Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARA MENCEGAH INFEKSI YANG DI DAPAT DI RUMAH SAKIT

Oleh :
Uci Sri Wahyuni, S.Kep
Ririn Ajeng Kartiningsih, S.Kep
Ega Silvia Roza, S.Kep
Putri Dahlia, S.Kep
Tini Sumanti, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Cara Mencegah Infeksi Yang di Dapat di Rumah Sakit


Hari / Tanggal : Jumat, 13 Oktober 2017
Pukul : 09.00 WIB 09.35 WIB
Sasaran : Keluarga pasien di Ruang HCU Bedah
Tempat : Ruang Pertemuan HCU Bedah RSUP Dr.M.Djamil Padang

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan tempat perawatan dan pengobatan untuk seseorang yang
mengalami gangguan kesehatan. Pasien yang datang dengan berbagai keluhan penyakit
bisa menyebabkan tempat ini dihinggapi banyak kuman dan virus. Jika pasien,
pengunjung, bahkan petugas medis rumah sakit kurang menjaga kebersihan diri maka
dikhawatirkan dapat terkena infeksi.
Infeksi nosokomial yang kini disebut dengan infeksi yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan atau Health-care Associated Infections (HAIs)
merupakan masalah utama yang dihadapi oleh rumah sakit. Center for Disease
Control and Prevention (CDC) pada tahun 2009 mengestimasikan terdapat 1,7 juta
infeksi karena HAIs. Infeksi ini mengakibatkan 99.000 kematian setiap tahunnya di
Amerika Serikat. Selain menambah morbiditas dan mortalitas, HAIs juga menambah
jumlah biaya perawatan karena semakin lamanya waktu rawat dan tambahan biaya
pengobatan. Amerika Serikat mengeluarkan biaya mencapai US$4,5 miliar per tahun
untuk menangani HAIs (Scott II, 2009).
Di Indonesia telah dilakukan survey sederhana pada 10 RSU pendidikan dan
ditemukan angka kejadian HAIs cukup tinggi yaitu 6-16% dengan rata-rata 9,8%
pada tahun 2010 (Nugraheni et al, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Novelni (2011) prevalensi HAIs di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2002
adalah 10,6%. Angka tersebut berada diatas prevalensi rata-rata rumah sakit
pemerintah di Indonesia yaitu 6,6 %.
Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan
kelompok yang berisiko mendapat infeksi nosokomial.Infeksi ini dapat terjadi melalui
penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada
pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien.Terlebih dengan adanya
penyakit seperti MRSA dan Mers yang dapat menginfeksi siapa saja dengan tingkat
penularan melalui kontak dan udara.
Ruang High Care Unit (HCU) merupakan unit pelayanan dirumah sakit bagi
pasien dengan kondisi respirasi, hemodinamik dan kesadaran yang stabil tetapi
memerlukan pengobatan, perawatan dan pengawasan ketat karena memiliki resiko
terjadi ketidakstabilan sewaktu-waktu. Kondisi pasien yang rentan, memudahkan
dalam proses penularan penyakit di Rumah Sakit. Keluarga yang berkunjung ataupun
penunggu pasien dari luar ruangan rawat memilki resiko yang tinggi dalam menularkan
infeksi kepada pasien.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada pengunjung Ruang HCU
RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 5 Oktober 2017, didapatkanbahwa 8 dari 10
pengunjung tidak mengetahui tentang infeksi yang didapat dari rumah sakit dan
pencegahannya. Oleh karena itu kelompok tertarik untuk memberikan penyuluhan
tentang cara mencegah infeksi nosokomial di Rumah Sakit.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang infeksi yang didapat dirumah
sakit, diharapkan pasien dan keluarga memahami tentang pengertian, jenis, dan cara
pencegahan infeksi yang didapat dirumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang infeksi yang didapat di rumah
sakit, diharapkan pasien dan keluarga memahami:
a. Pengertian infeksi
b. Rantai penularan infeksi
c. Cara mencegah infeksi yang didapat di rumah sakit

