Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebiasaan merupakan sesuatu yang telah dilakukan sejak lama

dan menjadi bagian dari kehidupan dari suatu kelompok masyarakat,

biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu dan agama yang sama.

Kebiasaan adalah tindakan yang lazim atau umum yang dilakukan oleh

masyarakat. Meskipun bukan merupakan aturan, kebiasaan mempunyai

pengaruh terhadap perilaku keseharian warga masyarakat. Kebiasaan

mempengaruhi penggunaan waktu yang baik dengan melakukan suatu hal

tersebut secara tertatah.


Maka perlunya dilakukan manajemen waktu yang baik, manajemen

merupakan salah satu keterampilan penting kepemimpinan, bahkan

merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menjalankan suatu

bisnis. Untuk memastikan tentang benarnya suatu keputusan yang dibuat

sangat tergantung pada time management. Artinya, dalam membuat suatu

keputusan penting tentang masa depan bisnis, perihal pengelolaan waktu

merupakan hal yang sangat penting.


Time management adalah tindakan dan proses perencanaan dan

pelaksanaan kontrol sadar atas sejumlah waktu yang akan digunakan

untuk aktivitas tertentu, khususnya untuk meningkatkan efektivitas,

efisiensi dan produktivitas. Time management membutuhkan sejumlah

skill, alat dan teknik yang digunakan dalam mengelola waktu untuk

menyelesaikan suatu tugas atau proyek dengan jangka waktu yang sudah

ditentukan. Seseorang perlu belajar dan berlatih menyelamatkan waktu

1
dan menggunakannya secara baik, efektif dan efisien. Time management

yang efektif dapat membantu melakukan hal yang penting disetiap jam

kerja. Di dalamnya setiap pribadi atau pimpinan dapat menggunakan

waktunya dengan baik, mendelegasikan tugas, mengorganissi pekerjaan,

merencanakan waktu perlu melakukan rehabilitas efektif atas mental dan

fisik setelah melakukan pekerjaan berat dan mengalami tekanan berat.


Dalam bidang manajemen waktu gelombang atau generasi

pertama dicirikan dengan catatan dan daftar periksa. Generasi kedua

dengan kalender dan buku janji. Generasi ketiga mencerminkan bidang

manajemen waktu masa kini. Generasi keempat mengkui adanya sebuah

manajemen waktu merupakan sebuh istilah yang bukanlah untuk

mengatur waktu, melainkan mengatur diri sendiri.


Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penyusunan makalah

yang berjudul Empat generasi manajemen waktu (Habit 3). Agar

menambah pengetahuan bagi masyarakat atau mahasiswa tentang

mengelola waktu dengan baik.


1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen waktu ?
2. Bagaimana empat generasi manajemen waktu ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan terkait dengan rumusan masalah di atas yaitu :
1. Mengetahui definisi manajemen waktu
2. Mengetahui empat generasi manajemen waktu

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Waktu

Manajemen waktu adalah tindakan atau proses perencanaan dan

pelaksanaan pantauan sadar atas sejumlah waktu yang digunakan untuk

aktivitas khusus, terutama untuk meningkatkan efektivitas, efesiensi dan

produktivitas. Pentingnya penerapan manajemen waktu karena hal umum

3
bagi banyak orang, banyak orang mengakui dan merasakan tentang

perlunya, tetapi dalam kenyataannya mereka tidak memerhatikan dan

menerapkannya. Jika hasil dimasa depan tidak dipikirkan dalam

manajemen waktu yang dibuat kini, orang bisa jadi akan menggunakan

waktu mereka untuk hasil-hasil yang sesegera mungkin bisa didapatkan,

yang biasanya lebih kecil dari hasil-hasil lainnya, yang didapatkan

kemudian dalam waktu yang jauh kedepan. Dengan kata lain, orang lebih

suka dengan hal-hal yang mendesak tetapi tidak penting ketimbang hal-

hal penting tetapi tidak mendesak. Manajemen waktu yang baik sangat

penting untuk mengatasi tekanan-tekanan dari dunia modern ini tanpa

mengalami terlalu banyak stres. Manajemen waktu yang baik tidak berarti

tidak melakukan banyak pekerjaan, melainkan berfokus pada tugas

setepatnya dan membuat perbedaan (Gea, 2014).

