BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu ukur tanah adalah ilmu, seni dan teknologi untuk menyajikan informasi
bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang
yang dianggap datar.Ilmu ukur tanah sering disebut plan surveying. Ilmu ukur tanah
bagian dari geodesi (geodetic surveying).
Definisi sederhana dari ukur tanah adalah menentukan posisi atau letak titik di
atas atau pada permukaan bumi. Definisi yang lebih berkembang adalah pekerjaan
untuk menggambarkan keadaan fisik sebagian permukaan bumi menyerupai keadaan
sebenarnya dilapangan. Produk yang sesuai dengan definisi terakhir adalah peta
topografi, sedangkan jenis-jenis pekerjaan yang sederhana antara lain mengukur jarak
antara dua titik, mengukur panjang dan lebar atau sisi-sisi sebidang lahan, mengukur
lereng dan penggambaran bentuk sebidang lahan.
Batasan datar ilmu ukur tanah cakupan wilayahnya yang relatif sempit yaitu
berkisar antara 0,5 derajat x 0,5 derajat atau 55 km x 55 km. Yang membedakan ilmu
ukur dengan geodesi yaitu kalau ilmu ukur tanah tidak memperhatikan kelengkungan
bumi sedangkan geodesi sebaliknya.
1
Kerangka Dasar Horizontal
1.3 Tujuan
a. Mengetahui tujuan dari pengukuran kerangka dasar horizontal atau pengukuran
poligon.
b. Mengetahui jenis-jenis poligon.
c. Mengetahui peralatan, bahan dan prosedur pengukuran.
d. Memahami pengolahan data poligon.
e. Bisa menggambaran data poligon.
1.4 Manfaat
a. Dengan adanya laporan ini diharapkan bisa memberi penjelasan tentang
pengukuran kerangka dasar horizontal.
b. Memberi manfaatnya terhadap saya sendiri sebagai penyusun dan umumnya
untuk pengguna.
2
Kerangka Dasar Horizontal
2) Persiapan pengukuran
3) Perhitungan sudut..
Metode penulisan yang digunakan untuk pengisian data pada tabel hasil
pengamatan praktikum poligon adalah dengan studi lapangan atau pengamatan
langsung di lapangan.
3
Kerangka Dasar Horizontal
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Kerangka Dasar Horizontal
- Berakhir di stasiun lain yang mempunyai ketelitian letak sama atau lebih besar
daripada ketelitian letak titik awal.
- Poligon tertutup memberikan pengecekan pada sudut-sudut dan jarak
tertentu, suatu pertimbangan yang sangat penting.
- Titik sudut yang pertama = titik sudut yang terakhir.
Poligon tertutup biasanya dipergunakan untuk :
- Pengukuran titik kontur.
- Bangunan sipil terpusat.
- Waduk.
- Bendungan.
- Kampus UPI.
- Pemukiman.
- Jembatan (karena diisolir dari 1 tempat).
- Kepemilikan tanah.
- Topografi kerangka.
b. Polygon terbuka
(secara geometris dan matematis), terdiri atas serangkaian garis yang
berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau terikat pada sebuah titik
dengan ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya. Titik pertama tidak sama
dengan titik terakhir.
Poligon terbuka biasanya digunakan untuk :
- Jalur lintas / jalan raya.
- Saluran irigasi.
- Kabel listrik tegangan tinggi.
- Kabel TELKOM.
- Jalan kereta api.
5
Kerangka Dasar Horizontal
c. Polygon bercabang
Dilihat dari geometris, poligon terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Poligon terikat sempurna
Dikatakan poligon terikat sempurna, apabila :
- Sudut awal dan sudut akhir diketahui besarnya sehingga terjadi hubungan
antara sudut awal dengan sudut akhir.
- Adanya absis dan ordinat titik awal atau akhir.
- Koordinat awal dan koordinat akhir diketahui.
Untuk mendapatkan nilai sudut-sudut dalam atau sudut-sudut luar serta jarak-
jarak mendatar antara titik-titik polygon diperoleh atau diukur dari lapangan
menggunakan alat pengukur sudut dan pengukur jarak yang mempunyai tingkat
ketelitian tinggi.
Pengolahan data polygon dikontrol terhadap sudut-sudut dalam atau luar polygon
dan dikontrol terhadap koordinat baik absis maupun ordinat. Pengolahan data polygon
6
Kerangka Dasar Horizontal
dimulai dengan menghitung sudut awal dan sudut akhir dari titik-titik ikat polygon.
kontrol sudut polygon diawali terlebih dahulu dilakukan yaitu untuk memperoleh koreksi
sudut polygon dengan cara mengontroljumlah sudut polygon terhadap pengurangan
sudut akhir dengan sudut awal polygon. Koreksi sudut polygon yang diperoleh
kemudian dibagi secara merata tanpa bobot terhadap sudut-sudut polygon hasil
pengukuran dan pengamatan di lapangan.
