Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini tuntutan akan akuntabilitas publik menyebabkan

penyampaian laporan keuangan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan menjadi penting, tidak hanya untuk organisasi yang

berorientasi laba namun juga organisasi nirlaba. Untuk keseragaman

praktik akuntansi, maka penerapan PSAK No. 45 mengenai Pelaporan

Keuangan Organisasi Nirlaba diperlukan. Tidak hanya untuk penyusunan

laporan keuangan saja, tetapi juga untuk penilaian kinerja organisasi.

Informasi mengenai kinerja ini yang nantinya akan digunakan oleh

berbagai pihak dengan berbagai keperluan.

Indonesia adalah negara berkembang dengan pertumbuhan

ekonomi yang saat ini sedang mengalami permasalahan di berbagai

sektor. Upaya yang telah dilakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan

ekonomi dapat dilihat dari berdirinya badan usaha yang ada di Indonesia.

Kenyataannya pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang sekarang ini

belum mampu menyelesaikan permasalahan ekonomi yang ada pada

masyarakat luas. Situasi itulah yang mendasari masyarakat untuk hidup

dalam berorganiasi. Banyak bentuk organisasi di kalangan masyarakat,

salah satunya bergerak dalam bidang sosial yang dikenal dengan istilah

organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah

suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau

perihal dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak

1
komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari

laba. Organisasi nirlaba meliputi sekolah negeri, derma publik, rumah

sakit dan klinik, organisasi agama, dan sebagainya.

Pemerintah memiliki peranan yang sangat penting. Ditinjau dari

mechanic view pemerintah sebagai regulator dan sebagai administrator,

sedangkan dari organic view pemerintah berfungsi sebagai public service

agency dan sebagai investor.

Pada dasarnya, tujuan organisasi nirlaba mengarah pada manfaat

ekonomis, sosial, pendidikan atau spiritual dari individu atau golongan

yang tidak memiliki kepentingan dalam kepemilikan atau investasi pada

organisasi. Organisasi nirlaba akan dituntut untuk senantiasa menyiapkan

rencanarencana serta program dan penganggarannya secara

berkesinambungan.

Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis.

Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi nirlaba

memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai

aktifitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari

sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak

mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut.

Hal lain yang membedakan organisasi nirlaba dengan organisasi

bisnis adalah pada bagian laporan keuangannya, yaitu adanya

pemisahaan dana yang diterima oleh entitas nirlaba. Salah satu bentuk

organisasi nirlaba adalah panti sosial Tresna Werdha Nirwana Puri

Samarinda. Pada dasarnya panti sosial bukanlah suatu istilah yang asing

2
didengar oleh masyarakat saat ini. Sehingga Pertanggungjawaban kinerja

organisasi nirlaba diharapkan dapat diperlihatkan dengan jelas agar para

pemberi sumber daya dapat memastikan bahwa sumber daya yang

diberikan digunakan sebagaimana mestinya. Pimpinan organisasi nirlaba

diharapkan mampu menjawab permasalahan yang berkaitan dengan

akuntabilitas, skandal yang terjadi dalam internal organisasi, pertanyaan

dari masyarakat atau pendonor yang ingin tahu penggunaan dana yang

diberikan dan tuntutan pertanggung jawaban dari pemerintah (Ibrahim,

2010).

Perencanaan organisasi sangat penting dilakukan untuk

mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang. Bagi tiap-tiap jenis

organisasi, sistem perencanaan berbeda-beda tergantung pada tingkat

ketidakpastian dan kestabilan lingkungan yang mempengaruhi. Semakin

tinggi tingkat ketidakpastian dan kestabilan lingkungan yang dihadapi

organisasi, maka diperlukan sistem perencanaan yang semakin kompleks

dan canggih (Mardiasmo, 2009:33). Panti sosial Tresna Werdha Nirwana

Puri Samarinda Merupakan organisasi berbadan hukum yang bergerak

dalam bidang pelayanan kesejahteraan sosial bagi para lanjut usia agar

dapat terpenuhi kebutuhan hidup baik jasmani, rohani dan sosial. Sebagai

entitas nirlaba maka sudah seharusnya pelaporan keuangan Panti Sosial

disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku,

dalam hal ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba.

