I. Istilah
Skin graft= Tandur alih kulit=Transplantasi kulit =Cangkok kulit=Nonvascularized free tissue
transfer.
Diperkenalkan pertama kali oleh Jacques reverdin (Swiss,1842-1929), dan Karl Tiersch (Jerman,
1822-1895), yang melakukan Split Thickness Skin Graft (cangkok sebagian tebal kulit)
II. Definisi
Adalah tindakan memindahkan sebagian atau seluruh ketebalan kulit yang dipisahkan dari
dasarnya (dari bagian donor) dipindahkan ( secara bebas/ cangkok/ transplantasi) kedaerah lain
yang membutuhkan (daerah resipien), dimana cangkokan kulit tersebut harus mendapatkan suplai
darah agar hidup pada tempat yang baru tersebut.
III. Tujuan
IV. Indikasi
Autograft : graft bersal dari individu yang sama (berasal dari tubuh yang sama)
Homograft : graft berasal dari individu lain yang sama spesiesnya (berasal dari tubuh lain).
Heterograft(Xenograft) : graft berasal dari makhluk lain yang berbeda spesiesnya.
2. Berdasarkan Ketebalan
Split Thickness Skin Graft (STSG) : graft ini mengandung epidermis dan sebagian dermis. Tipe
ini dibagi 3 :
Thin Split Thickness Skin Graft, ukuran 8-12/1000 inci.
Intermediet (medium) Split Thickness Skin Graft, ukuran 14-20/1000 inci
Thick Split Thickness Skin Graft, ukuran 22-28/1000 inci.
Full Thickness Skin Graft : graft ini terdiri dari epidermis dan seluruh ketebalan dermis.
Skin graft membutuhkan vaskularisasi yang cukup untuk dapat hidup sebelum terjadi hubungan
yang erat dengan resipien. Setelah kulit dilepas dari donor akan berubah pucat karena terputus dari
suplai pembuluh darah. Terjadi kontraksi kapiler pada graft dan sel eritrosit terperas keluar. Setelah
graft ditempelkan keresipien tampak perubahan-perubahan sebagai berikut
o Yaitu keadaan graft secara pasif menyerap nutrisi melalui lapisan fibrin ( menyerap
seperti spon).
o Graft tampak udem, berat graft naik lebih kurang 40% dari berat awal.
Proses terjadinya hubungan atau anastomosis langsung antara graft dengan pembuluh darah
resipien.
Pertumbuhan pembuluh darah resipien kedalam saluran endothelial graft.
Penetrasi pembuluh darah resipien kedalam dermis graft yang akan membentuk saluran
endothelial baru.
Kulit lebih pink sampai merah cherri dan udem graft berkurang.
3. Proses Angiogenesis / Revaskularisasi & Maturasi (hari ke-4 sampai hari ke-9).
I.Pasien.
Siapkan pasien secara optimal baik secara sistemik dan secara lokal ( sisi donor maupun
resipien)..
Persiapkan daerah resipien dengan baik (vaskularisasi baik/ jaringan granulasi bersih,
kontaminasi kuman minimal, hemostasis luka yang baik).
Hindari melakukan graft pada daerah tulang yang expose , tendon atau kartilago.
Daerah donor pilih pada tempat yang tersembunyi, memudahkan pengambilan dan
perawatan, serta nyaman pada pasien.
II.Alat
Pisau (blade no.22)
Pisau Humby
Dermatome
Mesher (bila dibutuhkan perluasan ukuran graft) dari 1:1,5 1:9, indikasi pada daerah yang
sangat luas,exudatif, atau daerah yang tidak rata.
III.Anestesi
Daerah donor yang diambil graft harus datar, cukup tegang( kondisi ini harus dibantu
asisten) dan cukup luas, contoh daerah femur.
Kulit dilicinkan dengan mengoleskan lubrikasi (minyak/paraffin).
Bila menggunakan pisau, memotong graft dengan gerakan lembut tegak lurus pada arah
pengambilan dan pisau digerakan keatas dan kebawah pada permukaan kulit.
Bila menggunakan dermatome, memotong secara tangensial terhadap permukaan kulit,
mengarah kedepan dengan kecepatan yang konstan.
Graft yang didapat dimasukan sementara kedalam larutan isotonus, sampai didapat jumlah graft
yang dirasa cukup dan setelah itu baru ditempelkan.
Daerah donor graft ditutup kassa absorban kira-kira 10 menit, diangkat, ditutup tule, ditutup kasa
kering dan tebal, diplester pinggirnya dan dibalut dengan elastik perban.
Graft ditempelkan pada daerah resipien, untuk mencegah pergeseran perlu dijahit kepinggir luka
dan bila perlu dilakukan penjahitan kasur( quinting stich ).
Setelah itu graft ditutup tule, kasa absorben, dan kasa kering. Untuk memperkuat fiksasi bisa
dilakukan pembalutan tekan atau tie over.
- Pucat
- Kontraksi (primer)
- Rete peg -
VII. Perawatan Skin Graft
Bila hemostasis dan fiksasi resipien baik, balutan dibuka hari ke5-7, untuk mengevaluasi Take
(kehidupan) graft dan membuka jahitan/benang fiksasi.
Bila ada hematom/seroma/bekuan darah, dilakukan penggantian kassa lebih serng dan drainase
cairan2 tsb.
Bila Take baik, ganti balutan tiap 2-3 hari, bersihkan graft dari debris dan krusta.
Bila graft telah matur, graft bisa diberi pelicin/pelunak dan pasien boleh mandi.
Mobilisasi jalan bisa dilakukan pada minggu ke-3-4
terbuka : luka donor dibiarka terbuka, dberi salep antibiotik. Kerugian : penyembuhan lama,
komplikasi penyembuhan luka mudah terjadi dan nyeri.
Semi terbuka : murah, epitelisasi +/- 10 hari, mudah infeksi. Contoh bahan yang digunakan :
Biobrane, fine mesh gauzes, vaselin, Xeroform.
Semi tertutup : Impermeable terhadap kuman dan cairan,,tetapi permeable terhadap penguapan (
jadi perlu pengamatan intensif dan penggantian karena penumpukan cairan). Sembuh cepat dan
nyeri ringan. Contoh bahan yang digunakan : Tegaderm, atau Op.Site.
Tertutup : lebih mahal, tetapi epitelisasi lebih cepat, infeksi lebih rendah karena penurunkan pH
dan exudat, tidak menempel dikulit, dan tidak iritasi maupun nyeri.
Prinsipnya balutan dibuka setelah proses epitelialisasi pada daerah donor:
- Thin STSG: 7-9 hari
- Intermediet: 10-14 hari
- Thick STSG: > 14 hari
Istilah:
1. Take: Skin graft yang ditanam hidup ( dinyatakan dalam % terhadap seluruh
1. luas skin graft yang ditanam)
2. Bridging phenomen: Proses epitelisasi diantara pulau-pulau skin graft karena
3. proses epitelisasi (lih.proses penyembuhan luka )
4. Mesh grafting: Proses membuat skin graft menjadi seperti jaring, untuk
5. memperluas kemampuan skin graft menutup defek yang luas atau untuk
6. drainase hematom atau membantu menyesuaikan kontur defek.
4. Overgrafting: Tindakan SG diatas SG yang sudah sembuh, untuk
7. meningkatkan ketebalan.
5. Immediate SG: tindakan SG segera setelah trauma/terdapat defek kulit.
6. Delayed SG: Proses menunda tindakan SG atau menunda tindakan
8. penempelan SG