Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH BANGSA PEJANTAN TERHADAP PERTUMBUHAN PEDET HASIL

IB DI WILAYAH KECAMATAN BANTUR KABUPATEN MALANG

Indria Susanti, M. Nur Ihsan dan Sri Wahjuningsih


Bagian Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya
Email: m_nur_ihsan@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni. Tujuannya adalah untuk
mengetahui pengaruh bangsa pejantan Simmental dan Limousin terhadap pertumbuhan pedet
hasil Inseminasi Buatan (IB) di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Materi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pedet hasil IB dengan indukan Limpo yang disilangkan
dengan pejantan Simmental 50 ekor dan Limousin 50 ekor pada umur 33,5 bulan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey secara purposive sampling. Data dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bangsa pejantan berpengaruh terhadap pertumbuhan pedet yang dihasilkan. Berbeda nyata
pada bobot lahir, bobot badan 3-3,5 bulan, dan lingkar dada dari pejantan Simmental x Limpo
berturut-turut adalah 35,46+2,86 kg; 134,42+54,61 kg; 120,74+10,64 cm, dan dari pejantan
Limousin x Limpo 34,16+2,10 kg; 116,01+14,52 kg; 115+12,06 cm. Tidak berbeda nyata
pada panjang badan dan tinggi gumba dari pejantan Simmental x Limpo berturut-turut adalah
99,02+8,81 cm; 105,38+10,13 cm, dan dari pejantan Limousin x Limpo 97,08+7,41 cm;
105,38+8,31 cm. Pedet hasil persilangan Simmental x Limpo memberikan performans
produksi yang lebih baik dari pada Limousin x Limpo. Simmental merupakan salah satu
pejantan yang berpengaruh cukup tinggi terhadap pertumbuhan pedet yang dihasilkan.

Kata kunci: Pedet, Limousin, Simmental, Limpo, Performans Produksi

EFFECT OF MALE BREED ON AI CALF GROWTH AT SUBDISTRICT BANTUR


MALANG REGENCY

ABSTRACT

The research was done from May to June. The purpose of this research was to
determine the effects of Simmental and Limousin bulls breed on calf growth results Artificial
Insemination (AI) in the Subdistrict Bantur, Malang Regency. Materials used in this research
is the result of AI with calf breeders who crossed with male Simmental x Limpo 50 and male
Limousin x Limpo 50 calf at the age of 3-3.5 months . The method used in this research is
purposive sampling survey. Data was analyzed using descriptive analysis and test of
difference. Showed that the effect on the growth of the breed stud calf produced .
Significantly different on birth weight , body weight 3-3,5 months , and chest circumference
of the stud Simmental x Limpo row is (35,46+2,86) kg; (134,42+54,61) kg; (120,74+10,64)
cm, and from stud Limousin x Limpo (34,16+2,10) kg; (14,52+116,01) kg; 115+12,06 cm.
Not significantly different in body length and height of the stud Simmental x Limpo row is
(99,02+8,81) cm; (105,38+10,13) cm , and from stud Limousin x Limpo (97,08+7,41) cm;
(105,38+8,31) cm. Simmental is one of the dominant male is quite high on the growth of
calves produced.