cd ab k (n 2).180 0
Rumus n 2 didapat dari:
C
A b B
a
awal
Gambar 1. Perhitungan
7
Kerangka Dasar Horizontal
awal = akhir
Syarat absis :
k
X akhir X awal d sin
n
X C X A d cos
X C X A d cos kx
Syarat ordinat :
Yakhir Yawal d cos
YC YA d cos ky
f
k n = jumlah sudut
n
Polygon tertutup ialah poligon yang bermula dan berakhir pada satu titik
yang sama. Poligon tertutup sering disebut poligon kring (kring poligon). Ditinjau
dari segi pengkatannya (azimut dan koordinat), terdapat beberapa variasi
seperti:
a) Tanpa ikatan
b) Terikat hanya azimut
c) Terikat hanya koordinat
d) Terikat azimut dan koordinat
Keuntungan dari poligon tertutup yaitu, walaupun tidak ada ikatan sama
sekali, namun koreksi sudut dapat dicari dengan adanya sifat poligon tertutup
yang jumlah sudut dalamnya sama dengan (n-2) 1000. Selain itu, terdapat pula
8
Kerangka Dasar Horizontal
9
Kerangka Dasar Horizontal
81 = 78 + 8 + V8 - 1800
- Peningkatan koordinat
10
Kerangka Dasar Horizontal
2 4
5 Q
3
S1
S2 2 4 S6
1 S3 S4 S5
3 5
11
Kerangka Dasar Horizontal
b. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut terikat azimut saja dan ujung
lain tanpa ikatan
Gambar 4 Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut terikat azimut saja dan ujung
lain tanpa ikatan
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui
Kesimpulan pada polygon tipe ini ialah :
- Tidak ada koreksi sudut
- Tidak ada koreksi koordinat
- Orientasi : benar (bukan lokal)
- Koordinat : lokal
12
Kerangka Dasar Horizontal
c. Polygon terbuka, satu ujung terikat koordinat saja dan ujung lain tanpa
ikatan
Gambar 5. Polygon terbuka, satu ujung terikat koordinat saja dan ujung
lain tanpa ikatan
d. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, satu ujung lagi
tanpa ikatan
Gambar 6 Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, satu ujung lagi
tanpa ikatan
13
Kerangka Dasar Horizontal
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw dan ak = azimut-azimut yang diketahui
14
Kerangka Dasar Horizontal
1
3 5
1 2 6
4
S1
S2 2 4 S6
S3 S4 S5
3 5
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
P, Q = titik yang diketahui koordinatnya
15
Kerangka Dasar Horizontal
h. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, ujung yang
lain terikat azimut saja
1 7
3 5
1 2 6
4 6
S1
S2 2 4 S6
S3 S4 S5
3 5
Gambar 10 Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, ujung
yang lain terikat azimut saja
I = sudut ukuran
Si = sisi-sisi ukuran
aw = azimut yang diketahui
16
Kerangka Dasar Horizontal
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui
17
Kerangka Dasar Horizontal
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw dan ak = azimut-azimut yang diketahui
Polygon bercabang dapat mempunyai satu atau lebih titik simpul, yaitu titik
dimana cabang itu terjadi. Cabang-cabang itu biasanya terbuka, akan tetapi tentu
saja cabang itu dapat saja menutup kepaca cabang yang lain. Kalau hal ini terjadi
maka polygon itu sebetulnya adalah kombinasi antara polygon terbuka, tertutup dan
bercabang.
18
Kerangka Dasar Horizontal
XQO XQ1
Sudut jurusan Q1 Q0 dihitung dari tg Q1 Q0 =
YQO YQ1
XRO XR1
Sudut jurusan R1 R0 dihitung dari tg R1 R0 =
YRO YR1
Polygon- polygon I, II, dan III dihitung sudut jurusan sisi-sisinyadengan
menggunakan P1 P0, Q1 Q0 dan R1R0 masing-masing sebagai sudut jurusan
permulaan, dan sudut-sudut polygon yang diukur.
Masing-masing polygon tersebut berakhir pada sisi atau jurusan SH
Jadi
'SH = P1 P0 +[p] n1 x 1800
''SH = Q1 Q0 +[t] n2 x 1800
'''SH = R1 R0 +[u] n3 x 1800
bila 'SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon I
''SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon II
'''SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon III
[p] = Jumlah sudut-sudut polygon (ukuran) pada polygon I
[t] = Jumlah sudut-sudut polygon (ukuran) pada polygon II
[u] = Jumlah sudut-sudut polygon (ukuran) pada polygon III
n1 = jumlah sudut ukuran pada polygon I
n2 = jumlah sudut ukuran pada polygon II
n3 = jumlah sudut ukuran pada polygon I
Bila berat (gewitch) masing-masing cabang polygon tersebut adalah a, b
dan c maka sudut jurusan dari S ke H adalah :
a ' SH b ' ' SH c ' ' ' SH
SH =
a b c
1 1
Untuk harga a, b dan c kita ambil masing-masing dan dimana n1 n2
n1 n3
dan n3 banyak titik-titik sudut pada masing-masing cabang polygon Setelah didapat
19
Kerangka Dasar Horizontal
1
Bx = By =
{S ) II
1
Cx= Cy =
{S ) III
20
Kerangka Dasar Horizontal
(XD,YD) D C (XC,YC)
(0,5) (5,5)
21
Kerangka Dasar Horizontal
(XA,YA) A B (XB,YB)
(0,0) (5,0)
2 LABCD = X n .Yn1 Yn X n1
XA XB XC XD XA
YA YB YC YD YA
X A .YB X B .YC X C .YD X D .YA YA .X B YB .X C YC .X D YD . X A 2L
Perhitungan luas secara mekanis planimetris menggunakan alat serupa
panthograph(dibentuk dari 2 buah mistar penggaris) yang dinamakan alat planimeter.
Perhitungan luas dengan planimeter ini haruslah dilengkapi pula dengan sekala peta
beserta penetapan titik awal perhitungan luas. Bentuk daerah yang akan dihitung
luasnya dengan metode ini haruslah sudah disajikan dalam bentuk peta dengan sekala
tertentu dan bentruknya bisa tidak beraturan.
