Tugas Terakhir Pak Toher
Tugas Terakhir Pak Toher
Oleh :
Nama : Heri
NPM : 240110130080
Kelas : TMIP-B1
Kebutuhan energi di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat. hal itu telah
tergambar dari rilis kementrian ESDM yang mengeluarkan peta Jalan Kebijakan
Gas Bumi Nasional 2015-2030. dari rilis tersebut diperkirakan pertumbuhan rata-
rata kebutuhan gas Indonesia tahun 2015-2020 sebesar 6 % per tahun, sedangkan
tahun 2020-2030 diperkirakan pertumbuhan rata-rata kebutuhan mencapai 7 % per
tahun.
Kementrian ESDM telah merilis data produksi, pemanfaatan, dan losses
dari gas Indonesia, produksi gas Indonesia tahun 2014(Januari-September) ini
telah mencapai 8.297,87 MMSCFD, untuk pemanfaatan mencapai 7.481,63
MMSCFD, dan untuk losses 816,24 MMSCFD.
Dari tahun ke tahun konsumsi dan pemanfaatan dari gas menunjukan
grafik menaik, hal itu dikarenakan pertumbuhan penduduk yang meningkat. Hal
itu tentu berdampak pada kebutuhan gas. Sementara produksi dan pengembangan
gas masih belum memberikan damfak signifikan.
Gas Indonesia diperoleh dari gas alam seperti di pulau natuna, arun, dan
bontang, kemudian ada dari batubaru, dan lain-lain. Sumber-sumber tersebut
bersifat tidak terbarukan dan untuk mengatasi hal tersebut adalah mencari kilang-
kilang baru atau mencari energi alternatife. Cadangan
Berdasarkan kementrian ESDM status tahun 2008 indonesia memiliki
potensi sebanyak 170 TSCF dan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF. Dengan
komposisi tersebut Indonesia memiliki reserve to production (R/P) 59 tahun.
Belakangan energi alternatife telah ditemukan salah satunya adalah pemanfaatan
limbah peternakan menjadi BIOGAS.
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari aktivitas anaerobik atau fermentasi
dari bahan organic seperti : kotoran manusia, dan hewan, limbah domestic,
sampah biodegradable atau setiap limbah organic biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dari biogas adalah metana dan karbon.
Diversifikasi penggunaan energi menjadi hal penting, karena
berkurangnya sumber bahan baku minyak. teknologi biogas sangat cocok untuk
memenuhi kebutuhan gas di daerah pedesaan yang mayoritas mempunyai ternak
seperti kambing, sapi, dan ayam. Kehidupan di desa yang mengandalkan
kehidupan dari hasil pertanian dan peternakan dapat dimanfaatkan.
Pemanfaatan limbah pertanian atau peternakan dapat memperkecil
konsumsi sumber energi komersial seperti minyak tanah dan gas alam maupun
kayu bakar yang tidak ramah lingkungan.
Limbah peternakan yang menumpuk akan menimbulkan bau tidak sedap
sehingga mengganggu lingkungan sekitar, selama ini para peternak hanya
membiarkan menumpuk kotoran ternak tersebut tanpa di lakukan pengolahan
lebih lanjut.
Pemanfaatan biogas dari limbah peternakan telah dijadikan salah satu
program oleh Direktorat Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
(DJEBTKE) Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.
Sampai 3 februari 2015 di seluruh Indonesia telah terbangun 14.173 reaktor
biogas rumah (BIRU).
Dukungan dari kedutaan Norwegia untuk Indonesia dan program ENDEV
(Energizing Development) telah terbangun reaktor biogas rumah di 9 provinsi di
Indonesia yakni : Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa
Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Dan telah
melakukan penargetan penambahan 4 provinsi pada tahun 2015 ini.
Para pemilik ternak yang telah memiliki reaktor biogas rumah (BIRU)
tidak perlu khawatir akan kekurangan gas, karena tersedia di rumahnya sendiri.
Yang perlu dilakukan hanya rajin dan keuletan untuk memasukan kotoran dari
ternak ke dalam reaktor. Sehingga hal tersebut dapat meminimalisir biaya
pengeluaran kebutuhan rumah tangga. Manfaat lain adalah lingkungan menjadi
bersih karena kotoran dari ternak tidak mengganggu lingkungan dan tidak
menimbulkan bau menyengat. Selain itu limbah ternak sisa dari reaktor yang
sudah tidak mengeluarkan gas dapat dijadikan sebagai pupuk organik.
Penggunaan sisa limbah dari reaktor tidak memerlukan fermentasi lebih lanjut
sehingga dapat langsung digunakan. Hal tersebut tentu dapat meringankan biaya
produksi karena tidak perlu membeli pupuk anorganik (kimia) yang mahal selain
itu penggunaan pupuk kimia dapat merusak tanah.
Pembuatan biogas di pedesaan perlu dikembangkan dan disebar ke seluruh
provinsi di Indonesia yang memiliki potensi. pembuatan biogas sebagai investasi
menjanjikan di desa dapat dilakukan dengan melakukan sistem kerjasama dengan
warga desa. Investor dapat berinvenstasi ternak, keuntungan bagi investor adalah
tentunya dari hasil penjualan ternak. Sementara untuk masyarakat desa
keuntungan yang diperoleh adalah dapat lapangan pekerjaan dan menambah
penghasilan, selain itu juga bisa memanfaatkan limbah ternak tersebut menjadi
reaktor biogas rumah untuk memenuhi kebutuhan gas di rumahnya. Hal ini sangat
menarik karena dapat membangun desa dan mencegah masyarakat desa urbanisasi
ke kota dengan alasan mencari lapangan pekerjaan.
Biogas sudah terbukti memberikan hal positive dan berbagai keuntungan
terutama bagi masyarakat pedesaan yang mayoritas memiliki ternak. Biogas dapat
dijadikan energi alternatife yang tepat untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar
gas di pedesaan sehingga dapat menghemat penggunaan gas alam yang tidak
dapat terbarukan.
Jawaban :
a. Konsumsi energi manusia
= HKO x JK x cbm
= 20 hari/ha x 6 jam/hari x 0.79 MJ/Jam
= 94,8 MJ/ha