Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pena Ilmiah: Vol.

1, No, 1 (2016)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ENERGI


ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-B
SDN CONGGEANG I KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN
SUMEDANG

Linda Yuliana1, Ani Nur Aeni2, Atep Sujana3

123
Program Studi PGSD UPI Kampus Sumedang
Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang
1
Email: linda.yuliana@student.upi.edu
2
Email: aninuraeni@upi.edu
3
Email: atepsujana261272@gmail.com

Abstrak
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IV-B di SDN Conggeang 1 dalam
pembelajaran IPA materi energi alternatif hasil belajar siswa masih rendah. Kinerja guru dan
aktivitas siswa menjadi penyebab munculnya permasalahan tersebut. Tindakan yang diambil
peneliti yaitu dengan menerapkan model Problem Based Learning. Rancangan penelitian yang
dilakukan meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan
peneliti yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan serta tes hasil
belajar. Hasil penelitian dapat dilihat dari perencanaan yang dilakukan guru pada siklus I
70,37%, siklus II 85,18%, dan mencapai 100% pada siklus III. Kinerja guru siklus I 60,78%, siklus
II 86,27% dan 100% pada siklus III. Aktivitas siswa siklus I, siswa yang memperoleh kriteria baik
59%, siklus II 82% dan siklus III mencapai 86%. Selanjutnya hasil belajar, siklus I 45,45%, siklus
II 72,72% dan siklus III mencapai 90,90%. Maka dapat disimpulkan bahwa model Problem
Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Problem Based Learning, hasil belajar, energi alternatif

PENDAHULUAN keadaan yang terjadi di dunia berdasarkan


Pada saat ini banyak bermunculan pengetahuan yang diperoleh melalui
permasalahan-permasalahan yang terjadi di pendidikan. Pendidikan merupakan usaha
berbagai belahan dunia, bahkan di Indonesia sadar yang dilakukan untuk menjadikan
banyak terjadi permasalahan, baik itu pribadi seseorang lebih baik dan
dibidang ekonomi, kesehatan, politik dan mengembangkan potensi yang dimiliki orang
khususnya dibidang pendidikan. Mengatasi tersebut agar dapat digunakan dan
masalah dalam pendidikan salahsatunya bermanfaat bagi dirinya sendiri ataupun
yaitu dengan perbaikan program pendidikan orang lain di kehidupan sehari-harinya.
karena untuk menunjang kehidupan, Sejalan dengan yang diungkapkan Hamalik
manusia perlu mengikuti proses pendidikan. (2008, hlm. 79) Pendidikan adalah suatu
Dengan mengikuti pendidikan semua proses dalam rangka mempengaruhi siswa
manusia dapat bertahan hidup di dunia ini melalui pengajaran agar dapat
dan menyesuaikan diri dengan berbagai menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap

861
Linda Yuliana, Ani Nur Aeni, Atep Sujana

lingkungannya dan dengan demikian akan Selain fasilitas yang mendukung


menimbulkan perubahan dalam dirinya yang pembelajaran, ada pula enam prinsip dalam
memungkinkannya untuk berfungsi dalam bahan ajar PLPG 2010 yang harus lebih
kehidupan masyarakat. Pada saat mengikuti diperhatikan pada saat melaksanakan
proses pendidikan berbagai bidang ilmu pembelajaran IPA di SD yaitu prinsip
harus dipelajari oleh siswa dari jenjang SD, motivasi, siswa SD masih membutuhkan
SMP, SMA bahkan jenjang Perguruan Tinggi. motivasi baik dari luar maupun dari dalam
Salahsatu bidang ilmu yang dipelajarinya agar meningkatkan semangat siswa untuk
adalah IPA. mengikuti pembelajaran, motivasi tersebut
dapat berupa ajakan atau suruhan yang akan
IPA penting untuk dipelajari karena memunculkan rasa ketertarikan siswa untuk
pendidikan IPA merupakan suatu wahana belajar. Prinsip latar juga harus diperhatikan
yang dianggap paling tepat untuk karena setiap siswa memiliki latar belakang
menanamkan pengetahuan, sikap dan yang berbeda, misalnya dalam pengetahuan,
keterampilan para peserta didik melalui keterampilan yang dimiliki dan pengalaman
proses pembelajaran, dengan yang dialami. Kemudian prinsip melakukan
berkembangnya pengetahuan manusia, dan prinsip menemukan, dengan belajar
maka manusia tidak hanya mempelajari sambil melakukan siswa akan mendapatkan
dirinya sendiri, tetapi dituntut untuk pengetahuan melalui apa yang dilakukannya
memahami kondisi lingkungan sekitar yang dan pada dasarnya siswa memiliki rasa ingin
mempengaruhi kehidupannya (Sujana, tahu yang besar untuk menemukan apa yang
2014). Berdasarkan KTSP 2006 (Kurikulum mereka cari. Selanjutnya prinsip belajar
Tingkat Satuan Pendidikan) tujuan dari sambil bermain pun harus diperhatikan,
pembelajaran IPA adalah agar siswa memiliki siswa SD mempunyai karakter yang masih
kemampuan untuk mengembangkan senang bermain, misalnya pembelajaran
pengetahuan yang dimilikinya dan dikaitkan dapat dibubuhi dengan metode permainan
dengan konsep-konsep IPA yang diperoleh yang akan memunculkan antusiasme siswa
pada saat mengikuti proses belajar dan dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian
dapat diterapkan dalam kehidupannya. prinsip sosial, karena pada hakikatnya
Kemudian mengembangkan rasa ingin tahu, manusia merupakan mahluk sosial, sehingga
menumbuhkan sikap positif terhadap siswa SD perlu dibiasakan untuk melakukan
lingkungan dan kesadaran tentang hubungan kegiatan diskusi kelompok yang akan
yang saling mempengaruhi antara IPA, menumbuhkan sikap sosial dalam dirinya
lingkungan, teknologi juga masyarakat. agar dapat bersosialisasi dengan rekan
Selanjutnya, mengembangkan keterampilan sekelompoknya (Sujana, 2014). Namun, pada
proses yang dimilikinya untuk menyelidiki kenyataan dan pelaksanaannya pendidikan
keadaan alam sekitar, memecahkan masalah IPA di SD masih dihadapkan dengan
yang terdapat di lingkungan dan permasalahan yang sudah tentu sangat
meningkatkan kesadaran untuk berperan berpengaruh pada hasil akhir pembelajaran.
serta dalam memelihara, menjaga dan Dimana pada kenyataannya, seperti media
melestarikan lingkungan alam. Untuk dapat pembelajaran yang, buku paket IPA dan
mencapai tujuan dari pembelajaran IPA bahkan tenaga pendidiknya masih belum
tersebut diperlukan berbagai macam fasilitas bisa memaksimalkan kemampuan yang
pendukung seperti media pembelajaran, dimilikinya sehingga mengakibatkan proses
buku penunjang dan tenaga pengajar yang dan hasil belajar siswa rendah.
yang mampu mengakomodasi siswa dalam
proses pembelajaran.

862
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016)

