Anda di halaman 1dari 74

Kerangka Dasar Horizontal

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu ukur tanah adalah ilmu, seni dan teknologi untuk menyajikan informasi
bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang
yang dianggap datar.Ilmu ukur tanah sering disebut plan surveying. Ilmu ukur tanah
bagian dari geodesi (geodetic surveying).
Definisi sederhana dari ukur tanah adalah menentukan posisi atau letak titik di
atas atau pada permukaan bumi. Definisi yang lebih berkembang adalah pekerjaan
untuk menggambarkan keadaan fisik sebagian permukaan bumi menyerupai keadaan
sebenarnya dilapangan. Produk yang sesuai dengan definisi terakhir adalah peta
topografi, sedangkan jenis-jenis pekerjaan yang sederhana antara lain mengukur jarak
antara dua titik, mengukur panjang dan lebar atau sisi-sisi sebidang lahan, mengukur
lereng dan penggambaran bentuk sebidang lahan.

Ilmu geodesi mempunyai dua maksud:


1. Maksud ilmiah yaitu yang mempelajari bentuk dan besar bulatan bumi.
2. Maksud praktis yaitu ilmu yang mempelajari penggambaran permukaan bumi
yang dinamakan peta (gambar).

Batasan datar ilmu ukur tanah cakupan wilayahnya yang relatif sempit yaitu
berkisar antara 0,5 derajat x 0,5 derajat atau 55 km x 55 km. Yang membedakan ilmu
ukur dengan geodesi yaitu kalau ilmu ukur tanah tidak memperhatikan kelengkungan
bumi sedangkan geodesi sebaliknya.

1
Kerangka Dasar Horizontal

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa tujuan dari pengukuran kerangka dasar horizontal atau pengukuran poligon
?
b. Sebutkan jenis-jenis poligon ?
c. Bagaimana pengolahan data poligon ??
d. Sebutkan peralatan, bahan dan prosedur pengukuran poligon ?
e. Bagaimana pengolahan data poligon?
f. Bagaimana penggambaran data poligon ?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui tujuan dari pengukuran kerangka dasar horizontal atau pengukuran
poligon.
b. Mengetahui jenis-jenis poligon.
c. Mengetahui peralatan, bahan dan prosedur pengukuran.
d. Memahami pengolahan data poligon.
e. Bisa menggambaran data poligon.

1.4 Manfaat
a. Dengan adanya laporan ini diharapkan bisa memberi penjelasan tentang
pengukuran kerangka dasar horizontal.
b. Memberi manfaatnya terhadap saya sendiri sebagai penyusun dan umumnya
untuk pengguna.

1.5 Prinsip Dasar Pengukuran


Untuk menghindari kesalahan kesalahan yang mungkin terjadi, maka tugas
mengukur harus didasarkan pada prinsip pengukuran yaitu:
1. Perlu adanya pengecekan yang terpisah
2. Tidak adanya kesalahan kesalahan dalam pengukuran

2
Kerangka Dasar Horizontal

1.6 Volume Perkejaan

Volume pekerjaan adalah urutan kegiatan saat praktikum dilaksanakan. Berikut


adalah hal-hal yang akan dilakukan selama praktikum di laksanakan :
1) Persiapan perlengkapan alat ukur.

2) Persiapan pengukuran

3) Perhitungan sudut..

1.7 Metode Penulisan

Pencatatan data hasil pengukuran lapangan dan penyusunan laporan praktikum


survey dan pemetaan ini menggunakan metode penulisan berdasarkan studi lapangan
dan studi literatur.

1.8 Studi Lapangan

Metode penulisan yang digunakan untuk pengisian data pada tabel hasil
pengamatan praktikum poligon adalah dengan studi lapangan atau pengamatan
langsung di lapangan.

1.9 Studi Literatur

Metode penulisan yang digunakan untuk menghitung data hasilpengamatan


lapangan serta penyusunan laporan adalah dengan metode literatur atauberdasarkan
rumusan-rumusan yang didapat dari berbagai macam sumber buku yangberhubungan
dengan ilmu ukur tanah.

3
Kerangka Dasar Horizontal

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Poligon

Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran


dan pemetaan. Kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat
planimetris (x,y) titik-titik pengukuran.
Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal (KDH) :
a. Metode titik tunggal
b. Pengikatan kemuka
c. Pengikatan kebelakang
Pengikatan kebelakang di bagi dua metode:
a. Metode collins
b. Metode cassini
c. Metode titik banyak
Banyak titik di bagi lima metode :
a. Metode poligon
b. Metode triangulasi
c. Metode trilaterasi
d. Metode triangulterasi
e. Metode kuadrilateral
Pengukuran polygon sendiri mengandung arti salah satu metoda penentuan titik
diantara beberapa metoda penentuan titik yang lain. Berdasarkan bentuknya polygon
dapat dibagi dalam dua bagian, diantaranya:
1. Polygon berdasarkan visualnya, macamnya adalah :
a. Polygon tertutup
Pada poligon tertutup :
- Garis-garis kembali ke titik awal, jadi membentuk segi banyak.

4
Kerangka Dasar Horizontal

- Berakhir di stasiun lain yang mempunyai ketelitian letak sama atau lebih besar
daripada ketelitian letak titik awal.
- Poligon tertutup memberikan pengecekan pada sudut-sudut dan jarak
tertentu, suatu pertimbangan yang sangat penting.
- Titik sudut yang pertama = titik sudut yang terakhir.
Poligon tertutup biasanya dipergunakan untuk :
- Pengukuran titik kontur.
- Bangunan sipil terpusat.
- Waduk.
- Bendungan.
- Kampus UPI.
- Pemukiman.
- Jembatan (karena diisolir dari 1 tempat).
- Kepemilikan tanah.
- Topografi kerangka.

b. Polygon terbuka
(secara geometris dan matematis), terdiri atas serangkaian garis yang
berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau terikat pada sebuah titik
dengan ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya. Titik pertama tidak sama
dengan titik terakhir.
Poligon terbuka biasanya digunakan untuk :
- Jalur lintas / jalan raya.
- Saluran irigasi.
- Kabel listrik tegangan tinggi.
- Kabel TELKOM.
- Jalan kereta api.

5
Kerangka Dasar Horizontal

c. Polygon bercabang
Dilihat dari geometris, poligon terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Poligon terikat sempurna
Dikatakan poligon terikat sempurna, apabila :
- Sudut awal dan sudut akhir diketahui besarnya sehingga terjadi hubungan
antara sudut awal dengan sudut akhir.
- Adanya absis dan ordinat titik awal atau akhir.
- Koordinat awal dan koordinat akhir diketahui.

2. Poligon terikat sebagian.


Dikatakan poligon terikat sebagian, apabila :
- Hanya diikat oleh koordinat saja atau sudut saja.
- Terikat sudut dengan koordinat akhir tidak diketahui.
3. Poligon tidak terikat
Dikatakan poligon tidak terikat, apabila :
- Hanya ada titik awal, azimuth awal, dan jarak. Sedangkan tidak diketahui
koordinatnya.
- Tidak terikat koordinat dan tidak terikat sudut.

Dilihat dari geometris, poligon terbagi menjadi 3, yaitu:


- Polygon terikat sempurna
- Polygon terikat sebagian
- Polygon tidak terikat

Untuk mendapatkan nilai sudut-sudut dalam atau sudut-sudut luar serta jarak-
jarak mendatar antara titik-titik polygon diperoleh atau diukur dari lapangan
menggunakan alat pengukur sudut dan pengukur jarak yang mempunyai tingkat
ketelitian tinggi.
Pengolahan data polygon dikontrol terhadap sudut-sudut dalam atau luar polygon
dan dikontrol terhadap koordinat baik absis maupun ordinat. Pengolahan data polygon

6
Kerangka Dasar Horizontal

dimulai dengan menghitung sudut awal dan sudut akhir dari titik-titik ikat polygon.
kontrol sudut polygon diawali terlebih dahulu dilakukan yaitu untuk memperoleh koreksi
sudut polygon dengan cara mengontroljumlah sudut polygon terhadap pengurangan
sudut akhir dengan sudut awal polygon. Koreksi sudut polygon yang diperoleh
kemudian dibagi secara merata tanpa bobot terhadap sudut-sudut polygon hasil
pengukuran dan pengamatan di lapangan.

Sudut-sudut jurusan titik polygon terhadap titik polygon berikutnya mengacu


terhadap sudut awal polygon dijumlahkan terhadap sudut polygon yang dikoreksi.
Kontrol Koordinat berbeda dengan kontrol sudut yaitu koordinat akhir dan awal dikurangi
serta dibandingkan terhadap jumlah proyeksinya terhadap absis dan ordinat. Koreksi
absis dan ordinat akan diperoleh dan dibandingkan dengan mempertimbangkan bobot
kepada masing-masin titik polygon. Bobot koreksi didekati dengan cara perbandingan
jarak pada suatu ruas garis terhadap jarak total polygon dari awal sampai dengan akhir
pengukuran.

Syarat - syarat Polygon :


Syarat geometric:
akhir awal n 2180

cd ab k (n 2).180 0
Rumus n 2 didapat dari:
C

A b B
a

awal

Gambar 1. Perhitungan

7
Kerangka Dasar Horizontal

awal = akhir
Syarat absis :
k
X akhir X awal d sin
n

X C X A d cos

X C X A d cos kx
Syarat ordinat :
Yakhir Yawal d cos

YC YA d cos ky
f
k n = jumlah sudut
n

2.2 Jenis-jenis Poligon

Berdasarkan bentuknya poligon dibagi dalam dua bagian, diantaranya :


Jenis Poligon secara Visual :

2.2.1 Poligon Tertutup

Polygon tertutup ialah poligon yang bermula dan berakhir pada satu titik
yang sama. Poligon tertutup sering disebut poligon kring (kring poligon). Ditinjau
dari segi pengkatannya (azimut dan koordinat), terdapat beberapa variasi
seperti:
a) Tanpa ikatan
b) Terikat hanya azimut
c) Terikat hanya koordinat
d) Terikat azimut dan koordinat
Keuntungan dari poligon tertutup yaitu, walaupun tidak ada ikatan sama
sekali, namun koreksi sudut dapat dicari dengan adanya sifat poligon tertutup
yang jumlah sudut dalamnya sama dengan (n-2) 1000. Selain itu, terdapat pula

8
Kerangka Dasar Horizontal

koreksi koordinat dengan adanya konsekuensi logis dari bentuk geometrisnya


bahwa jumlah selisih absis dan jumlah selisih ordinat sama dengan nol.
Keuntungan inilah yang menyebabkan orang senang bentuk
polygon tertutup. Satu-satunya kelemahan polygon tertutup yang sangat
menonjol ialah bahwa bila ada kesalahan yang proporsional dengan jarak (salah
satu salah sistematis) tidak akan ketahuan, dengan kata lain walaupun ada
kesalahan tersebut, namun polygon tertutup itu kelihatan baik juga. Jarak-jarak
yang diukur secara elektronis sangat mudah dihinggapi kesalahan seperti itu,
yaitu kalau ada kesalahan frekuensi gelombang.
Untuk memudahkan, marilah kita lihat suatu contoh polygon tertutup
seperti pada berikut ini :
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
Langkah-langkah hitungan pada polygon tipe ini adalah sebagai berikut :
- Jumlahkan semua sudut-sudut polygon ( )
- Hitung jumlah koreksi sudut
(V ) = (n-2). 1800 ( )
- Bagikan koreksi tersebut kepada semua sudut
1
V = (V )
n

- Bila salah satu sisi polygon itu diketahui misalnya 12 maka azimuth sisi-sisi
yang lain dapat dihitung sebagai berikut :

23 = 12 + 2 + V2 - 1800

34 = 23 + 3 + V3 - 1800

45 = 34 + 4 + V4 - 1800

56 = 45 + 5 + V5 - 1800

67 = 56 + 6 + V6 - 1800

78 = 67 + 7 + V7 - 1800

9
Kerangka Dasar Horizontal


81 = 78 + 8 + V8 - 1800

Sebagai kontrol dihitung



12 = 81 + 1 + V1 - 1800

yang harus sama dengan 12 yang diketahui tadi.

Kelemahan poligon tertutup yaitu, bila ada kesalahan yang proporsional


dengan jarak (salah satu salah sistematis) tidak akan ketahuan. Dengan kata
lain, walaupun ada kesalahan, namun poligon tertutup kelihatan baik juga. Jarak-
jarak yang diukur secara elektronis sangat mudah dihinggapi kesalahan seperti
kesalahan frekuensi gelombang.
Pada Poligon Tertutup :
Garis-garis kembali ke titik awal, jadi membentuk segi banyak.
Berakhir di stasiun lain yang mempunyai ketelitian letak sama atau lebih
besar daripada ketelitian letak titik awal.

