Anda di halaman 1dari 4

Data Pengamatan Fluidisasi 2

Laju Suhu 0C Tinggi H Terukur Jenis H Terhitung Titik


Alir unggun unggun fluidisa
(L/min) Inlet Outlet cm m Mm Cm mm H2O Cm H2O si max
H2O H2O (cm)
0,3 22,4 30,6 9 0,09 23,4 2,34 Diam 0,0227 0,00227 11,26
0,6 22,6 30, 2 12 0,12 85,0 8,5 Minimum 179,4389 17,94389
0,9 22,7 29,9 20 0,2 86,1 8,61 Bubbling 299,0649 29,90649
1,2 22,7 29,8 23 0,23 86,0 8,6 Chaneling 343,9246 34,39246
1,5 22,8 30,1 24 0,24 85,9 8,59 Chaneling 358,8779 35,88779
1,8 22,8 30,2 25 0,25 86,7 8,67 Chaneling 373,8311 37,38311
2,1 22,9 30,3 26 0,26 86,2 8,62 Disperse 388,7843 38,87843
2,4 23,3 30,5 28 0,28 85,4 8,54 Disperse 418,6908 41,86908
2,7 23,6 30,6 27 0,27 85,1 8,51 Disperse 403,7376 40,37376
3,0 24,2 30,8 29 0,29 85,6 8,56 Disperse 433,6441 43,36441

Perhitungan Fluidisasi 2

Luas (A) = d2 = x 3,14 x (0,15)2 = 0,01766 m2

Volume Partikel = luas (A) x tinggi partikel dalam kolom pada keadaan diam

= 0,01766 m2 x 0,09 m = 1,584 x 10-3 m3

Massa partikel = partikel x V partikel

= 3182 kg/cm3 x 1,584 x 10-3 m3

= 5,04028 kg

Volume Bed = d2 x tinggi kolom

= 0,01766 m2 x 0,285 m

= 5,033 x 10-3 m3

= massa partikel = 5,04028 kg

( partikel)(volume bed) 3182 kg/ m2 x 5,033 x 10-3m3

= 0,3147

1. Untuk Q = 0,3 L/min (unggun diam)


Vcm = Q x 10-3 = 0,3 x 10-3 = 0,01698
A 0,01766
P = h = 150 L (1 ) (Vsm) Kw + 1,75L (Vsm) (1 )
L Dp. .w.g Dp. .w.g
h = 150(0,09)(1 0,3147)(0,01698)(1,0 x 10-3) + 1,75(0,09)(0,01698) (1 0,3147 )
(0,00015) (0,3147)(1000)(9,8) (0,00015) (0,3147)(1000)(9,8)
3
X 10 mmH2O
h = 0,07377 + 5,283 x 10-7 x 103 mmH2O
6,8722 x10-3 0,0458
= 1,0734 x10 + 1,537 x 10-5 x 103 mmH2O
-5

= 0,0227 mmH2O
= 0,00227 cmH2O

2. Untuk Q = 0,1 L/min (unggun terfluidisasi)


h = L (1 ) (s w ) 103 mmH2O
w
= 0,14 (1 0,3147 ) (3182 1000 ) 103 mmH2O
1000
= 0,14 ( 0,6853 ) ( 2182 ) mmH2O
= 209,3454 mmH2O
= 20,93454 cmH2O

3. Untuk Q = 0,5 L/min (unggun terfluidisasi)


h = L (1 ) (s w ) 103 mmH2O
w
= 0,2 (1 0,3147 ) (3182 1000 ) 103 mmH2O
1000
= 0,2 ( 0,6853 ) ( 2182 ) mmH2O
= 299,0649 mmH2O
= 29,90649 cmH2O

4. Untuk Q = 0,7 L/min (unggun terfluidisasi)


h = L (1 ) (s w ) 103 mmH2O
w
= 0,18 (1 0,3147 ) (3182 1000 ) 103 mmH2O
1000
= 0,18 ( 0,6853 ) ( 2182 ) mmH2O
= 269,1584 mmH2O
= 26,91584 cmH2O

5. Untuk Q = 1,5 L/min (unggun terfluidisasi)


h = L (1 ) (s w ) 103 mmH2O
w
= 0,24 (1 0,3147 ) (3182 1000 ) 103 mmH2O
1000
= 0,24 ( 0,6853 ) ( 2182 ) mmH2O
= 358,8779 mmH2O
= 35,88779 cmH2O
6. Untuk Q = 1,8 L/min (unggun terfluidisasi)
h = L (1 ) (s w ) 103 mmH2O
w
= 0,25 (1 0,3147 ) (3182 1000 ) 103 mmH2O
1000
= 0,25 ( 0,6853 ) ( 2182 ) mmH2O
= 373,8311 mmH2O
= 37,38311 cmH2O