Melihat data hasil observasi dan fakta di model pembelajaran yang tepat dalam
lapangan pada tanggal 14 November 2015 di pembelajaran IPA, diharapkan dapat
kelas IV-B, peneliti menemukan masalah- memberikan kesempatan kepada siswa
masalah pada proses pembelajaran yaitu untuk berperan aktif dalam proses
pada kinerja guru dan aktivitas siswa yang pembelajaran, memudahkan siswa dalam
tidak mendukung berhasilnya proses memahami materi, juga mendorong motivasi
pembelajaran. Ketika guru menjelaskan siswa untuk belajar. Inovasi yang dilakukan
materi tersebut guru hanya menggunakan tentu saja bertujuan untuk mencapai tujuan
satu buku sumber, tidak menggunakan pembelajaran yang belum tercapai,
model, metode, pendekatan dan media
pembelajaran yang mendukung materi serta Dari beberapa solusi yang ada untuk
pengelolaan kelas kurang maksimal yang pemecahan masalah tersebut, maka peneliti
tentu masih jauh untuk mencapai tujuan mengambil suatu tindakan dengan
pembelajaran IPA. Kinerja guru yang seperti menerapkan model Problem Based Learning
itu, membuat siswa menjadi pasif dan tidak (PBL). Model Problem Based Learning ini
tertarik pada proses pembelajaran yang diterapkan pada materi energi alternatif
sedang berlangsung dan akhirnya yang disesuaikan dengan karakteristik materi
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dan karakteristik siswa. Penerapan Problem
pada materi energi alternatif. Siswa yang Based Learning pada materi energi alternatif
tuntas pada pembelajaran tersebut terdapat diharapkan memberikan nuansa baru
5 orang dari 22 siswa. Apabila dihitung terhadap proses pembelajaran karena awal
dalam bentuk persentase, siswa yang tuntas dari pembelajaran akan dimulai dengan
yaitu hanya 22,78% sedangkan yang tidak pemberian permasalahan mengenai
tuntas mencapai 77,28% atau sebanyak 17 kehidupan sehari-hari terkait energi
orang siswa. alternatif dan siswa mencari solusi untuk
pemecahan masalah tersebut. Dengan
Terkait rendahnya hasil belajar siswa pada penerapan Problem Based Learning ini dapat
materi energi alternatif, maka diperlukan meningkatkan minat, motivasi siswa dan
suatu tindakan untuk memperbaiki masalah menuntut siswa agar aktif pada proses
yang menyebabkan rendahnya hasil belajar pembelajaran. Selain itu, penerapan model
siswa tersebut. Agar tercapainya tujuan dari pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
pembelajaran IPA tersebut, maka seorang pada materi energi alternatif ditujukkan
guru harus memikirkan bagaimana agar untuk mempermudah siswa memahami
pembelajaran tidak membosankan. Dengan konsep dalam suatu materi melalui
melakukan sebuah inovasi pada penyajian permasalahan serta proses
pembelajaran adalah suatu hal yang akan pembelajaran akan disenangi siswa karena
memberikan dampak positif. Sejalan dengan siswa dilibatkan langsung dalam
pendapat Saud (2011, hlm. 8) inovasi pembelajaran tersebut dengan adanya
dalam pendidikan yaitu suatu perubahan kerjasama antara siswa yang satu dengan
yang baru, serta berbeda dari biasanya dan yang lainnya. Siswa yang pada pembelajaran
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan sebelumnya pasif, maka dengan Problem
demi mencapai suatu tujuan yang telah Based Learning ini siswa tersebut diberikan
ditentukan. Inovasi dalam pembelajaran suatu permasalahan untuk dipecahkan
IPA dapat dilakukan dengan penambahan sehingga mau tidak mau siswa tersebut akan
media atau menerapkan model mengikuti pembelajaran. Pembelajaran
pembelajaran yang sesuai dengan dalam Problem Based Learning ini
karakteristik materi dan siswa. Penerapan dilaksanakan dengan kelompok kecil maka

