Bagus Arif Prayogo 112140084 Kelas E
Bagus Arif Prayogo 112140084 Kelas E
)(
Terjemahannya:
.Dan Kami telah menurunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia.(Surah al-Hadid;25).
Di sirat kan satu arti dan AKU turunkan besi dengan segala manfaatnya ,kata di
turunkan yg tertera dalam alquran dapat kita pahami bahwa besi itu bukan berasal dari
bumi,menurut tafsir dan penelitian oleh para ahli gravitasi dan profesor antropology angkasa
luar,bahwa biji besi terdapat pada salah satu planet yang sangat panas di luar angkasa,panasnya
salah satu benda angkasa ini menyebabkan kelebihan muatan proton sehingga terjadi ledakan
yang sangat dahsyat yang mementalkan dan berhamburanlah isi dari salah satu planet tadi yang
berupa biji biji besi ke berbagai ruang demensi alam raya.
Oleh karena bumi kita memiliki medan magnet inti yang memiliki daya gravitasi dan
juga daya raji(memantulkan) seperti yang difirmankan oleh Allah SWT dalam surat at Thariq
ayat 11:
Terjemahannya:
Demi langit yang memiliki sesuatu yang kembali
Maka biji biji besi tadi tertarik ke arah bumi,sehingga menjadi bahan mentah yang
tersimpan pada setiap partikel bumi,pengetahuan antariksa ini telah tertulis di alquran jauh
sebelum para peneliti ruang angkasa menemukan teory kejadian besi ini,selain itu dalam kaji besi
pada ilmu ilmu ghaib di jelaskan asal muasal besi awalnya juga berasal bukan dari bumi tapi di
turunkan atau di tancapkan boleh juga di buang oleh jibril ke bumi di sebabkan besi yang di
tancapkannya kepada tubuh adam berlebih sejengkal sehingga sampai di bumi besi tadi menjadi
biji besi yang sekarang ada dan di manfaat kan oleh manusia untuk berbagai senjata dan
peralatan canggih.
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan
magnet bumi (gambar I), yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya.
Parameter fisis tersebut meliputi :
- Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung
dari utara menuju timur
- Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung
dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
- Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal.
Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Gambar I. Tiga Elemen medan magnet bumi
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-
nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International Geomagnetics
Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut
diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan
dalam waktu satu tahun.
Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
(1)
dengan :
Teramatinya medan magnet pada bagian bumi tertentu, biasanya disebut anomali
magnetik yang dipengaruhi suseptibilitas batuan tersebut dan remanen magnetiknya.
Berdasarkan pada anomali magnetik batuan ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik
secara lateral maupun vertikal.
Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap : akuisisi
data lapangan, processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa perlakuan atau
kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan satu
atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada
metode magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain) dan koreksi
lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software
diperoleh peta anomali magnetik.
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang diinduksi
oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan sifat kemagnetan suatu
material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-
masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian benda anomali karena
sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam. Harganya akan semakin besar bila
jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan semakin banyak.
2. Koreksi IGRF
Data hasil pengukuran medan magnetik pada dasarnya adalah konstribusi dari
tiga komponen dasar, yaitu medan magnetik utama bumi, medan magnetik luar dan medan
anomali. Nilai medan magnetik utama tidak lain adalah niali IGRF. Jika nilai medan magnetik
utama dihilangkan dengan koreksi harian, maka kontribusi medan magnetik utama dihilangkan
dengan koreksi IGRF. Koreksi IGRFdapat dilakukan dengan cara mengurangkan nilai IGRF
terhadap nilai medan magnetik total yang telah terkoreksi harian pada setiap titik pengukuran
pada posisi geografis yang sesuai. Persamaan koreksinya (setelah dikoreksi harian) dapat
dituliskan sebagai berikut :
H = Htotal Hharian H0 (3)
Dimana H0 = IGRF
3. Koreksi Topografi
Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei megnetik
sangat kuat. Koreksi topografi dalam survei geomagnetik tidak mempunyai aturan yang jelas.
Salah satu metode untuk menentukan nilai koreksinya adalah dengan membangun suatu model
topografi menggunakan pemodelan beberapa prisma segiempat (Suryanto, 1988). Ketika
melakukan pemodelan, nilai suseptibilitas magnetik (k) batuan topografi harus diketahui,
sehingga model topografi yang dibuat, menghasilkan nilai anomali medan magnetik (Htop)
sesuai dengan fakta. Selanjutnya persamaan koreksinya (setelah dilakukan koreski harian dan
IGRF) dapat dituliska sebagai
E. Magnetometer
Alat yang digunakan dalam metode magnetik disebut dengan magnetometer. GSM 19T
adalah peralatan standar proton magnetometer / gradiometer yang dirancang supaya bisa di
bawa-bawa dengan mudah atau di gunakan sebagai base station sebagai
alat pengamatan metode geofisika yang berhubungan dengan medan magnet bumi, dan dapat
juga di aplikasikan untuk pengamatan geoteknik, eksplorasi arkeologi, pengamatan medan
magnet, penelitian gunungapi, dll.
Data dilapangan meliputi posisi titik pengamatan, serta nilai medan magnet total bumi dengan
satuan nano tesla (nT) dari hasil pengukuran alat Magnetometer di lapangan dan di Base Station.
Base station berfungsi sebagai pengamatan medan magnet disatu tempat secara
berkesinambungan dengan cara menempatkan alat magnetometer di suatu tempat yang relatif
rendah dari gangguan dan tidak berpindah-pindah dengan setingan pembacaan waktu tertentu. Di
bawah ini merupakan contoh kurva dari pembacaan di Base station:
H. Kesimpulan
Metode magnetik merupakan salahsatu metode geofisika tertua yang mempelajari
karakteristik medan magnet bumi. Orang yang pertama kali melakukan penelitian magnetisasi
bumi secara ilmiah adalah Sir William Gilbert(1540 1603). Penemuan Gilbert kemudian
diperdalam oleh Van Wrede (1843) untuk melokalisir endapan bijih besi dengan mengukur
variasi magnet di permukaan bumi. Hasil penelitiannya kemudian dibukukan oleh Thalen (1879).
Metode geomagnetik ini dapat digunakan untuk eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas
bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospek benda-benda arkeologi.
Eksplorasi dengan menggunakan geomagnetik pada umumnya dilakukan dengan tiga
tahap, yaitu akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Pada tahap processing dilakukan
koreksi pada metode magnetik yang terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi IGRF, koreksi
topografi (terrain) dan koreksi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus Jaya Santosa, Mashuri, dkk. 2012. Interpretasi Metode Magnetik Untuk Penentuan Struktur
Bawah Permukaan Di Sekitar Gunung Kelud Kabupaten. Srabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya
TUGAS GEOFISIKA TAMBANG
METODE GEOMAGNET
Disusun Oleh :
112140084
Kelas E