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
Cara pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit
2. Sasaran dan Target
Sasaran : Keluarga pasien yang menunggu di Ruang HCU Bedah RSUP
Dr.M.Djamil Padang
Target : Keluarga pasien yang dirawat di HCU Bedah RSUP Dr.M.Djamil
Padang
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
4. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Laptop
c. Infocus
5. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Jumat, 13 Oktober 2017
Waktu : 09.00 WIB 09.35 WIB
Tempat : Ruang Pertemuan HCU Bedah RSUP Dr.M.Djamil Padang
6. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Uci Sri Wahyuni, S.Kep
b. Moderator : Ririn Ajneg Kartiningsih, S.Kep
c. Pemateri : Ega Silvia Roza, S.Kep
d. Observer : Tini Sumanti, S.Kep
e. Fasilitator : Putri Dahlia, S.Kep

7. Uraian Tugas
a. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
b. Moderator
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan pembimbing
3) Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
4) Menjelaskan kontrak waktu
5) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
6) Mengarahkan alur diskusi
7) Memimpin jalannya penyuluhan
8) Meyimpulkan penyuluhan
9) Menutup acara
c. Pemateri
1) Menyampaikan materi penyuluhan
2) Menjawab pertanyaan dari peserta
d. Fasilitator
1) Memotivasi peserta agar berperan aktif
2) Membuat absensi penyuluhan
3) Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
e. Observer
1) Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
2) Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

8. Setting Tempat

Ket :
: Presenter : Pembimbing

: audiens : Moderator

: Observer : Fasilitator

D. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan mengucapkan Menjawab salam
salam.
Memperkenalkan anggota kelompok dan Mendengarkan
pembimbing
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. Memperhatikan
Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan
diberikan.
Membuat kontrak waktu Menyetujui kontrak
2. 20 menit Pelaksanaan :
Menggali pengetahuan peserta tentang Mengajukan pendapat
pengertian infeksi
Memberikan reinforcement positif atas Mendengar dan
pendapat peserta memperhatikan
Menjelaskan tentang pengertian infeksi Mendengar dan
Menggali pengetahuan peserta tentang memperhatikan
rantai penularan infeksi Mengajukan pendapat
Memberikan reinforcement positif atas
pendapat peserta Mendengarkan
Menjelaskan tentang rantai penularan
infeksi Mendengar dan
Menggali pengetahuan peserta tentang memperhatikan
cara mencegah infeksi yang didapat di Mengajukan pendapat
rumah sakit
Memberikan reinforcement positif atas Mendengarkan
pendapat peserta
Menjelaskan tentang cara mencegah Mendengar dan
infeksi yang didapat di rumah sakit memperhatikan
Mendemonstrasikan cara mencuci tangan Mendengar dan
yang benar memperhatikan
Mengajak peserta untuk ikut serta Ikut serta
mendemonstrasikan cara mencuci tangan mendemonstrasikan
yang benar mencuci tangan yang
Mendemonstrasikan etika batuk yang benar
benar

3. 10 menit Evaluasi :
Memberi kesempatan peserta untuk Mengajukan pertanyaan
memberikan pertanyaan Mendengarkan
Memberikan reinforcement pada peserta
yang mengajukan pertanyaan Mendengarkan
Menjawab pertanyaan peserta Mengajukan pendapat
Moderator melakukan evaluasi tentang:
Pengertian infeksi
Cara pencegahan infeksi
Moderator menyimpulkan materi Mendengarkan
penyuluhan
Moderator memberikan salam Menjawab salam

E. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Pre Planning telah disetujui
d. 75% audiens menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. 70% audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
d. 70% audiens berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi hasil
Sesuai dengan TIK, diharapkan peserta mengikuti penyuluhan mampu
menyebutkan :
a. Pengertian infeksi yang didapat di rumah sakit
b. Rantai penularan infeksi
c. Pencegahan terjadinya infeksi yang didapat di rumah sakit
d. Peserta mampu mencobakan cara mencuci tangan dengan benar dan etika batuk
yang benar
Lampiran Materi Penyuluhan