863
Linda Yuliana, Ani Nur Aeni, Atep Sujana

siswa akan termotivasi untuk belajar karena Kecamatan Conggeang dengan batas lokasi
adanya diskusi dengan teman sebelah utara Jalan Desa Conggeang Wetan,
sekelompoknya dalam memecahkan sebelah timur solokan soleman, sebelah
permasalahan dan pengetahuan siswa akan selatan Tanah Jogja Inten/Bangunan Kantor
bertambah pada saat diskusi. Kewedanaan, sebelah barat Jalan Desa
Conggeang Wetan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
tentang masih rendahnya hasil belajar siswa Subjek Penelitian
pada materi Energi Alternatif maka Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV-B
dicantumkan beberapa rumusan masalah SDN Conggeang I tahun ajaran 2015/2016
yaitu bagaimana perencanaan, kinerja guru yang berjumlah 22 orang siswa. Siswa laki-
dalam pembelajaran, aktivitas siswa dan laki berjumlah 11 orang dan siswa
peningkatan hasil belajar dengan perempuan 11 orang.
menerapkan model Problem Based Learning
pada materi energi alternatif di kelas IV-B Instrumen Penelitian
SDN Conggeang I Kecamatan Conggeang Instrumen penelitian yang digunakan dalam
Kabupaten Sumedang. penelitian ini yaitu, pedoman observasi
kinerja guru dalam merencanakan dan
METODE PENELITIAN melaksanakan juga pedoman observasi
Metode aktivitas siswa. Kemudian pedoman
Penelitian ini menggunakan metode wawancara, catatan lapangan dan tes hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang belajar siswa.
bertujuan untuk memperoleh kualitas proses
pembelajaran, hasil belajar dan Teknik Pengolahan dan Analisis Data
memecahkan segala permasalahan untuk Pengolahan data proses dilakukan melalui
mengarahkan kepada hasil yang lebih pengumpulan data hasil wawancara dan
optimal. Desain penelitian yang digunakan observasi, hal tersebut berkaitan dengan
mengacu pada sistem spiral Kemmis dan instrumen yang digunakan, yakni pedoman
Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 66) observasi kinerja guru, aktivitas siswa,
dengan tahapan-tahapan dimulai dari catatan lapangan dan pedoman wawancara.
perencanaan (Plan), tindakan (Action), Data yang didapatkan dari pedoman
pengamatan (Observe), refleksi (Reflect), dan wawancara dan catatan lapangan diolah
perencanaan kembali. Model ini dilakukan dalam bentuk deskripsi. Selanjutnya,
secara berulang-ulang sampai perencanaan pedoman observasi kinerja guru yang
yang telah dirancang mencapai target yang mencakup perencanaan dan pelaksanaan
diinginkan. juga data hasil aktivitas siswa ditafsirkan
melalui pencapaian indikator setiap
Lokasi Penelitian aspeknya. Data hasil observasi kinerja guru
Tempat dilakukannya penelitian ini adalah di dan aktivitas siswa tersebut kemudian diolah
kelas IV-B SDN Conggeang I yang terletak di ke dalam bentuk persentase. Rentang daya
Desa Conggeang Wetan Kecamatan capai yang digunakan dalam mengukur
Conggeang Kabupaten Sumedang. Sekolah persentase yaitu dari Hanifah (2014, hlm.
Dasar Negeri Conggeang I terletak di Jl. Raya 80):
Conggeang, Blok Desa Conggeang Wetan

864
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016)

Tabel 1. Kriteria Pencapaian Indikator


Persentase Interpretasi
81 % - 100% Baik Sekali
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup
21% - 40% Kurang
0% - 20% Kurang Sekali