Gambar 2.Poligon tertutup

2.2.2 Poligon Terbuka


Yang dimaksud dengan polygon terbuka ialah polygon yang titik awal dan
titik akhirnya merupakan titik yang berlainan (bukan satu titik yang sama).
Polygon terbuka ini dapat kita bagi lebih lanjut berdasarkan peningkatan pada
titik-titik (kedua titik ujungnya). Ada dua macam peningkatan untuk polygon
terbuka ini yaitu :
- Peningkatan azimut

- Peningkatan koordinat

10
Kerangka Dasar Horizontal

Berdasarkan peningkatan-peningkatan itu, maka polygon terbuka dapat dibagi


lebih lanjut menjadi :
1. Tanpa ikatan sama sekali,
2. Pada salah satu ujung yang lain tanpa ikatan sama sekali,
3. Pada salah satu ujungnya terikat azimut saja, sedangkan pada ujung yang lain
tanpa ikatan sama sekali,
4. Pada salah satu ujungnya terikat azimut dan koordinat, sedangkan pada ujung
yang lain tanpa ikatan sama sekali,
5. Pada kedua ujungnya masing-masing terikat azimuth,
6. Pada salah satu ujungnya terikat koordinat, sedangkan ujung yang lain terikat
azimuth,
7. Pada kedua ujungnya masing-masing terikat koordinat ,
8. Pada salah satu ujungnya terikat azimut dan koordinat, sedangkan ujung yang
lain terikat azimut saja,
9. Pada salah satu ujungnya terikat azimut dan koordinat, sedangkan ujung yang
lain terikat koordinat saja
10. Pada kedua ujungnya masing-masing terikat baik azimut maupun koordinat
Kesepuluh macam polygon terbuka berdasarkan pengikatan-pengikatannya itu
akan dibicarakan satu persatu berikut ini.

a. Polygon terbuka tanpa ikatan

2 4
5 Q
3
S1
S2 2 4 S6
1 S3 S4 S5
3 5

Gambar 3 Poligon terbuka tanpa ikatan

11
Kerangka Dasar Horizontal

I = sudut yang diukur


Si = sisi yang diukur
Kesimpulan dari polygon macam ini :
- Tidak ada koreksi sudut
- Tidak ada koreksi koordinat
- Orientasi lokal
- Koordinat lokal

b. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut terikat azimut saja dan ujung
lain tanpa ikatan

Gambar 4 Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut terikat azimut saja dan ujung
lain tanpa ikatan
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui
Kesimpulan pada polygon tipe ini ialah :
- Tidak ada koreksi sudut
- Tidak ada koreksi koordinat
- Orientasi : benar (bukan lokal)
- Koordinat : lokal

12
Kerangka Dasar Horizontal

c. Polygon terbuka, satu ujung terikat koordinat saja dan ujung lain tanpa
ikatan

Gambar 5. Polygon terbuka, satu ujung terikat koordinat saja dan ujung
lain tanpa ikatan

I = sudut-sudut yang diukur


Si = jarak-jarak yang diukur
P = titik yang diketahui koordinatnya
Kesimpulan kita mengenai polygon ini ialah :
- Tidak ada koreksi sudut
- Tidak ada koreksi koordinat,
- Orientasi : local,
- Koordinat : lokal (kecuali P)

d. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, satu ujung lagi
tanpa ikatan

Gambar 6 Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, satu ujung lagi
tanpa ikatan

13
Kerangka Dasar Horizontal

I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui

P = titik yang diketahui koordinatnya


Kesimpulan kita mengenai polygon ini ialah :
- Titik ada koreksi sudut
- Titik ada koreksi koordinat
- Orientasi : betul
- Koordinat : betul (bukan lokal)

e. Polygon terbuka, pada kedua ujung-ujungnya terikat azimut

Gambar 7 Polygon terbuka, pada kedua ujung-ujungnya terikat azimut

I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw dan ak = azimut-azimut yang diketahui

Kesimpulan kita mengenai polygon ini ialah :


- Koreksi sudut : ada
- Koreksi koordinat : tidak ada
- Orientasi : benar
- Koordinat : local

14
Kerangka Dasar Horizontal

f. Polygon terbuka, satu ujungnya terikat azimut, sedangkan ujung yang


satu lagi terikat orientasi

1
3 5
1 2 6
4
S1
S2 2 4 S6
S3 S4 S5
3 5

Gambar 8 Polygon terbuka, satu ujungnya terikat azimut, sedangkan ujung


yang satu lagi terikat orientasi

I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui

P = titik yang diketahui koordinatnya


Kesimpulan yang dapat kita tarik dari polygon tipe ini ialah :
- Koreksi sudut : tidak ada
- Koreksi koordinat : tidak ada
- Orientasi : benar
- Koordinat : benar
g. Polygon terbuka, kedua ujungnya masing-masing terikat koordinat

Gambar 9 Polygon terbuka, satu ujungnya terikat azimut, sedangkan ujung


yang satu lagi terikat orientasi

I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
P, Q = titik yang diketahui koordinatnya

15
Kerangka Dasar Horizontal

Kesimpulan kita dari polygon tipe ini ialah :


- Koreksi sudut : Tidak ada, yang ada hanya rotasi
- Koreksi koordinat : ada
- Orientasi : benar
- Koordinat : benar

h. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, ujung yang
lain terikat azimut saja

1 7
3 5
1 2 6
4 6
S1
S2 2 4 S6
S3 S4 S5
3 5

Gambar 10 Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, ujung
yang lain terikat azimut saja

I = sudut ukuran
Si = sisi-sisi ukuran
aw = azimut yang diketahui

Kesimpulan kita dari polygon tipe ini ialah :


- Koreksi sudut : ada
- Koreksi koordinat : tidak ada
- Orientasi : benar
- Koordinat : benar

16
Kerangka Dasar Horizontal

i. Polygon terbuka, satu ujungnya terikat azimuth dan koordinat, ujung


yang lain terikat koordinat

Gambar 11 Poligon terbuka, satu ujungnya terikat azimuth dan


koordinat, ujung yang lain terikat koordinat

I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui

P = titik yang diketahui koordinatnya


Dari polygon ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
- Koreksi sudut : tidak ada
- Koreksi koordinat : ada
- Orientasi : benar
- Koordinat : benar
j. Polygon terbuka, kedua ujungnya terikat azimuth maupun koordinat
Polygon tipe ini merupakan polygon yang paling baik karena kedua
ujungnya terikat penuh. Kalau digambarkan polygon tipe ini mempunyai
bentuk sebagai berikut :

Gambar 12 Polygon terbuka, kedua ujungnya terikat azimuth maupun


koordinat

17
Kerangka Dasar Horizontal

I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw dan ak = azimut-azimut yang diketahui

P, Q = titik yang diketahui koordinatnya


Kesimpulan polygon tipe ini dapat ditarik sebagai berikut :
- Koreksi sudut : ada
- Koreksi koordinat : ada
- Orientasi : benar
- Koordinat : benar

2.2.3 Poligon Bercabang


Poligon bercabangmempunyai satu atau lebih titik simpul, yaitu titik
dimana cabang itu terjadi. Cabang-cabang itu biasanya terbuka, tetapi dapat
juga menutup kepada cabang yang lain.

Gambar13 Poligon Bercabang

Polygon bercabang dapat mempunyai satu atau lebih titik simpul, yaitu titik
dimana cabang itu terjadi. Cabang-cabang itu biasanya terbuka, akan tetapi tentu
saja cabang itu dapat saja menutup kepaca cabang yang lain. Kalau hal ini terjadi
maka polygon itu sebetulnya adalah kombinasi antara polygon terbuka, tertutup dan
bercabang.

18
Kerangka Dasar Horizontal

Perhitungannya berjalan sebagai berikut :


XpO Xp1
Sudut jurusan P1 P0 dihitung dari tg P1 P0 =
Yp O Yp1

XQO XQ1
Sudut jurusan Q1 Q0 dihitung dari tg Q1 Q0 =
YQO YQ1

XRO XR1
Sudut jurusan R1 R0 dihitung dari tg R1 R0 =
YRO YR1
Polygon- polygon I, II, dan III dihitung sudut jurusan sisi-sisinyadengan
menggunakan P1 P0, Q1 Q0 dan R1R0 masing-masing sebagai sudut jurusan
permulaan, dan sudut-sudut polygon yang diukur.
Masing-masing polygon tersebut berakhir pada sisi atau jurusan SH
Jadi
'SH = P1 P0 +[p] n1 x 1800

''SH = Q1 Q0 +[t] n2 x 1800

'''SH = R1 R0 +[u] n3 x 1800

bila 'SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon I

''SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon II

'''SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon III
[p] = Jumlah sudut-sudut polygon (ukuran) pada polygon I
[t] = Jumlah sudut-sudut polygon (ukuran) pada polygon II
[u] = Jumlah sudut-sudut polygon (ukuran) pada polygon III
n1 = jumlah sudut ukuran pada polygon I
n2 = jumlah sudut ukuran pada polygon II
n3 = jumlah sudut ukuran pada polygon I
Bila berat (gewitch) masing-masing cabang polygon tersebut adalah a, b
dan c maka sudut jurusan dari S ke H adalah :
a ' SH b ' ' SH c ' ' ' SH
SH =
a b c

1 1
Untuk harga a, b dan c kita ambil masing-masing dan dimana n1 n2
n1 n3

dan n3 banyak titik-titik sudut pada masing-masing cabang polygon Setelah didapat

19
Kerangka Dasar Horizontal

SH darihitungan ditas, kita hitung koreksi sudut-sudut ukuran pada masing-masing


cabang polygon tersebut, karena masing-masing cabang polygon sekarang dapat
dipandang sebagai polygon terbuka yang terikat pada kedua ujungnya.
Dari masing-masing polygon dihitung koordinat titik S, dan didapat :
' '
x s = x p1 + {S sin )I x s = y p1 + {S cos )I
'' '
x s = x Q1 + {S sin )II y s = yQ1 + {S cos )II
''' '''
x s = x R1 + {S sin )III y s = yR1 + {S cos )III
Bila Ax' Bx' Cx' dan Ay', By' Cy adalah berat koordinat (koordianter
gewitch), maka :
' '' '''
Ax X s Bx X s Cx X s
Xs =
Ax Bx Cx
' '' '''
Ax Y s By Y s Cy Y s
Ys =
Ay By Cy
Untuk berat-berat (gewitch) koordinat-koordinat diambil :
1
Ax = Ay =
{S ) I

1
Bx = By =
{S ) II

1
Cx= Cy =
{S ) III

Dimana [S]I, [S)II,dan [S]III masing-masing adalah jumlah jarak sisi-sisi


pada cabang-cabang polygon I, II dan III. Setelah didapat koordinat titik S dengan
cara perhitungan diatas, kita menghitung koreksi-koreksi absis dan koreksi ordinat
pada masing-masing cabang polygon.
Bila titik simpul polygon cabang itu lebih dari data, maka hitungannya harus
dilakukan dengan cara perataan yang lain misalnya dengan method kudrat terkecil
atau dengan methoda.

20
Kerangka Dasar Horizontal

Jenis Poligon Secara Geometri


A. Poligon Terikat Sempurna
Poligon terikat sempurna, yaitu poligon yang diketahui dua buah titik awal
pengukuran dan dua buah titik akhir pengukuran yang telah memiliki koordinat
dan sudut yang didapat dari hasil pengukuran sebelumnya.
B. Poligon Terikat Sebagian
Poligon terikat sebagian, yaitu poligon yang hanya diketahui salah satu
titik, baik itu koordinat maupun sudut, diawal dan diakhir pengukuran.
C. Poligon Tidak Terikat atau Poligon Bebas
Poligon tidak terikat atau poligon bebas, yaitu poligon yang tidak diketahui
sudut atau koordinatnya.

2.3 Pengukuran Luas


Luas adalah jumlah areal yang terproyeksi pada bidang horizontal dan dikeliligi
oleh garis-garis batas. Perhitungan dan informasi luas merupakan salah satu informasi
yang dibutuhkan perencana dari hasil pengukuran lapangan.
Pengukuran luas ini dipergunakan untuk berbagai macam kepentingan, yaitu:
hukum pertahanan, perubahan setatus hukum tanah, pajak bumi dan lain sebagainya.
Perhitungan luas dapat dilakukan dengan berbagai macam, yaitu:
a. Perhitungan luas secara numeris analog.
b. Mekanis planimetris dan.
c. Numeris digital.
Perhitungan luas secara numeris analaog menggunakan metode sarrus, yaitu
menggunakan koordinat-koordinat titik batas sebagai masukan untuk perhitungan luas.
Bentuk daerah yang dihitung luas daerahnya dengan menggunakan metode sarrus ini
haruslah beraturan dengan segmen-segmen garis yang jelas.

