Penggolongan material dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu logam, polimer, keramik, kaca inorganik, dan komposit. Dilihat dari titik lelehnya, keramik mampu melampaui logam dan polimer, begitu pula dalam ketahanan terhadap temperatur tinggi, kekuatan, namun dikarenakan oleh sifat kerapuhannya mereka dianggap tidak memiliki sifat bahan yang kurang baik. Ini menyebabkan diperlukannya eksplorasi mengenai komposit (Nayak, 2014). Perkataan komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas dan berbeda- beda mengikut situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih bahan merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definisi komposit. Walaupun demikian defenisi ini terlalu umum karena komposit ini merangkumi semua bahan termasuk plastik yang diperkuat dengan serat, logam alloy, keramik, kopolimer, plastik berpengisi atau apa saja campuran dua bahan atau lebih untuk mendapatkan suatu bahan yang baru (Ginting, 2002). Material penyusun (matriks dan penguat) akan menentukan sifat akhir dari komposit. Contohnya pada sifat mekanik, ketika material komposit menerima beban, matriks memiliki fungsi utama untuk mentransfer beban yang diberikan ke penguat dan penguat memiliki tugas utama menahan beban tersebut. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa jenis matriks akan berpengaruh lebih besar terhadap sifat fisik seperti, ketahanan kimia, ketahanan termal dan terhadap radiasi ultraviolet, sedangkan penguat yang digunakan pada material komposit akan mempengaruhi sifat mekanik dari material komposit secara keseluruhan (Sudarsono, 2012). Komposit menjadi bagian yang sangat penting saat ini dikarenakan keuntungan yang dihasilkannya, yaitu ringan, tahan korosi, kuat dan lain sebagainya. Komposit digunakan sebagai bahan untuk membuat cover peralatan elektronik hingga untuk peralatan medis. Penggunaan serat pada komposit polimer membantu untuk meningkatkan kekuatan tarik, kekuatan tekan, kekerasan, kestabilan terhadap suhu, dan beberapa ciri lainnya (Supreeth, dkk., 2014). Material komposit memiliki banyak kelebihan. Beberapa diantaranya biaya pembuatan lebih murah, ketangguhan baik, tahan simpan, siklus pabrikasi dapat dipersingkat, kemampuan mengikuti bentuk, lebih ringan. Oleh sebab itu dirasa perlu dilakukan percobaan komposit di dalam skala laboratorium.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana pengaruh perbandingan matriks dan jenis pengisi berupa abu ampas tebu dan batu bata dengan matriks poliester dan katalis MEKPO yang meliputi uji densitas, uji kadar air, uji pengembangan tebal, dan uji penyerapan air.
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan matriks dan jenis pengisi berupa abu ampas tebu dan batu bata dengan matriks poliester dan katalis MEKPO yang meliputi uji densitas, uji kadar air, uji pengembangan tebal, dan uji penyerapan air.
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh setelah melakukan percobaan adalah 1. Mengetahui dan mempelajari pembuatan komposit dan bahan pengisi organik dan anorganik. 2. Mengetahui dan mepelajari pengujian atau analisa mengenai komposit sebagai bahan polimer terhadap kadar air, densitas, pengembangan tebal dan penyerapan air.
1.5 Ruang Lingkup Percobaan
Praktikum komposit ini dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu poliester, katalis MEKP, ampas tebu, batu bata, dan aquadest (H2O). Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini seperti oven, alas kaca, mika, neraca elektrik, kikir, amplas, plastisin, dan jangka sorong. Analisa yang dilakukan pada percobaan ini antara lain analisa densitas sampel, analisa kadar air, analisa penyerapan air, dan analisa pengembangan tebal. Adapun variabel-variabel dalam percobaan ini adalah : 1. Variabel Tetap - Jenis matriks = poliester - Matriks : Filler = poliester : ampas tebu dan poliester : batu bata 2. Variabel Berubah - Jenis Filler Ampas tebu (110 mesh) Batu Bata (110 mesh) - Perbandingan Komposisi : Matriks : Filler = 100:0; 90:10; 80:20; 70:30; 60:40 Analisa yang digunakan pada komposit berpengisi ampas tebu dan karbon aktif adalah: 1. Uji penyerapan air SNI 03-2105-2006 2. Uji kadar air SNI 03-2105-2006 3. Uji densitas SNI 03-2105-2006 4. Uji pengembangan tebal SNI 03-2105-2006