Pernyataan tersebut dibuat dengan tujuan agar laporan keuangan entitas

3
nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi dan memiliki daya

banding yang tinggi.

Berdasar uraian di atas, maka perlu dikaji dan di analisis lebih

jauh lagi dengan mengadakan penelitian tentang "Analisis Penerapan

Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No. 45

Pada Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

Apakah penyajian Laporan Keuangan Panti Sosial Tresna

Werdha Nirwana Puri Samarinda telah sesuai dengan Ketentuan PSAK

No.45?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada,

maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui

pengakuan, pengungkapan, dan penyajian laporan keuangan yang ada

pada Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda dan

mengidentifikasi kesesuaiannya dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 45.

4
1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang di harapkan dari hasil penelitian ini

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Sebagai informasi bagi Pihak Mananjemen Panti Sosial Tresna

Werdha Nirwana Puri Samarinda sekaligus Sebagai bahan

pertimbangan dalam menyusun laporan keuangan yang benar.

b. Bagi penulis adalah untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam

bentuk teori selama dalam perkuliahan dan praktek sesungguhnya di

lapangan dan menambah pengetahuan mengenai akuntansi untuk

organisasi nirlaba, khususnya panti sosial.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Menjadi bahan referensi bagi peneliti lainnya untuk menyempurnakan

penelitian selanjutnya yang sifatnya sejenis, yang berkaitan dengan

penerapan PSAK No. 45.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsep Akuntansi

Hery (2013:3) tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah

memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan

keputusan. Accounting Principles Board Statement No.4 (tahun 1970)

yang berjudul Basic Concepts and Accounting Principles Underlyng

Financial Statement of Bussiness Enterprises, menyatakan akuntansi

adalah sebuah aktivitas jasa, dimana fungsinya adalah memberikan

informasi kuantitatif, terutama informasi mengenai keuangan dan entitas

ekonomi, yang dimaksudkan akan menjadi berguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi (dalam membuat pilhan antara berbagai alternatif

yang ada).

2.1.2 Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan adalah suatu proses yang berujung pada

penyajian laporan keuangan suatu perusahaan yang digunakan oleh

pihak internal maupun eksternal (Kieso, 2011: 5). Akuntansi keuangan

menghasilkan laporan keuangan yang menyajikan informasi yang bersifat

umum sehingga tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi

setiap pemakai. Berhubung para investor merupakan penanam modal

berisiko ke perusahaan, kebutuhan informasi mereka menjadi acuan

6
dalam pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang memenuhi

kebutuhan investor diharapkan juga akan memenuhi sebagian besar

kebutuhan pemakai lainnya (Surya, 2012: 2-3). Basri (2009: 188)

menjelaskan akuntansi keuangan ditinjau dari sudut pandang aktivitas

akuntansi yakni sebagai berikut, Akuntansi keuangan merupakan

pencatatan peristiwa-peristiwa yang menyebabkan perubahan kekayaan,

modal baik besarnya maupun susunannya. Aktivitas ini meliputi: (1)

klasifikasi transaksi, (2) pencatatan dan pembuatan ikhtisar, dan (3)

penyajian laporan tahunan berupa laporan laba rugi dan neraca.

2.1.3 Standar Akuntansi Keuangan

Standar akuntansi keuangan merupakan pengumuman resmi

yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar akuntansi

keuangan memuat konsep standar dan metode yang dinyatakan sebagai

pedoman umum dalam praktik akuntansi perusahaan dalam lingkungan

tertentu. Standar ini dapat diterapkan sepanjang masih relevan dengan

keadaan perusahaan yang bersangkutan.

Akuntansi Keuangan di Indonesia disusun oleh Dewan Standar

Akuntansi Keuangan yaitu IAI. Indonesia juga telah memiliki Kerangka

Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang merupakan

konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan

bagi para pemakai eksternal. Jika terdapat pertentangan antara kerangka

dasar dan Standar Akuntansi Keuangan maka ketentuan Standar

Akuntansi Keuangan yang harus diunggulkan relatif terhadap kerangka

7
dasar ini. Karena kerangka dasar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi

Komite Penyusun Standar Akuntansi Keuangan dalam mengembangkan

Standar Akuntansi Keuangan di masa datang dan dalam peninjauan

kembali terhadap Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, maka

banyaknya kasus konflik tersebut akan berkurang dengan berjalannya

waktu (IAI, 2009).

Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam

Standar Akuntansi Keuangan yaitu:

1. Pengakuan unsur laporan keuangan Pengakuan merupakan proses

pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria

pengakuan yang dikemukakan dalam neraca atau laba rugi. Pengakuan

dilakukan dengan menyatakan pos tersebut dengan kata-kata maupun

dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan

laba rugi. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur diakui jika:

A. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan

dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam

perusahaan.

B. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur

dengan andal.

2. Definisi elemen dan pos laporan keuangan.

3. Pengukuran unsur laporan keuangan Pengukuran adalah proses

penetapan jumlah uang untuk mengetahui setiap laporan keuangan

dalam neraca dan laporan keuangan laba rugi. Proses ini menyangkut

dasar pemilihan tertentu.

8
4. Pengungkapan atau penyajian informasi keuangan dalam laporan

keuangan Sedangkan menurut Belkaoui (2000) Standar Akuntansi

Keuangan diterbitkan karena:

A. Melengkapi pemakaian informasi akuntansi dengan informasi

tentang posisi keuangan, prestasi dan pelaksanaan dari suatu

perusahaan. Informasi ini dianggap jelas, konsisten, dapat

diandalkan dan dapat dibandingkan.

B. Melengkapi para akuntan publik dengan pedoman dan aturan-

aturan tindakan agar memungkinkan mereka menjalankan

ketelitian kebebasan dalam menjual keahliannya dan integritas

laporan-laporan kantor akuntan dalam membuktikan keabsahan

laporan ini.

C. Menyediakan pemerintah sebagai sumber data untuk berbagai

variabel dianggap esensial untuk menjalankan perpajakan,

pengaturan perusaahaan perencanaan dan pengaturan ekonomi,

peningkatan efisiensi ekonomi, dan sasaran lainnya.

D. Membangkit minat terhadap prinsip-prinsip dan teori-teori di antara

seluruh jajaran yang berkepentingan dalam disiplin akuntansi

ataupun sekedar menyebarluaskan suatu standar akan

membangkitkan banyak kontroversi dan debat dalam praktik dan

akademi di mana hal itu lebih baik dari bersikap apatis.

2.1.4 Konsep Organisasi Nirlaba

Menurut Torang (2013:25) organisasi adalah sistem peran, aliran

aktivis dan proses (pola hubungan kerja) dan melibatkan beberapa orang

9
sebagai pelaksana tugas yang didisain untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi merupakan suatu entitas sosial yang terkoordinasi secara

sadar, terdiri dari dua orang atau lebih dengan batasan yang relatif

teridentifikasi, yang berfungsi secara berkelanjutan untuk mencapai

seperangkat sasaran bersama. Nirlaba adalah istilah yang biasa

digunakan sebagai sesuatu yang bertujuan sosial, kemasyarakatan atau

lingkungan yang tidak semata-mata untuk mencari keuntungan materi

(uang). Definisi organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang

bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam

menarik perhatian public untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa

ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).

Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma politik, rumah

sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal

perundang-undangan, asosiasi professional, institute riset, museum, dan

beberapa para petugas pemerintah.

Menurut Oleck & Stewart, dikutip dalam Salusu, (2004: 9-10)

dinyatakan bahwa Entitas nirlaba atau dapat disebut juga organisasi

nonprofit adalah organisasi atau badan yang tidak menjadikan

keuntungan sebagai motif utamanya dalam melayani masyarakat. Atau

juga disebut sebagai korporasi yang tidak membagikan keuntungannya

sedikit pun kepada para anggota, karyawan, serta eksekutifnya. Entitas

nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para

penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari

organisasi tersebut (IAI, 2011: 45.1).

10
2.1.5 Standar Akuntansi Keuangan Organisasi Nirlaba

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 merupakan

standar khusus untuk organisasi nirlaba. Karakteristik organisasi nirlaba

sangat berbeda dengan organisasi bisnis yang berorientasi untuk

memperoleh laba. Perbedaan terletak pada cara organisasi memperoleh

sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas

operasionalnya. Organisasi memperoleh sumber daya dari sumbangan

para anggota dan penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan

apapun dari organisasi yang bersangkutan.

Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba

timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi

dalam organisasi bisnis, conrohnya penerimaan sumbangan. Pada

beberapa bentuk organisasi nirlaba 16 meskipun tidak ada kepemilikan,

organisasi tersebut mencukupi modalnya dari hutang dan mendanai

kegiatan operasionalnya dari pendapatan atas jasa yang diberikan

kepada publik. Akibatnya pengukuran jumlah, saat dan kepastian aliran

pemasukan kas menjadi ukuran kinerja yang penting bagi para pengguna

laporan keuangan organisasi tersebut, seperti kreditur dan pemasok dana

lainnya.

2.1.6 Unsur-Unsur Laporan Keuangan Organisasi

IAI (2011:45) menetapkan unsur-unsur dalam laporan keuangan

organisasi nirlaba berdasarkan PSAK No.45, meliputi :

11
1. Laporan Posisi Keuangan. Laporan posisi keuangan merupakan nama

lain dari neraca pada laporan keuangan lembaga komersial. Laporan ini

memberikan informasi mengenai besarnya aset atau harta lembaga dan

sumber perolehan asset tadi (bisa dari hutang atau dari aktiva bersih)

pada satu titik tertentu.

2. Laporan aktivitas. Laporan aktivitas berisi dua bagian besar yaitu besaran

pendapatan dan biaya lembaga selama satu periode anggaran.

Pendapatan digolongkan berdasarkan restriksi atau ikatan yang ada.

Sedangkan beban atau biaya disajikan dalam laporan aktivitas

berdasarkan kriteria fungsional, dengan demikian beban biaya akan terdiri

dari biaya kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

3. Laporan arus kas. Laporan arus kas menunjukkan arus uang kas masuk

dan keluar untuk suatu periode. Periode yang dimaksud adalah periode

sama dengan yang digunakan oleh laporan aktivitas. Penyajian arus kas

masuk dan keluar harus digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu sebagai

berikut :

1) Aktivitas Operasi. Dalam kelompok ini adalah penambahan dan

pengurangan arus kas yang terjadi pada perkiraan yang terkait

dengan operasional lembaga.

2) Aktivitas Investasi Termasuk dalam perkiraan ini adalah semua

penerimaan dan pengeluaran uang kas yang terkait dengan

investasi lembaga. Investasi dapat berupa pembelian/penjualan

aktiva tetap, penempatan/pencairan dana deposito atau investasi

lain. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas

investasi adalah :

12
a) Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak

berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya

pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang

dibangun sendiri.

b) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan

peralatan, serta asset tidak berwujud dan asset jangka

panjang lain.

c) Aktivitas Pendanaan. Termasuk dalam kelompok ini adalah

perkiraan yang terkait dengan transaksi berupa penciptaan

atau pelunasan kewajiban hutang lembaga dan

kenaikan/penurunan aktiva bersih dari surplus-defisit

lembaga.

4. Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan,

merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-laporan di atas.

Tujuan pemberian catatan ini agar seluruh informasi keuangan yang

dianggap perlu untuk diketahui pembacanya sudah diungkapkan. Catatan

atas laporan keuangan dapat berupa :

1) Perincian dari suatu perkiraan yang disajikan, misalnya aktiva

tetap.

2) Kebijakan akuntansi yang dilakukan, misalnya metode penyusutan

serta tarif yang digunakan untuk aktiva tetap lembaga, metode

pencatatan piutang yang tidak dapat ditagih serta presentase yang

digunakan untuk pencadangannya.

2.1.7 Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

13
1. Laporan Posisi Keuangan. Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk

menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih

dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada

waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan

bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya,

dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan

pihak-pihak lain untuk menilai kemampuan organisasi untuk memberikan

jasa secara berkelanjutan dan likuiditas, fleksibilitas keuangan,

kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan

eksternal.

2. Tujuan laporan aktivitas. Tujuan utama laporan aktivitas adalah

menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa

lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar

transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya

dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, Informasi dalam

laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan

informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para

penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk

mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan,

dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa, dan menilai

pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

3. Laporan arus kas. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan

informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu

periode.

