1, No, 1 (2016)
123
Program Studi PGSD UPI Kampus Sumedang
Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang
1
Email: linda.yuliana@student.upi.edu
2
Email: aninuraeni@upi.edu
3
Email: atepsujana261272@gmail.com
Abstrak
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IV-B di SDN Conggeang 1 dalam
pembelajaran IPA materi energi alternatif hasil belajar siswa masih rendah. Kinerja guru dan
aktivitas siswa menjadi penyebab munculnya permasalahan tersebut. Tindakan yang diambil
peneliti yaitu dengan menerapkan model Problem Based Learning. Rancangan penelitian yang
dilakukan meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan
peneliti yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan serta tes hasil
belajar. Hasil penelitian dapat dilihat dari perencanaan yang dilakukan guru pada siklus I
70,37%, siklus II 85,18%, dan mencapai 100% pada siklus III. Kinerja guru siklus I 60,78%, siklus
II 86,27% dan 100% pada siklus III. Aktivitas siswa siklus I, siswa yang memperoleh kriteria baik
59%, siklus II 82% dan siklus III mencapai 86%. Selanjutnya hasil belajar, siklus I 45,45%, siklus
II 72,72% dan siklus III mencapai 90,90%. Maka dapat disimpulkan bahwa model Problem
Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Problem Based Learning, hasil belajar, energi alternatif
861
Linda Yuliana, Ani Nur Aeni, Atep Sujana
862
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016)
Melihat data hasil observasi dan fakta di model pembelajaran yang tepat dalam
lapangan pada tanggal 14 November 2015 di pembelajaran IPA, diharapkan dapat
kelas IV-B, peneliti menemukan masalah- memberikan kesempatan kepada siswa
masalah pada proses pembelajaran yaitu untuk berperan aktif dalam proses
pada kinerja guru dan aktivitas siswa yang pembelajaran, memudahkan siswa dalam
tidak mendukung berhasilnya proses memahami materi, juga mendorong motivasi
pembelajaran. Ketika guru menjelaskan siswa untuk belajar. Inovasi yang dilakukan
materi tersebut guru hanya menggunakan tentu saja bertujuan untuk mencapai tujuan
satu buku sumber, tidak menggunakan pembelajaran yang belum tercapai,
model, metode, pendekatan dan media
pembelajaran yang mendukung materi serta Dari beberapa solusi yang ada untuk
pengelolaan kelas kurang maksimal yang pemecahan masalah tersebut, maka peneliti
tentu masih jauh untuk mencapai tujuan mengambil suatu tindakan dengan
pembelajaran IPA. Kinerja guru yang seperti menerapkan model Problem Based Learning
itu, membuat siswa menjadi pasif dan tidak (PBL). Model Problem Based Learning ini
tertarik pada proses pembelajaran yang diterapkan pada materi energi alternatif
sedang berlangsung dan akhirnya yang disesuaikan dengan karakteristik materi
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dan karakteristik siswa. Penerapan Problem
pada materi energi alternatif. Siswa yang Based Learning pada materi energi alternatif
tuntas pada pembelajaran tersebut terdapat diharapkan memberikan nuansa baru
5 orang dari 22 siswa. Apabila dihitung terhadap proses pembelajaran karena awal
dalam bentuk persentase, siswa yang tuntas dari pembelajaran akan dimulai dengan
yaitu hanya 22,78% sedangkan yang tidak pemberian permasalahan mengenai
tuntas mencapai 77,28% atau sebanyak 17 kehidupan sehari-hari terkait energi
orang siswa. alternatif dan siswa mencari solusi untuk
pemecahan masalah tersebut. Dengan
Terkait rendahnya hasil belajar siswa pada penerapan Problem Based Learning ini dapat
materi energi alternatif, maka diperlukan meningkatkan minat, motivasi siswa dan
suatu tindakan untuk memperbaiki masalah menuntut siswa agar aktif pada proses
yang menyebabkan rendahnya hasil belajar pembelajaran. Selain itu, penerapan model
siswa tersebut. Agar tercapainya tujuan dari pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
pembelajaran IPA tersebut, maka seorang pada materi energi alternatif ditujukkan
guru harus memikirkan bagaimana agar untuk mempermudah siswa memahami
pembelajaran tidak membosankan. Dengan konsep dalam suatu materi melalui
melakukan sebuah inovasi pada penyajian permasalahan serta proses
pembelajaran adalah suatu hal yang akan pembelajaran akan disenangi siswa karena
memberikan dampak positif. Sejalan dengan siswa dilibatkan langsung dalam
pendapat Saud (2011, hlm. 8) inovasi pembelajaran tersebut dengan adanya
dalam pendidikan yaitu suatu perubahan kerjasama antara siswa yang satu dengan
yang baru, serta berbeda dari biasanya dan yang lainnya. Siswa yang pada pembelajaran
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan sebelumnya pasif, maka dengan Problem
demi mencapai suatu tujuan yang telah Based Learning ini siswa tersebut diberikan
ditentukan. Inovasi dalam pembelajaran suatu permasalahan untuk dipecahkan
IPA dapat dilakukan dengan penambahan sehingga mau tidak mau siswa tersebut akan
media atau menerapkan model mengikuti pembelajaran. Pembelajaran
pembelajaran yang sesuai dengan dalam Problem Based Learning ini
karakteristik materi dan siswa. Penerapan dilaksanakan dengan kelompok kecil maka
863
Linda Yuliana, Ani Nur Aeni, Atep Sujana
siswa akan termotivasi untuk belajar karena Kecamatan Conggeang dengan batas lokasi
adanya diskusi dengan teman sebelah utara Jalan Desa Conggeang Wetan,
sekelompoknya dalam memecahkan sebelah timur solokan soleman, sebelah
permasalahan dan pengetahuan siswa akan selatan Tanah Jogja Inten/Bangunan Kantor
bertambah pada saat diskusi. Kewedanaan, sebelah barat Jalan Desa
Conggeang Wetan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
tentang masih rendahnya hasil belajar siswa Subjek Penelitian
pada materi Energi Alternatif maka Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV-B
dicantumkan beberapa rumusan masalah SDN Conggeang I tahun ajaran 2015/2016
yaitu bagaimana perencanaan, kinerja guru yang berjumlah 22 orang siswa. Siswa laki-
dalam pembelajaran, aktivitas siswa dan laki berjumlah 11 orang dan siswa
peningkatan hasil belajar dengan perempuan 11 orang.