(XD,YD) D C (XC,YC)
(0,5) (5,5)

21
Kerangka Dasar Horizontal

(XA,YA) A B (XB,YB)
(0,0) (5,0)

2 LABCD = X n .Yn1 Yn X n1

XA XB XC XD XA

YA YB YC YD YA
X A .YB X B .YC X C .YD X D .YA YA .X B YB .X C YC .X D YD . X A 2L
Perhitungan luas secara mekanis planimetris menggunakan alat serupa
panthograph(dibentuk dari 2 buah mistar penggaris) yang dinamakan alat planimeter.
Perhitungan luas dengan planimeter ini haruslah dilengkapi pula dengan sekala peta
beserta penetapan titik awal perhitungan luas. Bentuk daerah yang akan dihitung
luasnya dengan metode ini haruslah sudah disajikan dalam bentuk peta dengan sekala
tertentu dan bentruknya bisa tidak beraturan.
Perhitungan luas secara numeris digital menggunakan bantuan perangkat lunak
CAD (Computer Aided Design) dan perangkat keras computer. Daerah yang akan
dihitung luasnya haruslah sudah dimasukan kedalam bentuk digital melalui papan ketik
keyboard, digitizer (alay digitasi), atau scanner. Koordinat batas-batas daerah akan
masuk kedalam memori computer dan diolah secara digital. Bentuk daerah yang akan
diukur luasnya menggunakan metode nimeris digital ini dapat berbentuk beraturan
dengan jumlah segmen terbatas atau berbentuk tidak beraturan dengan jumlah segmen
banyak serta berjarak kecil-kecil.

22
Kerangka Dasar Horizontal

BAB III
TUJUAN DAN PROSEDUR KERANGKA DASAR HORIZONTAL

3.1. TUJUAN PENGUKURAN POLYGON


Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu memahami, mendeskripsikan dan mengaplikasikan
penentuan koordinat-koordinat beberapa titik dengan metode polygon pada praktek
pengukuran dan pemetaan Ilmu Ukur Tanah.
Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui gelembung nivo alat Theodolite dengan prinsip
pergerakan dua sumbu kaki kiap kearah dalam atau luar saja dan pergerakan 1
sekerup kaki kiap ke kiri atau kekanan saja.
b. Mahasiswa dapat membaca bacaan sudut horizontal alat Theodolite dengan cara
membuka terlebih dahulu kunci bounselle, sedemikian rupa sehingga bacaan
horizontal telah hilang dari pengaruh benda-denda disekitarnya (atraksi local) dan
hanya dipengaruhi oleh medan magnet bumi.
c. Mahasiswa dapat melakukan pembacaan sudut horizontal secara biasa, yaitu
vizier atau alat bidik teropong berada diatas teropong dan mengarahkan pada
target berupa benang unting-unting atau target lain yang lebih kecil (misalnya :
paku) pada arah belakang pengukuran. Teropong kemudian diarahkan ke arah
muka pengukuran . mahasiswa mampu melakukan pembacaan sudut horizontal
pada target muka dan belakang dalam bentuk bacaan derajat, menit dan detik ( 0, ,
) untuk Theodolite dengan system bacaan hexagesimal atau bacaan grid,
centigrid, centi centigrid (g, ,c, cc) untuk Theodolite dengan system bacaan
sentisimal, pada posisi teropong biasa.
d. Mahasiswa mampu mengubah teropong Theodolite menjadi posisi luar biasa, yaitu
posisi vizier ( pembidik teropong ) berada di bawah, yaitu dengan cara memutar
teropong pada arah vertical sebesar 1800 dilanjukkan dengan memutar teropong
pada arah horizontal sebesar 1800 pula.

23
Kerangka Dasar Horizontal

e. Mahasiswa mampu membidikkan teroponbg kearah target belakang dan membaca


sudut horizontal target belakang dari arah utara magnetis. Teropong kemudian
diarahkan ke target muka dan mahasiwa mampu melakukan pembacaan udut
horizontal dari arah utara magnetis dalam bentuk bacaan sudut system
hexagesimal atau system sentisimal.
f. Mahasiswa mampu mengolah data dari lapangan yang telah hilang dari kesalahan
sitematis alat bacaan sudut horizontal biasa dan luar biasa.
g. Mahasiswa dapat mengolah data baik secara manual maupun secara tabelaris
dengan bantuan perangkat lunak untuk mengeliminir kesalahan acak dari
pengukuran polygon.
3.2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
Dalam pengukuran Kerangka Dasar Horizontal metode polygon tertutup ini kita
membutuhkan alat-alat sebagai berikut:
a. Pesawat Theodolite (T.O. Wild)
b. Statif.
c. Unting-unting.
d. Benang.
e. Rol meter.
f. Payung.
g. Patok (paku).
h. Cat dan kuas.
i. Catatan daftar pengukuran, alat tulis, dan papan dada.

Gambar 14. PatokGambar 15.Statif

24
Kerangka Dasar Horizontal

Gambar 16. Unting-Unting Gambar 17. Benang

Gambar 18. Cat dan Koas


Gambar 19. Alat Tulis

3.3. LANGKAH KERJA PENGUKURAN


Adapun langkah kerja pada pengukuran polygon, antara lain:
a. Dengan menggunakan patok-patok yang telah ada yang digunakan pada
pengukuran sipat datar kerangka dasar vertical, didirikan alat Theodolite pada titik (
patok) awal pengukuran. Pada pengukuran polygon, alat didirikan diatas patok,
berbeda dengan pengukuran sipat datar kerangka dasar vertical dengan alat yang
berdiri diantara 2 buah titik (patok).
b. Target diletakkkan diatas patok-patok yang mengapit tempat alat sipat datar berdiri.
Gelembung nivo tabung diketengahkan dengan cara memutar dua buah sekerup
kaki kiap kearah dalam saja atau keluar saja serta memutar sekerup kaki kiap
kearah kanan atau kiri. Teropong diarahkan ke target belakang dan dibaca sudut
horizontalnya pada posisi biasa. Teropong kemudian diputar kearah target muka
dibaca pula sudut horizontalnya pada posisi biasa.

25
Kerangka Dasar Horizontal

c. Teropong diubah posisinya menjadi luar biasa dan diarahkan ketarget muka serta
dibaca sudut horizontalnya. Teropong di putar kearah target belakang dan dibaca
sudut horizontalnya.
d. Alat Theodolite dipindahkan ke patok selanjutnya dan dilakukan hal yang sama
seperti pada patok sebelumnya. Pengukuran dilanjutkan sampai seluruh patok
didirikan alat Theodolite.
e. Data diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara manual atau tabelaris dengan
menggunakan bantuan teknologi digital computer. Pengolahan data polygon dapat
diselesaikan dengan metode Bowditch atau Transit. Pada metode Bowditch, bobot
koreksi absis dan ordinat diperoleh dari perbandingan jarak resultante dengan total
jarak pengukuran polygon, sedangkan pada metode Transit bobot koreksi absis /
ordinat diperoleh jarak pada arah absis dibandingkan dengan total jarak pada arah
absis / ordinat.
f. Pengukuran polygon kerangka dasar vertical selesai.

Hasil yang diperoleh dari praktek pengukuran polygon dilapangan adalah


koordinat titik-titik yang di ukur sebagai titik-titik ikat untuk keperluan penggambaran titik-
titik detail dalam pemetaan.

3.4. PENGOLAHAN DATA


Pendahuluan
Data yang diperoleh dari lapangan hasil pengukuran sipat datar kerangka dasar
vertical dan pengukuran polygon kerangka dasar horizontal harus diolah untuk
menghilangkan kesalahan sistematis dan acak yang terjadi serta membuang kesalahan
besar yang mungkin timbul. Pengolahan data sipat datar kerangka dasar vertical dan
polygon kerangka dasar horizontal dapat diolah secara manual dengan bantuan mesin
hitung atau secara tabelaris menggunakan bantuan computer.
Informasi yang diperoleh dari pengolahan data sipat datar kerangka dasar vertical
adalah tinggi definitif titik-titik ikat, sedangkan informasi yang diperoleh dari pengolahan

26
Kerangka Dasar Horizontal

data kerangka dasar horizontal adalah koordinat titik-titik ikat. Titik awal dan akhir
pengukuran juga diberikan sebagai kontrol vertical dan horizontal.
Titik kontrol vertical dan horizontal dapat diperoleh dengan cara:
a. Penentuan benchmark yang ada dari lapangan hasil pengukuran sebelumnya.
b. Hasil pengamatan diatas peta, untuk koordinat dari hasil interpolasi grid-grid peta.
Sedangkan untuk tinggi definitif diperoleh dari hasil interpolasi garis-garis kontur
yang ada diatas peta.Koordinat definitif kemudian dibuat gambarnya baik secara manual
maupun digital menggunakan komputer sehingga dapat diperoleh informasi luas wilayah
pengukuran. Tinggi titik-titik ikat digambar pada arah memanjang sehingga dapat
diperoleh turun naiknya permukaan tanah sepanjang jalur pengukuran.

Pengolahan Data
Pengolahan data dapat dilakukan secara manual langsung dikerjakan pada
formulir ukuran atau secara tabelaris menggunakan lembar elektronis (speadssheet) di
komputer, contohnya adalah perangkat lunak Lotus atau Excell. Rumus-rumus dasar
pengolahan data ditransfer dari penyajiannya secara analog menjadi rumus-rumus
terprogram dalam bentuk digital.
Dasar-dasar perhitungan untuk masing-masing pengukuran adalah sebagai
berikut:
a. Pengukuran Sipat Datar Kerangka Dasar Vertikal.
Mencari kesalahan gari bidik, misalkan K dan korekinya C, maka K =-C
Mencari benang tengah yang telah dikoreksi dari kesalahan garis bidik
BTbk = BTb + C.Db
BTmk = BTm + C. Dm
menghitung beda tinggi setiap slag
hbk = BTbk BTmk
menghitung kesalahan acak ( random error)
K h = h1 + h2 + + h
K h = - C h
T1 = TA + h1 - C h {dA1 / d}

27
Kerangka Dasar Horizontal

Tn = T (n-1) + hn - C h {dn (n-1) / d}


d = dA1 + d12 + .+ dn
b. Pengukuran Polygon Kerangka Dasar Horizontal Terikat Sempurna Terbuka.
Menghitung Sudut Jurusan Awal dan telah diketahui koordinatnya, yaitu:
(XA, YA) dan ( XB, YB), maka :
Menghitung sudut jurusan akhir dan telah diketahui koordinatnya, yaitu:
(XC, YC) dan (XD, YD), maka:
menghitung koreksi penutup sudut melalui syarat penutup sudut dengan adalah
sudut-sudut dalam / luar polygon hasil pengukuran dari lapangan dan n adalah
jumlah titik-titik polygon yang diukur sudut-sudutnya, maka :
akhir awal = (n-2). 1800 + k
k = akhir awal - + (n-2). 1800
Menghitung sudut- sudut Dalam / Luar polygon yang telah dikoreksi terhadap
Kesalahan Penutup Sudut
B0k = 0 + (k / n)
B1k = 1 + (k / n)
Bnk = n + (k / n)
Menghitung Sudut-sudut Jurusan antara titik-titik polygon L
Untuk perhitungan awal dapat dihitung, yaitu:
Jika putaran sudut-sudut tidak melebihi 1 putaran atau sudut 3600,maka :
A1 = AB + ok
Jika putaran sudut-sudut melebihi 1 putaran atau sudut 3600, maka :
A1 = AB + ok - 3600
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dihitung, yaitu :
Jika putaran sudut-sudut tidak melebihi 1 putaran atau sudut 3600,maka :
12 = A1 + 1800 + 1k
Jika putaran sudut-sudut melebihi 1 putaran atau sudut 3600, maka :
12 = A1 + 1800 + 1k - 3600
12 = A1 + 1k - 1800