Perhitungan luas secara numeris digital menggunakan bantuan perangkat lunak
CAD (Computer Aided Design) dan perangkat keras computer. Daerah yang akan
dihitung luasnya haruslah sudah dimasukan kedalam bentuk digital melalui papan ketik
keyboard, digitizer (alay digitasi), atau scanner. Koordinat batas-batas daerah akan
masuk kedalam memori computer dan diolah secara digital. Bentuk daerah yang akan
diukur luasnya menggunakan metode nimeris digital ini dapat berbentuk beraturan
dengan jumlah segmen terbatas atau berbentuk tidak beraturan dengan jumlah segmen
banyak serta berjarak kecil-kecil.
22
Kerangka Dasar Horizontal
BAB III
TUJUAN DAN PROSEDUR KERANGKA DASAR HORIZONTAL
23
Kerangka Dasar Horizontal
24
Kerangka Dasar Horizontal
25
Kerangka Dasar Horizontal
c. Teropong diubah posisinya menjadi luar biasa dan diarahkan ketarget muka serta
dibaca sudut horizontalnya. Teropong di putar kearah target belakang dan dibaca
sudut horizontalnya.
d. Alat Theodolite dipindahkan ke patok selanjutnya dan dilakukan hal yang sama
seperti pada patok sebelumnya. Pengukuran dilanjutkan sampai seluruh patok
didirikan alat Theodolite.
e. Data diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara manual atau tabelaris dengan
menggunakan bantuan teknologi digital computer. Pengolahan data polygon dapat
diselesaikan dengan metode Bowditch atau Transit. Pada metode Bowditch, bobot
koreksi absis dan ordinat diperoleh dari perbandingan jarak resultante dengan total
jarak pengukuran polygon, sedangkan pada metode Transit bobot koreksi absis /
ordinat diperoleh jarak pada arah absis dibandingkan dengan total jarak pada arah
absis / ordinat.
f. Pengukuran polygon kerangka dasar vertical selesai.
26
Kerangka Dasar Horizontal
data kerangka dasar horizontal adalah koordinat titik-titik ikat. Titik awal dan akhir
pengukuran juga diberikan sebagai kontrol vertical dan horizontal.
Titik kontrol vertical dan horizontal dapat diperoleh dengan cara:
a. Penentuan benchmark yang ada dari lapangan hasil pengukuran sebelumnya.
b. Hasil pengamatan diatas peta, untuk koordinat dari hasil interpolasi grid-grid peta.
Sedangkan untuk tinggi definitif diperoleh dari hasil interpolasi garis-garis kontur
yang ada diatas peta.Koordinat definitif kemudian dibuat gambarnya baik secara manual
maupun digital menggunakan komputer sehingga dapat diperoleh informasi luas wilayah
pengukuran. Tinggi titik-titik ikat digambar pada arah memanjang sehingga dapat
diperoleh turun naiknya permukaan tanah sepanjang jalur pengukuran.
Pengolahan Data
Pengolahan data dapat dilakukan secara manual langsung dikerjakan pada
formulir ukuran atau secara tabelaris menggunakan lembar elektronis (speadssheet) di
komputer, contohnya adalah perangkat lunak Lotus atau Excell. Rumus-rumus dasar
pengolahan data ditransfer dari penyajiannya secara analog menjadi rumus-rumus
terprogram dalam bentuk digital.
Dasar-dasar perhitungan untuk masing-masing pengukuran adalah sebagai
berikut:
a. Pengukuran Sipat Datar Kerangka Dasar Vertikal.
Mencari kesalahan gari bidik, misalkan K dan korekinya C, maka K =-C
Mencari benang tengah yang telah dikoreksi dari kesalahan garis bidik
BTbk = BTb + C.Db
BTmk = BTm + C. Dm
menghitung beda tinggi setiap slag
hbk = BTbk BTmk
menghitung kesalahan acak ( random error)
K h = h1 + h2 + + h
K h = - C h
T1 = TA + h1 - C h {dA1 / d}
27
Kerangka Dasar Horizontal
28
Kerangka Dasar Horizontal
Menghitung koreki Absis dan ordinat melalui syarat absis dan ordinat, dengan d
adalah jarak datar / sejajar bidang nivo adalah sudut jurusan:
Syarat Absis : Xakhir Xawal = d. sin + kx
Kx = Xakhir Xawal - d. sin
Syarat Ordinat : Yakhir Yawal = d.cos + kx
Kx = Yakhir Yawal - d. cos
Menghitung koordinat-koordinat definitif titik-titik polygon dengan Metode
Bowditch :
X1 = XA + dA1. sin A1+ kx (dA1 / d)
Y1 = YA + dA1.cos A1+ ky (dA1 / d)
Menghitung koordinat-koordinat definitif titik-titik polygon dengan Metode Transit :
X1 = XA + dA1. sin A1+ kx (dA1. sin A1 / d . sin )
Y1 = YA + dA1. cos A1+ ky (dA1. cos A1 / d . cos )
3.5. PENGGAMBARAN
Pengggambaran polygon kerangka dasar horizontal dapat dilakukan secara
manual dan digital. Penggambaran secara manual harus memperhatikan ukuran lembar
yang digunakan dan skala gambar, sedangkan penggambaran secara digital lebih
menekankan kepada system koordinat yang digunakan serta satuan unit yang akan
dipakai dalam gambar digital, yang berhubungan dengan keluaran akhir.
