Anda di halaman 1dari 9

BAB VII

RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA

7.1 Percobaan Pengolahan

Rencana pengolahan batubara di PT. Assalam Coal mengacu pada tingkat


pemakaian pasar dalam jumlah besar sehingga target penjualan yang di rencanakan
dapat tercapai. Produk yang di hasilkan dalam pengolahan adalah batubara yang di
manfaatkan untuk bahan bakar PLTU, Pengolahan yang dilakukan oleh PT. Assalam
Coal menghasilkan produk batubara berdasarkan ukuran untuk bahan bakar PLTU,
Dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel : 7.1
Produk batubara
Ukuran Persentase
No Produksi ton/jam Pemanfaatan
produk (mm) produk

1 -50+30 75% 101,325 Bahan bakar PLTU

2 -30+20 25% 168,875 Briket

100%

7.2 Tata Cara Pengolahan

1. Pengecilan ukuran (kominusi)


Kegiatan pengecilan ukuran atau Kominusi adalah proses pemecahan
batuan secara mekanis, sebagai langkah awal yang dilakukan dalam proses
pengolahan bahan galian, yaitu memperkecil ukuran (mereduksi) menjadi
pecahan-pecahan yang berukuran lebih kecil sesuai ukuran butiran yang di
perlukan dengan cara memecahkan/meremukan.
Hasil dari kegiatan ini adalah produk yang dapat di jual langsung kepada
konsumen. Kegiatan ini terdiri atas 2 tahap, yaitu : Peremukan Primer (primary
crushing), dan Peremukan Sekunder (secondary crushing). PT. Assalam Coal
akan membangun 1 crushing plant yang menghasilkan 1 produk.
a. Primary crushing
Primary crushing atau peremukan tahap awal bertujuan untuk
memperkecil ukuran atau fragmentasi andesit hasil peledakan dengan rata-rata
300 mm menjadi -300 mm agar dapat memenuhi feed opening pada proses
secondary crushing atau peremukan tahap kedua . Dalam pengolahan tahap
awal alat yang digunakan adalah Jaw crusher untuk pemecahan batuan andesit.
Yang menjadi factor utama pemilihan pemakaian alat jaw crusher sebagai tahap
pengolahan awal adalah karena memiliki Keuntungan tersendiri yaitu
kesederhanaan konstruksinya, ekonomis, dan memerlukan tenaga yang relatif
kecil bila dibandingkan dengan gyratory crusher serta ukuran material yang
dapat dipecah oleh jaw crusher ini tergantung pada feed opening (bukaan) dan
kekerasan batu yang akan dipecah. Umumnya untuk material hasil peledakan,
material yang berukuran sampai dengan 90% dari feed opening (bukaan) dapat
diterima.
Sebelum material dimasukan kedalam jaw crusher terlebih dahulu
material atau bongkahan batuan dimasukan ke hopper dengan ukuran 3000 x
3000 mm yang disesuaikan dengan lebar bak alat angkut dan lebar lubang
keluaran 500 x 500 mm.
Dengan Target produksi 250 ton/jam, PT. Assalam Coal membangun 1
crushing plant dengan 1 unit jaw crusher, yang akan memproduksi batubara
sebesar 250 ton/jam. Alat jaw crusher yang digunakan, model dan spesifikasi
sebagai berikut:
Gambar 7.2 :
Model dan spesifikasi jaw crusher