28
Kerangka Dasar Horizontal

Menghitung koreki Absis dan ordinat melalui syarat absis dan ordinat, dengan d
adalah jarak datar / sejajar bidang nivo adalah sudut jurusan:
Syarat Absis : Xakhir Xawal = d. sin + kx
Kx = Xakhir Xawal - d. sin
Syarat Ordinat : Yakhir Yawal = d.cos + kx
Kx = Yakhir Yawal - d. cos
Menghitung koordinat-koordinat definitif titik-titik polygon dengan Metode
Bowditch :
X1 = XA + dA1. sin A1+ kx (dA1 / d)
Y1 = YA + dA1.cos A1+ ky (dA1 / d)
Menghitung koordinat-koordinat definitif titik-titik polygon dengan Metode Transit :
X1 = XA + dA1. sin A1+ kx (dA1. sin A1 / d . sin )
Y1 = YA + dA1. cos A1+ ky (dA1. cos A1 / d . cos )

3.5. PENGGAMBARAN
Pengggambaran polygon kerangka dasar horizontal dapat dilakukan secara
manual dan digital. Penggambaran secara manual harus memperhatikan ukuran lembar
yang digunakan dan skala gambar, sedangkan penggambaran secara digital lebih
menekankan kepada system koordinat yang digunakan serta satuan unit yang akan
dipakai dalam gambar digital, yang berhubungan dengan keluaran akhir.
Penggambaran polygon kerangka dasar horizontal akan menyajikanm unsur-
unsur : sumbu absis, sumbu ordinat dan garis hubung antara titik-titik polygon.
Penggambaran secara manual pada polygon kerangka dasar horizontal memiliki skala
yang sama pada arah sumbu absis dan sumbu ordinat karena jangkauan arah sumbu
absis dan sumbu ordinat memiliki ukuran yang sama. Informasi ukuran kertas dengan
demikian menjadi hal utama yang harus diperhatikan.
Ukuran kertas untuk penggambaran hasil pengukuran dan pemetaan terdiri dari :

29
Kerangka Dasar Horizontal

Tabel 1 Tabel Ukuran Kertas


Ukuran Kertas Panjang (mm) Lebar (mm)
A0 1189 841
A1 841 594
A2 594 420
A3 420 297
A4 297 210
A5 210 148

Unsur-unsur yang harus ada dalampenggambaran hasil pengukuran dan pemetaan


adalah :
a. Legenda, yaitu informai berupa huruf, symbol dan gambar yang menjelaskan
mengenai isi gambar; legenda memiliki ruang di luar muka peta dan dibati oleh garis-
garis yang membentuk kotak-kotak.
b. Muka peta, yaitu tdigunakan untuk menyajikan informasi bentuk permukaan bumi,
baik informasi vertical maupun horizontal. Muka peta ebaiknya memiliki ukuran
panjang dan lebar yang proportional agar memenuhi unsure estetis.
c. Skala peta, yaitu symbol yang menggambarkan perbandingan jarak diatas peta
dengan jarak sesungguhnya dilapanga. Skala peta dapat terdiri dari : skala numeris,
skala perbandingan dan skala grafis. Skala grafis memiliki kelebihan dibandingkan
dengan skala numeris dan skala perbandingan karena tidak dipengaruhi oleh muai
kerut bahan dan perubahan ukuran penyajian peta.
d. Orientasi arah utara, yaitu simbol berupa panah yang biasanya mengarah kearah
umbu Y positif muka peta dan menunjukkan orientasi arah utara. Orientai arah utara
ini dapat terdiri dari : arah utara geodetic, arah utara magnetis dan arah utara grid
koordinat proyeksi. Skala peta grafis biasanya selalu disajikan untuk melengkapi kala
numeris atau skala perbandingan untuk mengantisipasi adanya perbesaran dan
perkecilan peta serta muai susut bahan peta.

30
Kerangka Dasar Horizontal

e. Sumber peta yang digambarkan, untuk mengetahui secara terperinci proses dan
prosedur pembuatan peta. Sumber peta akan memberikan tingkat akurasi dan
kualitas peta yang di buat.
f. Tim pengukuran yang membuat peta, untuk mengetahui penanggung jawab
pengukuran di lapangan dan penyajiannya diatas kertas. Peronel yang disajikan akan
memberikan informasi mengenai kualifikasi personel yang terlibat.

3.5.1. Prosedur Penggambaran Untuk Kerangka Dasar Horizontal


a. Menghitung kumulatif jarak horizontal pengukuran polygon.
b. Menentukan ukuran kertas yang akan dipakai.
c. Membuat tata jarak peta, meliputi muka peta dan ruang legenda.
d. Menghitung panjang dan lebar muka peta.
e. Mendapatkan skala jarak horizontal dengan membuat perbandingan panjang muka
peta dengan kumulatif jarak horizontal dalam satuan yang sama. Jika hasil
perbadingan tidak menghasilkan nilai yang bulat maka nilai skala dibulatkan keatas
dan memiliki nilai kelipatan tertentu.
f. Membuat sumbu mendatar dan tegak yang titik pusatnya memiliki jarak tertentu
terhadap batas muka peta, menggunakan pinsil.
g. Menggambarkan titik-titik yang merupakan posisi tinggi hasil pengukuran dengan
jarak-jarak tertentu serta menghubungkan titik-titik tersebut, menggunakan pinsil.
h. Membuat keterangan-keterangan nilai tinggi dan jarak didalam muka peta serta
melengkapi informasi legenda, membuat skala, orientasi pengukuran, sumber peta,
tim pengukuran, nama instansi dan simbolnya, menggunakan pinsil.
i. Menjiplak draft penggambaran keatas bahan transparan menggunakan tinta.

3.5.2. Prosedur Penggambaran Secara Manual


a. Menghitung range absis pengukuran polygon kerangka dasar horizontal.
b. Menghitung range ordinat pengukuran polygon kerangka dasar horizontal.

31
Kerangka Dasar Horizontal

c. Membandingkan nilai range abis dengan range ordinat pengukuran polygon


kerangka dasar horizontal. Nilai range yang lebih besar merupakan nilai untuk
menetapkan skala peta.
d. Menentukan ukuran kertas yang akan dipakai.
e. Membuat tata letak peta, meliputi muka peta dan ruang legenda.
f. Menghitung panjang dan lebar muka peta.
g. Menetapkan skala peta dengan membuat perbandingan panjang muka peta dengan
nilai range absis dan ordinat yang lebih besar dalam satuan yang sama. Jika hasil
perbandingan tidak menghailkan nilai yang bulat maka nilai skala dibulatkan keatas
dan memiliki nilai kelipatan tertentu.
h. Membuat sumbu mendatar dan tegak yang titik pusatnya memiliki jarak tertentu
terhadap batas muka peta, menggunakan pinsil.
i. Menggambarkan titik-titik yang merupakan posisi koordinat hail pengukuran polygon
kerangka dasar horizontal serta menghubungkan titik-titik terebut, menggunakan
pinsil.
j. Membuat keterangan-keterangan nilai tinggi dan jarak didalam muka peta serta
melengkapi informai legenda, membuat skala, orientasi pengukuran, sumber peta,
tim pengukuran, nama instansi dan simbolnya, menggunakan pinsil.
k. Menjiplak draft penggambaran keatas bahan yang transparan menggunakan tinta.
Untuk penggambaran polygon kerangka dasar horizontal secara digital dapat
menggunakan perangkat lunak lotus, Excell atau AutoCAD. Penggambaran dengan
masing-masing perangkat lunak yang berbeda akan memberikan hasil keluaran yang
berbeda pula. Untuk penggambaran menggunakan Lotus atau Excell yang harus
diperhatikan adalah penggambaran grafik dengan metode Scatter, agar gambar yang
diperoleh pada arah tertentu (terutama sumbu horizontal) memiliki interval sesuai
dengan yang diinginkan, tidak memiliki interval yang sama. Penggambaran dengan
AutoCAd walaupun lebih sulit akan menghasilkan keluaran yang lebih sempurna dan
sesuai dengan format yang diinginkan.

32
Kerangka Dasar Horizontal

BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

4.1 Lokasi Pengukuran


Wilayah gedung Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar 20. Lokasi pengukuran

33
Kerangka Dasar Horizontal

4.2 Waktu Pengukuran


Hari : jumat
Tanggal : 27-09-2013
Kegiatan : pengukuran KDH
Pukul : 13.00-selesai
Lokasi : gedung Perpustakaan UPI

Hari : selasa
Tanggal : 01-10-2013
Kegiatan : pengukuran kdh
Pukul : 10.20-selesai
Lokasi : gedung Perpustakaan UPI

4.3 Keselamatan Kerja


1. Hati-hati dalam membawa atau memindahkan theodolite
2. Setiap memindahkan theodolite, theodolite harus dibawa dalam tempatnya
3. Lindungi theodolite dari terik matahari dan hujan
4. Hati-hati pada saat melakukan pengukuran, ada kemungkinan pada lokasi
pengukuran licin dan curam
5. Efektifkan waktu pengukuran.

34
Kerangka Dasar Horizontal

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1. DATA HASIL PENGUKURAN

Diketahui : Pengukuran polygon tertutup dengan titik polygon ( 786544 ; 9240760)

Tabel 1. Bacaan Sudut


BACAAN SUDUT
SUDUT
KIRI KANAN ()
1,2 356.976 90.414 93.45
2,3 358.479 176.994 178.53
3,4 358.245 178.484 180.25
4,5 358.236 178.254 180.03
5,6 358.263 178.241 179.99
6,7 358.299 178.254 179.97
7,8 358.614 178.299 179.70
8,9 357.260 178.605 181.36
9,10 87.030 177.255 90.24
10,11 87.219 267.030 179.82
11,12 85.401 267.210 181.82
12,13 178.344 265.433 87.10
13,14 178.470 358.331 179.87
14,15 178.524 358.479 179.97
15,16 178.362 358.515 180.17
16,17 178.614 358.358 179.76
17,18 178.650 358.601 179.96
18,19 178.295 358.650 180.37
19,20 178.268 358.290 180.04

35
Kerangka Dasar Horizontal

20,21 178.479 358.263 179.80


21,22 179.019 358.488 179.48
22,23 270.540 359.019 88.49
23,24 270.783 90.540 179.77
24,1 270.734 90.783 180.06
3960

Tabel 2. Jarak Horizontal


JARAK (m)
d1,2 20
d2,3 20
d3,4 20
d4,5 20
d5,6 20
d6,7 20
d7,8 18
d8,9 24
d9,10 24
d10,11 20
d11,12 26
d12,13 18
d13,14 16
d14,15 16
d15,16 16
d16,17 16
d17,18 16
d18,19 16

36
Kerangka Dasar Horizontal

d19,20 15
d20,21 14
d21,22 23
d22,23 22
d23,24 22
d24,1 24
d 466

( Pengolahan Data : Lihat Tabel.3 )

Ditanyakan : koordinat titk 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 1 dengan metode Bowditch dan


metode Transit serta luas polygon tertutup dengan metode Saruss ?