Teknik pengolahan data hasil belajar siswa dalam pembelajaran tentang materi energi
pada penelitian ini dilakukan dengan cara alternatif.
seperti yang dikemukakan oleh Purwanto Pada perencanaan untuk siklus II dan III
(2012, hlm. 102-103) sebagai berikut ini. peneliti melakukan sedikit perbaikan dari
segi media dan LKS. Media yang diperbaiki
berupa gambar yang lebih jelas dan
ukurannya lebih besar. Hal ini dilakukan
karena begitu pentingnya media
pembelajaran digunakan dalam proses
pembelajaran, selain dapat membantu guru
menyampaikan materi ajar, juga dapat
membantu siswa dalam memahami materi
Analisis data merupakan proses ajar selama mengikuti proses belajar
mengelompokkan data sehingga mudah
mengajar. Hal tersebut membuktikan teori
dibaca dan dipahami. Aktivitas dalam analisis
data dilakukan melalui tiga tahap Kognitivisme menurut Piaget (dalam Karwati
sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Priansa, 2014, hlm. 211) bahwa
and Huberman (dalam Sugiyono, 2007, hlm. perkembangan intelektual individu` melalui
337) yaitu reduksi data, penyajian data dan empat tahap. Siswa SD termasuk dalam
kesimpulan. tahapan operasional konkret, sehingga pada
proses pembelajarannya siswa memerlukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
alat peraga atau media untuk memudahkan
Perencanaan
Perencanaan pembelajaran IPA pada materi dalam memahami materi pembelajaran.
energi alternatif dengan menerapkan model Perencanaan yang dilakukan tersebut telah
Problem Based Learning (PBL) di SDN membuktikan teori tentang pentingnya
Conggeang I Kecamatan Conggeang penyediaan dan penggunaan media
Kabupaten Sumedang pada siklus I, II dan III pembelajaran untuk melaksanakan suatu
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada pembelajaran yang diungkapkan oleh teori
tahap perencanaan ini peneliti menyusun
belajar Gagne (dalam Karwati dan Priansa,
rencana pelaksanaan pembelajaran yang
disusun berdasarkan tujuan yang ingin 2014, hlm. 224 ) bahwa media adalah
dicapai dengan tahapan model Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
pembelajaran Problem Based Learning menyalurkan pesan dari guru ke peserta
didik, sehingga dapat merangsang pikiran,

865
Linda Yuliana, Ani Nur Aeni, Atep Sujana

perasaan, minat serta perhatian peserta yang ditentukan tercapai sehingga tindakan
didik agar proses pembelajaran dapat dihentikan.
berlangsung secara efektif. Selanjutnya,
perbaikan dari segi LKS, ditujukan agar siswa Aktivitas Siswa
lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran. Aspek yang dijadikan penilaian pada
Langkah tersebut memberikan dampak yang observasi aktivitas siswa dalam
positif bagi proses pembelajaran yang pembelajaran materi energi alternatif adalah
berlangsung disetiap siklusnya, serta aspek mengemukakan pendapat, antusias
meningkatkan persentase guru dalam dalam mengikuti pembelajaran, aktif dalam
merencanakan pembelajaran. Perencanaan berdiskusi dan bekerjasama dengan orang
yang telah dilakukan oleh peneliti dari siklus I lain. Keempat aspek tersebut terus
hingga siklus III mengalami peningkatan mengalami peningkatan hingga mencapai
hingga akhirnya mencapai target yang telah target yang telah ditentukan. Pada siklus I,
ditentukan dari awal. Pencapaian tersebut kegiatan pembelajaran diawali dengan
tentunya karena usaha guru yang telah menjawab salam dari guru, mengondisikan
maksimal dalam merencanakan posisi duduk dan berdoa bersama.
pembelajaran. Selanjutnya menyimak penjelasan guru
mengenai tujuan pembelajaran yang harus
Pelaksanaan dicapai siswa selama mengikuti
Pada tahap pelaksanaan sama seperti pembelajaran. Selanjutnya siswa merespon
tahapan merencanakan pembelajaran target guru melalui kegiatan apersepsi. Namun,
yang telah ditentukan yaitu 100%. dalam kegiatan ini respon siswa masih
Pelaksanaan pembelajaran mengalami kurang baik, terbukti dengan masih
peningkatan pada setiap tindakan yang banyaknya siswa yang tidak mau
dilakukan, pada pelaksanaan siklus I masih memberikan jawaban atau pertanyaan.
banyak indikator yang belum terlaksanakan Kemudian siswa masuk ke dalam tahapan
dengan baik sehingga mendapatkan pertama model Problem Based Learning
persentase 60,78% dengan kriteria cukup yaitu memberikan orientasi permasalahan,
berdasarkan perolehan tersebut maka pada tahap ini siswa masih kurang begitu
diperlukan tindakan selanjutnya di siklus II, antusias mengikuti pembelajaran.
siklus II indikator yang yang belum
terlaksanakan dengan baik berkurang Tahapan kedua yaitu mengorientasikan
sehingga terjadi peningkatan persentase siswa kapada tugas-tugas. Guru dan siswa
yang didapatkan yaitu 86,27% dengan bertanyajawab mengenai cara pengerjaan
kriteria baik sekali, karena belum mencapai tugas yang akan diberikan. Tahapan ketiga
target yang ditentukan maka tindakan membantu siswa melakukan investigasi
dilanjutkan pada siklus III, pada pelaksanaan secara mandiri maupun kelompok, disini
siklus III setiap indikator yang terdapat dalam siswa dibentuk ke dalam 5 kelompok dan
lembar observasi kinerja guru dapat diberikan kesempatan oleh guru untuk
terlaksanakan dengan baik sehingga mencari sumber-sumber pengetahuan yang
mendapatkan persentase 100% dan target diperlukan di perpustakaan untuk

