidung,
(Yuliusson S, et al, 1992) sel-sel inflamasi yang berakumulasi di mukosa hidung adalah sel
eosinofil dan sel limfosit (Sumarman I, 1993, Maesano et. al, 2002), dengan kata lain sel
eosinofil pada usapan mukosa hidung dipakai penentu biologi alergi. (Barata Wijaya K,
2000). Pemeriksaan eosinofil pada usapan mukosa hidung dilakukan dengan dua metode
pewarnaan yaitu metode pewarnaan papanicolou dan hansel. Usapan mukosa hidung yang
telah diwarnai nanti akan dinilai dibawah mikroskop, dengan menghitung jumlah eosinofil
per lapangan pandang.(Maesano et. al, 2002) Pada salah satu penelitian didapatkan
sensitivitas eosinofil kerokan mukosa hidung 51,3%, dan spesifisitasnya 88,5%, yang
menunjukkan bahwa jumlah eosinofil pada kerokan mukosa hidung mempunyai spesifitas
yang tinggi untuk diagnosis rhinitis alergi.(Ananda. V. et all, 2014). Namun di penelitian
lain pemeriksaan eosinofil mukosa hidung memiliki spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi
Penyakit yang disebabkan oleh alergi dapat disebabkan dari diri sendiri, orang lain
dan keturunan. Dalam Islam penyakit yang disebabkan dari diri sendiri, orang lain dan
keturunan memiliki penjelasan dan dalil yang berbeda. Penjelasan dan dalil penyebab dari
penyakit tersebut tidak dapat digabungkan, sehingga tidak dapat saling menyalahkan kepada
diri sendiri, orang lain maupun Allah SWT. apabila orang terkena penyakit. Demikian juga
dengan pemeriksaan, pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi segala bentuk penyakit
harus sesuai dengan syariat dan memperhatikan halal dan haramnya bahan serta cara
pemeriksaan dalam hal ini penyakit alergi seperti Rhinitis Alergi (Zuhroni, 2010).
1.2.3 Bagaimana pandangan Islam tentang cara kerja peneriksaan eosinofil mukosa
eosinofil mukosa hidung sebagai kriteria diagnosis rhinitis alergi ditinjau dari
alergi .
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Diharapkan skripsi ini dapat menjadi rujukan bagi civitas akademika Universitas
mukosa hidung sebagai kriteria diagnosis rhinitis alergi ditinjau dari ilmu
YARSI.
3. Bagi masyarakat
Diharapkan skripsi ini akan dapat memberikan informasi yang jelas tentang