5.2 PERHITUNGAN PENGUKURAN METODE BOWDITCH


A. Syarat I | | = (n-2) x 180 + f

[356,976-356,976] = 3960 (24 2) x 180 + f


f = 0,315

B. Mencari koreksi
1= 1 + (f : 24) = 93,438 + (0,315: 24) = 93,45
2= 2 + (f : 24) = 178,52 + (0,315: 24) = 178,53
3= 3 + (f : 24) = 180,24 + (0,315: 24) = 180,25
4= 4 + (f : 24) = 180,02 + (0,315: 24) = 180,03
5= 5 + (f : 24) = 179,98 + (0,315: 24) = 179,99
6= 6 + (f : 24) = 179,96 + (0,315: 24) = 179,97

37
Kerangka Dasar Horizontal

7= 7 + (f : 24) = 179,68 + (0,315: 24) = 179,70


8= 8 + (f : 24) = 181,35 + (0,315: 24) = 181,36
9= 9 + (f : 24) = 90,225 + (0,315: 24) = 90,24
10= 10 + (f : 24) = 179,81 + (0,315: 24) = 179,82
11= 11 + (f : 24) = 181,81 + (0,315: 24) = 181,82
12= 12+ (f : 24) = 87,088 + (0,315: 24) = 87,10
13= 13 + (f : 24) = 179,86+ (0,315: 24) = 179,87
14= 14 + (f : 24) = 179,96 + (0,315: 24) = 179,97
15= 15 + (f : 24) = 180,15 + (0,315: 24) = 180,17
16= 16 + (f : 24) = 179,74 + (0,315: 24) = 179,76
17= 17 + (f : 24) = 179,95 + (0,315: 24) = 179,96
18= 18 + (f : 24) = 180,36 + (0,315: 24) = 180,37
19= 19 + (f : 24) = 180,02 + (0,315: 24) = 180,04
20= 20 + (f : 24) = 179,78 + (0,315: 24) = 179,80
21= 21 + (f : 24) = 179,47 + (0,315: 24) = 179,48
22= 22 + (f : 24) = 88,479 + (0,315: 24) = 88,49
23= 23 + (f : 24) = 179,76 + (0,315: 24) = 179,77
24= 24 + (f : 24) = 180,05 + (0,315: 24) = 180,06

C. Mencari koreksi
1,2 = 356,976
2,3 = 1,2- 2+ 180 = 356,976 - 178,52+ 180 =358,45
3,4 = 2,3 - 3- 180 = 358,45 180,25+ 180 = 358,20
4,5 = 3,4 4 + 180 = 358,20 180,03 + 180 = 358,17
5,6 = 4,5+ 180 - 5 = 358,17+ 180 - 179,98 = 358,17
6,7 = 5,6 6+ 180 = 358,17179,97 + 180 = 358,21
7,8= 6,7 - 7 + 180 = 358,21 179,70 + 180 = 358,51
8,9= 7,8 - 8 + 180 = 358,51 181,36 + 180 = 357,15
9,10 = 8,9 - 9 - 180 = 357,15 90,24 - 180 = 86,91

38
Kerangka Dasar Horizontal

10,11 = 9,10 - 10 + 180 = 86,91 179,82 + 180 = 87,09


11,12 = 10,11 - 11 + 180 = 87,09 181,82 +180 = 85,27
12,13= 11,12 - 12 + 180 = 85,27 87,10 + 180 = 178,16
13,14= 12,13 - 13 +180 = 178,16 179,87 +180 = 178,29
14,15= 13,14 - 14 + 180 = 188,802 179,97 +180 = 178,32
15,16 = 14,15 - 15 + 180 = 178,32 180,17 + 180 = 178,16
16,17 = 15,16 - 16 + 180 = 178,16 179,76 +180 = 178,40
17,18= 16,17 - 17 + 180 = 178,40 179,96 + 180 = 178,44
18,19= 17,18 - 18 +180 = 178,40 180,37 +180 = 178,07
19,20= 18,19 - 19 + 180 = 178,07 180,04 +180 = 178,03
20,21 = 19,20 20 + 180 = 178,03 179,80 + 180 = 178,23
21,22 = 20,21 21 + 180 = 178,23 179,48 +180 = 178,75
22,23= 21,22 22 + 180 = 178,75 88,49 + 180 = 270,26
23,24= 22,23 23 +180 = 270,26 179,77 +180 = 270,49
24,1= 23,24 24 + 180 = 270,49 180,06 +180 = 270,43

Kontrol:

1,2 = 24,1 + 180 - 1 =270,734+180 -93,45 = 356,976OK!

D. Syarat II
1. X = d x Sin
X = (20x Sin 356,976) + (20x Sin 358,479) + (20 x Sin 358,245) + (20x
Sin358,236) + (20x Sin 358,263) + (20x Sin 358,299) + (18x Sin 358,614) + (24x
Sin 357,260) + (24x Sin87,030) + (20x Sin 87,219) + (26x Sin 85,401) + (18x Sin
178,344) + (16 x Sin 178,470)+ (16x Sin 178,524) + (16x Sin 178,362) + (16x Sin
178,614) + (16 x Sin 178,650) + (16x Sin178,294) + (15x Sin 178,268) + (14x Sin
178,479) + (23x Sin 179,019) + (22x Sin 270,540) + (22x Sin270,783) + (24x Sin
270,734)
X = 0,9694
fx = -X= -0,9694

39
Kerangka Dasar Horizontal

2. Y= d x Cos
Y = (20x cos 356,976) + (20x cos 358,479) + (20 x cos 358,245) + (20x
cos358,236) + (20x cos 358,263) + (20x cos 358,299) + (18x cos 358,614) + (24x
cos 357,260) + (24x cos87,030) + (20x cos 87,219) + (26x cos 85,401) + (18x cos
178,344) + (16 x cos 178,470)+ (16x cos 178,524) + (16x cos 178,362) + (16x
cos 178,614) + (16 x cos 178,650) + (16x cos178,294) + (15x cos 178,268) +
(14x cos 178,479) + (23x cos 179,019) + (22x cos 270,540) + (22x cos 270,783)
+ (24x cos 270,734)
Y = 0,8849
fy = -Y=-0,8849

E. Mencari Bobot
Bobot 1 = (d1 : d)= (20 : 466 ) =0,043
Bobot 2 =(d2 : d)= (20 : 466) =0,043
Bobot 3 =(d3 : d)= (20 : 466) =0,043
Bobot 4 =(d4 : d)= (20 : 466) =0,043
Bobot 5 =(d5 : d= (20: 466) =0,043
Bobot 6 =(d6 : d)= (20 : 466) = 0,043
Bobot 7 =(d7 : d)= (18 : 466) =0,039
Bobot 8 =(d8 : d)= (24 : 466 ) =0,052
Bobot 9 =(d9 : d)= (24 : 466) =0,052
Bobot 10 =(d10 : d)= (20 : 466) =0,043
Bobot 11 =(d11 : d)=(26 : 466) =0,056
Bobot 12 =(d12 : d)=(18 : 466) =0,039
Bobot 13 =(d13 : d)=(16 : 466) =0,034
Bobot 14 =(d14 : d)=(16 : 466) =0,034
Bobot 15 =(d15 : d)=(16: 466) =0,034
Bobot 16 =(d16 : d)=(16 : 466) =0,034
Bobot 17 =(d17 : d)=(16 : 466) =0,034

40
Kerangka Dasar Horizontal

Bobot 18 =(d18 : d)=(16 : 466 ) =0,034


Bobot 19 =(d19 : d)=(15 : 466) =0,032
Bobot 20 =(d20 : d)=(14 : 466) =0,030
Bobot 21 =(d21 : d)=(23 : 466) =0,049
Bobot 22 =(d22 : d)=(22 : 466) =0,047
Bobot 23 =(d23 : d)=(22 : 466) =0,047
Bobot 24 =(d24 : d)=(24 : 466) =0,052

bobot =1

F. Mencari X koreksi

Xn = bobot n x fx
X1 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X2 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X3 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X4 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X5 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X6 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X7 = 0,039 x -0,9694 =-0,0374
X8 = 0,052 x -0,9694 =-0,0499
X9 = 0,052 x -0,9694 =-0,0499
X10 = 0,043 x -0,9694 =-0,0416
X11 = 0,056 x -0,9694 =-0,0541
X12 = 0,039 x -0,9694 =-0,0374
X13 = 0,034 x -0,9694 =-0,0333
X14 = 0,034 x -0,9694 =-0,0333
X15 = 0,034 x -0,9694 =-0,0333
X16 = 0,034 x -0,9694 =-0,0333

41
Kerangka Dasar Horizontal

X17 = 0,034 x -0,9694 =-0,0333


X18 = 0,034 x -0,9694 =-0,0333
X19 = 0,032 x -0,9694 =-0,0312
X20 = 0,030 x -0,9694 =-0,0291
X21 = 0,049 x -0,9694 =-0,0478
X22 = 0,047 x -0,9694 =-0,0458
X23 = 0,047 x -0,9694 =-0,0458
X24 = 0,052 x -0,9694 =-0,0499

G. Mencari Y koreksi

Yn = bobot n x fy
Y1 = 0,043 x -0,8849 =-0,038
Y2 = 0,043 x -0,8849 =-0,038
Y3 = 0,043 x -0,8849 =-0,038
Y4 = 0,043 x -0,8849 =-0,038
Y5 = 0,043 x -0,8849 =-0,038
Y6 = 0,043 x -0,8849 =-0,038
Y7 = 0,039 x -0,8849 =-0,0342
Y8 = 0,052 x -0,8849 =-0,0456
Y9 = 0,052 x -0,8849 =-0,0456
Y10 = 0,043 x -0,8849 =-0,0380
Y11 = 0,056 x -0,8849 =-0,0494
Y12 = 0,039 x -0,8849 =-0,0342
Y13 = 0,034 x -0,8849 =-0,0304
Y14 = 0,034 x -0,8849 =-0,0304
Y15 = 0,034 x -0,8849 =-0,0304
Y16 = 0,034 x -0,8849 =-0,0304
Y17 = 0,034 x -0,8849 =-0,0304

42
Kerangka Dasar Horizontal

Y18 = 0,034 x -0,8849 =-0,0304


Y19 = 0,032 x -0,8849 =-0,0285
Y20 = 0,030 x -0,8849 =-0,0266
Y21 = 0,049 x -0,8849 =-0,0437
Y22 = 0,047 x -0,8849 =-0,0418
Y23 = 0,047 x -0,8849 =-0,0418
Y24 = 0,052 x -0,8849 =-0,0456

H. Mencari X Setelah koreksi

Xn = Xn + Xn koreksi
X1 = -1,0551 + -0,0416 =-1,0967
X2 = -0,5417 + -0,0416 =-0,5833
X3 = -0,6295 + -0,0416 =-0,6711
X4 = -0,6404 + -0,0416 =-0,6820
X5 = -0,6371 + -0,0416 =-0,6787
X6 = -0,6260 + -0,0416 =-0,6676
X7 = -0,4686 + -0,0374 =-0,5060
X8 = -1,1935 + -0,0499 =-1,2434
X9 = 23,9651 + -0,0499 =23,915
X10 = 19,9742 + -0,0416 =19,9326
X11 = 25,9113 + -0,0541 =25,8572
X12 = 0,5768 + -0,0374 =0,5394
X13 = 0,4775 + -0,0333 =0,4442
X14 = 0,4686 + -0,0333 =0,4353
X15 = 0,5149 + -0,0333 =0,4816
X16 = 0,4470 + -0,0333 =0,4137
X17 = 0,4368 + -0,0333 =0,4036
X18 = 0,5397 + -0,0333 =0,5064
X19 = 0,5153 + -0,0312 =0,4841

43
Kerangka Dasar Horizontal

X20 = 0,4314 + -0,0291 =0,4023


X21 = 0,5009 + -0,0478 =0,4531
X22 = -21,9998 + -0,0458 =-22,0455
X23 = -21,9992 + -0,0458 =-22,0450
X24 = -23,9993 + -0,0499 =-24,0493
X =0

I. Mencari Y Setelah koreksi

Yn = Yn + Yn koreksi
Y1 = 19,9722 + -0,038 = 19,9342
Y2 = 19,9927 + -0,038 = 19,9547
Y3 = 19,9901 + -0,038 = 19,9521
Y4 = 19,9897 + -0,038 = 19,9518
Y5 = 19,9898 + -0,038 = 19,9519
Y6 = 19,9902 + -0,038 = 19,9522
Y7 = 17,9939 + -0,0342 = 17,9597
Y8 = 23,9703 + -0,0456 = 23,9247
Y9 = 1,2931 + -0,0456 = 1,2475
Y10 = 1,0163 + -0,038 = 0,9783
Y11 = 2,1461 + -0,0494 = 2,0967
Y12 = -17,9908 + -0,0342 = -18,0249
Y13 = -15,9929 + -0,0304 = -16,0233
Y14 = -15,9931 + -0,0304 = -16,0235
Y15 = -15,9917 + -0,0304 = -16,0221
Y16 = -15,9938 + -0,0304 = -16,0241
Y17 = -15,9940 + -0,0304 = -16,0244
Y18 = -15,9909 + -0,0304 = -16,0213
Y19 = -14,9911 + -0,0285 = -15,0196

44
Kerangka Dasar Horizontal

Y20 = -13,9934 + -0,0266 = -14,0199


Y21 = -22,9945 + -0,0437 = -23,0382
Y22 = 0,0998 + -0,0418 = 0,0580
Y23 = 0,1880 + -0,0418 = 0,1463
Y24 = 0,1789 + -0,0456 = 0,1333
Y =0

J. Mencari Koordinat Dengan Cara Bowditch


Koordinat X dan Y
Titik Awal = (786544; 9240760)
Titik 2
X2 = X1 + X1 setelah koreksi
= 786544 + (-1,0967)
= 786542,90

Y2 = Y1 + Y1 setelah koreksi
= 9240760 + 19,9342
= 9240779,93
Titik 3
X3 = X2 + X2 setelah koreksi
= 786542,90+ (-0,5833)
= 786542,32

