Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM III

PEMERIKSAAN KUMAN GOLONGAN ENTEROBACTERIACEA


(Escherichia coli)

OLEH:

LUH PUTU EKA JUNI SUSENI (15.131.0642)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018


PEMERIKSAAN KUMAN GOLONGAN ENTEROBACTERIACEA
(Escherichia coli)

A. Tujuan

Identifikasi bakteri E. coli secara biokimiawi.

B. Dasar Teori

Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini
termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai
agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan
manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana:
tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot
yang lebih kompleks (Colome, 2001).

Enterobacteriaceae adalah suatu family kuman yang terdiri dari sejumlah besar spesies
bakteri yang hidup di usus besar manusia dan hewan, tanah, air dan dapat pula ditemukan
pada dekomposisi material. Pada keadaan normal hidupnya di dalam usus besar manusia,
kuman ini sering disebut kuman enterik atau basil enteric (Dwidjoseputro, 2005).
Sebagian besar kuman enterik tidak menimbulkan penyakit pada host (tuan rumah) bila
kuman tetap berada di dalam usus besar. Sebanyak 80% dari kuman batang negatif Gram
yang diisolasi di laboratorium Mikrobiologi Klinik adalah kuman Enterobacteriaceae. Di
dalam klasifikasinya membagi famili kuman ini di dalam 6 tribe sebagai berikut:
Tribe I : Escherichiae
Tribe II : Edwardsiellae
Tribe III : Salmonellae
Tribe IV : Klebsiellae
Tribe V : Proteeae
Tribe VI : Erwinieae (Lay dan Sugyo, 1992).
Bakteri E.coli mempunyai kemampuan yang paling tinggi dalam
memfermentasikan karbohidrat. Hal ini terlihat dari intensitas yang ditunjukan dalam uji
gula-gula yang mana terlihat terjadinya perubahan warna pada setiap medium. E.coli
adalah salah satu jenis spesies utama bakteri Gram negatif. Pada umumnya, bakteri ini
dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. coli tidak berbahaya, tetapi
beberapa, seperti E. coli tipe O157:H7 dapat mengakibatkan keracunan makanan yang
serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama
verotoksin (Burrows, 2004).
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui
sifat - sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni
selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang
menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan selular,
seperti pergerakan. Suatu bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat
morfologinya saja, sehingga perlu diteliti sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhannya. Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang
amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara
morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil
pegamatan fisiologis yang memadai mengenai kandungan organik yang diperiksa maka
penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakterisasi dan klasifikasi sebagian
mikroorganisme seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia.
Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe
metabolit yang dapat dideteksi dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test
yang dapat menghasilkan perubahan warna reagen (Anonim,2010).
Pada pengetesan secara biokimia yang sering dilakukan ialah penanaman ke
dalam medium gula-gula, Penanaman dalam IMViC, Tes TSIA dan tes urea.