866
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016)

menyelesaikan tugas yang diberikan. membangkitkan semangat siswa, siswa


Shoimin (2014, hlm. 132) mengemukakan terlihat begitu senang pada saat terlibat
kelebihan dari penerapan model Problem dalam proses permainan. Pada saat
Based Learning adalah Siswa terbiasa menyimpulkan pembelajaran sebagian siswa
menggunakan sumber-sumber yang terlihat aktif dan dapat mengemukakan
pengetahuan, baik dari perpustakaan, pendapatnya. Aktivitas siswa di siklus I yang
internet, wawancara dan observasi. Dengan paling bagus adalah pada aspek
membiasakan siswa belajar berdasarkan bekerjasama, sebagian siswa dapat
masalah dan dituntut untuk menemukan bekerjasama dengan baik bersama
solusi atas permasalahannya, siswa akan kelompoknya.
terbiasa untuk berpikir lebih kritis dan
belajar untuk memecahkan permasalahan Kemudian pada siklus II dan III, pada aktivitas
dengan pengetahuan yang diperoleh oleh siswa terlihat mengalami peningkatan
dirinya sendiri, dikaitkan dengan karena guru melakukan beberapa perubahan
pengetahuan baru yang dicarinya dan dalam pembelajaran dengan menggannti LKS
bertukar pikiran bersama teman (Lembar Kerja Siswa) agar proses
sekelompoknya. pembelajaran lebih menarik minat siswa
Selanjutnya masuk pada tahapan keempat untuk antusias dalam pembelajaran, namun
yaitu mengembangkan dan tetap disesuaikan dengan tahapan-tahapan
mempresentasikan artefak dan exhibit. model Problem Based Learning. Aktivitas
Dalam proses ini siswa membuat laporan siswa dalam pembelajaran terlihat
hasil diskusi kelompok dan mengalami peningkatan setelah diberikan
mempresentasikan hasil kerjanya di depan motivasi, aspek yang meningkat yaitu
kelas. Dengan adanya kerja kelompok antusias siswa dalam mengikuti
ditujukan untuk membangun proses pembelajaran. Kemudian aspek
komunikasi siswa secara alamiah. Sesuai mengemukakan pendapat mengalami
dengan pendapat Shoimin (2014, hlm. 132) peningkatan, pada saat melakukan proses
mengemukakan kelebihan dari penerapan permainan siswa dituntut untuk bisa
model Problem Based Learning adalah mengemukakan pendapatnya. Aspek
siswa memiliki kemampuan untuk bekerjasama dan aktif dalam berdiskusi juga
melakukan komunikasi ilmiah dalam meningkat ketika diberikan LKS yang
kegiatan diskusi atau presentasi hasil berbeda dari siklus I. Hasil aktivitas pada
pekerjaan mereka. Aktivitas siswa pada saat penelitian ini harus mencapai target 86%
mengerjakan LKS, masih belum terlalu dari siswa yang mendapatkan nilai dengan
antusias dalam mengikuti pembelajaran. kriteria minimal baik. Minimal baik pada
target tersebut dihitung dari 2 kriteria, yaitu
Masuk pada tahapan kelima yaitu kriteria baik sekali dan baik. Target yang
menganalisis dan mengevaluasi proses- telah ditentukan sebelumnya pada saat
proses dalam mengatasi masalah. Disini guru perencanaan penelitian dapat dicapai pada
merefleksi sisa dengan melakukan tindakan siklus III, yaitu 86% siswa dari 22
permainan. Adanya permainan ini orang telah mencapai kriteria ketuntasan