Y3 = Y2 + Y2 setelah koreksi
= 9240779,93 + 19,9547
= 9240799,89

Titik 4

45
Kerangka Dasar Horizontal

X4 = X3 + X3 setelah koreksi
=786542,32+ (-0,6711)
= 786541,65

Y4 = Y3 + Y3 setelah koreksi
=9240799,89+ 19,9521
= 9240819,84

Titik 5
X5 = X4 + X4 setelah koreksi
= 786541,65+ (-0,6820)
= 786540,97

Y5 = Y4 + Y4 setelah koreksi
= 9240819,84 + 19,9518
= 9240839,79

Titik 6
X6 = X5 + X5 setelah koreksi
= 786540,97+ (-0,6787)
= 786540,29

Y6 = Y5 + Y5 setelah koreksi
= 9240839,79 + 19,9519
= 9240859,74

Titik 7
X7 = X6 + X6 setelah koreksi

46
Kerangka Dasar Horizontal

= 786540,29+ (-0,6676)
= 786539,62

Y7 = Y6 + Y6 setelah koreksi
= 9240859,74+ 19,9522
= 9240879,70

Titik 8
X8 = X7 + X7 setelah koreksi
= 786539,62 + (-0,5060)
= 786539,11

Y8 = Y7 + Y7 setelah koreksi
= 9240879,70+ 17,9597
= 9240897,66

Titik 9
X9 = X8 + X8 setelah koreksi
= 786539,11+ (-1,2434)
= 786537,87

Y9 = Y8 + Y8 setelah koreksi
= 9240897,66 + 23,9247
= 9240921,58

Titik 10
X10 = X9 + X9 setelah koreksi

47
Kerangka Dasar Horizontal

= 786537,87+ 23,9152
= 786561,79

Y10 = Y9 + Y9 setelah koreksi


= 9240921,58 + 1,2475
= 9240922,83

Titik 11
X11 = X10 + X10 setelah koreksi
= 786561,79 + 19,9326
= 786581,72

Y11 = Y10 + Y10 setelah koreksi


= 9240922,83 + 0,9783
= 9240923,81

Titik 12
X 12 = X11 + X11 setelah koreksi
= 786581,72 + 25,8572
= 786607,58

Y12 = Y11 + Y11 setelah koreksi


= 9240923,81+ 2,0967
= 9240925,90

Titik 13
X13 = X12 + X12 setelah koreksi

48
Kerangka Dasar Horizontal

= 786607,58+ 0,5394
= 786608,12

Y13 = Y12 + Y12setelah koreksi


= 9240925,90 + (-18,0249)
= 9240907,88

Titik 14
X14 = X13 + X13 setelah koreksi
= 786608,12 + 0,4442
= 786608,56

Y14 = Y13 + Y13 setelah koreksi


= 9240907,88 + (-16,0233)
= 9240891,86

Titik 15
X15 = X14 + X14 setelah koreksi
= 786608,56 + 0,4353
= 786608,99

Y15 = Y14 + Y14 setelah koreksi


= 9240891,86 + (-16,0235)
= 9240875,83

Titik 16
X16 = X15 + X15 setelah koreksi
= 786608,99 + 0,4816

49
Kerangka Dasar Horizontal

= 786609,48

Y16 = Y15 + Y15 setelah koreksi


= 9240875,83 + (-16,0221)

= 9240859,81

Titik 17
X17 = X16 + X16 setelah koreksi
= 786609,48+0,4137
= 786609,89

Y17 = Y16 + Y16 setelah koreksi


= 9240859,81+ (-16,0241)

= 9240843,79

Titik 18
X18 = X17 + X17 setelah koreksi
= 786609,89 + 0,4036
= 786610,29

Y18 = Y17 + Y17 setelah koreksi


= 9240843,79 + (-16,0244)

= 9240827,76

Titik 19
X19 = X18 + X18 setelah koreksi
= 786610,29 + 0,5064

50
Kerangka Dasar Horizontal

= 786610,80

Y19 = Y18 + Y18 setelah koreksi


= 9240843,79 + (-16,0213)

= 9240811,74

Titik 20
X20 = X19 + X19 setelah koreksi
= 786610,80 + 0,4841
= 786611,28

Y20 = Y19+ Y19 setelah koreksi


= 9240811,74 + (-15,0196)

= 9240796,72

Titik 21
X21 = X20 + X20 setelah koreksi
= 786611,28 + 0,4023
= 786611,69

Y21 = Y20+ Y20 setelah koreksi


= 9240796,72 + (-14,0199)

= 9240782,70

Titik 22
X22 = X21 + X21 setelah koreksi
= 786611,69 + 0,4531

51
Kerangka Dasar Horizontal

= 786612,14

Y22 = Y21+ Y21 setelah koreksi


= 9240782,70 + (-23,0382)

= 9240759,66

Titik 23
X23 = X22 + X22 setelah koreksi
= 786612,14 + (-22,0455)
= 786590,09

Y23 = Y22+ Y22 setelah koreksi


= 9240759,66 + 0,0580

= 9240759,72

Titik 24
X24 = X23 + X23 setelah koreksi
= 786590,09 + (-22,0450)
= 786568,05

Y24 = Y23+ Y23 setelah koreksi


= 9240759,72+ 0,1463

= 9240759,87

Titik A KONTROL
X1 = X24+ X24 setelah koreksi
= 786568,05 + (-24,0493)

52
Kerangka Dasar Horizontal

= 786544
Y1 = Y24 + Y24 setelah koreksi
= 9240759,87+ 0,1333
= 9240760

5.3 PERHITUNGAN PENGUKURAN METODE TRANSIT


A. Syarat I | | = (n-2) x 180 + f

= 3959,69 (24 2) x 180 + f


f = 0,315

B. Mencari koreksi
1= 1 + (f : 24) = 93,438+ (0,315:24) = 93,451
2= 2 + (f : 24) = 178,515 + (0,315:24) = 178,528
3= 3 + (f : 24) = 180,238 + (0,315:24) = 180,252
4= 4 + (f : 24) = 180,018 + (0,315:24) = 180,031
5= 5 + (f : 24) = 179,977 + (0,315:24) = 179,991
6= 6 + (f : 24) = 179,955 + (0,315:24) = 179,968
7= 7 + (f : 24) = 179,685 + (0,315:24) = 179,698
8= 8 + (f : 24) = 181,345 + (0,315:24) = 181,359
9= 9 + (f : 24) = 90,225 + (0,315:24) = 90,238
10= 10 + (f : 24) = 179,811 + (0,315:24) = 179,824
11= 11 + (f : 24) = 181,809 + (0,315:24) = 181,822
12= 12+ (f : 24) = 87,088 + (0,315:24) = 87,102
13= 13 + (f : 24) = 179,861 + (0,315:24) = 179,874
14= 14 + (f : 24) = 179,743 + (0,315:24) = 179,968
15= 15 + (f : 24) = 180,153 + (0,315:24) = 180,166
16= 16 + (f : 24) = 179,743 + (0,315:24) = 179,757
17= 17 + (f : 24) = 179,951 + (0,315:24) = 179,964

53
Kerangka Dasar Horizontal

18= 18 + (f : 24) = 180,355 + (0,315:24) = 180,369


19= 19 + (f : 24) = 180,022 + (0,315:24) = 180,036
20= 20 + (f : 24) = 179,784 + (0,315:24) = 179,797
21= 21 + (f : 24) = 179,469 + (0,315:24) = 179,482
22= 22 + (f : 24) = 89,379 + (0,315:24) = 89,392
23= 23 + (f : 24) = 178,870 + (0,315:24) = 178,870
24= 24 + (f : 24) = 180,049 + (0,315:24) = 180,063

C. Mencari koreksi

1,2 = 356,976
2,3 = 1,2 - 2 - 180 = 356,976- 178,528- 180 =-1,552
3,4 = 360 - 3 - 2,3 + 180 = 360 -180,252 1,552 + 180 = 358,196
4,5 = 3,4 4180 = 358,196180,031- 180 = -1,835
5,6 = 4,5 - 5+ 180-360 = -1,835179,991+ 180 - 360 = 358,175
6,7 = 5,6 6 - 180 =358,175179,968 180 = -1,794
7,8= 6,7 - 7 + 180 - 360 = -1,794 179,698+ 180 - 360 = 358,508
8,9= 7,8 - 8+ 180 = 358,508 181,359+ 180 = 357,150
9,10 = 8,9- I9 - 180 = 357,150 90,238- 180 = 86,912
10,11 = 9,10 + 180 - 10 = 86,912+ 180- 179,824 = 87,087
11,12 = 10,11+ 180 - 11 = 87,087+180- 181,822 = 85,265
12,13= 11,12+ 180 - 12 = 85,265+ 180- 87,102 = 178,164
13,14= 12,13 +180- 13 = 178,164+180- 179,874 = 178,290
14,15= 13,14 + 180 - 14 = 178,290+180 - 179,968 = 178,322
15,16= 13,14 + 180 - 15 = 178,322+180 - 180,166 = 178,156
16,17= 13,14 + 180 - 16 = 178,156+180 - 179,757 = 178,399
17,18= 13,14 + 180 - 17 = 178,399+180 - 179,964 = 178,436
18,19= 13,14 + 180 - 18 = 178,436+180 - 180,369 = 178,067
19,20= 13,14 + 180 - 19 = 178,067+180 - 180,036 = 178,031
20,21= 13,14 + 180 - 20 = 178,031+180 - 179,797 = 178,234

54
Kerangka Dasar Horizontal

21,22= 13,14 + 180 - 21 = 178,234+180 - 179,482 = 178,752


22,23= 13,14 + 180 - 22 = 178,752+180 -89,392 = 269,360
23,24= 13,14 + 180 - 23 = 269,360+180 - 178,870 = 270,490
24,1= 13,14 + 180 - 24 = 270,490+180 - 180,063 = 270,427

Kontrol:

1,2 = 20,1 + 180 - 1 =270,427 +180 -93,451 = 356,976 OK!

D. Syarat II
1. X = d x Sin

X = (20 x Sin 356,976) + (20 x Sin 358,479) + (20 x Sin 358.245 ) + (20 x Sin
358.236) + (20 x Sin 358.263) + (20 x Sin 358.299) + (18 x Sin 358.614) + (24 x Sin
357.260) + (24 x Sin 87.030) + (20 x Sin 87.219) + (26 x Sin 85.401) + (18 x Sin
178.344) + (16 x Sin 178.470) + (16 x Sin 178.524) + (16 x sin 178.362) + (16 x Sin
178.614) + (16 x sin 178.650) + (16 x sin 178.295) + (15 x sin 178.268) + (14 x sin
178.479)+ (23 x sin 179.019)+ (22 x sin 269.640)+ (22 x sin 270.783)+ (24 x sin
269.834)

X =0,9705
Fx = -X= -0,9705

2. Y= d x Cos

Y = (20 x Cos356,976) + (20 x Cos358,479) + (20 x Cos358.245 ) + (20 x


Cos358.236) + (20 x Cos358.263) + (20 x Cos358.299) + (18 x Cos358.614) + (24 x
Cos357.260) + (24 x Cos87.030) + (20 x Cos87.219) + (26 x Cos85.401) + (18 x
Cos178.344) + (16 x Cos178.470) + (16 x Cos178.524) + (16 x Cos178.362) + (16 x
Cos 178.614) + (16 x Cos178.650) + (16 x Cos178.295) + (15 x Cos178.268) + (14 x
Cos178.479)+ (23 x Cos179.019)+ (22 x Cos269.640)+ (22 x Cos270.783)+ (24 x
Cos269.834)

Y =0,5393
fy = -Y=- 0,5393

E. MencariBobot

55
Kerangka Dasar Horizontal

Bobot X
Bobot 1 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (1,055: 148,5486) = 0,007
Bobot 2 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,542: 148,5486) = 0,004
Bobot 3 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,630: 148,5486) = 0,004
Bobot 4 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,640: 148,5486) = 0,004
Bobot 5 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,637: 148,5486) = 0,004
Bobot 6 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,626: 148,5486) = 0,004
Bobot 7 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,469: 148,5486) = 0,003
Bobot 8 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (1,193: 148,5486) = 0,008
Bobot 9 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (23,965: 148,5486) = 0,161
Bobot 10= ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (19,974: 148,5486) = 0,134
Bobot 11= ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (25,911: 148,5486) = 0,174
Bobot 12 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,577: 148,5486) = 0,004
Bobot 13= ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,477: 148,5486) = 0,003
Bobot 14 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,469: 148,5486) = 0,003
Bobot 15 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,515: 148,5486) = 0,003
Bobot 16 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,447:148,5486) = 0,003
Bobot 17 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,437: 148,5486) = 0,003
Bobot 18 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,540: 148,5486) = 0,004
Bobot 19 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,515: 148,5486) = 0,003
Bobot20 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,431: 148,5486) = 0,003
Bobot21 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (0,501: 148,5486) = 0,003
Bobot22 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (21,999: 148,5486) = 0,148
Bobot23 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (21,999: 148,5486) = 0,148
Bobot24 = ( [d Sin ] : [d Sin ]) = (23,999: 148,5486) = 0,162 +
bobot x = 1
Bobot Y
Bobot 1 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (19,972: 332,8833)= 0,060
Bobot 2 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (19,993: 332,8833)= 0,060
Bobot 3 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (19,990 : 332,8833)= 0,060