Untuk mengelola waktu secara efektif, masing-masing harus

memiliki gambaran yang jelas mengenai prinsip-prinsip serta nilai utama

dari kehidupannya. Seseorang juga perlu merumuskan apa yang

dimaksud dengan manajemen waktu baginya dan bagaimana itu berkaitan

dengan pengelolaan hidupnya. Konsep dasar manajemen waktu secara

efisien dalam merealisasikan pekerjaan suatu tugas. Manajemen waktu

yang efektif tidak datang begitu saja secara alami, melainkan untuk

terhindar dari bekerja mati-matian pada saat yang sudah mepet,

sebaliknya dapat kesempatan besar sukses dalam bisnis, penerapan

4
manajemen merupakan hal sangat penting dilakukan. Pengaturan waktu

yang sudah dibuat, harus diperhatikan dengan baik (Gea, 2014).

Manajemen waktu menghadirkan skill dan kemampuan melakukan

hal yang benar pada waktu yang benar, dengan usaha minimal dan

sumber daya minimal, efektif dan efisien, yang melaluinya seorang bisa

mencapai tujuan dan nilai-nilai personal yang diprioritaskan. Manajemen

waktu membuat orang menjadi penting dan terhormat, mampu

mengorganisasi hal-hal di sekitar, serta membuat seseorang mampu

mengoptimalkan kinerja (Gea, 2014).

2.2 Empat Genarasi Manajemen Waktu (Dahulukan yang


Utama Habits 3)
Empat generasi manajemen waktu termasuk ke dalam kebiasaan 3.

Kebiasaan 3 (Habits 3) adalah manajemen pribadi, pelatihan kemandirian

yang akan menciptakan kehidupan yang selaras dengan nilai-nilai,

sasaran dan misi yang dianut. Kebiasaan mendahulukan yang utama

adalah prinsip manajemen pribadi. Kebiasaan mendahulukan yang utama

merupakan kebiasaan yang menuntut integritas, disiplin dan komitmen.

Kebiasaan ketiga merupakan perwujudan dari kebebasan memilih dan

berkehendak yang didasarkan pada prinsip. Dan melakukan pekerjaan

berdasarkan skala prioritas (visi, misi dan tujuan hidup) yang telah

ditentukan oleh kebiasaan kedua (Anonim 1, 2016).

Kebiasaan mendahulukan utama didasarkan pada anugerah Tuhan

kepada manusia yaitu kehendak bebas. Kehendak bebas adalah

kemampuan untuk mengambil keputusan dan membuat pilihan serta

5
bertindak sesuai dengan keputusan dan pilihan tersebut. Dengan

adanya kehendak bebas ini manusia memiliki kehendak untuk

mengatur diri pribadi dengan efektif. Menurut Covey kehendak bebas

yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia merupakan hal yang sangat

menakjubkan. Dengan kehendak ini manusia dapat bebas menentukan

pilihan-pilihan hidup (Mubarok, 2008).

Kebiasaan mendahulukan utama, menurut Covey berhubungan

denga manajemen waktu. Manajemen waktu merupakan keahlian penting

untuk manajemen pribadi. Dengan memiliki keahlian manajemen waktu

seseorang dapat membedakan aktivitas yang penting (important) dan

aktivitas yang mendesak (urgent). Menurut Covey : Sesuatu yang

mendesak selalu "menyerang" kita, dan biasanya kita bereaksi

terhadapnya. Sehingga waktu kita banyak yang habis untuk

mengurusi hal-hal yang mendesak ini, dan seringkali melupakan hal-hal

yang justru penting (Budijanto, 1997).

Dengan membiasakan kebiasaan mendahulukan yang utama

seseorang dapat menentukan aktivitas menurut skala prioritas dengan

efektif serta pandai menggunakan waktunya untuk mengelola hal-hal

yang penting. Dan sikapnya yang proaktif akan mengurangi timbulnya

hal-hal yang mendesak (Budijanto, 1997).

Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kebiasaan

dahulukan yang utama adalah mandiri, disiplin, dapat dipercaya, adil,

6
bijaksana, memiliki komitmen, memiliki prioritas dalam penggunaan waktu

dan hal-hal yang penting (Budijanto, 1997).

Menurut Anonim2 (2009), dalam kebiasaan 3 terdapat empat

generasi manajemen waktu yang memiliki empat generasi yaitu

sebagai berikut :

1. Generasi yang pertama dapat dicirikan sebagai catatan dan daftar

periksa, sebuah upaya untuk pengenalan dan keterlibatan pada

banyak tuntutan yang diajukan kepada diri dan energi kita.


2. Generasi kedua dapat dicirikan sebagai kalender dan buku janji. Pada

generasi ini ditujukan untuk memandang kemasa depan dan

menjadwalkan peristiwa dan kegiatan di masa depan.


3. Generasi ketiga mencerminkan bidang manajemen waktu masa kini

generasi ini berfokus terhadap penetapan sasaran jangka panjang,

jangka menengah dan jangka pendek yang spesifik

yang dimana waktu dan energi kita akan ditujukan selaras dengan

nilai-nilai.

Walaupun generasi ketiga telah memberikan kontribusi yang

berarti, orang mulai sadar bahwa penjadwalan yang efisien dan kendali

terhadap waktu justru sering kontraproduktif. Fokus pada efisiensi

menciptakan harapan-harapan yang sering kali berbenturan dengan

kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang kaya dan untuk

menikmati saat-saat spontan sehari. Akibatnya banyak orang kehilangan

minat akan program planners manajemen waktu yang membuat mereka

7
terlalu terjadwal, terlalu terkekang, dan mereka membuang cara itu,

kembali keteknik generasi pertama dan generasi kedua (Anonim 2).

4. Dari masalah pada generasi ketiga maka munculah generasi keempat

yaitu bukan untuk mengatur waktu tetapi untuk mengatur diri sendiri.

Kepuasan merupakan fungsi dari harapan sekaligus realisasi. Dan

harapan dan kepuasan terletak didalam lingkaran pengaruh kita. Dari

pada berfokus pada waktu dan benda, harapan generasi keempat

adalah berfokus pada pemeliharan dan peningkatan hubungan dan

pada pencapaian hasil.

Kemudian selain dari kesadaraan diri, imajinasi, dan suara hati,

anugrah manusia yang keempat adalah kehendak bebas yang benar-

benar memungkinkan munculnya manajemen diri yang efektif. Kemudian

di dalam matriks manajemen waktu yang terdiri dari empat kuadran.

Fokus penting dari generasi keempat dapat dilihat dari matriks

manajemen waktu berikut. Pada dasarnya, kita menghabiskan waktu pada

salah satu dari empat cara. Berikut ini adalah matriks manajemen waktu :

Tabel 1. Matriks Manajemen Waktu


Mendesak Tidak Mendesak
Penting

I II
AKTIVITAS AKTIVITAS
Krisis Pencegahan
Masalah yang mendesak Hubungan yang dikembangkan
Pekerjaan rumah dikerjakan Peluang baru
di batas waktu Melakukan rencana baru

8
Tidak Penting III IV
AKTIVITAS AKTIVITAS
Urursan yang mendadak Hal-hal sepele
Kegiatan yang sangat sibuk Tidak menghargai waktu
Aktivitas menyenangkan

Masalah mendesak adalah permasalahan yang tampak jelas, tepat

di depan hidung, sering menarik, menyenangkan. Namun dari semua itu

masalah yang tergolong mendesak adalah masalah yang tidak penting.

Sebaliknya pada masalah yang penting, masalah ini berhubungan

dengan hasil yaitu masalah yang penting, yang menunjang misi, nilai dan

sasaran tertinggi kita (Anonim1, 2016).