Penggambaran polygon kerangka dasar horizontal akan menyajikanm unsur-
unsur : sumbu absis, sumbu ordinat dan garis hubung antara titik-titik polygon.
Penggambaran secara manual pada polygon kerangka dasar horizontal memiliki skala
yang sama pada arah sumbu absis dan sumbu ordinat karena jangkauan arah sumbu
absis dan sumbu ordinat memiliki ukuran yang sama. Informasi ukuran kertas dengan
demikian menjadi hal utama yang harus diperhatikan.
Ukuran kertas untuk penggambaran hasil pengukuran dan pemetaan terdiri dari :
29
Kerangka Dasar Horizontal
30
Kerangka Dasar Horizontal
e. Sumber peta yang digambarkan, untuk mengetahui secara terperinci proses dan
prosedur pembuatan peta. Sumber peta akan memberikan tingkat akurasi dan
kualitas peta yang di buat.
f. Tim pengukuran yang membuat peta, untuk mengetahui penanggung jawab
pengukuran di lapangan dan penyajiannya diatas kertas. Peronel yang disajikan akan
memberikan informasi mengenai kualifikasi personel yang terlibat.
31
Kerangka Dasar Horizontal
32
Kerangka Dasar Horizontal
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
33
Kerangka Dasar Horizontal
Hari : selasa
Tanggal : 01-10-2013
Kegiatan : pengukuran kdh
Pukul : 10.20-selesai
Lokasi : gedung Perpustakaan UPI
34
Kerangka Dasar Horizontal
BAB V
PENGOLAHAN DATA
35
Kerangka Dasar Horizontal
36
Kerangka Dasar Horizontal
d19,20 15
d20,21 14
d21,22 23
d22,23 22
d23,24 22
d24,1 24
d 466
A. Syarat I | | = (n-2) x 180 + f
B. Mencari koreksi
1= 1 + (f : 24) = 93,438 + (0,315: 24) = 93,45
2= 2 + (f : 24) = 178,52 + (0,315: 24) = 178,53
3= 3 + (f : 24) = 180,24 + (0,315: 24) = 180,25
4= 4 + (f : 24) = 180,02 + (0,315: 24) = 180,03
5= 5 + (f : 24) = 179,98 + (0,315: 24) = 179,99
6= 6 + (f : 24) = 179,96 + (0,315: 24) = 179,97
37
Kerangka Dasar Horizontal
C. Mencari koreksi
1,2 = 356,976
2,3 = 1,2- 2+ 180 = 356,976 - 178,52+ 180 =358,45
3,4 = 2,3 - 3- 180 = 358,45 180,25+ 180 = 358,20
4,5 = 3,4 4 + 180 = 358,20 180,03 + 180 = 358,17
5,6 = 4,5+ 180 - 5 = 358,17+ 180 - 179,98 = 358,17
6,7 = 5,6 6+ 180 = 358,17179,97 + 180 = 358,21
7,8= 6,7 - 7 + 180 = 358,21 179,70 + 180 = 358,51
8,9= 7,8 - 8 + 180 = 358,51 181,36 + 180 = 357,15
9,10 = 8,9 - 9 - 180 = 357,15 90,24 - 180 = 86,91
38
Kerangka Dasar Horizontal
Kontrol:
D. Syarat II
1. X = d x Sin
X = (20x Sin 356,976) + (20x Sin 358,479) + (20 x Sin 358,245) + (20x
Sin358,236) + (20x Sin 358,263) + (20x Sin 358,299) + (18x Sin 358,614) + (24x
Sin 357,260) + (24x Sin87,030) + (20x Sin 87,219) + (26x Sin 85,401) + (18x Sin
178,344) + (16 x Sin 178,470)+ (16x Sin 178,524) + (16x Sin 178,362) + (16x Sin
178,614) + (16 x Sin 178,650) + (16x Sin178,294) + (15x Sin 178,268) + (14x Sin
178,479) + (23x Sin 179,019) + (22x Sin 270,540) + (22x Sin270,783) + (24x Sin
270,734)
X = 0,9694
fx = -X= -0,9694
39
Kerangka Dasar Horizontal
2. Y= d x Cos
Y = (20x cos 356,976) + (20x cos 358,479) + (20 x cos 358,245) + (20x
cos358,236) + (20x cos 358,263) + (20x cos 358,299) + (18x cos 358,614) + (24x
cos 357,260) + (24x cos87,030) + (20x cos 87,219) + (26x cos 85,401) + (18x cos
178,344) + (16 x cos 178,470)+ (16x cos 178,524) + (16x cos 178,362) + (16x
cos 178,614) + (16 x cos 178,650) + (16x cos178,294) + (15x cos 178,268) +
(14x cos 178,479) + (23x cos 179,019) + (22x cos 270,540) + (22x cos 270,783)
+ (24x cos 270,734)
Y = 0,8849
fy = -Y=-0,8849
E. Mencari Bobot
Bobot 1 = (d1 : d)= (20 : 466 ) =0,043
Bobot 2 =(d2 : d)= (20 : 466) =0,043
Bobot 3 =(d3 : d)= (20 : 466) =0,043
Bobot 4 =(d4 : d)= (20 : 466) =0,043
Bobot 5 =(d5 : d= (20: 466) =0,043
Bobot 6 =(d6 : d)= (20 : 466) = 0,043
Bobot 7 =(d7 : d)= (18 : 466) =0,039
Bobot 8 =(d8 : d)= (24 : 466 ) =0,052
Bobot 9 =(d9 : d)= (24 : 466) =0,052
Bobot 10 =(d10 : d)= (20 : 466) =0,043
Bobot 11 =(d11 : d)=(26 : 466) =0,056
Bobot 12 =(d12 : d)=(18 : 466) =0,039