1. Penanaman ke dalam media gula-gula
Maksud dari penanaman ini adalah untuk mempelajari reaksi-reaksi biokimia dari
bakteri-bakteri yag diidentifikasi. Jenis gula yang biasa digunakan antara lain:
a. Glukosa
b. Laktosa
c. Maltosa
d. Sukrosa
Indikator yang digunakan adalah fenol untuk mengetahui apakah terjadi
pembentukkan asam atau tidak sebagai hasil penguraian gula pada medium.
Sebelum ditandai medium berwarna merah dan bila terbentuk asam akan
berwarna kuning. Selain itu juga digunakan tabung durham untuk mengetahui ada
atau tidaknya gas yang terbentuk pada tabung. Tabung durham yang ukurannya
lebih kecil dari tabung reaksi bisa ini diletakkan terbalik di dalam tabung gula
sehingga gas yang terbentuk dapat tertampung dalam tabung durham. Sebelum
dipakai media gula-gula ini harus dipastikan steril. Bila keruh dan berwarna
kuning tidak dapat dipakai lagi. Hasilnya ada beberapa jenis antara lain:
a. Bila tidak terjadi perubhan warna/ tetap merah artinya tidak teradi
pembentukkan asam atau hasil negatif (-).
b. Bila terjadi perubahan warna menjadi kuning artinya terjadi pembentukkan
asam atau hasil positif (+).
c. Bila terjadi perubahan warna menjadi kuning dan terdapat gas dalam
tabung duraham maka hasil positif g (+g) (Cowan, 2004).
2. Penanaman ke dalam IMViC
IMViC ialah singkatan dari Indol, Methyl red, Voges Proskauer, dan Citrat.
Maksud dari penanaman ini adalah untuk mempelajari reaksi-reaksi biokimia dari
bakteri-bakteri yag diidentifikasi (Suriawiria, 1985) :
Tes Indol
Bakteri yang tergolong dalam grup fekal dapat memecah asam amino dapat
memecah asam amino triptofan dan menghasilkan suatu senyawa berbau busuk
yang disebut indol. bakteri yang telah ditumbuhkan ke dalam medium yang
mengandung triptofan kemudian diberi 3-5 tetes pereaksi Kovacs yang
mengandung amil alkoho atau diberi kristal asam oksalat. Adanya indol akan
menyebabkan amil alkohol berubah warna menjadi merah tua atau yang
menggunakan asam oksalat menjadi merah muda. Uji yang menggunakan amil
alkohol disebut metod Kovacs sedankan yang menggunakan asam oksalat ialah
metoe Gnezda.
Tes Methyl Red
Tes methyl red ini ialah test yang digunakan untuk mengetahui adanya
pembentukkan asam dengan pH di bawah 4. Methyl red adalah suatu indikator
yang akan menunjukkan warna merah bila pH ada di bawah 4. Tes ini biaasa
digunakan untuk pemeriksaan bakteri E. Coli sebaai tanda encemaran air bersih.
Tes Voges Proskauer
Pada reaksi akan diselidiki apakah bakteri dapat membentuk acethyl methyl
carbinol atau tidak. Untuk melhat reaksi yang positif (Acethyl methyl carbinol
positif) maka ke dalam medium yang telah ditanamiditambahkan KOH kemudian
dipanaskan sebentar. Dalam hal ini akan terbentuk diacethyl. Diacethyl ini yang
menimbulkan warna merah kecoklatan bila ditambah alfa naftol.
Tes Simmons citrat
Medium ini merupakan medium padat yang terdiri dari Monoamoniu fosfat, Na
citrat, NaCl, air, agar-agar, dan indikator romthymol blue. Medium ini juga
digunakan untuk diferential diagnose (DD), antara bakteri Coli dan Aerobacter
aerogenes. Medium ini berwarna biru kehijauan, bila hasil positif menghasilkan
warna biru terang. Bila negatif tetap berwarna hijau.
3. Penanaman ke dalam media agar semi-solid
4. Penanaman ke dalam TSIA dan urea

