BOP Tarip Tunggal
BOP Tarip Tunggal
BOP Tarip Tunggal
Manfaat tarip biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka adalah sebagai berikut:
1. Dapat dipakai sebagai alat untuk membebankan biaya overhead pabrik pada produk dengan
teliti, adil, dan cepat dalam rangka menghitung harga pokok produk.
2. Dapat dipakai sebagai alat untuk mengadakan perencanaan terhadap biaya overhead pabrik,
khususnya apabila tarip biaya overhead pabrik dipisahkan ke dalam tarip tetap dan tarip
variabel.
3. Dapat dipakai sebagai alat pengambilan keputusan terutama dalam rangka menyajikan
informasi biaya relevan.
4. Dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik, untuk itu tariap biaya
overhead pabrik harus dikelompokkan ke dalam tarip tetap dan tarip variabel.
BBOP
Tarip = -----------
BP
Rp300.000,-
Tarip = ----------------- = Rp30,- per buah
10.000 buah
Apabila dalam bulan Januari 2010 diproduksi sebanyak 800 buah produk, maka BOP
yang dibebankan sebesar = 800 buah x Rp30,- = Rp24.000,-
BBOP
Tarip = ----------- 100%
BBBB
Rp300.000,-
Tarip = ---------------- x 100% = 60% dari biaya bahan baku
Rp500.000,-
Apabila suatu produk menikmati biaya bahan baku Rp20.000,- maka akan dibebani BOP
sebesar = Rp20.000,- x 60% = Rp12.000,-
BBOP
Tarip = ----------- 100%
BBTKL
Rp300.000,-
Tarip = ---------------- x 100% = 75% dari biaya tenaga kerja langsung
Rp400.000,-
Apabila suatu produk menikmati biaya bahan baku Rp15.000,- maka akan dibebani BOP
sebesar = Rp15.000,- x 75% = Rp11.250,-
BBOP
Tarip = ----------- 100%
BJKL
Rp300.000,-
Tarip = -------------------------------- = Rp7,50 per jam kerja langsung
40.000 jam kerja langsung
Apabila suatu produk menikmati 2.000 jam kerja langsung, maka akan dibebani BOP
sebesar = 2.000,- x Rp7,50 = Rp15.000,-
e. Jam mesin
Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:
BBOP
Tarip = -----------
BJM
Rp300.000,-
Tarip = ---------------------- = Rp10,- per jam mesin
30.000 jam mesin
Apabila suatu produk menikmati 2.000 jam mesin, maka akan dibebani BOP sebesar =
2.000,- x Rp10,- = Rp20.000,-
BBOP
Tarip = ----------- x 100%
BPSMP
BOPSR
TB = -----------
KSR
Rp300.000,- : 12 Rp25.000,-
TB = ----------------------- =-------------- = Rp12,50 per jam kerja langsung
24.000 jam : 12 2.000 jam
Apabila suatu produk pada bulan Januari 2011 menikmati 2.000 jam kerja langsung,
maka akan dibebani BOP sebesar = 2.000,- x Rp12,50 = Rp25.000,-
2. Tingkat kegiatan atau kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarip biaya
overhead pabrik
Tingkat kapasitas akan menentukan apakah suatu tarip biaya overhead pabrik dapat
membebankan biaya dengan adil dan teliti serta menentukan apakah tarip tersebut dapat
dipakai sebagai alat pengendalian biaya.
Pada pemilihan dasar pembebanan dibahas beberapa dasar kapasitas yang dapat dipakai
untuk menghitung tarip, misalnya jam mesin, jam kerja langsung, biaya bahan baku dan
sebagainya.
Cara untuk menentukan tinggi rendahnya kapasitas adalah sebagai berikut:
a. Kapasitas teoritis (theoretical capacity)
Kapasitas teoritis merupakan kapasitas yang tidak memperhitungkan hambatan atau
pemberhentian kegiatan yang tidak dapat dihindari baik yang datang dari faktor internal
maupun ekternal perusahaan. Kapasitas teoritis disebut kapasitas 100%. Kapasitas
teoritis umumnya tidak dapat dipakai sebagai dasar penentuan tarip biaya overhead
pabrik disebabkan kapasitas tersebut terlalu tinggi dan tidak mungkin dapat dicapai.
Manfaat kapasitas teoritis adalah untuk dasar penentuan kapasitas praktis dan kapasitas
normal.