867
Linda Yuliana, Ani Nur Aeni, Atep Sujana

minimal baik pada aspek penilaian aktivitas Perencanaan Tindakan


siswa. Gambaran perencanaan pembelajaran
dengan model Problem Based Learning
Hasil Belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
Hasil belajar pada penelitian ini terus materi energi alternatif di kelas IV-B SDN
mengalami peningkatan yang cukup baik Conggeang I, perencanaan pembelajaran
pada setiap siklusnya. Meskipun demikian, dibuat secara optimal sesuai dengan
dalam setiap siklus hasil belajar siswa masih tahapan Problem Based Learning. Adapun
ada siswa yang belum maksimal dalam tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai
proses pembelajarannya, namun sebagian berikut: a) mengorientasikan permasalahan,
besar siswa telah mencapai keberhasilan b) membimbing siswa dalam
dalam pembelajaran IPA materi energi mengorganisasikan tugas-tugas yang
alternatif. Pada siklus I siswa yang mencapai berkaitan dengan permasalahan, c)
nilai KKM terdapat 10 orang atau 45,45% membimbing siswa dalam kelompok untuk
dan terdapat 12 orang siswa atau 54,55% memecahkan permasalahan, d)
belum mencapai ketuntasan, kemudian pada membimbing siswa dalam membuat laporan
siklus II terdapat 16 orang atau 72,72% hasil diskusi, dan e) mengevaluasi dan
mencapai ketuntasan dan 6 orang atau membantu siswa merefleksi proses yang
sekitar 27,28% belum mencapai target telah dilakukan siswa selama proses
ketuntasan. Kemudian pada siklus III pembelajaran. Pada setiap tindakan yang
terdapat 21 orang siswa yang mencapai KKM dilakukan pula perbaikan agar perencanaan
atau sekitar 90,90% siswa dari 22 orang yang dilakukan semakin maksimal. Setelah
siswa di kelas IV-B telah mencapai KKM yang dilaksanakan tindakan hingga tiga siklus,
telah ditentukan. Peningkatan tersebut kinerja guru dalam perencanaan
terjadi karena dalam pembelajaran tersebut pembelajaran mencapai target yang telah
telah diterapkan model pembelajaran ditentukan dengan persentase 100%.
Problem Based Learning dalam
pembelajaran IPA materi energi alternatif. Pelaksanaan Tindakan
Gambaran pelaksanaan pembelajaran
SIMPULAN dengan model Problem Based Learning
Berdasarkan hasil penelitian dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembahasan yang dilakukan terhadap materi energi alternatif di kelas IV-B SDN
perencanaan, pelaksanaan yang terdiri dari Conggeang I, pada setiap tindakan siklusnya
pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas guru melaksanakan lima tahapan dalam
siswa juga hasil tindakan pada pembelajaran melaksanakan model Problem Based
energi alternatif dengan menerapkan model Learning. Adapun tahapan yang dilaksanakan
Problem Based Learning untuk adalah sebagai berikut: a) mengorientasikan
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV-B permasalahan, b) membimbing siswa dalam
SDN Conggeang I, maka dapat disampaikan mengorganisasikan tugas-tugas yang
kesimpulan di bawah ini. berkaitan dengan permasalahan, c)
membimbing siswa dalam kelompok untuk

