PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepala Sekolah
Secara etimologi kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah.1[1] Berarti secara
terminology kepala sekolah dapat diartikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberikan
tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar
mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran.
Kepala Sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinananya akan
sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena itu dalam
pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam
mencapai tujuan pendidikan.
B. Fungsi Kepala Sekolah
Soewadji Lazaruth menjelaskan 3 fungsi kepala sekolah, yaitu sebagai administrator
pendidikan, supervisor pendidikan, dan pemimpin pendidikan. Kepala sekolah berfungsi
sebagai administrator pendidikan berarti untuk meningkatkan mutu sekolahnya, seorang
kepala sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolahnya misalnya
gedung, perlengkapan atau peralatan dan lain-lain yang tercakup dalam bidang administrasi
pendidikan. Lalu jika kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor pendidikan berarti usaha
peningkatan mutu dapat pula dilakukan dengan cara peningkatan mutu guru-guru dan seluruh
staf sekolah, misalnya melalui rapat-rapat, observasi kelas, perpustakaan dan lain sebagainya.
Dan kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin pendidikan berarti peningkatan mutu akan
berjalan dengan baik apabila guru bersifat terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang
tinggi. Suasana yang demikian ditentukan oleh bentuk dan sifat kepemimpinan yang
dilakukan kepala sekolah.2[2] Itulah pendapat Soewadji Lazaruth dalam bukunya Kepala
Sekolah dan Tanggung Jawabnya, yang kurang lebih sama dengan pendapat E. Mulyasa
dalam bukunya Menjadi Kepala Sekolah Profesional, seperti di bawah ini.
Menurut E. Mulyasa, kepala sekolah mempunyai 7 fungsi utama, yaitu:3[3]
1. Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan
pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan
komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar
di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki
gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para
guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah
adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal
ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas
kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui
berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti:
MGMP/MGP tingkat sekolah, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah,
seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan pihak lain.
3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan
kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan
anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat
kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan
anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.
4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala
kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan
kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam
pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus
keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru
yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu
sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan
keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. Sebagaimana disampaikan oleh
Sudarwan Danim mengemukakan bahwa menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-
perubahan yang cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah
sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka.
Dari ungkapan ini, mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul menguasai
tentang kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan
bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik.
5. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat menumbuh-suburkan
kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru? Dalam teori
kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya
kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
yang ada. Mulyasa menyebutkan kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan
kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin sifat-sifat
sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko
dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan.
6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan,
mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh
tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model pembelajaran yang inofatif.
Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara cara ia melakukan pekerjaannya
secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif, pragmatis, keteladanan
7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan
motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui
pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).
C. Peran Kepala Sekolah
Penelitian tentang harapan peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan
murid-murid. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin di
bidang pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi
personalia staf, hubungan masyarakat, administrasi school plant, dan perlengkapan serta
organisasi sekolah. Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala
sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang
terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat
tentang sekolah. Cara kerja kepala sekolah dan cara ia memandang peranannya dipengaruhi
oleh kepribadiannya, persiapan dan pengalaman profesionalnya, serta ketetapan yang dibuat
oleh sekolah mengenai peranan kepala sekolah di bidang pengajaran. Pelayanan pendidikan
dalam dinas bagi administrator sekolah dapat memperjelas harapan-harapan atas peranan
kepala sekolah.
Menurut Purwanto, bahwa seorang kepala sekolah mempunyai sepuluh macam peranan,
yaitu : Sebagai pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan antara anggota-
anggota, menwakili kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran, bertindak sebagai wasit,
pemegang tanggung jawab, sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang ayah.4[4]
Penjabarannya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pelaksana (executive)
Seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia
harus berusaha memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana
yang telah ditetapkan bersama
2. Sebagai perencana (planner)
Sebagai kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan,
sehingga segala sesuatu yang akan diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tatapi segala
tindakan diperhitungkan dan bertujuan.
3. Sebagai seorang ahli (expert)
Ia haruslah mempunyai keahlian terutama yang berhubungan dengan tugas jabatan
kepemimpinan yang dipegangnya.
4. Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (contoller of internal relationship)
Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha mambangun hubungan yang
harmonis.
5. Mewakili kelompok (group representative)
Ia harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di luar kelompoknya mencerminkan baik
buruk kelompok yang dipimpinnya.
6. Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman.