56
Kerangka Dasar Horizontal

Bobot 4 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (19,990: 332,8833)= 0,060


Bobot 5 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (19,990: 332,8833)= 0,060
Bobot 6 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (19,990: 332,8833)= 0,060
Bobot 7 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (17,994: 332,8833)= 0,054
Bobot 8 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (23,970: 332,8833)= 0,072
Bobot9 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (1,293: 332,8833) = 0,004
Bobot 10= ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (1,016: 332,8833) = 0,003
Bobot 11 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (2,146: 332,8833) = 0,006
Bobot 12 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (17,991: 332,8833)= 0,054
Bobot 13= ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (15,993: 332,8833)= 0,048
Bobot 14 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (15,993: 332,8833)= 0,048
Bobot 15 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (15,992: 332,8833)= 0,048
Bobot 16 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (15,994: 332,8833)= 0,048
Bobot 17 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (15,994: 332,8833)= 0,048
Bobot 18 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (15,991: 332,8833)= 0,048
Bobot 19 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (14,991: 332,8833)= 0,045
Bobot 20 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (13,993: 332,8833)= 0,042
Bobot 21 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (22,995: 332,8833)= 0,069
Bobot 22 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (0,246: 332,8833) = 0,001
Bobot 23 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (0,188: 332,8833) = 0,001
Bobot 24 = ( [d Cos ] : [d Cos ]) = (0,179: 332,8833) = 0,001 +
bobot x = 1

F. Mencari X koreksi

Xn = bobot x x fx
X1 = 0,007 x (-0,969) = -0,007
X2 = 0,004 x (-0,969) = -0,004
X3 = 0,004 x (-0,969) = -0,004
X4 = 0,004 x (-0,969) = -0,004
X5 = 0,004 x (-0,969) = -0,004

57
Kerangka Dasar Horizontal

X6 = 0,004 x (-0,969) = -0,004


X7 = 0,003 x (-0,969) = -0,003
X8 = 0,008 x (-0,969) = -0,008
X9 = 0,161 x (-0,969) = -0,156
X10 = 0,134 x (-0,969) = -0,130
X11 = 0,174 x (-0,969) = -0,169
X12 = 0,004 x (-0,969) = -0,004
X13 = 0,003 x (-0,969) = -0,003
X14 = 0,003 x (-0,969) = -0,003
X15 = 0,003 x (-0,969) = -0,003
X16 = 0,003 x (-0,969) = -0,003
X17 = 0,003 x (-0,969) = -0,003
X18 = 0,004 x (-0,969) = -0,004
X19 = 0,003 x (-0,969) = -0,003
X20 = 0,003 x (-0,969) = -0,003
X21 = 0,003 x (-0,969) = -0,003
X22 = 0,148 x (-0,969) = -0,144
X23 = 0,148 x (-0,969) = -0,144
X24 = 0,162 x (-0,969) = -0,157

G. Mencari Y koreksi

Yn = bobot y x fy

Y1 = 0,060 x (-0,885) = -0,053


Y2 = 0,060 x (-0,885) = -0,053
Y3 = 0,060 x (-0,885) = -0,053
Y4 = 0,060 x (-0,885) = -0,053
Y5 = 0,060 x (-0,885) = -0,053
Y6 = 0,060 x (-0,885) = -0,053

58
Kerangka Dasar Horizontal

Y7 = 0,054 x (-0,885) = -0,048


Y8 = 0,072 x (-0,885) = -0,064
Y9 = 0,004 x (-0,885) = -0,003
Y10 = 0,003 x (-0,885) = -0,003
Y11 = 0,006 x (-0,885) = -0,006
Y12 = 0,054 x (-0,885) = -0,048
Y13 = 0,048 x (-0,885) = -0,043
Y14 = 0,048 x (-0,885) = -0,043
Y15 = 0,048 x (-0,885) = -0,043
Y16 = 0,048 x (-0,885) = -0,043
Y17 = 0,048 x (-0,885) = -0,043
Y18 = 0,048 x (-0,885) = -0,043
Y19 = 0,045 x (-0,885) = -0,040
Y20 = 0,042 x (-0,885) = -0,037
Y21 = 0,069 x (-0,885) = -0,061
Y22 = 0,000 x (-0,885) = 0,000
Y23 = 0,001 x (-0,885) = -0,001
Y24 = 0,001 x (-0,885) = 0,000

H. Mencari X Setelah koreksi

Xn = Xn + Xn koreksi
X1 = -1,055 + (-0,007) = -1,062
X2 = -0,542 + (-0,004) = -0,545
X3 = -0,630 + (-0,004) = -0,634
X4 = -0,640 + (-0,004) = -0,645
X5 = -0,637 + (-0,004) = -0,641
X6 = -0,626 + (-0,004) = -0,630
X7 = -0,469 + (-0,003) = -0,472

59
Kerangka Dasar Horizontal

X8 = -1,193 + (-0,008) = -1,201


X9 = 23,965 + (-0,156) = 23,809
X10 = 19,974 + (-0,130) = 19,844
X11 = 25,911 + (-0,169) = 25,742
X12 = 0,577 + (-0,004) = 0,573
X13 = 0,477 + (-0,003) = 0,474
X14 = 0,469 + (-0,003) = 0,465
X15 = 0,515 + (-0,003) = 0,512
X16 = 0,477 + (-0,003) = 0,444
X17 = 0,437 + (-0,003) = 0,434
X18 = 0,540 + (-0,004) = 0,536
X19 = 0,515 + (-0,003) = 0,512
X20 = 0,431 + (-0,003) = 0,429
X21 = 0,501 + (-0,003) = 0,498
X22 = -22,000 + (-0,144) = -22,143
X23 = -21,999 + (-0,144) = -22,143
X24 = -23,999 + (-0,157) = -24,156
X =0

I. Mencari Y Setelah koreksi

Yn = Yn + Yn koreksi
Y1 = 19,972 + (-0,053) = 19,9190
Y2 = 19,993 + (-0,053) = 19,9395
Y3 = 19,990 + (-0,053) = 19,9369
Y4 = 19,990 + (-0,053) = 19,9366
Y5 = 19,990 + (-0,053) = 19,9367
Y6 = 19,990 + (-0,053) = 19,9370
Y7 = 17,994 + (-0,048) = 17,9460
Y8 = 23,970 + (-0,064) = 23,9066

60
Kerangka Dasar Horizontal

Y9 = 1,293 + (-0,003) = 1,2896


Y10 = 1,016 + (-0,003) = 1,0136
Y11 = 2,146 + (-0,006) = 2,1404
Y12 = 17,991+ (-0,048) = -18,0386
Y13 = 15,993 + (-0,043) = -16,0354
Y14 = 15,993 + (-0,043) = -16,0357
Y15 = 15,992 + (-0,043) = -16,0342
Y16 = 15,994 + (-0,043) = -16,0363
Y17 = 15,994 + (-0,043) = -16,0366
Y18 = 15,991 + (-0,043) = -16,0334
Y19 = 14,991 + (-0,040) = -15,0310
Y20 = 13,993 + (-0,037) = -14,0306
Y21 = 22,995 + (-0,061) = -23,0557
Y22 = 0,100 + 0,000 = 0,0995
Y23 = 0,188 + (-0,001) = 0,1875
Y24 = 0,1784 + 0,000 = 0,1784
Y =0

J. Mencari Koordinat Dengan Cara Bowditch


Koordinat X dan Y
Titik Awal = (786544 ; 9240760)
Titik 2
X2 = X1 + X1 setelah koreksi
= 786544 + (-1,062)
= 786542,94

Y2 = Y1 + Y1 setelah koreksi
= 9240760 + 19,9190
= 9240779,92

61
Kerangka Dasar Horizontal

Titik 3
X3 = X2 + X2 setelah koreksi
= 786542,94 + (-0,545)
= 786542,39

Y3 = Y2 + Y2 setelah koreksi
= 9240779,92+ 19,9395
= 9240799,86

Titik 4
X4 = X3 + X3 setelah koreksi
=786542,39 + (-0,634)
=786541,76

Y4 = Y3 + Y3 setelah koreksi
=9240799,86 + 19,9369
=9240819,80
Titik 5
X5 = X4 + X4 setelah koreksi
= 786541,76+ (-0,645)
= 786541,11

Y5 = Y4 + Y4 setelah koreksi
= 9240819,80+ 19,9366
= 9240839,73

Titik 6
X6 = X5 + X5 setelah koreksi
= 786541,11+ (-0,641)
= 786540,47

62
Kerangka Dasar Horizontal

Y6 = Y5 + Y5 setelah koreksi
= 9240839,73 + 19,9367
= 9240859,67

Titik 7
X7 = X6 + X6 setelah koreksi
= 786540,47+ (-0,630)
= 786539,84

Y7 = Y6 + Y6 setelah koreksi
= 9240859,67+ 19,9370
= 9240879,61
Titik 8
X8 = X7 + X7 setelah koreksi
= 786539,84 + (-0,472)
= 786539,37

Y8 = Y7 + Y7 setelah koreksi
= 9240879,61+ 17,9460
= 9240897,55

Titik 9
X9 = X8 + X8 setelah koreksi
= 786539,37 + (-1,201)
= 786538,17

Y9 = Y8 + Y8 setelah koreksi
= 9240897,55+ 23,9066
= 9240921,46

63
Kerangka Dasar Horizontal

Titik 10
X10 = X9 + X9 setelah koreksi
= 786538,17+ 23,809
=786561,98

Y10 = Y 9 + Y9 setelah koreksi


= 9240921,46 + 1,2896
= 9240922,75

Titik 11
X11 = X10 + X10 setelah koreksi
= 786561,98 + 19,844
= 786581,82

Y11 = Y10 + Y10 setelah koreksi


= 9240922,75 + 1,0136
= 9240923,76

Titik 12
X 12 = X11 + X11 setelah koreksi
= 786581,82 + 25,742
= 786607,57

Y12 = Y11 + Y11 setelah koreksi


= 9240923,76 + 2,1404
= 9240925,90
Titik 13
X13 = X12 + X12 setelah koreksi
= 786607,57 + 0,573

64
Kerangka Dasar Horizontal

= 786608,14

Y13 = Y12 + Y12setelah koreksi


= 9240925,90+ (-18,0386)
= 9240907,86
Titik 14
X14 = X13 + X13 setelah koreksi
= 786608,14 + 0,474
= 786608,61

Y14 = Y13 + Y13 setelah koreksi


= 9240907,86 + (-16,0354)
= 9240891,83
Titik 15
X15 = X14 + X14 setelah koreksi
= 786608,61+ 0,465
= 786609,08

Y15 = Y14 + Y14 setelah koreksi


= 9240891,83+ (-16,0357)
= 9240875,79
Titik 16
X16 = X15 + X15 setelah koreksi
= 786609,08 + 0,512
= 786609,59

Y16 = Y15 + Y15 setelah koreksi


= 9240875,79 + (-16,0342)
= 9240859,76
Titik 17

65
Kerangka Dasar Horizontal

X17 = X16 + X16 setelah koreksi


= 786609,59 + 0,444
= 786610,03

Y17 = Y16 + Y16 setelah koreksi


= 9240859,76 + (-16,0363)
= 9240843,72
Titik 18
X18 = X17 + X17 setelah koreksi
= 786610,03+ 0,434
= 786610,47

Y18 = Y17 + Y17 setelah koreksi


= 9240843,72 + (-16,0366)
= 9240827,69
Titik 19
X19 = X18 + X18 setelah koreksi
= 786610,47 + 0,536
= 786611,00

Y19 = Y18 + Y18 setelah koreksi


= 9240827,69 + (-16,0334)
= 9240827,65
Titik 20
X20 = X19 + X19 setelah koreksi
= 786611,00 + 0,512
= 786611,52

Y20 = Y19 + Y19 setelah koreksi


= 9240827,65 + (-15,0310)

66
Kerangka Dasar Horizontal

= 9240796,62
Titik 21
X21 = X20 + X20 setelah koreksi
= 786611,52 + 0,429
= 786611,94
Y21 = Y20 + Y20setelah koreksi
= 9240796,62 + (-14,0306)
= 9240782,59