C. Alat Dan Bahan

Alat :
1. Cawan petri 7. Inkubator
2. Tabung reaksi 8. Tabung Durham
3. Rak tabung reaksi 9. Vortex
4. Jarum ose bulat 10. Objek glass
5. Ose jarum 11. Mikroskop
6. Bunsen
Bahan :
1.Biakan bakteri E. coli 2.Media Mac Conkey
3.Media EMB Agar 7. Media gula gula (glukosa, laktosa,
4.Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) sukrosa, peptone water, indikator BTB)
5.Media Simon Citrat 8. Semi solid agar
6.Media Methyl Red (pepton water, 9. Pewarna Gram
glukosa, indikator methyl red)
D. Prosedur Kerja

a. Pembuatan Media :
1. Media Mac Conkey Agar
1) Timbang Media MacConkey sebanyak 2,5 gram
2) Tambahkan aquadest sebanyak 50 mL.
3) Larutkan media sesuai takaran pada aquades kemudian dipanaskan hingga media larut
dan homogen. Sterilisasi pada autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit.
4) Tuang media pada cawan petri, tunggu hingga media memadat.

2. Media EMB Agar


1) Timbang Media EMB sebanyak 1,8 gram.
2) Tambahkan aquadest sebanyak 50 mL.
3) Larutkan media sesuai takaran pada aquades kemudian dipanaskan hingga media larut
dan homogen. Sterilisasi pada autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit.
4) Tuang media pada cawan petri, tunggu hingga media memadat.

3. Media TSIA
1) Timbang Media TSIA sebanyak 1,65 gram.
2) Tambahkan aquadest sebanyak 25 mL , kemudian larutkan dalam aquades. Panaskan
media hingga terlarut sempurna dan homogen.
3) Tuang media ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 mL .
4) Tutup tabung dengan menggunakan kapas, kemudian sterilisasi dengan menggunakan
autoclave.
5) Setelah proses sterilisasi selesai, miringkan agar pada tabung dan tunggu hingga
memadat.

4. Media SCA( Simon Citrate Agar )


1) Timbang Media SCA( Simon Citrate Agar ) sebanyak 0,55 gram.
2) Tambahkan aquadest sebanyak 25 mL , kemudian larutkan dalam aquades. Panaskan
media hingga terlarut sempurna dan homogen.
3) Tuang media ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 ml.
4) Tutup tabung dengan menggunakan kapas, kemudian sterilisasi dengan menggunakan
autoclave.
5) Setelah proses sterilisasi selesai, miringkan agar pada tabung dan tunggu hingga
memadat.

4. Media gula-gula (glukosa, sukrosa dan laktosa)


Media Glukosa :
1) Timbang glukosa 0,25 gram
2) Timbang pepton 0,625 gram
3) Tambahkan aquadest hingga 25 mL, larutkan hingga tercampur semua.
4) Tuang media ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 ml.
5) Tempatkan pada tabung , tabung durham ke dalam media dengan posisi tabung
durham dalam keadaan terbalik.
6) Tutup tabung dengan kapas berwarna biru .
7) Kemudian sterilisasi pada autoclave.

Media Sukrosa :

1) Timbang sukrosa 0,25 gram


2) Timbang pepton 0,625 gram
3) Tambahkan aquadest hingga 25 mL, larutkan hingga tercampur semua.
4) Tuang media ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 ml.
5) Tempatkan pada tabung , tabung durham ke dalam media dengan posisi tabung
durham dalam keadaan terbalik.
6) Tutup tabung dengan kapas berwarna merah muda .
7) Kemudian sterilisasi pada autoclave.

Media Laktosa :
1) Timbang glukosa 0,25 gram
2) Timbang pepton 0,625 gram
3) Tambahkan aquadest hingga 25 mL, larutkan hingga tercampur semua.
4) Tuang media ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 ml.
5) Tempatkan pada tabung , tabung durham ke dalam media dengan posisi tabung
durham dalam keadaan terbalik.
6) Tutup tabung dengan kapas berwarna biru .
7) Kemudian sterilisasi pada autoclave.

5. Media Methyl Red


1) Timbang glukosa sebanyak 0,25 gram.
2) Timbang pepton sebanyak 0,625 gram.
3) Tambahkan aquadest hingga 25 mL, larutkan hingga tercampur semua.
4) Tuang media ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 ml.
5) Tutup tabung dengan kapas, sterilisasi pada autoclave.

6. Media semisolid
Timbang media NA 0,25 gram
1) Tambahkan aquadest hingga 25 mL, larutkan hingga tercampur semua.
2) Tuang media ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 ml.
3) Tutup tabung dengan kapas, sterilisasi pada autoclave.

B. Prosedur Kerja :
1. Inokulasi Pada Media Differential

Media : Media Mac Conkey dan EMBA

Panaskan ose bulat pada bunsen kemudian dinginkan, Ambil biakan dengan ose kemudian
streaking pada permukaan media tegak. Inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.