Ia harus membesarkan hati anggota-anggota yang bekerja dan banyak sumbangan terhadap
kelompoknya.
7. Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator)
Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan antara anggota-anggotanya ia
harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau mementingkan salah satu anggotanya.
8. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya
Ia haruslah bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang
dilakukan atas nama kelompoknya.
9. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan realistis, sehingga dalam
menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju kearah yang dicita-
citakan.
10. Bertindak sebagai ayah (father figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan
seorang ayah terhadap anak buahnya.
Apabila kita meneliti lebih lanjut, maka dapat disimpulkan 10 peran di atas sama seperti
apa yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan kita Ki Hadjar Dewantara, mengatakan
bahwa pemimpin yang baik haruslah menjalankan peranan seperti : Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madyo Mangun Karso, dan Ing Tut Wuri Handayani.
D. Tugas & Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara
langsung berkaitan dengan proses pembelajaran disekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam
pasal 12 ayat 1 PP 28 Th. 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunan serta pemeliharaaan sarana dan prasarana.5[5] Menurut Dirawat,
tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan kepada dua bidang, yaitu:6[6]
1. Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi
Dapat digolongkan menjadi enam bidang yaitu:
a. Pengelolaan pengajaran
Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok.
Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain:
1) Pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garis-garis besar program pengajaran untuk tiap
bidang studi dan tiap kelas,
2) Menyusun program sekolah untuk satu tahun,
3) Menyusun jadwal pelajaran,
4) Mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pengajaran,
5) Mengatur kegiatan penilaian,
6) Melaksanakan norma-norma kenaikan kelas,
7) Mencatat dan melaporkan hasil kemampuan belajar murid,
8) Mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah,
9) Mengkoordinir program non kurikuler,
10) Merencanakan pengadaan,
11) Memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat pelajaran.
b. Pengelolaan kepegawaian
Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan-urusan yang berhubungan
dengan penyeleksian, pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian
anggota staf sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah
jaminan kesehatan dan ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan,
masalah penerapan kode etik jabatan.
c. Pengelolaan kemuridan
Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru,
pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping),
perpindahan dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus
(special services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran,
penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang kemajuan
masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi, dan sebagainya.
d. Pengelolaan gedung dan halaman
Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi,
pengaturan pemakaian, pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material
sekolah, keindahan serta kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain
gedung (ruangan sekolah), lapangan tempat bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel
sekolah, alat-alat pelajaran klasikal dan alat peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat
permainan dan rekreasi, fasilitas pemeliharaan sekolah, perlengkapan bagi penyelenggaraan
khusus, transportasi sekolah, dan alat-alat komunikasi,
e. Pengelolaan keuangan
Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan
penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid,
usaha-usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta
keramaian.
f. Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat
Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid,
dan untuk dapat menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.
2. Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi
Supervisi pada dasarnya pelayanan yang disediakan oleh kepala sekolah untuk membantu
para guru dan karyawan agar menjadi semakin cakap/terampil dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Supervisi adalah usaha yang dilakukan oleh
kepala sekolah dalam membantu guru-guru agar semakin mampu mewujudkan proses belajar
mengajar.7[7] Di mana Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan,
pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program
dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tugas
ini antara lain :
a. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan pendidikan
pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuan-
tujuan.
b. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-
persoalan dan kebutuhan murid.
c. Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai dengan
minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya mendorong mereka untuk terus
mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
d. Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-standar sejauh
mana tujuan sekolah itu telah dicapai.
ABSTRAK
Kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya sekolah terutama guru dan
karyawan sekolah. Begitu besarnya peranan kepala sekolah dalam proses pencapaian tujuan
pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya suatu sekolah sangat ditentukan
oleh kualitas kepala sekolah terutama dalam kemampuannya memberdayakan guru dan
karyawan ke arah suasana kerja yang kondusif. Kepala sekolah memiliki peran dan tanggung
jawab sebagai manajer kantor yaitu diantaranya mengadakan prediksi masa depan sekolah,
misalnya tentang kualitas yang diinginkan masyarakat, melakukan inovasi dengan mengambil
inisiatif dan kegiatan-kegiatan yang kreatif untuk kemajuan sekolah, menciptakan strategi
atau kebijakan untuk mensukseskan pikiran-pikiran yang inovatif tersebut, menyusun
perencanaan, baik perencanaan strategis maupun perencanaan operasional, menemukan
sumber-sumber pendidikan dan menyediakan fasilitas pendidikan, melakukan pengendalian
atau kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan dan hasilnya. Kepala sekolah yang mampu
memerankan dirinya secara efektif dan efisien dapat memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi terwujudnya kualitas atau mutu sekolah. Oleh karena itu, seseorang yang akan
diangkat menjadi kepala sekolah wajib memenuhi Standar Kualifikasi dan Standar
Kompetensi Kepala Sekolah sebagaimana tercantum pada lampiran peraturan menteri.