868
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016)

memecahkan permasalahan, d) energi alternatif, menyebutkan dua


membimbing siswa dalam membuat laporan keuntungan energi alternatif, menyebutkan
hasil diskusi, dan e) mengevaluasi dan dua kekurangan energi alternatif. Pada
membantu siswa merefleksi proses yang pelaksanaan siklus I, siswa yang dinyatakan
telah dilakukan siswa selama proses tuntas atau telah mendapat nilai mencapai
pembelajaran. Setelah dilaksanakan tindakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak
hingga tiga siklus, kinerja guru dalam 10 orang siswa atau 45,45% dan 12 orang
pelaksanaan pembelajaran telah mencapai siswa lainnya atau 54,55% dinyatakan belum
target yang telah ditentukan dengan tuntas. Pada siklus II mengalami sedikit
persentase 100%. Target tersebut tercapai peningkatan, yaitu 16 orang siswa atau
pada saat pelaksanaan tindakan siklus III. 72,72% dinyatakan tuntas dan enam orang
siswa lainnya atau 27,28% belum tuntas.
Aktivitas Siswa Kemudian pada siklus III, siswa yang
Penilaian aktivitas siswa pada pembelajaran dinyatakan tuntas mencapai 20 orang siswa
tentang energi alternatif dengan penerapan atau 90,90% dan hanya dua orang siswa atau
model pembelajaran Problem Based 9,10% yang dinyatakan belum tuntas.
Learning meliputi aspek mengemukakan Dengan demikian, penelitian pun dinyatakan
pendapat, antusias dalam mengikuti berhasil karena target yang ditentukan telah
pembelajaran, aktif dalam berdiskusi dan tercapai, yaitu 86% siswa memperoleh hasil
mampu bekerjasama dengan orang lain. belajar di atas KKM atau telah dinyatakan
Pengambilan keempat aspek sikap tersebut tuntas.
disesuaikan dengan permasalahan yang
ditemukan pada saat pengambilan data
awal. Aktivitas siswa selama pelaksanaan DAFTAR PUSTAKA
tindakan penelitian hingga tiga siklus pun
Hamalik, O. (2008). Proses belajar mengajar.
mengalami peningkatan. Pada tindakan Jakarta: Bumi Aksara.
siklus tiga perolehan aktivitas siswa
mencapai target yang ditentukan yaitu 86%. Hanifah, N. (2014). Memahami Penelitian
Tindakan Kelas : Teori dan Aplikasinya.
Hasil Belajar Bandung: UPI Press.
Hasil belajar siswa pada pelaksanaan
Karwati & Priansa. (2014). Manajemen Kelas.
penelitian ini juga mengalami peningkatan
Bandung: ALFABETA
pada setiap siklus yang dilaksanakan.
Penilaian hasil belajar siswa pada Purwanto, N. (2012). Prinsip-prinsip dan
pembelajaran tentang energi alternatif teknik evaluasi pengajaran, Bandung:
dengan penerapan model pembelajaran Remaja Rosdakarya.
Problem Based Learning meliputi aspek
menjelaskan pengertian sumber energi Purwanto, N. (2012). Prinsip-prinsip dan
teknik evaluasi pengajaran, Bandung:
alternatif, menyebutkan tiga sumber energi
Remaja Rosdakarya.
alternatif, menjelaskan cara penggunaan
energi alternatif, mengklasifikasikan sumber

869
Linda Yuliana, Ani Nur Aeni, Atep Sujana

Saud, U.S. (2011). Inovasi Pendidikan, Sujana, A. (2014). Pendidikan IPA. Bandung:
Bandung: ALFABETA. Rizqi Press.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Tim Penyusun Bahan Ajar PLPG. (2010).
Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Materi dan Metodologi IPA SD/MI.
Yogyakarta. AR-RUZZ MEDIA Bandung: Panitia Pelaksana PLPG Rayon
10 Jawa Barat
Sugiyono. (2007). Metode penelitian
pendidikan. Bandung: Alfabeta. Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

870

Anda mungkin juga menyukai