2. Inokulas Pada Media Padat Dengan Dasar (Butt) Dan Miring (Slant)

Media : SCA dan TSIA

Panaskan ose jarum pada api bunsen, kemudian ambil ose jarum dan goreskan pada lereng
media kemudian tusukkan dari tengah media hingga ke dasar. Inkubasi media pada suhu
350C selama 18-24 jam untuk media TSIA dan pada suhu 370C selama 24 jam pada media
SCA.

3. Inokulasi Pada Media Cair

Media : Gula gula dan methyl red

Panaskan ose bulat pada api bunsen, ambil kuman dengan ose bulat dan inokulasikan pada
media cair. Homogenkan dengan menggunakan vortex hingga terbentuk suspensi kuman.
Inkubasi media pada suhu 370C selama 24 jam.

4. Inokulasi Pada Media Semi Solid

Media : Semi Solid ( NA)

Panaskan ose jarum pada api bunsen kemudian dinginkan. Tusukkan ose pada media dengan
tegak lurus hingga dasar media kemudian cabut. Inkubasi media pada suhu 370C selama 24
jam.

5. Pengamatan bentuk sel dengan melakukan pengecatan Gram.

1) Preparat di genangi dengan Gram A (Kristal violet ) selama 2- 5 menit.


2) Bilas dengan air kemudian tiriskan terlebih dahulu.
3) Genangi dengan Gram B ( Lugol Iodin ) selama 20-30 detik.\
4) Bilas dengan air kemudian tiriskan.
5) Dekolorisai / dilunturkan dengan Gram C (alcohol) sampai luntur.
6) Bilas dengan air kemudian tiriskan.
7) Genangi dengan Gram D (safranin) selama 2-3 menit.
8) Bilas dan tiriskan , kemudian keringkan.
9) Amati dibawah mikroskop.
E. Interprestasi Hasil

1. Morfologi
Bentuk bakteri : batang
Warna : merah
Susunan : menyebar
Sifat : Gram (-)

2. Sifat biokimia reaksi


1. Indol +
2. MR +
3. VP
4. Citrat
5. TSIA Lereng : acid
Dasar : acid
Gas : +
H2S : -
6. Urea
7. Glukosa +
8. Sukrosa +
9. Lactosa +
10. Manosa +
11. Maltosa +
12. Motil +
3. Hasil MC :
Bentuk koloni : bulat
Ukuran koloni : kecil
Warna koloni : merah
Tepi koloni : rata
Permukaan koloni : cembung
Fermentasi laktosa : +
Konsistensi : mukoid

4. Hasil EMB :
Bentuk koloni : bulat
Ukuran koloni : kecil
Warna koloni : hijau metalik
Tepi koloni : rata
F. Hasil

No Koloni Makroskopi Mikroskopi Gambar


1 Koloni sp 1 (MC) Ukuran: 0,4 cm
Elevasi : Flat
Margin : Entire Basil Gram
Bentuk : Irregular negative (-)
Warna : Merah
Fermentasi laktosa
(+) positif

Koloni sp 2 (MC) Ukuran: 0,1 cm


Elevasi : Flat
Margin : Entire Basil Gram
Bentuk : Circular negative (-)
Warna : Merah
Fermentasi laktosa
(-) negative

2 Koloni sp 1 Ukuran: 0,1 cm


(EMB) Elevasi : Flat
Margin : Entire Basil Gram
Bentuk : Circular negative (-)
Warna:Hijau metalik
(Gambar Hasil dari uji sifat biokimia ) ( Media TSIA) (Uji Indol)

Hasil praktikum sifat biokimia reaksi :


1. Indol : (+) positif
2. MR : (-) negative
3. Citrate : (-) negative
4. TSIA :
Lereng : alkali (merah)
Dasar : acid (kuning )
Gas : (+) positif ( media pecah , menandakan adanya gas dalam media)
H2S : (+) positif ( terdapat warna hitam pada lereng dan bagian tengah
media )
5. Uji gula gula
Glukosa : (+) positif
Sukrosa : (-) negative
Laktosa : (+) positif
6. Uji motilitas : (+) positif
G. Pembahasan

Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus
besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi
primer pada usus misalnya diare pada anak dan travelers diarrhea, seperti juga
kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus. Genus
Escherichia terdiri dari 2 spesies yaitu: Escherichia coli dan Escherichia hermanii.
Klasifikasi
Superdomain : Phylogenetica
Filum : Proterobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli
Morfologi
Bentuk: batang pendek (kokobasil)
Sifat: Gram negatif
Ukuran: 0,4 0,7 m 1,4 m
Gerak: sebagian besar gerak positif
Beberapa strain memiliki kapsul (Colome, 2001).
Escherichia coli adalah bagian flora normal saluran usus, Escherichia coli bertahun-
tahun dicurigai sebagai penyebab diare sedang sampai gawat yang kadang-kadang timbul
pada manusia dan hewan, berbagai jalur Escherichia coli mungkin menyebabkan diare
dengan salah satu dari dua mekanisme:
1. Escherichia yang memproduksi enterotoksin, disebut Escherichia enterotoksigenik
yang memproduksi salah satu atau dua toksin yang berbeda.
1) Toksin LT
Merupakan toksin yang termolabil. Toksin LT menyebabkan peningkatan aktifitas
enzim adenil siklase dalam sel mukosa usus halus dan merangsang sekresi cairan,
kekuatannya 100 kali lebih rendah dibandingkan toksin kolera dalam
menimbulkan diare.
2) Toksin ST
Merupakan toksin yang termostabil. Toksin ST tidak merangsang aktifitas enzim
adenil siklase. Bekerja dengan cara mengaktivasi enzim guanilat siklase
menghasilkan siklik guanosin monofosfat, menyebabkan gangguan absorbsi
klorida dan natrium, selain itu menurunkan motilitas usus halus.
2. Escherichia coli yang menimbulkan diare dengan invasi langsung lapisan epitelium
dinding usus. Kelihatannya mungkin bahwa sekali invasi lapisan usus terjadi, penyakit
diare mungkin terjadi karena pengaruh racun lipopolisakarida dinding sel (endotoksin).
Selain mekanisme Escherichia coli yang mungkin menyebabkan diare ada juga
patogenitas Escherichia coli yang dapat menyebabakan diare yaitu:
a. EPEC (Enteropatogenik Escherichia coli), dapat menyebabkan penyakit perut.
b. ETEC (Enterotoksigenik Escherichia coli), dapat menimbulkan diare seperti yang
disebabkan oleh Vibrio cholerae.
c. EIEC (Enteroinvasif Escherichia coli), dapat menimbulkan demam, perut kram, berak
berlendir dan berdarah seperti dysentri.
d. EHEC (Enterohemoragik Escherichia coli), kuman ini mengeluarkan toksin yang
disebabkan edema dan perdarahan difus di kolon. Dapat pula menimbulkan sindroma
hemolitik oremik. Penyakit ini pada permulaan ditandai dengan kejang yang akut dan
diare cair yang cepat menjadi berdarah (Ratna, 2012).
Koloni E. coli pada media EMB menunjukkan pertumbuhan yang baik dari
koloni biru-hitam gelap dengan kemilau hijau metalik. EMB adalah media selektif dan
media diferensial. Media ini mengandung Eosin dan metilen biru, yang menghambat
pertumbuhan bakteri Gram positif, maka media ini dipilih untuk bakteri Gram negatif.
EMB juga mengandung karbohidrat laktosa, dengan adanya karbohidrat laktosa
bakteriGram negatif terdiferensiasi berdasarkan pada kemampuan mereka untuk
memfermentasi laktosa. Warna media sebelum pemupukan bakteri berwarna merah
keunguan. Perubahan warna hijau metalik pada media EMB karena Escherichia coli
dapat memfermentasi laktosa yang mengakibatkan peningkatan kadar asam dalam media.
Kadar asam yang tinggi dapat mengendapkan methylen blue dalam media EMB
(Burrows, 2004).
Berdasarkan hasil pengamatan, koloni E. coli pada media MC berwarna merah.
Hal ini sesuai dengan protocol manual dari BD edisi ke-2 yang menyatakan bahwa
Koloni bakteri koliform yang terisolasi akan berwarna merah jambu tua karena media
MC Agar mengandung kristal violet dan garam empedu yang menghambat organisme
Gram-positif memungkinkan organisme Gram-negatif untuk tumbuh(Burrows, 2004).
Menurut literatur, pada bakteri E.coli yang menggunakan perbenihan gula-gula
didapat pada media glukosa terjadi pembentukan asam yang ditandai dengan perubahan
warna dari merah menjadi kuning pada media glukosa, artinya bakteri ini membentuk
asam dari fermentasi glukosa. Pada media glukosa juga terbentuk gelembung pada tabung
durham yang diletakkan terbalik didalam tabung media artinya hasil fermentasi berbentuk
