INTRODUCTION

The atmospheric concentrations of the major long-lived

greenhouse gases are carbon dioxide (CO2), methane (CH4), nitrous

oxide (N2O) , chlorofluorocarbons (CFCs), and carbon

tetrachloride (CCI4 ) continue to increase because of human

activities. While the growth rates of most of these gases have

been steady or increasing over the past decade, the growth rate of CH4 and

some of the halocarbons has been decreasing.

PENGANTAR

Konsentrasi atmosfer mayor berumur panjang

Gas rumah kaca adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrat

oksida (N2O), klorofluorokarbon (CFC), dan karbon

tetraklorida (CCI4) terus meningkat karena manusia

kegiatan. Sementara tingkat pertumbuhan sebagian besar gas ini ada

telah mantap atau meningkat selama dekade terakhir, tingkat pertumbuhan CH4 dan

beberapa halokarbon telah menurun.

Carbon Dioxide , CO2

The atmospheric accumulation of CO2 is the balance between fossil fuel and land-use change

emissions, and the uptake due to oceanic and terrestrial sinks. The key issue is to understand

the processes controlling the global carbon budget in order to relate anthropogenic emissions

of CO2 quantitatively to atmospheric concentrations. Two concerns have dominated

scientific debate since the first IPCC Science Assessment: (a) the global rate of land-use

change, especially deforestation, and (b) the fluxes of carbon and the processes controlling its

release and uptake in both the terrestrial biosphere and the oceans.
Karbon Dioksida , CO2
Akumulasi CO2 di atmosfer adalah keseimbangan antara emisi bahan bakar fosil dan
perubahan penggunaan lahan, dan penyerapannya karena sink laut dan terestrial. Isu
utamanya adalah memahami proses pengendalian anggaran karbon global untuk
menghubungkan emisi antropogenik CO2 secara kuantitatif ke konsentrasi atmosfir.
Dua kekhawatiran telah mendominasi perdebatan ilmiah sejak IPCC Science
Assessment pertama: (a) tingkat global perubahan penggunaan lahan, terutama
penggundulan hutan, dan (b) fluks karbon dan proses yang mengendalikan pelepasan
dan serapannya di biosfer terestrial dan lautan.

METHANE , CH4

Methane (CH4) is an important greenhouse gas. Chemical

reactions involving CH4 in the troposphere can lead to

ozone production, and reaction with the hydroxyl radical

(OH) in the stratosphere results in the production of water

vapour. Both tropospheric ozone, especially in the upper

troposphere, and stratospheric water vapour are significant

greenhouse gases. The final oxidation product of CH4 is

CO2 which is also a greenhouse gas. One of the major

removal mechanisms for OH is reaction with CH4,

therefore, as the levels of CH4 increase the levels of OH

could decrease. This could lead to increased lifetimes of

CH4 and other important greenhouse gases, e.g :

hydrochlorofluorocarbons (HCFCs).

METANA , CH4

Metana (CH4) adalah gas rumah kaca yang penting. Bahan kimia

Reaksi yang melibatkan CH4 di troposfer dapat menyebabkan

produksi ozon, dan reaksi dengan radikal hidroksil

(OH) di stratosfer menghasilkan produksi air

uap air. Baik ozon troposfer, terutama di bagian atas

troposfer, dan uap air stratosfer sangat penting

gas-gas rumah kaca. Produk oksidasi akhir CH4 adalah

CO2 yang juga merupakan gas rumah kaca. Salah satu yang utama

Mekanisme pemindahan untuk OH adalah reaksi dengan CH4,

Oleh karena itu, karena tingkat CH4 meningkatkan kadar OH

bisa menurun Hal ini dapat menyebabkan peningkatan daya tahan

CH4 dan gas rumah kaca penting lainnya, misalnya,

hydrochlorofluorocarbons (HCFCs).

Nitrous Oxide , N2O

Nitrous oxide is an important long-lived greenhouse gas.

In addition, it is the primary source of the oxides of

nitrogen in the stratosphere, which play a critical role in

controlling the abundance and distribution of stratospheric

ozone.

Nitrat Oksida , N2O

Nitrat oksida adalah gas rumah kaca berumur panjang yang penting.

Selain itu, ini adalah sumber utama oksida dari

nitrogen di stratosfer, yang memainkan peran penting dalam

mengendalikan kelimpahan dan distribusi stratosfir

ozon.