Keywords : Calves, Simmental, Limmousin, Limpo, Performance Production

J. Ternak Tropika Vol. 16, No.1: 41-47, 2015 41


PENDAHULUAN kelamin. Pola pertumbuhan ternak
Usaha dan pengembangan tergantung pada sistem manajemen yang
peternakan saat ini menunjukan prospek dipakai, tingkat nutrisi yang tersedia,
yang sangat cerah dan mempunyai peranan kesehatan dan iklim. Laju pertambahan
yang sangat penting dalam pertumbuhan bobot badan dipengaruhi oleh umur,
ekonomi pertanian. Sebagian masyarakat lingkungan dan genetik dimana berat
dunia mengakui bahwa produk-produk tubuh awal fase penggemukan
peternakan memegang peranan yang berhubungan dengan berat dewasa, yaitu
sangat penting di masa yang akan datang. apabila pertumbuhan sapi di awal
Usaha peternakan sapi potong di Indonesia penggemukan baik, maka pertumbuhan
didominasi oleh sistem pemeliharaan sapi hingga puncaknya juga akan baik.
induk dan anak. Tujuan dari sistem ini Selain faktor-faktor diatas yang
adalah untuk menghasilkan seekor pedet mempengaruhi laju pertumbuhan pedet
tiap tahunnya, sehingga masalah hasil persilangan adalah pejantan. Pejantan
reproduksi ini sangat perlu menjadi merupakan hal yang harus diperhatikan
perhatian peternak. dalam usaha meningkatkan populasi dan
Salah satu upaya telah dilakukan produktivitas dalam peternakan sapi
pemerintah untuk meningkatkan potong. Bobot lahir juga tidak terlepas dari
produktivitas ternak sapi lokal salah pengaruh pejantan dimana hanya pejantan
satunya adalah melalui sistem persilangan. tertentu yang dapat menghasilkan pedet
Tidak kurang dari 10 macam bangsa sapi dengan bobot lahir yang tinggi.
potong telah diimpor, baik berupa ternak
hidup maupun dalam bentuk semen beku MATERI DAN METODE
untuk disilangkan dengan ternak lokal Materi yang digunakan pada
(Hardjosubroto, 2004). Sistem persilangan penelitian ini adalah pedet hasil IB dengan
yang dilakukan lebih ditujukan untuk indukan Limpo yang disilangkan dengan
menghasilkan bangsa baru melalui grading pejantan Simmental 50 ekor dan Limousin
up dan untuk menghasilkan sapi jantan 50 ekor pada umur 33,5 bulan. Metode
(final stock) yang pada akhirnya digunakan yang digunakan dalam penelitian ini
untuk penggemukan. adalah survey pada pedet dan pemilihan
Sapi hasil silangan menunjukkan sampel ternak dilakukan secara purposive
performans yang lebih baik dibandingkan sampling. Pengambilan sampel dengan
dengan sapi lokal, sehingga banyak teknik purposive sampling responden
disenangi oleh peternak, terbukti dari dilakukan dengan syarat : 1) Responden
banyaknya sapi-sapi lokal yang merupakan petani ternak akseptor IB. 2)
disilangkan dengan Simmental dan Responden mempunyai catatan reproduksi
Limousin (Thalib dan Siregar, 1999), (memiliki kartu IB). 3) Ternak adalah hasil
disamping mempunyai pertumbuhan yang persilangan (Simmental x Limpo dan
cepat dan kualitas karkas yang baik, sapi Limousin x Limpo). 4) Usia pedet yang
hasil silangan juga mempunyai harga jual dijadikan sampel adalah 3-3,5 bulan.
yang tinggi. Program inseminasi buatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian
(IB) di Indonesia telah menghasilkan ini adalah pita ukur dan untuk mengukur
beberapa sapi potong silangan. bobot badan pedet usia 3-3,5 bulan
Laju pertumbuhan pedet hasil digunakan rumus perhitungan pendugaan
persilangan ditentukan oleh beberapa bobot badan ternak yakni:
faktor antara lain potensi pertumbuhan dari Rumus Winter:
masing-masing individu ternak dan pakan EBB (lbs) = ( LD2(inch) x PB(inch) )
yang tersedia (Aberle, 2001). Potensi 300
pertumbuhan dalam periode ini Yang telah dikonversikan kedalam satuan
dipengaruhi oleh faktor bangsa dan jenis kg oleh Scheiffer yaitu:

J. Ternak Tropika Vol. 16, No.1: 41-47, 2015 42


karena itu, fetus jantan akan memiliki
2
BB (kg) = ( LD x PB (cm) )
(cm) pertumbuhan pra lahir lebih besar sehingga
10840 memiliki berat lahir lebih besar pula
Variabel yang diamati adalah dibandingkan dengan anak betina
performans produksi yaitu bobot lahir, (Purwanto dan Dedi, 2006).
bobot badan dan pertambahan bobot badan Bobot pedet waktu lahir
serta statistik vital umur 3-3,5 bulan dipengaruhi oleh efek tetap yaitu jenis
(panjang badan, tinggi gumba, dan lingkar kelamin, paritas dan musim. Bobot lahir
dada) pada pedet hasil persilangan antara pedet jantan pada umumnya memiliki
pejantan Simmental dan Limousin dengan bobot badan lebih tinggi dari pada pedet
induk Limpo. Analisis data dengan betina. Perbedaan ini mungkin disebabkan
menggunakan pendekatan penelitian oleh sistim hormonal. Testosteron pada
deskriptif kuantitatif dan uji beda. ternak jantan dapat meningkatkan daya
ikat cytosol yang berhubungan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN metabolisme protein. Jika dilihat antara
Pengaruh Jenis Kelamin dan Bangsa pedet jantan dan betina dari kedua pejantan
Pejantan terhadap Bobot Badan dan sapi tersebut dapat diketahui bahwa tidak
Ukuran Tubuh Pedet terdapat perbedaan yang signifikan antara
secara umum berat lahir jantan keduanya sehingga peneliti memutuskan
lebih besar dari pada betina. Hal ini untuk menggabungkan kedua kelompok
disebabkan adanya hormon androgen yang tersebut antara jantan dan betina. Rataan
dimiliki anak jantan akan menyebabkan bobot lahir dan statistik vital pedet sapi
adanya retensi nitrogen lebih banyak Limpo hasil persilangan dengan pejantan
dibandingkan dengan anak betina, Simmental dan Limousin berdasarkan
sehingga akan mengakibatkan jenis kelamin disajikan pada Tabel 1.
pertumbuhan yang lebih besar. Oleh

Tabel 1. Rataan bobot lahir dan statistik vital pedet sapi Limpo hasil persilangan dengan
pejantan Simmental dan Limousin berdasarkan jenis kelamin.

Sapi
Variabel Simmental x Limpo Limousin x Limpo
Jantan Betina Jantan Betina
(29 ekor) (21 ekor) (35 ekor) (15 ekor)
Bobot Lahir (kg) 37,03+2,10 33,29+2,27 34,77+1,97 32,73+1,71
Bobot Badan 3-3,5 148,87+26,52 119,98+16,98 122,02+9,87 103,59+14,95
bln (kg)
PBB (g) 1,33+0,18 1,14+0,17 1,07+0,10 0,99+0,07
Panjang Badan 3-3,5 105,21+7,16 93,24+7,61 100,77+3,96 88,47+6,37
bln (cm)
Tinggi gumba 3-3,5 111,42+7,60 99,10+9,51 108,69+5,98 97,67+7,98
bln (cm)
Lingkar Dada 3-3,5 126,79+7,60 115,43+11,54 122,11+7,64 101,20+6,9
bln (cm)

Hasil Perhitungan Statistik Vital pejantan Simmental dari pada hasil


Tingginya bobot lahir, bobot badan perkawinan dengan pejantan Limousin
umur 3-3,5 bulan, dan lingkar dada pedet diduga karena terjadi peningkatan efek
sapi Limpo hasil perkawinan dengan heterosis karena terjadi persilangan 3

J. Ternak Tropika Vol. 16, No.1: 41-47, 2015 43


bangsa. Semakin besar proporsi darah sapi yaitu bobot lahir pedet banyak dipengaruhi
Bos taurus tampak menyebabkan semakin oleh genetiknya/bangsa kedua tetuanya,
membesarnya bobot badan pedet saat lahir. sehingga peningkatan proporsi darah Bos
Hal ini terjadi karena secara genetik Bos taurus dari 50% pada sapi silangan dua
taurus adalah sapi bertipe tubuh besar bangsa menjadi 75% pada tiga bangsa,
sehingga pedet silangan tiga bangsa yang secara genetik akan menghasilkan pedet
berarti mempunyai proporsi darah Bos dengan bobot lahir yang semakin besar.
taurus sebesar 75% (lebih besar dibanding Hasil penelitian terhadap rataan bobot
pedet silangan dua bangsa yang hanya lahir, bobot usia 3-3,5 bulan, panjang
50%), akan mempunyai bobot lahir yang badan, tinggi gumba dan lingkar dada
lebih besar dibandingkan dengan dua pedet sapi Limpo hasil persilangan dengan
bangsa, terlebih apabila selama buntingnya pejantan Simmental dan Limousin
induk mendapat pakan yang lebih baik. dicantumkan pada Tabel 2.
Hal yang serupa dikatakan Phillips (2001),