14
4. Catatan atas laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan termasuk

catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi

mengenai :

1) Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;

2) Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah

nilai dan sifat aset neto.

3) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam

satu periode dan hubungan antara keduanya

4) Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas,

memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya

yang berpengaruh pada likuiditasnya

5) Usaha jasa entitas nirlaba.

2.2 Kerangka pikir

Konsep teoritis : Perusahaan :

Laporan keuangan menurut Pelaporan keuangan organisasi


PSAK No. 45 tentang nirlaba pada panti sosial Tresna
pelaporan keuangan organisasi Werdha Nirwana Puri
nirlaba dan SAK umum. Samarinda

Rumusan masalah :

Apakah penerapan pelaporan keuangan pada panti sosial Tresna


Werdha Nirwana Puri Samarinda telah sesuai dengan apa yang telah
tercantum pada PSAK No. 45 ?

Alat analisis :

PSAK No. 45 tentang pelaporan Hasil penelitian


keuangan organisasi nirlaba.

15
2.3 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Peneliti Persamaan Perbedaan

1 Ronny Hendrawan Analisis Analisis Lokasi

dan Dr. Endang Penerapan penerapan penelitian

Kiswara, M.Si, Akt Psak No. 45 PSAK No. 45. berbeda dan

Tentang menekankan

Pelaporan pada

Keuangan rekonstruksi

Organisasi laporan

Nirlaba Pada keuangan yang

Rumah Sakit sesuai PSAK

Berstatus No. 45

Badan

Layanan

Umum (Studi

Kasus Di

RSUD Kota

Semarang)

2 Imam Mustabib Pengelolaan Sistem Tidak

Dana Panti pengelolaan memfokuskan

asuhan Sinar dan pelaporan pada

Melati keuangan pengelolaan

Kabupaten sebuah dananya, tetapi

16
Sleman organisasi. lebih pada

Yogyakarta sistem

pelaporan dana

Panti berdasar

PSAK No. 45.

3 Tias Krismintarini Manajemen Objek Skripsi ini

Keuangan penelitian dibatasi

Panti asuhan sama yakni pembahasannya

Yatim Putri laporan untuk tidak

Aisyiyah Kota keuangan sampai

Yogyakarta. panti. membahas

mengenai

manajemen

administrasi

bentuk RAP dan

RAB Panti.

4 Sharon Christa Analisis Objek Skripsi ini tidak

Simanjutak Kinerja penelitian yang sampai kepada

Keuangan digunakan menganalisis

Organisasi sama, yakni laporan

Nirlaba (Studi laporan keuangan

Kasus pada keuangan menggunakan

Yayasan yayasan. rasio keuangan.

Sion).

5 Desy Anggraeni Implementasi Sama-sama Skripsi ini tidak

17
Simanjuntak Akuntansi membahas hanya

Dalam mengenai membahas

Organisasi akuntansi implementasi

Keagamaan dalam akuntansi dalam

(Studi Kasus organisasi organisasi

Gereja Masehi nirlaba nirlaba,

Advent Hari melainkan

Ketujuh setelah

Cepu). dianalisis

kemudian

dievaluasi

penerapan

akuntansi di

lokasi penelitian.

6 Resha Dwi Ayu P.M. Rekonstruksi Sama-sama Berbeda jenis

Pelaporan merekonstruksi organisasi

Keuangan laporan nirlaba.

Organisasi keuangan

Nirlaba Pada organisasi

Yayasan nirlaba.

Pendidikan

Islam

Indocakti

Malang

Berdasarkan

18
PSAK Nomor

45.21

2.4 Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan isi skripsi ini, maka akandibagi dalam

beberapa bab yang akan disusun secara sistematis. Garis besar skripsi adalah

sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan. Bab pertama dalam skripsi ini menjelaskan ide

pokok yang mendasari penyusunan skripsi serta merupakan pengantar untuk

memahami inti dari penelitian yang membahas latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab 2 Tinjauan Pustaka. Bab kedua menguraikan lebih mendalam

mengenai landasan teori atau konsep-konsep dasar, teori mengenai organisasi

nirlaba, pelaporan keuangan organisasi nirlaba, dan pelaporan keuangan

organisasi nirlaba berdasarkan PSAK No. 45, yang digunakan sebagai pedoman

dalam analisis dan pembahasan yang diharapkan dapat membantu dalam

menyajikan pelaporan keuangan berdasarkan PSAK Nomor 45 di Panti Sosial .