Terdapat dua metode penentuan harga pokok produksi, yaitu sebagai berikut:
a. Metode harga pokok penuh (full costing)
Metode harga pokok penuh memperhitungkan semua elemen biaya produksi, baik elemen
biaya tetap maupun elemen variabel dalam menentukan harga pokok produk. Oleh karena
itu dalam perhitungan tarip biaya overhead pabrik, baik biaya overhead pabrik variabel
maupun biaya overhead pabrik tetap diikut-sertaakan dalam menentukan besarnya budget
biaya overhead pabrik. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
BBOPV + BBOPT
Tarip = ---------------------------
BK
BBOPV
Tarip = --------------
BK
c. Perhitungan tarip biaya overhead pabrik. Tarip biaya overhead pabrik dihitung dari
budget biaya overhead pabrik dibagi dasar pembebanan pada tingkat kapasitas yang
dipakai. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik tarip dihitung baik tarip total, tarip
tetap, dan tarip variabel.
Contoh 7: sebuah perusahaan ingin menghitung tarip BOP untuk tahun 2010. Perusahaan
menggunakan dasar pembebanan tarip berdasarkan jam kerja langsung dengan kapasitas
normal 10.000 jam. Anggaran dan perhitungan tarip BOP tampak sebagai berikut:
PT. RizFadhil
Budget dan Perhitungan Tarip Biaya Overhead Pabrik Tahun 2010
Kapasitas Normal 10.000 jam kerja langsung (JKL)
Elemen biaya Biaya Biaya Total Tarip Tarip Tari
variabel tetap biaya variabel tetap Total*)
(1) (2) (3) (4)=(2)+(3) (5)=(2):KN (6)=(3):KN (7)=(5)+(6)
Bahan penolong Rp 80.000 0 Rp 80.000 Rp 8,00 0 Rp 8,00
Tenaga kerja tdk langsung 70.000 30.000 100.000 7,00 3,00 10,00
Penyusutan aktiva tetap 0 50.000 50.000 0 5,00 5,00
Reparasi dan pemeliharaan 10.000 10.000 20.000 2,50 1,00 3,50
Bahan bakar dan listrik 20.000 5.000 25.000 2,00 0,50 2,50
Asuransi 0 5.000 5.000 0 0,50 0,50
Lain-lain 5.000 0 5.000 0,50 0 0,50
Jumlah 200.000 100.000 300.000 Rp20,00 Rp10,00 Rp30,00
per JKL per JKL per JKL
Keterangan:
KN = Kapasitas Normal
*)
= Dapat pula dihitung dari kolom =(4):KN
BOPB = KS x T
Contoh 7: Apabila dalam contoh perhitungan tarip BOP di atas selama tahun 2010 kapasitas
sesungguhnya sebesar 9.800 jam kerja langsung, maka BOP akan dibebankan sebesar =
9.800 jam x Rp 30,- = Rp294.000,-
SA = BOPs FBKS
atau
SA = BOPs [BTb + (KS x TV)]
= BOPs [(KN x TT) + (KS x TV)]
atau
SA = [BOPs (KN x TT)] (KS x TV)
SA = selisih anggaran
BOPs = biaya overhead pabrik sesungguhnya
FBKS= fleksibel budget biaya overhead pabrik pada kapasitas sesungguhnya
BTb = biaya overhead pabrik tetap yang di-budget-kan
KS = kapasitas sesungguhnya
KN = kapasitas normal
TV = tarip biaya overhead pabrik variabel
TT = tarip biaya overhead pabrik tetap
Sifat selisih:
Apabila, BOPs > FBKS, maka SA merugikan (unfavorable)
BOPs < FBKS, maka SA menguntungkan (favorable)
2) Selisih kapasitas
Selisih kapasitas berhubungan dengan elemen biaya overhead pabrik tetap yang
disebabkan kapasitas sesungguhnya yang dicapai lebih kecil dibanding kapasitas yang
dipakai untuk menghitung tarip (biasanya kapasitas normal) atau kapasitas
sesungguhnya yang dicapai lebih besar dibanding kapasitas yang dipakai untuk
menghitung tarip. Selisih kapasitas dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SK = FBKS BOPb
atau
SK = [(KN x TT) + (KS x TV)] (KS x T)
= [(KN x TT) + (KS x TV)] [(KS x TT) + (KS x TV)]
= (KN x TT) (KS x TT)
SK = (KN KS) TT
SK = selisih kapasitas
FBKS= fleksibel budget pada kapasitas sesungguhnya
BOPb = biaya overhead pabrik dibebankan
KN = kapasitas normal
KS = kapasitas sesungguhnya
TT = tarip biaya overhead pabrik tetap TV
= tarip biaya overhead pabrik variabel
T = tarip biaya overhead pabrik total
Sifat selisih:
Apabila, KS > KN, maka SK menguntungkan (favorable)
KS < KN, maka SA merugikan (unfavorable)