Diusulkan oleh :
D211 15 510
Kelas A
DEPARTEMEN MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
PROYEK JEMBATAN TELLO (MAKASSAR)
"Kami menilai kejaksaan tidak terlalu serius dalam pengusutan kasus tersebut,
seharusnya kejaksaan tidak mengabaikan fakta keterlambatan pekerjaan hingga
menyebabkan kelalaian,"kata Peneliti Lembaga ACC Sulawesi, Hamka kepada
Tribun.
Menurutnya fakta hukum tidak boleh diabaikan, apalagi sudah banyak uang
negara yang keluar, tetapi Jembatan yang rencana selesai 2015 kemarin belum
bisa dinikmati oleh masyarakat. Penghentian penyelidikan proyek gagal itu,
diakui akan menimbulkan kesab buruk kepada Kejaksaan soal keseriusan
penanganan kasus korupsi di Sulsel. Sebab, kasus ini menyita perhatian publik.
ACC meyakini proyek gagal itu sangat jelas adanya indikasi perbuatan melawan
hukum yang mengarah ke tindak pidana korupsi. Dimana merujuk pada sanksi
dijatuhkan kepada kontraktor PT Gali Medan Persada (GMP) yang telah dipinalty
atau diblack list selama dua tahun dan tidak bisa ikut tender, dan harus membayar
denda akibat kerugian yang terjadi
"Jika Kejaksaan tidak seriuas dan tidak mampu menanangi kasus ini sangat perlu
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan mensuvervisi
kasus ini, kata Wakil Direktur ACC Sulawesi Abdu Kadir Wokanubun kepada
Tribun.
ACC beranggapan penanganan kasus proyek jembatan Tello sama dengan kasus
lainya yang mandek di lembaga korps Adyaksa itu.
"Kami amati Kejaksaan terkesan hanya menumpuk kasus , tapi tidak ada
realisasinya untuk menuntaskan,"sebutnya.
Tuntunan Sikap :
1. Pasal 25 a
Melaksanakan kegiatan keinsinyuran sesuai dengan keahlian dan kode
etik Insinyur
2. Pasal 25 d
Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja dengan
Pengguna Keinsinyuran