Kuadran I. Mendesak sekaligus penting. Kuadran ini berhubungan

dengan hasil signifikan yang memerlukan perhatian langsung. Kita

biasanya menyebut aktivitas pada Kuadran I sebagai masalah. Selama

kita berfokus kepada kuadran I ini, maka kuadran I ini menjadi semakin

besar sehingga mendominasi diri kita dan akan berkali-kali akan

menjatuhkan kita. Kemudian dari terus menerusnya jatuh bangun dari

masalah dari kuadran satu, maka satu-satunya kelegaan yang mereka

punyai adalah melepaskan diri dari masalah tersebut dengan cara masuk

kedalam masalah yang berada pada Kuadran IV (Soffianurra, 2016).

Kuadran III. Mendesak tapi tidak penting. Ada beberapa orang yang

menghabiskan sebagian besar waktu untuk Kuadran III mendesak tapi

tidak penting, sambil berpikir bahwa mereka berada pada Kuadran I.

Mereka menghabiskan sebagian besar waktu bereaksi terhadap hal-hal

9
yang penting, dengan mengasumsikan bahwa hal-hal itu juga penting.

Tetapi kenyataanya adalah dasar masalah ini sering kali didasarkan pada

prioritas dan harapan orang lain (Soffianurra, 2016).

Kuadran II. Tidak mendesak tapi penting. Kuadran II adalah

inti dari manajemen pribadi yang efektif. Berhubungan dengan hal-hal

yang tidak mendesak, tetapi penting. Seperti membina hubungan, menulis

pernyataan misi pribadi, perencanaan jangka panjang, latihan,

pemeliharaan pencegahan, persiapan semua hal yang kita tahu perlu

kita kerjakan, tetapi entah bagaimana jarang kita lakukan,

karena tidak medesak (Soffianurra, 2016).

Menurut Rahardjo (2008), Sasaran manajemen kuadran II adalah

mengatur hidup kita secra efektif. Setelah memasuki kuadran II maka ada

alat pada kuadran dua yaitu sebagai berikut :

1. Koherensi
Menegaskan adanya keselarasan, kasatuan, dan integritas di antara

visi dan misi, peran dan tujuan, prioritas dan rencana dan keinginan

serta disiplin.

2. Keseimbangan
Membantu menjaga keseimbangan hidup. untuk mengidentifikasi

berbagai peran dan menjaganya tetap ada di hadapan, sehingga kita

tidak mengabaikan bidang-bidang penting seperti kesehatan,

keluarga, persiapan profesional, atau pekembangan pribadi kita.


3. Fokus Kuadran II

10
Penorganisasian secara mingguan memberikan keseimbangan dan

konteks yang jauh lebih besar daripada perencanaan harian. Kuncinya

bukanlah untuk memprioritaskan apa yang ada pada jadwal kita,

melainkan menjadwalkan proritas kita.


4. Dimensi "Orang"
Kita dapat berpikir dengan efisiensi dalam menangani waktu, tetapi

orang yang berpusat pada prinsip berpikir dengan efektivitas dalam

menghadapi orang.
5. Fleksibilitas
Alat perencanaan harus disesuaikan dengan gaya, kebutuhan dan,

cara-cara khusus kita.


6. Profitabilitas
Alat kita juga harus ringkas sehingga mudah untuk dibawa

kemana-mana.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah ini sebagai berikut :

1. Manajemen waktu menghadirkan skill dan kemampuan melakukan

hal yang benar pada waktu yang benar, dengan usaha minimal dan

sumber daya minimal, efektif dan efisien, yang melaluinya seorang

bisa mencapai tujuan dan nilai-nilai personal yang diprioritaskan.


2. Dalam bidang manajemen waktu gelombang atau generasi

pertama dicirikan dengan catatan dan daftar periksa. Generasi

11
kedua dengan kalender dan buku janji. Generasi ketiga

mencerminkan bidang manajemen waktu masa kini. Generasi

keempat mengkui adanya sebuah manajemen waktu merupakan

sebuh istilah yang bukanlah untuk mengatur waktu, melainkan

mengatur diri sendiri.

3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu agar makalah ini dapat

menambah pengetahuan pembaca serta dapat dijadikan sebagai bahan

ajar untuk pembaca.

12

Anda mungkin juga menyukai