Bobot 13 =(d13 : d)=(16 : 466) =0,034
Bobot 14 =(d14 : d)=(16 : 466) =0,034
Bobot 15 =(d15 : d)=(16: 466) =0,034
Bobot 16 =(d16 : d)=(16 : 466) =0,034
Bobot 17 =(d17 : d)=(16 : 466) =0,034
40
Kerangka Dasar Horizontal
bobot =1
F. Mencari X koreksi
Xn = bobot n x fx
X1 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X2 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X3 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X4 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X5 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X6 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X7 = 0,039 x -0,9694 =-0,0374
X8 = 0,052 x -0,9694 =-0,0499
X9 = 0,052 x -0,9694 =-0,0499
X10 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X11 = 0,056 x -0,9694 =-0,0541
X12 = 0,039 x -0,9694 =-0,0374
X13 = 0,034 x -0,9694 =-0,0333
X14 = 0,034 x -0,9694 =-0,0333
X15 = 0,034 x -0,9694 =-0,0333
X16 = 0,034 x -0,9694 =-0,0333
41
Kerangka Dasar Horizontal
G. Mencari Y koreksi
Yn = bobot n x fy
Y1 = 0,043 x -0,8849 =-0,038
Y2 = 0,043 x -0,8849 =-0,038
Y3 = 0,043 x -0,8849 =-0,038
Y4 = 0,043 x -0,8849 =-0,038
Y5 = 0,043 x -0,8849 =-0,038
Y6 = 0,043 x -0,8849 =-0,038
Y7 = 0,039 x -0,8849 =-0,0342
Y8 = 0,052 x -0,8849 =-0,0456
Y9 = 0,052 x -0,8849 =-0,0456
Y10 = 0,043 x -0,8849 =-0,0380
Y11 = 0,056 x -0,8849 =-0,0494
Y12 = 0,039 x -0,8849 =-0,0342
Y13 = 0,034 x -0,8849 =-0,0304
Y14 = 0,034 x -0,8849 =-0,0304
Y15 = 0,034 x -0,8849 =-0,0304
Y16 = 0,034 x -0,8849 =-0,0304
Y17 = 0,034 x -0,8849 =-0,0304
42
Kerangka Dasar Horizontal
Xn = Xn + Xn koreksi
X1 = -1,0551 + -0,0416 =-1,0967
X2 = -0,5417 + -0,0416 =-0,5833
X3 = -0,6295 + -0,0416 =-0,6711
X4 = -0,6404 + -0,0416 =-0,6820
X5 = -0,6371 + -0,0416 =-0,6787
X6 = -0,6260 + -0,0416 =-0,6676
X7 = -0,4686 + -0,0374 =-0,5060
X8 = -1,1935 + -0,0499 =-1,2434
X9 = 23,9651 + -0,0499 =23,915
X10 = 19,9742 + -0,0416 =19,9326
X11 = 25,9113 + -0,0541 =25,8572
X12 = 0,5768 + -0,0374 =0,5394
X13 = 0,4775 + -0,0333 =0,4442
X14 = 0,4686 + -0,0333 =0,4353
X15 = 0,5149 + -0,0333 =0,4816
X16 = 0,4470 + -0,0333 =0,4137
X17 = 0,4368 + -0,0333 =0,4036
X18 = 0,5397 + -0,0333 =0,5064
X19 = 0,5153 + -0,0312 =0,4841
43
Kerangka Dasar Horizontal
Yn = Yn + Yn koreksi
Y1 = 19,9722 + -0,038 = 19,9342
Y2 = 19,9927 + -0,038 = 19,9547
Y3 = 19,9901 + -0,038 = 19,9521
Y4 = 19,9897 + -0,038 = 19,9518
Y5 = 19,9898 + -0,038 = 19,9519
Y6 = 19,9902 + -0,038 = 19,9522
Y7 = 17,9939 + -0,0342 = 17,9597
Y8 = 23,9703 + -0,0456 = 23,9247
Y9 = 1,2931 + -0,0456 = 1,2475
Y10 = 1,0163 + -0,038 = 0,9783
Y11 = 2,1461 + -0,0494 = 2,0967
Y12 = -17,9908 + -0,0342 = -18,0249
Y13 = -15,9929 + -0,0304 = -16,0233
Y14 = -15,9931 + -0,0304 = -16,0235
Y15 = -15,9917 + -0,0304 = -16,0221
Y16 = -15,9938 + -0,0304 = -16,0241
Y17 = -15,9940 + -0,0304 = -16,0244
Y18 = -15,9909 + -0,0304 = -16,0213
Y19 = -14,9911 + -0,0285 = -15,0196
44
Kerangka Dasar Horizontal
Y2 = Y1 + Y1 setelah koreksi
= 9240760 + 19,9342
= 9240779,93
Titik 3
X3 = X2 + X2 setelah koreksi
= 786542,90+ (-0,5833)
= 786542,32
Y3 = Y2 + Y2 setelah koreksi
= 9240779,93 + 19,9547
= 9240799,89
Titik 4
45
Kerangka Dasar Horizontal
X4 = X3 + X3 setelah koreksi
=786542,32+ (-0,6711)
= 786541,65
Y4 = Y3 + Y3 setelah koreksi
=9240799,89+ 19,9521
= 9240819,84
Titik 5
X5 = X4 + X4 setelah koreksi
= 786541,65+ (-0,6820)
= 786540,97
Y5 = Y4 + Y4 setelah koreksi
= 9240819,84 + 19,9518
= 9240839,79
Titik 6
X6 = X5 + X5 setelah koreksi
= 786540,97+ (-0,6787)
= 786540,29
Y6 = Y5 + Y5 setelah koreksi
= 9240839,79 + 19,9519
= 9240859,74
Titik 7
X7 = X6 + X6 setelah koreksi
46
Kerangka Dasar Horizontal
= 786540,29+ (-0,6676)
= 786539,62
Y7 = Y6 + Y6 setelah koreksi
= 9240859,74+ 19,9522
= 9240879,70
Titik 8
X8 = X7 + X7 setelah koreksi
= 786539,62 + (-0,5060)
= 786539,11