menerapkan model Problem Based Learning
pada materi energi alternatif di kelas IV-B Instrumen Penelitian
SDN Conggeang I Kecamatan Conggeang Instrumen penelitian yang digunakan dalam
Kabupaten Sumedang. penelitian ini yaitu, pedoman observasi
kinerja guru dalam merencanakan dan
METODE PENELITIAN melaksanakan juga pedoman observasi
Metode aktivitas siswa. Kemudian pedoman
Penelitian ini menggunakan metode wawancara, catatan lapangan dan tes hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang belajar siswa.
bertujuan untuk memperoleh kualitas proses
pembelajaran, hasil belajar dan Teknik Pengolahan dan Analisis Data
memecahkan segala permasalahan untuk Pengolahan data proses dilakukan melalui
mengarahkan kepada hasil yang lebih pengumpulan data hasil wawancara dan
optimal. Desain penelitian yang digunakan observasi, hal tersebut berkaitan dengan
mengacu pada sistem spiral Kemmis dan instrumen yang digunakan, yakni pedoman
Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 66) observasi kinerja guru, aktivitas siswa,
dengan tahapan-tahapan dimulai dari catatan lapangan dan pedoman wawancara.
perencanaan (Plan), tindakan (Action), Data yang didapatkan dari pedoman
pengamatan (Observe), refleksi (Reflect), dan wawancara dan catatan lapangan diolah
perencanaan kembali. Model ini dilakukan dalam bentuk deskripsi. Selanjutnya,
secara berulang-ulang sampai perencanaan pedoman observasi kinerja guru yang
yang telah dirancang mencapai target yang mencakup perencanaan dan pelaksanaan
diinginkan. juga data hasil aktivitas siswa ditafsirkan
melalui pencapaian indikator setiap
Lokasi Penelitian aspeknya. Data hasil observasi kinerja guru
Tempat dilakukannya penelitian ini adalah di dan aktivitas siswa tersebut kemudian diolah
kelas IV-B SDN Conggeang I yang terletak di ke dalam bentuk persentase. Rentang daya
Desa Conggeang Wetan Kecamatan capai yang digunakan dalam mengukur
Conggeang Kabupaten Sumedang. Sekolah persentase yaitu dari Hanifah (2014, hlm.
Dasar Negeri Conggeang I terletak di Jl. Raya 80):
Conggeang, Blok Desa Conggeang Wetan
864
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016)
Teknik pengolahan data hasil belajar siswa dalam pembelajaran tentang materi energi
pada penelitian ini dilakukan dengan cara alternatif.
seperti yang dikemukakan oleh Purwanto Pada perencanaan untuk siklus II dan III
(2012, hlm. 102-103) sebagai berikut ini. peneliti melakukan sedikit perbaikan dari
segi media dan LKS. Media yang diperbaiki
berupa gambar yang lebih jelas dan
ukurannya lebih besar. Hal ini dilakukan
karena begitu pentingnya media
pembelajaran digunakan dalam proses
pembelajaran, selain dapat membantu guru
menyampaikan materi ajar, juga dapat
membantu siswa dalam memahami materi
Analisis data merupakan proses ajar selama mengikuti proses belajar
mengelompokkan data sehingga mudah
mengajar. Hal tersebut membuktikan teori
dibaca dan dipahami. Aktivitas dalam analisis
data dilakukan melalui tiga tahap Kognitivisme menurut Piaget (dalam Karwati
sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Priansa, 2014, hlm. 211) bahwa
and Huberman (dalam Sugiyono, 2007, hlm. perkembangan intelektual individu` melalui
337) yaitu reduksi data, penyajian data dan empat tahap. Siswa SD termasuk dalam
kesimpulan. tahapan operasional konkret, sehingga pada
proses pembelajarannya siswa memerlukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
alat peraga atau media untuk memudahkan
Perencanaan
Perencanaan pembelajaran IPA pada materi dalam memahami materi pembelajaran.
