Anda di halaman 1dari 4

Etika Profesi

Diusulkan oleh :

Ade Irma Safitri

D211 15 510

Kelas A

DEPARTEMEN MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017
PROYEK JEMBATAN TELLO (MAKASSAR)

Lembaga Anti Corruption Commitee (ACC) Sulawesi menyayangkan


langkah Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dan Barat menghentian proses
penyelidikan proyek pelebaran jalan dan pembangunan jembatan Tello.
Pembangunan jembatan di Jl Perintis Kemerdekaan setidaknya menghabiskan
anggaran hampir mencapai Rp 14 miliyar. Sementara, pembangunan tidak selesai
sesuai kontrak kerja.

"Kami menilai kejaksaan tidak terlalu serius dalam pengusutan kasus tersebut,
seharusnya kejaksaan tidak mengabaikan fakta keterlambatan pekerjaan hingga
menyebabkan kelalaian,"kata Peneliti Lembaga ACC Sulawesi, Hamka kepada
Tribun.

Hamka menuturkan bedasarkan fakta lapangan sangat jelas adanya unsur


perbuatan melawan hukum pada proyek tersebut. Sebab, kata dia, pekerjaan
Jembatan belum selesai 100 %. "Karna tidak selesai makannya dikenakan sanksi,
tegasnya.

Menurutnya fakta hukum tidak boleh diabaikan, apalagi sudah banyak uang
negara yang keluar, tetapi Jembatan yang rencana selesai 2015 kemarin belum
bisa dinikmati oleh masyarakat. Penghentian penyelidikan proyek gagal itu,
diakui akan menimbulkan kesab buruk kepada Kejaksaan soal keseriusan
penanganan kasus korupsi di Sulsel. Sebab, kasus ini menyita perhatian publik.

"Faktanya terang benderang dan dampaknya dirasakan masyarakat,"jelasnya.


Lembaga Anti Corruption Commitee (ACC) Sulawesi meminta Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) mengambil alih kasus dugaan korupsi proyek
Jembatan Tello bilamana Kejaksaan tidak manpu menangani kasus itu. Pasalnya,
kasus yang tengah ditangani Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dan Barat sejak
awal tahun 2016 belum ada perkembangan.

ACC meyakini proyek gagal itu sangat jelas adanya indikasi perbuatan melawan
hukum yang mengarah ke tindak pidana korupsi. Dimana merujuk pada sanksi
dijatuhkan kepada kontraktor PT Gali Medan Persada (GMP) yang telah dipinalty
atau diblack list selama dua tahun dan tidak bisa ikut tender, dan harus membayar
denda akibat kerugian yang terjadi

"Jika Kejaksaan tidak seriuas dan tidak mampu menanangi kasus ini sangat perlu
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan mensuvervisi
kasus ini, kata Wakil Direktur ACC Sulawesi Abdu Kadir Wokanubun kepada
Tribun.

ACC beranggapan penanganan kasus proyek jembatan Tello sama dengan kasus
lainya yang mandek di lembaga korps Adyaksa itu.

"Kami amati Kejaksaan terkesan hanya menumpuk kasus , tapi tidak ada
realisasinya untuk menuntaskan,"sebutnya.

ANALISIS PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP-PRINSIP DASAR


DAN TUNTUNAN SIKAP BIDANG KEINSINYURAN.

1. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai


dengan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian professional
keinsinyuran.

Pelanggaran pada point 1 disebabkan karena pihak kontraktor tidak menjalankan


tugas dan kewajibannya dalam hal ini adanya pengalihan pelaksana proyek
secara sepihak dan proyek itu berjalan tidak diawasi oleh pihak kontraktor.
Pelanggaran pada point 2 dikarenakan pihak kontraktor tidak mengedepankan
martabat sesuai dengan keahlian professional.

Tuntunan Sikap :

1. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya.


2. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan
kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya.
4. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan
kemampuan masing-masing.
5. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan
martabat profesi.
6. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan
profesionalnya

Pelanggaran terhadap UU No. 11 Tahun 2014

1. Pasal 25 a
Melaksanakan kegiatan keinsinyuran sesuai dengan keahlian dan kode
etik Insinyur
2. Pasal 25 d
Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja dengan
Pengguna Keinsinyuran

Anda mungkin juga menyukai