Y8 = Y7 + Y7 setelah koreksi
= 9240879,70+ 17,9597
= 9240897,66
Titik 9
X9 = X8 + X8 setelah koreksi
= 786539,11+ (-1,2434)
= 786537,87
Y9 = Y8 + Y8 setelah koreksi
= 9240897,66 + 23,9247
= 9240921,58
Titik 10
X10 = X9 + X9 setelah koreksi
47
Kerangka Dasar Horizontal
= 786537,87+ 23,9152
= 786561,79
Titik 11
X11 = X10 + X10 setelah koreksi
= 786561,79 + 19,9326
= 786581,72
Titik 12
X 12 = X11 + X11 setelah koreksi
= 786581,72 + 25,8572
= 786607,58
Titik 13
X13 = X12 + X12 setelah koreksi
48
Kerangka Dasar Horizontal
= 786607,58+ 0,5394
= 786608,12
Titik 14
X14 = X13 + X13 setelah koreksi
= 786608,12 + 0,4442
= 786608,56
Titik 15
X15 = X14 + X14 setelah koreksi
= 786608,56 + 0,4353
= 786608,99
Titik 16
X16 = X15 + X15 setelah koreksi
= 786608,99 + 0,4816
49
Kerangka Dasar Horizontal
= 786609,48
= 9240859,81
Titik 17
X17 = X16 + X16 setelah koreksi
= 786609,48+0,4137
= 786609,89
= 9240843,79
Titik 18
X18 = X17 + X17 setelah koreksi
= 786609,89 + 0,4036
= 786610,29
= 9240827,76
Titik 19
X19 = X18 + X18 setelah koreksi
= 786610,29 + 0,5064
50
Kerangka Dasar Horizontal
= 786610,80
= 9240811,74
Titik 20
X20 = X19 + X19 setelah koreksi
= 786610,80 + 0,4841
= 786611,28
= 9240796,72
Titik 21
X21 = X20 + X20 setelah koreksi
= 786611,28 + 0,4023
= 786611,69
= 9240782,70
Titik 22
X22 = X21 + X21 setelah koreksi
= 786611,69 + 0,4531
51
Kerangka Dasar Horizontal
= 786612,14
= 9240759,66
Titik 23
X23 = X22 + X22 setelah koreksi
= 786612,14 + (-22,0455)
= 786590,09
= 9240759,72
Titik 24
X24 = X23 + X23 setelah koreksi
= 786590,09 + (-22,0450)
= 786568,05
= 9240759,87
Titik A KONTROL
X1 = X24+ X24 setelah koreksi
= 786568,05 + (-24,0493)
52
Kerangka Dasar Horizontal
= 786544
Y1 = Y24 + Y24 setelah koreksi
= 9240759,87+ 0,1333
= 9240760
A. Syarat I | | = (n-2) x 180 + f
B. Mencari koreksi
1= 1 + (f : 24) = 93,438+ (0,315:24) = 93,451
2= 2 + (f : 24) = 178,515 + (0,315:24) = 178,528
3= 3 + (f : 24) = 180,238 + (0,315:24) = 180,252
4= 4 + (f : 24) = 180,018 + (0,315:24) = 180,031
5= 5 + (f : 24) = 179,977 + (0,315:24) = 179,991
6= 6 + (f : 24) = 179,955 + (0,315:24) = 179,968
7= 7 + (f : 24) = 179,685 + (0,315:24) = 179,698
8= 8 + (f : 24) = 181,345 + (0,315:24) = 181,359
9= 9 + (f : 24) = 90,225 + (0,315:24) = 90,238
10= 10 + (f : 24) = 179,811 + (0,315:24) = 179,824
11= 11 + (f : 24) = 181,809 + (0,315:24) = 181,822
12= 12+ (f : 24) = 87,088 + (0,315:24) = 87,102
13= 13 + (f : 24) = 179,861 + (0,315:24) = 179,874
14= 14 + (f : 24) = 179,743 + (0,315:24) = 179,968
15= 15 + (f : 24) = 180,153 + (0,315:24) = 180,166
16= 16 + (f : 24) = 179,743 + (0,315:24) = 179,757
17= 17 + (f : 24) = 179,951 + (0,315:24) = 179,964
53
Kerangka Dasar Horizontal
C. Mencari koreksi
1,2 = 356,976
2,3 = 1,2 - 2 - 180 = 356,976- 178,528- 180 =-1,552
3,4 = 360 - 3 - 2,3 + 180 = 360 -180,252 1,552 + 180 = 358,196
4,5 = 3,4 4180 = 358,196180,031- 180 = -1,835
5,6 = 4,5 - 5+ 180-360 = -1,835179,991+ 180 - 360 = 358,175
6,7 = 5,6 6 - 180 =358,175179,968 180 = -1,794
7,8= 6,7 - 7 + 180 - 360 = -1,794 179,698+ 180 - 360 = 358,508
8,9= 7,8 - 8+ 180 = 358,508 181,359+ 180 = 357,150
9,10 = 8,9- I9 - 180 = 357,150 90,238- 180 = 86,912
10,11 = 9,10 + 180 - 10 = 86,912+ 180- 179,824 = 87,087
11,12 = 10,11+ 180 - 11 = 87,087+180- 181,822 = 85,265
12,13= 11,12+ 180 - 12 = 85,265+ 180- 87,102 = 178,164
13,14= 12,13 +180- 13 = 178,164+180- 179,874 = 178,290
14,15= 13,14 + 180 - 14 = 178,290+180 - 179,968 = 178,322
15,16= 13,14 + 180 - 15 = 178,322+180 - 180,166 = 178,156
16,17= 13,14 + 180 - 16 = 178,156+180 - 179,757 = 178,399
17,18= 13,14 + 180 - 17 = 178,399+180 - 179,964 = 178,436
18,19= 13,14 + 180 - 18 = 178,436+180 - 180,369 = 178,067
19,20= 13,14 + 180 - 19 = 178,067+180 - 180,036 = 178,031
20,21= 13,14 + 180 - 20 = 178,031+180 - 179,797 = 178,234
54