INFEKSI YANG DIDAPAT DI RUMAH SAKIT

A. Pengertian
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang
disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama
seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama
seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial
(Harrison, 2001). Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang terjadi di rumah sakit
atau infeksi oleh kuman yang dapat selama berada di rumah sakit. Infeksi nosokomial
tidak saja menyangkut penderita tetapi juga yang kontak dengan rumah sakit termasuk
staf rumah sakit, sukarelawan, pengunjung dan pengantar. Infeksi Nosokomial
adalah infeksi yang didapatkan selama berada dalam tindakan perawatan dan
pengobatan di RS.
Contohnya, apabila seorang penjenguk menderita tuberkulosis (TBC) dan
tidak sengaja bersin di depan pasien dengan imunosupresi atau penurunan daya tahan
tubuh, kemudian beberapa hari kemudian setelah dilakukan pemeriksaan ternyata
pasien positif terkena TBC. Hal ini yang disebut infeksi nosokomial. Penyebaran
penyakit yang terjadi di rumah sakit baik dari pasien, keluarga pasien, dan tenaga
kesehatan.

B. Sumber Dan Cara Penularan Infeksi


Sumber :
1. Hidup
a. Manusia yang menderita suatu penyakit
b. Binatang : kucing, tikus, lalat, dan kecoa
2. Mati
a. Debu
b. Air
c. Cairan yang dikeluarkan oleh manusia, seperti : air ludah, nanah, air
kencing, darah, muntahan, dan tinja.
Cara Penularan Infeksi Nosokomial:
1. Melalui saluran pernafasan
a. Batuk
b. bersin
2. Melalui saluran percernaan
a. Muntahan
b. Makanan atau minuman yang tercemari kotoran dari manusia atau
binatang.
3. Melalui saluran perkemihan
Cebok dengan atau air yang kotor
4. Melalui kulit
a. Bersentuhan luka dengan luka
b. Masuknya darah melalui luka.

Port of entry (Pintu masuk) adalah Tempat dimana agen infeksi memasuki
pejamu (yang suseptibel). Pintu masuk bisa melalui: saluran pernafasan, saluran
pencernaan, saluran kemih dan kelamin, selaput lendir, serta kulit yang tidak utuh
(luka).

Pejamu rentan (suseptibel) adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh
yang cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah infeksi atau penyakit.
Faktor yang mempengaruhi: umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis,
luka bakar yang luas, trauma atau pembedahan. Sedangkan faktor lain yang
mungkin berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi,
gaya hidup, pekerjaan dan herediter.
Anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun adalah yang paling rentan terinfeksi
nosokomial. Oleh sebab itu anak-anak dilarang membesuk orang yang sedang
dirawat inap di rumah sakit. Anak-anak usia ini daya tahan tubuhnya masih rendah
dan belum sempurna.

C. Pencegahan terjadinya Infeksi


1. Mencuci Tangan. Selalu mencuci tangan setelah kontak dengan pasien dan dari
lingkungan rumah sakit. Dengan mencuci tangan diharapkan virus dan bakteri
dapat dimatikan yang ada ditangan dapat dimatikan, sebab kontak tangan
merupakan metode penyebaran virus paling umum. Kepatuhan terhadap kebersihan
tangan merupakan pilar pengendalian infeksi. Teknik yang digunakan adalah teknik
cuci tangan 6 langkah. Dapat memakai antiseptik, dan air mengalir atau handrub
berbasis alkohol.
Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat mencegah penularan m
Kepatuhan terhadap kebersihan tangan merupakan pilar pengendalian infeksi.
Teknik yang digunakan adalah teknik cuci tangan 6 langkah. Dapat memakai
antiseptik, dan air mengalir a
Waktu mencuci tangan :
Segera setelah tiba di rumah sakit
Sebelum masuk dan meninggalkan ruangan pasien
Sebelum dan sesudah kontak pasien atau benda yang terkontaminasi cairan
tubuh pasien
Diantara kontak pasien satu dengan yang lain
Sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien
Sesudah ke kamar kecil
Sesudah kontak darah atau cairan tubuh lainnya
Bila tangan kotor
Sebelum meninggalkan rumah sakit
Segera setelah melepaskan sarung tangan
Segera setelah membersihkan sekresi hidung
Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan
Cara mencuci tangan 6 langkah :

Buka semua perhiasan, basuh tangan dengan air, tuangkan sabun atau cairan
antiseptic ke telapak tangan, lalu gosok dengan cara memutar berlawanan
dengan arah jarum jam
Gosok punggung tangan kiri dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan
kanan. Dan lakukan sebaliknya

Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jariJari-jari sisi dalam kedua
tangan saling mengunci dan saling digosokkan

Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan saling digosokkan

Gosok ibu jari tangan kiri dengan gerakan memutar dalam genggaman
tangan kanan. Dan lakukan sebaliknya.