gas. Sedangkan pada medium sukrosa, laktosa, maltosa dan manitol didapat tidak adanya
pembentukan gas yang ditandai dengan tidak berubahnya warna pada medium dan juga
tidak terjadi pembentukan gas yang ditandai dengan tidak adanya gelembung pada tabung
durham (Burrows, 2004).
Pada medium citrate diperoleh hasil negatif, yaitu tidak terjadi perubahan warna
dan tidak terdapat gelembung di daerah goresan, hal ini menandakan bahwa bakteri E.coli
tidak membutuhkan sitrat dalam proses metabolismenya dan dikarenakan bakteri E.coli
tidak mempunyai enzim sitrat permiase yang merupakan enzim pembawa sitrat
Komposisi medium Sitrat. Komposisi medium sitrat, yaitu : Fermentasi menggunakan
mikroorganisme, Aspergillus niger, sumber nitrogen dan fosfat. Dari kandungan inilah
E.coli tidak dapat mengurai sitrat untuk metabolism (Buchanan, 2003).
Pada medium glukosa diperoleh hasil positif, yaitu adanya perubahan warna
menjadi kuning yang menandakan bahwa bakteri ini membentuk asam dari fermentasi
glukosa. Adanya gelembung pada tabung durham menandakan bahwa hasil fermentasi
dari bakteri E.coli berbentuk gas dan dikarenakan oleh bakteri E.coli membutuhkan
oksigen dalam proses metabolismenya. Komposisi medium glukosa, yaitu : Pepton, BTB
dan glukosa. Dari kandungan inilah E.coli mengurai glukosa untuk proses
metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium glukosa
untuk jenis bakteri E.coli (Buchanan, 2003).
Pada medium laktosa diperoleh hasil positif, yaitu adanya perubahan warna, dari
warna merah menjadi warna kuning. Hal ini menandakan bahwa bakteri E.coli
membentuk asam dari fermentasi laktosa. Komposisi medium laktosa, yaitu : Pepton,
BTB dan laktosa. Dari kandungan inilah E.coli mengurai laktosa untuk proses
metabolismenya (Buchanan, 2003).
Pada medium sukrosa diperoleh hasil negative , yaitu tidak adanya adanya
perubahan warna menjadi warna kuning, hal ini menandakan bahwa penanaman bakteri
E.coli pada media tersebut tidak membentuk asam dari fermentasi sukrosa yang
seharusnya membentuk asam dari fermentasi sukrosa . Komposisi medium sukrosa, yaitu
: Pepton, BTB dan sukrosa. Dari kandungan inilah E.coli mengurai sukrosa untuk proses
metabolismenya (Ratna, 2012).
Bakteri yang memecah karbohidrat akan memberikan suasana asam dengan
indikator phenol red media menjadi berwarna kuning. Bakteri yang tidak memecah
karbohidrat akan memberikan suasana basa dengan indikator phenol red media menjadi
berwarna merah. Bakteri yang menghasilkan H2S memanfaatkan Iron (II) sulfate
membentuk endapan hitam (FeS) (Ratna, 2012).
Uji indol digunakan untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim
triptophanase sehingga kuman tersebut mampu mengoksidasi asam amino triptophan
membentuk indol. Adanya indol dapat diketahui dengan penambahan reagen
Ehrlich/Kovacs yang berisi paradimetil amino bensaldehid. Interpretasi hasil :
Negatif (-) : Tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan
biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari triptophan sebagai sumber
karbon.
Positif (+) : Terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan,
artinya bakteri ini membentuk indol dari triptophan sebagai sumber
karbon(Cowan, 2004).
Uji MR media yang digunakan adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan
untuk mengetahui adanya fermentasi asam campuran (metilen glikon). Interpretasi
hasil :
Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah
ditambah methyl red 1%.
Positif (+) : Terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan
methyl red 1%.
Artinya bakteri menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi
Glukosa yang terkandung dalam media MR (Cowan,2004).
Tujuan dari uji citrate adalah untuk mengetahui apakah kuman menggunakan
sitrat sebagai sumber karbon. Pada media Simons citrat berisi indikator BTB (Brom
Tymol Blue). Apabila bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media
berubah menjadi basa dan berubah warna menjadi biru. Interpretasi hasil :
Negatif (-) : tidak terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru.
Artinya bakteri ini tidak mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik
yang membawa sitrat ke dalam sel. Sehingga kuman tidak menggunakan citra
sebagai salah satu/satu-satunya sumber karbon.
Positif (+) : terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru, artinya