Kerangka Dasar Horizontal
Kontrol:
D. Syarat II
1. X = d x Sin
X = (20 x Sin 356,976) + (20 x Sin 358,479) + (20 x Sin 358.245 ) + (20 x Sin
358.236) + (20 x Sin 358.263) + (20 x Sin 358.299) + (18 x Sin 358.614) + (24 x Sin
357.260) + (24 x Sin 87.030) + (20 x Sin 87.219) + (26 x Sin 85.401) + (18 x Sin
178.344) + (16 x Sin 178.470) + (16 x Sin 178.524) + (16 x sin 178.362) + (16 x Sin
178.614) + (16 x sin 178.650) + (16 x sin 178.295) + (15 x sin 178.268) + (14 x sin
178.479)+ (23 x sin 179.019)+ (22 x sin 269.640)+ (22 x sin 270.783)+ (24 x sin
269.834)
X =0,9705
Fx = -X= -0,9705
2. Y= d x Cos
Y =0,5393
fy = -Y=- 0,5393
E. MencariBobot
55
Kerangka Dasar Horizontal
Bobot X
Bobot 1 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (1,055: 148,5486) = 0,007
Bobot 2 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,542: 148,5486) = 0,004
Bobot 3 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,630: 148,5486) = 0,004
Bobot 4 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,640: 148,5486) = 0,004
Bobot 5 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,637: 148,5486) = 0,004
Bobot 6 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,626: 148,5486) = 0,004
Bobot 7 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,469: 148,5486) = 0,003
Bobot 8 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (1,193: 148,5486) = 0,008
Bobot 9 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (23,965: 148,5486) = 0,161
Bobot 10= ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (19,974: 148,5486) = 0,134
Bobot 11= ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (25,911: 148,5486) = 0,174
Bobot 12 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,577: 148,5486) = 0,004
Bobot 13= ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,477: 148,5486) = 0,003
Bobot 14 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,469: 148,5486) = 0,003
Bobot 15 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,515: 148,5486) = 0,003
Bobot 16 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,447:148,5486) = 0,003
Bobot 17 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,437: 148,5486) = 0,003
Bobot 18 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,540: 148,5486) = 0,004
Bobot 19 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,515: 148,5486) = 0,003
Bobot20 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,431: 148,5486) = 0,003
Bobot21 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,501: 148,5486) = 0,003
Bobot22 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (21,999: 148,5486) = 0,148
Bobot23 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (21,999: 148,5486) = 0,148
Bobot24 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (23,999: 148,5486) = 0,162 +
bobot x = 1
Bobot Y
Bobot 1 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (19,972: 332,8833)= 0,060
Bobot 2 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (19,993: 332,8833)= 0,060
Bobot 3 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (19,990 : 332,8833)= 0,060
56
Kerangka Dasar Horizontal
F. Mencari X koreksi
Xn = bobot x x fx
X1 = 0,007 x (-0,969) = -0,007
X2 = 0,004 x (-0,969) = -0,004
X3 = 0,004 x (-0,969) = -0,004
X4 = 0,004 x (-0,969) = -0,004
X5 = 0,004 x (-0,969) = -0,004
57
Kerangka Dasar Horizontal
G. Mencari Y koreksi
Yn = bobot y x fy
58
Kerangka Dasar Horizontal
Xn = Xn + Xn koreksi
X1 = -1,055 + (-0,007) = -1,062
X2 = -0,542 + (-0,004) = -0,545
X3 = -0,630 + (-0,004) = -0,634
X4 = -0,640 + (-0,004) = -0,645
X5 = -0,637 + (-0,004) = -0,641
X6 = -0,626 + (-0,004) = -0,630
X7 = -0,469 + (-0,003) = -0,472
59
Kerangka Dasar Horizontal
Yn = Yn + Yn koreksi
Y1 = 19,972 + (-0,053) = 19,9190
Y2 = 19,993 + (-0,053) = 19,9395
Y3 = 19,990 + (-0,053) = 19,9369
Y4 = 19,990 + (-0,053) = 19,9366