energi alternatif dengan menerapkan model Perencanaan yang dilakukan tersebut telah
Problem Based Learning (PBL) di SDN membuktikan teori tentang pentingnya
Conggeang I Kecamatan Conggeang penyediaan dan penggunaan media
Kabupaten Sumedang pada siklus I, II dan III pembelajaran untuk melaksanakan suatu
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada pembelajaran yang diungkapkan oleh teori
tahap perencanaan ini peneliti menyusun
belajar Gagne (dalam Karwati dan Priansa,
rencana pelaksanaan pembelajaran yang
disusun berdasarkan tujuan yang ingin 2014, hlm. 224 ) bahwa media adalah
dicapai dengan tahapan model Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
pembelajaran Problem Based Learning menyalurkan pesan dari guru ke peserta
didik, sehingga dapat merangsang pikiran,
865
Linda Yuliana, Ani Nur Aeni, Atep Sujana
perasaan, minat serta perhatian peserta yang ditentukan tercapai sehingga tindakan
didik agar proses pembelajaran dapat dihentikan.
berlangsung secara efektif. Selanjutnya,
perbaikan dari segi LKS, ditujukan agar siswa Aktivitas Siswa
lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran. Aspek yang dijadikan penilaian pada
Langkah tersebut memberikan dampak yang observasi aktivitas siswa dalam
positif bagi proses pembelajaran yang pembelajaran materi energi alternatif adalah
berlangsung disetiap siklusnya, serta aspek mengemukakan pendapat, antusias
meningkatkan persentase guru dalam dalam mengikuti pembelajaran, aktif dalam
merencanakan pembelajaran. Perencanaan berdiskusi dan bekerjasama dengan orang
yang telah dilakukan oleh peneliti dari siklus I lain. Keempat aspek tersebut terus
hingga siklus III mengalami peningkatan mengalami peningkatan hingga mencapai
hingga akhirnya mencapai target yang telah target yang telah ditentukan. Pada siklus I,
ditentukan dari awal. Pencapaian tersebut kegiatan pembelajaran diawali dengan
tentunya karena usaha guru yang telah menjawab salam dari guru, mengondisikan
maksimal dalam merencanakan posisi duduk dan berdoa bersama.
pembelajaran. Selanjutnya menyimak penjelasan guru
mengenai tujuan pembelajaran yang harus
Pelaksanaan dicapai siswa selama mengikuti
Pada tahap pelaksanaan sama seperti pembelajaran. Selanjutnya siswa merespon
tahapan merencanakan pembelajaran target guru melalui kegiatan apersepsi. Namun,
yang telah ditentukan yaitu 100%. dalam kegiatan ini respon siswa masih
Pelaksanaan pembelajaran mengalami kurang baik, terbukti dengan masih
peningkatan pada setiap tindakan yang banyaknya siswa yang tidak mau
dilakukan, pada pelaksanaan siklus I masih memberikan jawaban atau pertanyaan.
banyak indikator yang belum terlaksanakan Kemudian siswa masuk ke dalam tahapan
dengan baik sehingga mendapatkan pertama model Problem Based Learning
persentase 60,78% dengan kriteria cukup yaitu memberikan orientasi permasalahan,
berdasarkan perolehan tersebut maka pada tahap ini siswa masih kurang begitu
diperlukan tindakan selanjutnya di siklus II, antusias mengikuti pembelajaran.
siklus II indikator yang yang belum
terlaksanakan dengan baik berkurang Tahapan kedua yaitu mengorientasikan
sehingga terjadi peningkatan persentase siswa kapada tugas-tugas. Guru dan siswa
yang didapatkan yaitu 86,27% dengan bertanyajawab mengenai cara pengerjaan
kriteria baik sekali, karena belum mencapai tugas yang akan diberikan. Tahapan ketiga
target yang ditentukan maka tindakan membantu siswa melakukan investigasi
dilanjutkan pada siklus III, pada pelaksanaan secara mandiri maupun kelompok, disini
siklus III setiap indikator yang terdapat dalam siswa dibentuk ke dalam 5 kelompok dan
lembar observasi kinerja guru dapat diberikan kesempatan oleh guru untuk
terlaksanakan dengan baik sehingga mencari sumber-sumber pengetahuan yang
mendapatkan persentase 100% dan target diperlukan di perpustakaan untuk
866
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016)
867
Linda Yuliana, Ani Nur Aeni, Atep Sujana
868
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016)
869
Linda Yuliana, Ani Nur Aeni, Atep Sujana
Saud, U.S. (2011). Inovasi Pendidikan, Sujana, A. (2014). Pendidikan IPA. Bandung:
Bandung: ALFABETA. Rizqi Press.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Tim Penyusun Bahan Ajar PLPG. (2010).
Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Materi dan Metodologi IPA SD/MI.
Yogyakarta. AR-RUZZ MEDIA Bandung: Panitia Pelaksana PLPG Rayon
10 Jawa Barat
Sugiyono. (2007). Metode penelitian
pendidikan. Bandung: Alfabeta. Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
870