Halogenated Species

The major halogenated source gases, i.e., CFCs, HCFC-22,

the halons, methyl chloroform (CH3CCI3) and carbon

tetrachloride (CCI4), continue to grow in concentration in

the background troposphere of both Hemispheres even

though the consumption of most of these gases has

decreased significantiy in recent years . The fully

fluorinated species, tetrafluoromethane (CF4), hexafluoroethane

(C2F6), and sulphur hexafluoride (SFg) have

been measured in the atmosphere, with CF4 being the most

abundant species.

Spesies Halogenasi

Gas sumber halogenasi utama, yaitu CFC, HCFC-22,

halon, metil kloroform (CH3CCI3) dan karbon

tetraklorida (CCI4), terus tumbuh dalam konsentrasi di

latar belakang troposfer kedua Hemispheres genap

Meskipun konsumsi sebagian besar gas ini ada

penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Sepenuhnya

spesies fluorinated, tetrafluoromethane (CF4), heksafluoroetana

(C2F6), dan sulfur heksafluorida (SF6) miliki

telah diukur di atmosfer, dengan CF4 paling banyak

spesies yang melimpah.

Ozone , O3

Ozone (O3) is a particularly effective greenhouse gas in the

upper troposphere and lower stratosphere, and also plays a

key role in absorbing solar ultraviolet radiation. About

90% of the total column of ozone resides in the

stratosphere, and the remaining 10% in the troposphere.

The current scientific and policy concerns are reduction of

stratospheric ozone by chlorine- and bromine-containing

chemicals, and production of tropospheric ozone by carbon

monoxide, hydrocarbons, and oxides of nitrogen.

Ozon , O3

Ozon (O3) adalah gas rumah kaca yang sangat efektif di Indonesia

troposfer atas dan stratosfer bawah, dan juga memainkan a

Peran kunci dalam menyerap radiasi ultraviolet matahari. Tentang

90% dari total kolom ozon berada di

stratosfer, dan sisanya 10% di troposfer.

Masalah ilmiah dan kebijakan saat ini adalah pengurangan

ozon stratosfer dengan klorin dan bromin

bahan kimia, dan produksi ozon troposfer dengan karbon

monoksida, hidrokarbon, dan oksida nitrogen.

Sulphur-Containing Gases

Sulphur-containing gases emitted into the atmosphere

through natural and anthropogenic processes affect the

Earth's radiative budget by being transformed into

sulphate aerosol particles that: (i) scatter sunlight back to

space, thereby reducing the radiation reaching the Earth's

surface; (ii) possibly increase the number of cloud

condensation nuclei, thereby potentially altering the

physical characteristics of clouds; and (iii) affect

atmospheric chemical composition, e.g., stratospheric O3,

by providing surfaces for heterogeneous chemical

processes .
Sulphate aerosols are important in both the troposphere

where they have lifetimes of days to a week or so, as well

as in the stratosphere where they have lifetimes of several

years.

Gas yang Mengandung Sulfur

Gas mengandung belerang yang dipancarkan ke atmosfir

melalui proses alami dan antropogenik mempengaruhi

Anggaran radiasi bumi dengan ditransformasikan menjadi

partikel aerosol sulfat yang: (i) menyebarkan sinar matahari kembali ke

ruang, sehingga mengurangi radiasi yang mencapai Bumi

permukaan; (ii) mungkin meningkatkan jumlah awan

inti kondensasi, sehingga berpotensi mengubah

ciri fisik awan; dan (iii) mempengaruhi

komposisi kimia atmosfer, misalnya O3 stratosfer,

dengan menyediakan permukaan untuk bahan kimia yang heterogen

proses.

Aerosol sulfat penting di troposfer

di mana mereka memiliki masa hidup beberapa hari sampai satu minggu atau lebih,
juga

seperti di stratosfer di mana mereka memiliki beberapa kehidupan

tahun.
Source

Figure 2f from: Irimia R, Gottschling M (2016) Taxonomic revision of Rochefortia Sw.

(Ehretiaceae, Boraginales). Biodiversity Data Journal 4: e7720.
https://doi.org/10.3897/BDJ.4.e7720. (n.d.). doi:10.3897/bdj.4.e7720.figure2f