Y5 = 19,990 + (-0,053) = 19,9367
Y6 = 19,990 + (-0,053) = 19,9370
Y7 = 17,994 + (-0,048) = 17,9460
Y8 = 23,970 + (-0,064) = 23,9066
60
Kerangka Dasar Horizontal
Y2 = Y1 + Y1 setelah koreksi
= 9240760 + 19,9190
= 9240779,92
61
Kerangka Dasar Horizontal
Titik 3
X3 = X2 + X2 setelah koreksi
= 786542,94 + (-0,545)
= 786542,39
Y3 = Y2 + Y2 setelah koreksi
= 9240779,92+ 19,9395
= 9240799,86
Titik 4
X4 = X3 + X3 setelah koreksi
=786542,39 + (-0,634)
=786541,76
Y4 = Y3 + Y3 setelah koreksi
=9240799,86 + 19,9369
=9240819,80
Titik 5
X5 = X4 + X4 setelah koreksi
= 786541,76+ (-0,645)
= 786541,11
Y5 = Y4 + Y4 setelah koreksi
= 9240819,80+ 19,9366
= 9240839,73
Titik 6
X6 = X5 + X5 setelah koreksi
= 786541,11+ (-0,641)
= 786540,47
62
Kerangka Dasar Horizontal
Y6 = Y5 + Y5 setelah koreksi
= 9240839,73 + 19,9367
= 9240859,67
Titik 7
X7 = X6 + X6 setelah koreksi
= 786540,47+ (-0,630)
= 786539,84
Y7 = Y6 + Y6 setelah koreksi
= 9240859,67+ 19,9370
= 9240879,61
Titik 8
X8 = X7 + X7 setelah koreksi
= 786539,84 + (-0,472)
= 786539,37
Y8 = Y7 + Y7 setelah koreksi
= 9240879,61+ 17,9460
= 9240897,55
Titik 9
X9 = X8 + X8 setelah koreksi
= 786539,37 + (-1,201)
= 786538,17
Y9 = Y8 + Y8 setelah koreksi
= 9240897,55+ 23,9066
= 9240921,46
63
Kerangka Dasar Horizontal
Titik 10
X10 = X9 + X9 setelah koreksi
= 786538,17+ 23,809
=786561,98
Titik 11
X11 = X10 + X10 setelah koreksi
= 786561,98 + 19,844
= 786581,82
Titik 12
X 12 = X11 + X11 setelah koreksi
= 786581,82 + 25,742
= 786607,57
64
Kerangka Dasar Horizontal
= 786608,14
65
Kerangka Dasar Horizontal
66
Kerangka Dasar Horizontal
= 9240796,62
Titik 21
X21 = X20 + X20 setelah koreksi
= 786611,52 + 0,429
= 786611,94
Y21 = Y20 + Y20setelah koreksi
= 9240796,62 + (-14,0306)
= 9240782,59
Titik 22
X22 = X21 + X21 setelah koreksi
= 786611,94+ 0,498
= 786612,44
Titik 23
X23 = X22 + X22setelah koreksi
= 786612,44 + (-22,143)
= 786590,30
Titik 24
X24 = X23 + X23 setelah koreksi
= 786590,30 + (-22,143)
67
Kerangka Dasar Horizontal
= 786568,16
Titik A KONTROL
X1 = X24 + X24 setelah koreksi
= 786568,16 + (-24,156)
= 786544
Y1 = Y14 + Y14 setelah koreksi
= 9240759,63 + 0,1784
= 9240760
a. Metode Bowditch
68
Kerangka Dasar Horizontal
Xn.Yn+1 = 174.447.498.976.046m2
69
Kerangka Dasar Horizontal
Xn.Yn+1 = 174447498998656 m2
[ Xn .Yn + 1] [ Yn .Xn + 1 ]
= = 11305,23 2
2
b. Metode Transit
70
Kerangka Dasar Horizontal
Xn.Yn+1 = 174.447.530.226.248 m2
71
Kerangka Dasar Horizontal
Xn.Yn+1 = 174447530248858 m2
[ Xn .Yn + 1] [ Yn .Xn + 1 ]
= =11304,73 2
2
72
Kerangka Dasar Horizontal
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktik pengukuran sipat datar kerangka
horizontal, adalah sebagai berikut :
a. Pengukuran sipat datar kerangka horizontal adalah pembuatan serangkaian titik-titik
di lapangan telah diketahui koordinatnya dalam suatu system koordinat tertentu.
Sistem koordinat disini adalah system koordinat kartesian dimana bidang datarnya
merupakan sebagian kecil dari permukaan elipsioda bumi.
b. Tujuan dari pengukuran sipat datar kerangka dasar horizontal :
Untuk memperoleh informasi jarak horizontal yang relative akurat di lapangan
sedemikian rupa sehingga informasi pada daerah yang tercakup layer untuk diolah
sebagai informasi yang lebih kompleks.
6.2 SARAN
73
Kerangka Dasar Horizontal
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, D dan M. Noor. Teori dan Praktek Ukur Tanah 2. Jakarta: P.T. Tema Baru.
Purwaamijaya, I. M. 2001. Diktat Mata Kuliah BNG306 : Pengukuran Dan Pemetaan
I. Bandung.
Wongsocitro, S. 1983. Ilmu Ukur Tanah. Jakarta : PT. Pradnya Pratama.
Yulianti, V. 2006. Kumpulan Resume Ilmu Ukur Tanah. Bandung.
Wibowo, A. 2008. Laporan Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal. Bandung.
Nuryani, N. H. 2008. Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Bandung.
74