Bab 3 Metode Penelitian. Bab ketiga mengungkapkan metode yang

digunakan dalam penelitian mulai dari desain penelitian, jenis dan sumber data,

alat dan metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.

19
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

3.1.1 Jenis Data

Menurut Indriarto dan Supomo (1999), pada dasarnya data yang

digunakan dalam penelitian ada dua, yaitu:

1. Data Subjek (Self Report Data) Data subjek adalah jenis data penelitian

yang berupa opini, sikap, pengalaman, karakteristik dan seseorang atau

sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian (responden). Dengan

demikian data subjek merupakan data penelitian yang diberikan oleh

responden dalam hal ini bagian keuangan dan akuntansi.

2. Data Dokumenter (Dokumen Data) Data dokumenter adalah jenis data

penelitian yang antara lain berupa faktur, jurnal, surat, notulen hasil rapat,

memo ataupun dalam bentuk laporan program laporan keuangan. Dalam

penelitian ini data dokumenter yang digunakan adalah laporan keuangan

Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda Tahun 2015.

3.1.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data, yaitu:

1. Data Primer. Berupa data subjek yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya yang berupa data mengenai struktur organisasi, aktivitas

operasional yang terjadi, dan gambaran umum organisasi.

20
28
2. Data Sekunder. Berupa data internal yang diperoleh dari objek yang

diteliti yaitu berupa laporan keuangan Panti Sosial Tresna Werdha

Nirwana Puri Samarinda Tahun 2015.

3.1.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Wawancara.

Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan informasi

secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan kepada responden.

wawancara ini bersifat tidak terstruktur dan dilakukan kepada pihak

Manajemen Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda.

Metode ini digunakan dalam rangka mendapatkan data primer berupa

struktur organisasi, aktivitas operasional yang sering terjadi gambaran

umum dan kondisi keuangan Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri

Samarinda

2. Studi Pustaka.

Studi pustaka sebagai bagian dari langkah studi eksploratif yang

digunakan yang merupakan suatu metode pengumpulan data dengan

mencari informasi-informasi yang dibutuhkan melalui dokumen-dokumen,

buku-buku. Metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa sejarah

Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda.

21
3.1.4 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jln. Mayjend Sutoyo Kelurahan sidomulyo Rt.

29 No.01. Samarinda. Tlpn / Fax : 0541 733732.

3.1.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengajukan permohonan untuk mengadakan penelitian pada panti sosial

Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda.

2. Melakukan proses pengambilan data dengan metode wawancara dengan

pihak panti sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda.

3. Melakukan analisis dan pengolahan data.

4. Membuat laporan penelitian.

3.1.6 Metode Analisis

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

penulisan yang bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk

memberikan gambaran yang mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat

serta karakteristik-karakteristik yang khas dari subjek yang diteliti.

Maxfield dalam Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (1999)

mengatakan bahwa penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif adalah

penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu

fase yang spesifik atau khas dari keseluruhan personalita.

22
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2009, Perpajakan. Edisi Revisi 2009. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Hery. 2013. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi I), Cetakan Pertama, Jakarta : CAPS (Centre
of Academic Publishing Service).

Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D (2011). Intermediate Accounting Volume 1
IFRS Edition. Jakarta : Salemba Empat.

Surya, Raja Adri Satriawan, 2012, Akuntansi Keuangan Versi IFRS, Yogyakarta : Graha
Ilmu, Edisi Pertama.

Basri, Faisal, 2009, Lanskap Ekonomi Indonesia. Jakarta : Kencana

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba


Empat

Ahmed Riahi-Belkaoui, 2000, Teori Akuntansi Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Torang, Syamsir. 2013. Organisasi dan Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya, &
Perubahan Organisasi). Bandung : Alfabeta

J. Salusu, 2004, Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan


Organisasi Non Profit. Jakarta : Grasindo.

Indriarto, Nurdan Supomo, Bambang, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk


Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta : Penerbit BPFE.

23

Anda mungkin juga menyukai