Titik 22
X22 = X21 + X21 setelah koreksi
= 786611,94+ 0,498
= 786612,44

Y22 = Y21 + Y21 setelah koreksi


= 9240782,59 + (-23,0557)
= 9240759,53

Titik 23
X23 = X22 + X22setelah koreksi
= 786612,44 + (-22,143)
= 786590,30

Y23 = Y22 + Y22 setelah koreksi


= 9240759,53 + 0,0995
= 9240759,63

Titik 24
X24 = X23 + X23 setelah koreksi
= 786590,30 + (-22,143)

67
Kerangka Dasar Horizontal

= 786568,16

Y24 = Y23 + Y23 setelah koreksi


= 9240759,63 + 0,1875
= 9240759,82

Titik A KONTROL
X1 = X24 + X24 setelah koreksi
= 786568,16 + (-24,156)
= 786544
Y1 = Y14 + Y14 setelah koreksi
= 9240759,63 + 0,1784
= 9240760

5.4 MENCARI LUAS DENGAN METODE SARRUS

a. Metode Bowditch

Mencari nilai xn.yn+1


X1.y2= 786544*9240760 = 7.268.280.012.543,27 m2
X2.y3= 786542,90*9240779,93 = 7.268.285.573.499,91 m2
X3.y4= 786542,32*9240799,89 = 7.268.295.876.234,64 m2
X4.y5= 786541,65*9240819,84 = 7.268.305.367.366,37 m2
X5.y6= 786540,97*9240839,79 = 7.268.314.758.205,20 m2
X6.y7= 786540,29*9240859,74 = 7.268.324.179.518,45 m2
X7.y8= 786539,62*9240879,70 = 7.268.332.136.388,94 m2
X8.y9= 786539,11*9240897,66 = 7.268.346.277.888,73 m2
X9.y10= 786537,87*9240921,58 = 7.268.335.768.993,79 m2
X10.y11= 786561,79*9240922,83 = 7.268.557.537.137,73 m2
X11.y12= 786581,72*9240923,81 = 7.268.743.381.669,21 m2

68
Kerangka Dasar Horizontal

X12.y13= 786607,58*9240925,90 = 7.268.968.147.501,17 m2


X13.y14= 786608,12*9240907,88 = 7.268.960.527.766,85 m2
X14.y15= 786608,56*9240891,86 = 7.268.952.028.040,73 m2
X15.y16= 786608,99*9240875,83 = 7.268.943.447.203,30 m2
X16.y17= 786609,48*9240859,81 = 7.268.935.293.232,86 m2
X17.y18= 786609,89*9240843,79 = 7.268.926.511.275,08 m2
X18.y19= 786610,29*9240827,76 = 7.268.917.637.944,51 m2
X19.y20= 786610,80*9240811,74 = 7.268.910.503.305,97 m2
X20.y21= 786611,28*9240796,72 = 7.268.903.948.660,61 m2
X21.y22= 786611,69*9240782,70 = 7.268.889.544.038,70 m2
X22.y23= 786612,14*9240759,66 = 7.268.893.776.617,16 m2
X23.y24= 786590,09*9240759,72 = 7.268.690.174.158,04 m2
X24.y1= 786568,05*9240759,87 = 7.268.486.566.854,63 m2

Xn.Yn+1 = 174.447.498.976.046m2

Mencari nilai yn.xn+1

y1.x2= 9240760 * 786542,90 = 7.268.254.199.203,97 m2


y2.x3= 9240779,93 * 786542,32 = 7.268.264.487.851,75 m2
y3.x4= 9240799,89 * 786541,65 = 7.268.273.981.304,46 m2
y4.x5= 9240819,84 * 786540,97 = 7.268.283.372.359,60 m2
y5.x6= 9240839,79 * 786540,29 = 7.268.292.793.341,38 m2
y6.x7= 9240859,74 * 786539,62 = 7.268.302.317.145,19 m2
y7.x8= 9240879,70 * 786539,11 = 7.268.313.334.129,24 m2
y8.x9= 9240897,66 * 786537,87 = 7.268.315.970.073,77 m2
y9.x10= 9240921,58 * 786561,79 = 7.268.555.786.417,54 m2
y10.x11= 9240922,83* 786581,72 = 7.268.740.962.909,91 m2
y11.x12= 9240923,81* 786607,58 = 7.268.980.676.737,40 m2
y12.x13= 9240925,90 * 786608,12 = 7.268.987.310.352,47 m2

69
Kerangka Dasar Horizontal

y13.x14= 9240907,88 * 786608,56 = 7.268.977.236.310,86 m2


y14.x15= 9240891,86 * 786608,99 = 7.268.968.654.572,85 m2
y15.x16= 9240875,83 * 786609,48 = 7.268.960.501.103,34 m2
y16.x17= 9240859,81 * 786609,89 = 7.268.951.720.986,52 m2
y17.x18= 9240843,79 * 786610,29 = 7.268.942.845.418,44 m2
y18.x19= 9240827,76 * 786610,80 = 7.268.934.920.418,41 m2
y19.x20= 9240811,74* 786611,28 = 7.268.926.791.510,92 m2
y20.x21= 9240796,72 * 786611,69 = 7.268.918.694.417,21 m2
y21.x22= 9240782,70 * 786612,14 = 7.268.911.853.130,55 m2
y22.x23= 9240759,66 * 786590,09 = 7.268.690.013.473,65 m2
y23.x24= 9240759,72 * 786568,05 = 7.268.486.346.922,82 m2
y24.x1= 9240759,87 * 786544 = 7.268.264.228.564,05 m2

Xn.Yn+1 = 174447498998656 m2

[ Xn .Yn + 1] [ Yn .Xn + 1 ]
= = 11305,23 2
2

b. Metode Transit

Mencari nilai xn.yn+1

X1.y2= 786544.0000*9240760.0000 = 7.268.280.016.963,69m2


X2.y3= 786542.9380*9240779.9398 = 7.268.285.903.065,60m2
X3.y4= 786542.3928*9240799.9001 = 7.268.296.561.943.04m2
X4.y5= 786541.7591*9240819.8578 = 7.268.306.403.918.94m2
X5.y6= 786541.1146 *9240839.8151 = 7.268.316.144.947.69m2
X6.y7= 786540.4733*9240859.7726 = 7.268.325.916.649.37m2
X7.y8= 786539.8432*9240879.7304 = 7.268.334.224.137.53 m2
X8.y9=786539.3715 *9240897.6951 = 7.268.348.688.660.59m2

70
Kerangka Dasar Horizontal

X9.y10= 786538.1703*9240921.6266 = 7.268.338.603.255.43m2


X10.y11= 786561.9788*9240922.9176 = 7.268.559.414.467.53m2
X11.y12= 786581.8225*9240923.9322 =7.268.744.473.648.19m2
X12.y13= 786607.5645*9240926.0749 = 7.268.968.178.882.00m2
X13.y14= 786608.1375*9240908.0550 = 7.268.960.873.848,82 m
X14.y15= 786608.6119 *9240892.0362 = 7.268.952.656.376,11m2
X15.y16= 786609.0774 *9240876.0171 = 7.268.944.358.330,09m2
X16.y17= 786609.5889 *9240859.9995 = 7.268.936.484.348,08m2
X17.y18= 786610.0330 *9240843.9798 = 7.268.927.986.478,67m2
X18.y19= 786610.4670 *9240827.9599 = 7.268.919.397.852,52m2
X19.y20= 786611.0032 *9240811.9431 = 7.268.912.541.486,25m2
X20.y21= 786611.5151*9240796.9276 = 7.268.906.247.141,81m2
X21.y22= 786611.9437*9240782.9116 = 7.268.892.090.632,40m2
X22.y23= 786612.4414*9240759.8798 = 7.268.896.495.801,97m2
X23.y24= 786590.2990*9240759.6336 = 7.268.692.031.346,62m2
X24.y1= 786568.1561*9240759.8214 = 7.268.487.554.413,19m2

Xn.Yn+1 = 174.447.530.226.248 m2

Mencari nilai yn.xn+1

y1.x2= 9240760 * 786542,94 = 7.268.254.520.029,32 m2


y2.x3= 9240779,92 * 786542,39 = 7.268.265.148.554,11 m2
y3.x4= 9240799,86 * 786541,76 = 7.268.274.976.548,30 m2
y4.x5= 9240819,80 * 786541,11 = 7.268.284.701.496,99 m2
y5.x6= 9240839,73 * 786540,47 = 7.268.294.456.571,80 m2
y6.x7= 9240859,67 * 786539,84 = 7.268.304.315.140,53 m2
y7.x8= 9240879,61 * 786539,37 = 7.268.315.637.936,25 m2
y8.x9= 9240897,55 * 786538,17 = 7.268.318.652.506,91 m2

71
Kerangka Dasar Horizontal

y9.x10= 9240921,46 * 786561,98 = 7.268.557.470.769,79 m2


y10.x11= 9240922,75 * 786581,82 = 7.268.741.860.383,40 m2
y11.x12= 9240923,76 * 786607,57 = 7.268.980.539.256,59 m2
y12.x13= 9240925,90 * 786608,14 = 7.268.987.518.444,73 m2
y13.x14= 9240907,86 * 786608,61 = 7.268.977.712.425,68 m2
y14.x15= 9240891,83 * 786609,08 = 7.268.969.400.437,86 m2
y15.x16= 9240875,79 * 786609,59 = 7.268.961.513.920,90 m2
y16.x17= 9240859,76 * 786610,03 = 7.268.953.004.855,04 m2
y17.x18= 9240843,72 * 786610,47 = 7.268.944.400.944,97 m2
y18.x19= 9240827,69 * 786611 = 7.268.936.741.396,91 m2
y19.x20= 9240811,65 * 786611,52 = 7.268.928.860.196,56 m2
y20.x21= 9240796,62 * 786611,94 = 7.268.920.997.243,84 m2
y21.x22= 9240782,59 * 786612,44 = 7.268.914.559.500,80 m2
y22.x23= 9240759,53 * 786590,30 = 7.268.691.802.385,94 m2
y23.x24= 9240759,63 * 786568,16 = 7.268.487.264.818,43 m2
y24.x1= 9240759,82 * 786544 = 7.268.264.193.092,05 m2

Xn.Yn+1 = 174447530248858 m2

[ Xn .Yn + 1] [ Yn .Xn + 1 ]
= =11304,73 2
2

72
Kerangka Dasar Horizontal

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktik pengukuran sipat datar kerangka
horizontal, adalah sebagai berikut :
a. Pengukuran sipat datar kerangka horizontal adalah pembuatan serangkaian titik-titik
di lapangan telah diketahui koordinatnya dalam suatu system koordinat tertentu.
Sistem koordinat disini adalah system koordinat kartesian dimana bidang datarnya
merupakan sebagian kecil dari permukaan elipsioda bumi.
b. Tujuan dari pengukuran sipat datar kerangka dasar horizontal :
Untuk memperoleh informasi jarak horizontal yang relative akurat di lapangan
sedemikian rupa sehingga informasi pada daerah yang tercakup layer untuk diolah
sebagai informasi yang lebih kompleks.

6.2 SARAN

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa dalam pengukuran kerangka dasar


horizontal dengan menggunakan metode polygon masih saja terjadi kesalahan. Maka
untuk mengeliminir kesalahan tersebut sebaiknya kita (setiap kelompok) mengikuti
prosedur-prosedur yang ada (step by step). Mulai dari mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan, membaca dahulu prosedur pengukuran, prosedur pengolahan data, dan
prosedur penggambaran.
Dan tidak lupa sebaiknya praktik dilakukan pada saat keadaan cuaca cerah.
Karena, bila hujan atau cuaca terlalu panas akan mudah merusak alat Sipat Datar
Optis, dan mengganggu proses pembacaan.

73
Kerangka Dasar Horizontal

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, D dan M. Noor. Teori dan Praktek Ukur Tanah 2. Jakarta: P.T. Tema Baru.
Purwaamijaya, I. M. 2001. Diktat Mata Kuliah BNG306 : Pengukuran Dan Pemetaan
I. Bandung.
Wongsocitro, S. 1983. Ilmu Ukur Tanah. Jakarta : PT. Pradnya Pratama.
Yulianti, V. 2006. Kumpulan Resume Ilmu Ukur Tanah. Bandung.
Wibowo, A. 2008. Laporan Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal. Bandung.
Nuryani, N. H. 2008. Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Bandung.

74

Anda mungkin juga menyukai