kuman menggunakan citrat sebagai salah satu/satu-satunya sumber karbon (Ratna,
2012).
Tujuan dari uji Motilitas ini adalah untuk mengetahui gerak kuman, bisa memakai
media MO (Motilitas Ornitin) atau SIM (Sulfida Indol Motility). Pada praktikum kali ini
menggunakan media NA selain untuk melihat motilitas bisa juga untuk test indol dan
pembentukan H2S. Interpretasi hasil :
Negatif (-) : terlihat tidak adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar
hanya pada bekas tusukan inokulasi.
Positif (+) : terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar disekitar
inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang
diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini memiliki flagel (Burrows, 2004).
Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar) tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui
kemampuan kuman untuk memfermentasikan karbohidrat. Pada media TSIA berisi 3
macam karbohidrat yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. Indikatornya adalah phenol red
yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam suasana
asam. Glukosa berada di dasar media sedangkan laktosa dan sukrosa berada di bagian
lereng. Selain menggunakan media TSIA dapat pula digunakan media KIA (Kligers Iron
Agar), bedanya adalah pada media KIA hanya berisi 2 macam karbohidrat yaitu glukosa
dan laktosa. Interpretasi hasil : hanya memfermentasi glukosa : Bila pada dasar (butt)
media berwarna kuning (bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat
basa). Fermentasi pada TSIA juga disertai dengan pembentukan gas CO2 yang dapat
dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar. Media TSIA juga dapat digunakan untuk
mengetahui pembentukan H2S yaitu melihat apakah kuman memfermentasi metionin
dan sistein (Asam amino yang mempunyai gugus S). Pada media TSIA terdapat asam
amino metionin dan sistein, jika kuman memfermentasi kedua asam amino ini maka
gugus S akan keluar dan gugus S akan bergabung dengan H2O membentuk H2S.
Selanjutnya H2S bergabung dengan Fe2+ membentuk FeS berwarna hitam dan
mengendap (Buchanan, 2003).
Uji gula- gula ini digunakan untuk mengetahui apakah kuman memfermentasi
masing-masing gula membentuk asam. Media gula-gula ini terpisah dalam 3 tabung yang
berbeda dan media yang digunakan adalah masing-masing gula dengan konsentrasi 1%
dalam pepton. Masing-masing gula- gula ditambahkan indikator phenol red. Interpretasi
hasil :
Negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning,
artinya kuman tidak memfermentasi gula .
Positif (+) : terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning.
Artinya kuman memfermentasi gula membentuk ditandai dengan tinta pada tutup kapas
yang berbeda-beda. Didalam media gula-gula asam, positif + gas (+g) : Terjadi
perubahan warna media dari merah menjadi kuning. Artinya kuman memfermentasi gula
membentuk asam dan gas. Gas yang diperhitungan minimal 10% dari tinggi tabung
durham (Adam, 2001).
H. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil secara makroskopis pada media
MC didapatkan 2 koloni bakteri pada koloni sp 1 MC didapatkan hasil pengamatan pada
koloni secara makroskopis berukuran 0,4 cm, elevasi flat, margin entire, bentuk irregular,
warna merah fermentasi laktosa (+) positif dan pada pengamatan mikroskopis ditemukan
bakteri basil Gram negative (-). Pada koloni sp 2 didapatkan hasil pengamatan pada koloni
secara makroskopis berukuran 0,1 cm , elevasi flat , margin entire, bentuk circular, warna
merah , fermentasi laktosa negative (-) dan pada pengamatan secara mikroskopis didapatkan
bakteri Gram negative (-). Pada media EMB didapatkan satu koloni bakteri , koloni sp 1
EMB berukuran 0,1 cm, elevasi flat, margin entire, bentuk circular, berwarna hijau metalik ,
pada hasil mikroskopis didapatkan bakteri basil Gram negative (-). Sedangkan pada hasil uji
sifat biokimia reaksi didapatkan indol(+), MR (-), Citrate (-), TSIA lereng merah (alkali),
dasar kuning (acid), gas (+), H2S (+), uji gula-gula glukosa (+),sukrosa (-), laktosa (+). Maka
berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan secara makroskopis , mikroskopis, dan
uji sifat biokimia reaksi didapatkan hasil yang menunjukan bahwa koloni merupakan bakteri
Escherichia coli.
LAMPIRAN