7. Untuk Q = 2,1 L/min (unggun terfluidisasi)


h = L (1 ) (s w ) 103 mmH2O
w
= 0,26 (1 0,3147 ) (3182 1000 ) 103 mmH2O
1000
= 0,26 ( 0,6853 ) ( 2182 ) mmH2O
= 388,7843 mmH2O
= 38,87843 cmH2O

8. Untuk Q = 2,4 L/min (unggun terfluidisasi)


h = L (1 ) (s w ) 103 mmH2O
w
= 0,28 (1 0,3147 ) (3182 1000 ) 103 mmH2O
1000
= 0,28 ( 0,6853 ) ( 2182 ) mmH2O
= 418,6908 mmH2O
= 41,86908 cmH2O

9. Untuk Q = 2,7 L/min (unggun terfluidisasi)


h = L (1 ) (s w ) 103 mmH2O
w
= 0,27 (1 0,3147 ) (3182 1000 ) 103 mmH2O
1000
= 0,27 ( 0,6853 ) ( 2182 ) mmH2O
= 403,7376 mmH2O
= 40,37376 cmH2O

10. Untuk Q = 3 L/min (unggun terfluidisasi)


h = L (1 ) (s w ) 103 mmH2O
w
= 0,29 (1 0,3147 ) (3182 1000 ) 103 mmH2O
1000
= 0,29 ( 0,6853 ) ( 2182 ) mmH2O
= 433,6441 mmH2O
= 43,36441 cmH2O
Analisa Fluidisasi 2

Seperti yang diketahui dari hasil percobaan sebelumnya fluidisasi merupakan metode
pengontakkan butiran butiran padat dengan fluida baik cairan maupun gas. Pada percobaan
didapatkan dua jenis unggun yaitu unggun diam dan unggun terfluidisasi. Dimana unggun
diam adalah unggun yang berada didalam kolom dan diberi udara tekan dengan laju alir
fluida tertentu, tetapi unggun tersebut masih tetap dalam keadaan awal yaitu diam. Unggun
akan tetap diam apabila fluida yang dialirkan memiliki laju alir yang kecil. Pada percobaan
didapatkan data laju alir 0,3 untuk unggun yang diam. Dan unggun terfluidisasi merupakan
unggun yang bergerak. Gerakan ini disebabkan oleh fluida yang dialirkan dan akan
memberikan tekanan pada unggun, sehingga unggun akan bergerak. Dan data yang
didapatkan dapat dilihat bahwa semakin besar laju alir suatu fluida maka loncatan pada
unggun akan semakin tinggi. Fluida yang dialirkan akan merubah susunan dari partikel
partikel unggun.

Yang membedakan percobaan fluidisai I dan II terletak pada penggunaan dan


pengukuran temperatur. Pada percobaan fluidisasi 2 dilakukan pengukuran terhadap
temperatur fluida yang akan dialirkan pada saat fluida tersebut masuk dan keluar. Dan data
yang didapatkan dapat dilihat temperatur saat fluida keluar lebih besar dari pada fluida yang
masuk. Hal ini dikarenakan pada saat fluida masuk, fluida akan kontak dengan unggun yang
terdapat di dalam kolom dan mengakibatkan unggun akan berubah susunannya atau akan
bergerak. Gerakan unggun ini memerlukan energi yang dihasilkan dari pengontakan unggun
dan fluida yang keluar memiliki suhu yang tinggi.

Kesimpulan Fluidisasi 2

Semakin besar laju alir fluida yang diberikan, maka semakin besar pula penurunan
tekanannya.
Suhu pada saat fluida keluar lebih besar dari pada saat fluida masuk
Titik fluidisasi maksimum terjadi pada laju alir 0,6 L/min
Semakin besar laju alir yang diberikan, unggun akan semakin tinggi
Jenis unggun :
- 0,3 : diam
- 0,6 : minimum
- 0,9 : bubbling
- 1,2 18 : chaneling
- 2,1 3,0 : disperse

Daftar Pustaka

Jobsheet Satuan Operasi.2016.Penuntun Praktikum Satuan Operasi.Politeknik Negeri


Sriwijaya:Palembang

Anda mungkin juga menyukai