Out put dari primary crushing sebesar 150-300 mm, kemudian ditanport
dengan belt conveyor untuk dilanjutkan ketahap pengolahan ke dua (secondary
crushing).
b. Secondary crushing
Peremukan sekunder (secondary crusher) merupakan lanjutan dari
peremukan primer (primary crusher) dengan tujuan untuk menghasilkan ukuran
produk yang telah direncanakan sesuai dengan tujuan pemanfaatan produk.
Pada peremukan sekunder PT.Assalam Coal memilih alat cone crusher. Factor
yang menjadi dasar pemilihan cone crusher sebagai peremukan tahap kedua
(secondary crusher) karena Cone crusher memiliki karakteristik kekuatan tarik
besar, efisiensi tinggi, kapasitas crushing tinggi, biaya operasi yang rendah dan
usia alat yang relatif panjang. Hal ini mudah untuk beroperasi dan ekonomis.
Bahan hancur adalah dengan ukuran yang sama, sehingga mengurangi beban
beredar.
Pemilihan jenis, tipe, model dan ukuran cone crusher ditentukan
berdasarkan ukuran terbesar dari umpan yang akan diolah, kapasitas alat dan
berdasarkan ukuran produk yang akan ingin dihasilkan. Yaitu ukuran -50+30,
-30 +20, -20 +10 dan -10.
Ukuran terbesar dari umpan cone crusher adalah ukuran terbesar dari
produk jaw crusher yaitu 150-300 mm. produksi hasil jaw crusher sebesar 250
ton/jam akan diumpankan menuju ke cone crusher.
Alat cone crusher yang digunakan adalah model dan spesifikasi cone crusher
sebagai berikut :

Gambar 7.3 :
Model dan spesifikasi cone crusher
Gambar 7.4 :
Diagram distribusi ukuran cone crusher
Tujuan dari settingan ini adalah agar taget produksi perhari dapat tercapai dan
persentase dari tiap-tiap produk yang apabila di jumlahkan mencapai sasaran 100%.
Berdasarkan diagram distribusi bijih diatas. Didapatkan hasil, pada settingan 24 mm
maka ukuran lolos 50 mm adalah 100% artinya under size = 0%. Dalam hal ini semua
ukuran -50 mm akan lolos dan menghasilkan 4 produk yang telah direncanakan.

Tabel distribusi ukuran

Ukuran Persentase
No Produksi ton/jam
produk (mm) produk

1 -50+30 15% 101,325

2 -30+20 25% 168,875

3 -20+10 28% 189,14

4 -10 32% 216,16

100%

Hasil atau output dari cone crusher atau peremukan tahap kedua transport material
menggunakan belt conveyor menuju vibrating screen.

c. Vibrating screen
Vibrating screen atau saringan berfungsi sebagai penyaring material
yang keluar dari cone crusher atau prinsipnya adalah memisahkan material
berdasarkan ukuran sehingga mudah ditangani. Yang menjadi alasan dalam
pemilihan penyaringan ini memakai vibrating screen karena pada prinsipnya
terdiri dari screen surface yang dibuat bergetar dengan amplitude kecil dan
frekwensi tinggi. Adanya getaran tinggi membuat material terangkat dan
bergerak diatas permukaan saringan.
Berdasarkan output yang keluar dari cone crusher atau pengolahan tahap kedua
dengan ukuran produk maksimal -50 dan -10 mm maka vibrating screen yang
gunaka sesaui dengan output dari dari cone crusher karena telah menjadi
sasaran produksi PT Assalam Coal.
Model dan spesifikasi dari vibrating screen yang digunakan, dpat dilihat pada
gambar dibawah ini

Gambar 7.5 :
Model dan spesifikasi vibrating screen
Setalah material telah di saring atau dipisahkan berdasarkan ukuran selanjutnya
material yang telah terpisah ini ditransport dengan belt coveyor menuju tempat
penampungan material, penampungan material berdasarkan ukuran material.

d. Belt conveyor

Belt conveyor alat angkut raw material yang memindahkan material


dari satu tempat ketempat selanjutnya atau tertentu. jarak yang bisa ditempuh
cukup jauh (sekitar 2 km), alat ini juga mempunyai kapasitas angkut yang
cukup besar. Aplikasi belt conveyor diantaranya adalah alat angkut,bongkahan
yang kecil sampai ukuran sedang
Kapasitas angkut belt conveyor yang dipakai 800 t/h, daya motor yang
digunakan yang akan mempengaruhi kecepatan angkut belt dan jarak
pemindahan daya motor yang dipakai 160 KW.
Belt conveyor menggunakan motor listrik sebagai penggerak yang
dihubungan ke coupling dan gearbox, yang kemudian memutar head pulley.
Model adan spesifikasi bolet conveyor yang digunakan oleh PT Assalam Coal
dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 7.6 :
Model dan spesifikasi belt conveyor

Anda mungkin juga menyukai