Tabel 2. Rataan bobot badan dan ukuran tubuh pedet sapi Limpo hasil persilangan dengan
pejantan Simmental dan Limousin
Sapi
Variabel Simmental x Limpo Limousin x Limpo
Bobot Lahir (kg) 35,46+2,86a 34,16+2,10b
a
Bobot Badan 3-3,5 bulan (kg) 134,42+54,61 116,01+14,52b
Lingkar Dada (cm) 120,74+10,64a 115+12,06b
Panjang Badan (cm) 99,02+8,81 97,08+7,41
Tinggi Gumba (cm) 105,38+10,13 105,38+8,31

Keterangan: Notasi yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(P<0,05)
Berdasarkan perhitungan statistik dibandingkan dengan pedet hasil
data di atas menunjukkan bahwa bobot persilangan Limousin x Limpo dan
lahir pedet hasil persilangan Simmental x perbedaannya nyata (P<0,05). Hal ini
Limpo memiliki bobot lahir lebih besar membuktikan bahwa bangsa pejantan
dibandingkan dengan pedet hasil mempengaruhi bobot pedet yang
persilangan Limousin x Limpo dan dihasilkan. Hasil dalam penelitian ini
perbedaannya nyata (P<0,05). Hasil sesuai dengan hasil penelitian yang
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyo (2013) yang
dilakukan oleh Hartatik (2009), yang bertujuan untuk membandingkan
menyatakan bahwa bangsa pejantan yang penampilan pedet hasil persilangan antara
berbeda akan mempengaruhi statistik vital pejantan Limousin dengan induk Simpo
dan bobot lahir dari pedet yang dihasilkan. (Simental x PO) dan pejantan Simmental
Santoso (2003) menambahkan bahwa dengan induk Simpo. Hasil penelitian
pemilihan bangsa sapi berkaitan erat menunjukkan ada perbedaan yang nyata
dengan yang akan dihasilkan. Bangsa sapi (P<0,05) antara bobot badan umur 3-10
yang mempunyai bobot badan yang tinggi hari dimana pejantan Simmental lebih
akan menghasilkan pedet yang bobot besar dari pada Limousin. Untuk
lahirnya tinggi dan pertumbuhan menentukan bobot badan pedet umur 3-3,5
absolutnya (pertambahan bobot badan kg bulan peneliti menggunakan perhitungan
per hari) yang tinggi pula. pendugaan bobot badan ternak dengan
Bobot badan umur 3-3,5 bulan pedet rumus winter yang telah dikonversikan
hasil persilangan Simmental x Limpo kedalam satuan kg oleh Scheiffer. Santoso
memiliki bobot badan lebih besar (2003) menyatakan bahwa ukuran tubuh