Gosokkan ujung-ujung kuku tangan kanan pada telapak tangan kiri dengan
cara memutar. Dan lakukan sebaliknya. Bilas tangan denga air mengalir.
Keringkan dengan tisu sekaali pakai, gunakan tisu bekas untuk menutup
keran.

2. Buang sampah atau segala hal yang dihasilkan oleh penderita pada tempatnya,
seperti air ludah atau muntahan punya tempat tersendiri dan langsung dibuang
ditempat sampah khusus yang disediakan RS.
3. Tidak memperbolehkah anak di bawah usia 12 tahun berkunjung ke rumah sakit.
Dikarenakan Anak-anak mudah terserang penyakit. Anak-anak rentan terhadap
infeksi karena daya tahan tubuhnya yang lebih rendah dibandingkan dengan orang
dewasa.
2. Kewaspadaan transmisi udara
a. Menggunakan Masker
Masker, sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui udara.
Begitupun dengan pasien yang menderita infeksi saluran nafas, mereka
harus menggunakan masker saat keluar dari kamar penderita. Begitu juga
dengan pengunjung, pengunjung disarankan menggunakan masker sebagai
cara untuk mencegah terhadap infeksi atau penularan selama di rumah sakit.
b. Etika Batuk
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara
menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak
menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain
Etika batuk :
Bila merasa akan batuk atau bersin, segeralah berpaling/menjauh sedikit
dari orang-orang disekitar
Kemudian tutuplah hidung dan mulut dengan menggunakan tissue /
saputangan atau lengan dalam baju
Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah;
Cucilah tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau gel
pembersih tangan; dan
Bila perlu gunakan masker.

DAFTAR PUSTAKA

Babb, JR. Liffe, AJ. Pocket Reference to Hospital Acquired infection. Science Press
limited, Cleveland Street, London; 1995
Depkes RI bekerjasama dengan Perdalin. 2009. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya. SK Menkes No
382/Menkes/2007. Jakarta: Kemenkes RI
Depkes RI. 2006. Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Pelayanan Kesehatan.
Depkes RI: Ditjen Bina Yan Med
_____. 2007. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya. SK Menkes No 270/MENKES/2007.
Jakarta: Depkes RI
Ducel, G. et al. Prevention of hospital-acquired infections, A practical guide. 2nd edition.
World Health Organization. Department of Communicable disease, Surveillance and
Response; 2002
Nugraheni, dkk. (2012). Infeksi Nosokomial di RSUD Setjonegoro
KabupatenWonosobo. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 11 / No.1,
April 2012.
Novelnia, R.2012. Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat
pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUP Dr.M.Djamil Padang tahun 2012. Skripsi.
Notoatmodjo S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rhineka Cipta
Siegel JD et al. and HICPAC CDC. 2007. Guideline for Isolation Precaution: Preventing
Transmission of Infectious Agent in Healthcare Setting. CDC hal 1-92
Scott, II. 2009. Measuring the Scope and Magnitude of HospitalAssociated Infection in
the United States: The Value of Prevalence Study {Versi Elektronik]. Clinical
Infectious Diseases 48, 14341340.
Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001
Suwarni, A. Studi Diskriptif Pola Upaya Penyehatan Lingkungan Hubungannya dengan
Rerata Lama Hari Perawatan dan Kejadian Infeksi Nosokomial Studi Kasus:
Penderita Pasca Bedah Rawat Inap di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Provinsi
DIY Tahun 1999. Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta; 2001
Wenzel. Infection control in the hospital,in International society for infectious diseases,
second ed, Boston; 2002

Anda mungkin juga menyukai