(Proses pemanasan media


(Proses pemanasan (media glukosa + tabung (media glukosa yang
Simon Citrate dan MC )
Media Glukosa dan MR) durham+ BTB) akan di auto clave )

(media Simon Citrate,


EMB , MC, TSIA yang (Media MC ) (Media EMB) (Penanaman bakteri
akan di auto clave ) pada media MC)

(Media yang akan (Penanaman bakteri pada


dilakukan penanaman MR) (Media setelah diinkubasi
bakteri) selama 24 jam) (media TSIA )

(Gambar pengecatan
(Hasil dari uji Indol (+) (Media EMB ) (Media MC) gram )
setelah ditambahkan reagen
kovac)
DAFTAR PUSTAKA

Adam,MR. 2001. Microbiology of Fermented Food .Elsivier Applied Science Publisher,Ltd.


New York.

Anonim,2010.http://nunil08.student.ipb.ac.id/2010/06/19/uji-biokimia-metabolisme-bakteri/
(Diakses pada: 13 mei 2017, pukul: 21.00 WITA)

Buchanan,RE. 2003. Bergeys Manual of Determinative Bacteriology. The William & Wilkins
Company Baltimore.USA.

Burrows, W. 2004. Texbook of Microbiology.Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Colome,JS.2001. Laboratory Exercises in Microbiology. Newyork : West Publishing Company.

Cowan,ST. 2004. Manual for the Identification of Medical Fungi.London: Cambridge


University Press.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar- dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Penerbit Djambatan.

Lay, B.W. dan Sugyo Hastowo.1992. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali press.

Ratna, Siri.2012. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur dasar
Laboratorium.Jakarta: PT Gramedia.

Suriawiria, U. 1985. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Anda mungkin juga menyukai