J. Ternak Tropika Vol. 16, No.1: 41-47, 2015 44


ternak yang digunakan dalam pendugaan panjang badan dan tinggi gumba pedet sapi
bobot badan ternak sapi biasanya adalah Simpo hasil perkawinan dengan pejantan
lingkar dada dan panjang badan. Simmental dan Limousin.
Lingkar dada pada pedet hasil Tinggi gumba antara pedet hasil
persilangan Simmental x Limpo memiliki persilangan Simmental x Limpo dan
lingkar dada yang lebih besar Limousin x Limpo memiliki ukuran yang
dibandingkan dengan pedet hasil sama dan tidak berbeda nyata (P>0,05).
persilangan Limousin x Limpo dan Berdasarkan perhitungan statistik tidak
perbedaannya nyata (P<0,05). Hasil terdapat selisih tinggi gumba antara pedet
tersebut sesuai dengan hasil peneltian yang hasil persilangan tersebut. Hal tersebut
dilakukan oleh Akbar (2008) yang membuktikan bahwa bangsa pejantan tidak
menyatakan bahwa perkawinan sapi mempengaruhi tinggi gumba pedet yang
Limousin dengan indukan yang berbeda dihasilkan pada usia 3-3,5 bulan. Menurut
menghasilkan lingkar dada dan bobot Sudarmono dan Bambang (2008), faktor
badan yang berbeda pula dan perbedaan pakan sangat penting dalam pemenuhan
tersebut signifikan. Pengukuran lingkar kebutuhan pertumbuhan. Kekurangan
dada, pita ukur harus dilingkarkan pakan merupakan kendala besar dalam
mengelilingi badan tepat dibelakang bahu proses pertumbuhan. Hasil penelitian
pada lingkaran terkecil dan ditarik Luthfi dan Affandhy (2013), menunjukkan
sedemikian rupa tepat kencang pada bahwa secara umum perubahan rata-rata
badan. Bobot badan merupakan salah satu dimensi tubuh untuk panjang badan, tinggi
poin penting dalam penilaian (judging) pundak dan lingkar dada pada pedet
sapi potong, peneliti terdahulu telah sebelum disapih yang diberikan pakan
menemukan suatu hubungan (korelasi) konsentrat berbeda nyata (P<0,01)
antara lingkar dada dengan bobot badan dibandingkan pedet tanpa pemberian
sift korelasinya positif. Secara fisiologis konsentrat.
lingkar dada memiliki pengaruh yang Chapman and Zobell (2004)
besar terhadap bobot badan karena dalam menyatakan bahwa persilangan tiga bangsa
rongga dada terdapat organ-organ seperti sapi dapat meningkatkan performans
jantung dan paru-paru. Organ-organ keturunannya karena kemungkinan
tersebut akan tumbuh dan dan mengalami pemanfaatan heterosis hingga 100%,
pembesran sejalan dengan pertumbuhan perkawinan dengan tiga bangsa dapat
ternak. Disamping itu, pertamabahan bobot menaikkan bobot sapih hingga 23%
badan juga dipengaruhi oleh penimbunan dibandingkan dengan perkawinan dua
lemak (Yusuf, 2004). Aryogi, Prihandini bangsa yang hanya 8,3%. Meningkatnya
dan Wijono (2006), menyatakan bahwa proporsi darah sapi silangan yang
perbedaan ukuran statistik vital pedet mendekati bangsa pejantannya apabila
lepas sapih dapat diduga karena pengaruh tidak didukung dengan manajemen yang
nutrisi induknya selama menyusui pedet. baik akan menurunkan produktivitasnya.
Panjang badan antara pedet hasil
persilangan Simmental x Limpo dan KESIMPULAN DAN SARAN
Limousin x Limpo memiliki ukuran yang Kesimpulan
sama dan tidak berbeda nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian maka
Hal tersebut membuktikan bahwa bangsa dapat disimpulkan bahwa pedet hasil
pejantan tidak mempengaruhi panjang persilangan Simmental x Limpo memiliki
badan pedet yang dihasilkan pada usia 3- bobot lahir, bobot usia 3-3,5 bulan, dan
3,5 bulan. Hasil tersebut sesuai dengan lingkar dada yang lebih tinggi
hasil penelitian Rohadi (2013) dimana dibandingkan dengan pedet hasil
hasil penelitian menunjukkan tidak ada persilangan Limousin x Limpo. Hal
perbedaan antara bobot lahir, lingkar dada, tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan

J. Ternak Tropika Vol. 16, No.1: 41-47, 2015 46


pedet hasil persilangan dipengaruhi oleh Pamekasan. Jurnal Penelitian
bangsa pejantan yang digunakan dalam Fakultas Peternakan. Universitas
mengawinkan ternak betina secara IB. Gadjah Mada.
Luthfi, M dan Affandhy L. 2013.
Saran Pertambahan Bobot Badan Harian
Pejantan merupakan salah satu dan Skor Kondisi Tubuh Pedet
faktor penunjang untuk mendapatkan Silangan Pra Sapih dengan
bobot lahir dan ukuran statistik vital yang Teknologi Creep Feeding di
maksimal dalam pemeliharaan sapi Peternakan Rakyat. Loka Penelitian
potong, sehingga seleksi pejantan harus Sapi Potong. Grati, Pasuruan, Jawa
dilakukan dengan benar. Simmental Timur.
merupakan salah satu pejantan yang Phillips, A. 2001. Genetic Effects on the
berpengaruh cukup tinggi terhadap Productivity of Beef Cattle.
pertumbuhan pedet yang dihasilkan. http://www.
Dpif.nt.gov.au/dpif/pubat. Diakses
DAFTAR PUSTAKA pada tanggal 29 September 2013
Hardjosubroto, W. Aplikasi Pemuliabiakan Purwanto, H dan Muslih. D. 2009. Kiat
Ternak di Lapangan. PT. Gramedia Penggemukan Sapi Potong. Balai
Widiasarana Indonesia. Jakarta. Penelitian Ciawi . Journal Buletin
Talib, C. dan A. R. Siregar. 1999. Faktor- Peternakan Vol. 33(3): 143-147,
Faktor yang Mempengaruhi Oktober 2009 ISSN 0126-4400
Pertumbuhan Pedet PO dan Rohadi, I. A. 2013. Penampilan Produksi
Crossbreednya dengan Bos indicus Pedet Pada Induk Peranakan
dan Bos taurus dalam Pemeliharaan Simmental yang di Inseminasi
Tradisional. Proc. Seminar Nasional dengan Sapi Limousin dan
Peternakan dan Veteriner. Simmental. Skripsi. Fakultas
Puslitbangnak. Bogor. Peternakan. Universitas Brawijaya.
Aberle. 2001. Principal of Meat Science. Malang.
Lowa: Kendall Publishing Company. Santoso, U. 2003. Tatalaksana
Akbar, M. 2008. Pendugaan Bobot Badan Pemeliharaan Ternak Sapi. Cetakan
Sapi Persilangan Limousin keempat. Penebar Swadaya, jakarta.
Berdasarkan Panjang Badan dan Sudarmono. A.S., Sugeng. Y. B. 2008.
Lingkar Dada. Jurnal elibrary UB. Sapi Potong. Penebar Swadaya.
Aryogi, Prihandini, P.W. dan Wijono, Semarang.
D.B. 2006. Pola Pembibitan Sapi Utomo, I. C. 2013. Bobot Lahir Dan
Potong Lokal Peranakan Ongole Morphometrik Pedet Umur 35 Hari
Pada Kondisi Peternakan Rakyat. Hasil Persilangan Antara
Loka Penelitian Sapi Potong. Grati. SimentalSimpo dan
Pasuruan. LimousinSimpo Hasil Inseminasi
Chapman, C. K. and Zobell. 2004. Buatan (IB). Sikripsi. Fakultas
Applying Principles of Cross Peternakan. Universitas Brawijaya.
Breeding. Extension Utah State Malang..
University, May, 2004. 14. Yusuf, M. 2004. Hubungan Antara Ukuran
Djagra. I. B. 2009. Diktat Ilmu Tilik Sapi Tubuh dengan Bobot Badan Sapi
Potong. Fakultas Peternakan Bali di Daerah Bima NTB. Skripsi.
Universitas Udayana, Denpasar. Fakultas Peternakan. Universitas
Hartatik, T. 2009. Karakteristik dan Gadjah Mada. Yogyakarta.
Kinerja Induk Sapi Silangan
Limousin-Madura dan Madura di
Kabupaten Sumenep dan

J. Ternak Tropika Vol. 16, No.1: 41-47, 2015 47

Anda mungkin juga menyukai