Permen tersebut merupakan suatu kemajuan positif dalam upaya mencari dan menetapkan
figur pengelola sekolah yang bermutu. Namun dalam rangka profesionalisasi jabatan kepala
sekolah menuju terwujudnya kepala sekolah yang mampu mengemban dan mengembangkan
tugas dan fungsinya terlihat masih belum sepenuhnya akan dapat diwujudkan.
Beralih ke konsep manajerial, manajerial merupakan kata sifat yang berhubungan dengan
kepemimpinan dan pengelolaan. Dalam banyak kepustakaan, kata manajerial sering disebut
sebagai asal kata dari management yang berarti melatih kuda atau secara harfiah diartikan
sebagai to handle yang berarti mengurus, menangani, atau mengendalikan. Sedangkan,
management merupakan kata benda yang dapat berarti pengelolaan, tata pimpinan atau
ketatalaksanaan. Pada prinsipnya pengertian manajemen mempunyai beberapa karakteristik
sebagai berikut: ada tujuan yang ingin dicapai; sebagai perpaduan ilmu dan seni; merupakan
proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-
unsurnya; ada dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam suatu organisasi; didasarkan
pada pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab; mencakup beberapa fungsi; merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Manajemen merupakan suatu proses pengelolaan sumber daya yang
ada mempunyai empat fungsi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Berkaitan dengan hal tersebut tugas dan tanggung jawab kepala sekolah adalah
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi dan
mengevaluasi seluruh kegiatan sekolah, yang meliputi bidang proses belajar mengajar,
administrasi kantor, administrasi siswa, administrasi pegawai, administrasi perlengkapan,
administrasi keuangan, administrasi perpustakaan, dan administrasi hubungan masyarakat.
Oleh sebab itu, dalam rangka mencapai tujuan organisasional, kepala sekolah pada dasarnya
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan terhadap seluruh sumber daya yang ada dan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan di sekolah.
Fungsi dan tugas kepala sekolah yang diatur dengan Kepmendikbud No. 0489/U/1992 untuk
SMU dan Kepmendikbud No.054/U/1993 untuk SLTP misalnya, seorang kepala sekolah
mempunyai tugas :
(c) melaksanakan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya;
(f) melaksanakan hubungan sekolah dengan lingkungan, orang tua dan / masyarakat.
Kepala sekolah dalam jabatannya itu berfungsi sebagai Edukator, Manajer, Administrator,
Supervisor. Namun yang akan di bahas yaitu dalam bidang Manajer Kantor, Kepala sekolah
memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu sebagai berikut:
1. Kepala sekolah bekerja dengan, dan melalui orang lain, pengertian orang lain tidak
lain hanya para guru, staf, siswa, dan orang tua siswa, melainkan termasuk atasan
kepala sekolah, para kepala sekolah lain serta pihak-pihak yang perlu berhubungan
dan bekerja sama.
2. Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan, keberhasilan dan
kegagalan bawahan adalah suatu cerminan langsung keberhasilan atau kegagalan
kepala sekolah.
3. Dengan waktu dan sumber yang terbatas kepala sekolah harus mampu menghadapi
berbagai persoalan, dengan segala keterbatasan kepala sekolah harus dapat mengatur
pemberian TUGAS secara tepat.
4. Kepala sekolah harus berfikir secara analistik dan konsepsional, fungsi ini berarti
kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui suatu analisis, kemudian
menyelasaikan persoalan dengan suatu solusi yang feasible.
5. Kepala sekolah sebagai juru penengah, dalam lingkungan sekolah sebagi suatu
organisasi, didalamnya terdiri manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-
beda; perangai keinginan, pendidikan dan latar belakang sosial. Sehingga
memungkinkan terjadi perselisihan, di sini kepala sekolah harus turun tangan sebagai
pelerai atau penengah.
6. Kepala sekolah sebagai seorang politisi, sebagai seorang politisi, berarti bahwa kepala
sekolah harus selalu berusaha meningkatkan tujuan organisasi serta mengembangkan
program jauh ke depan.
7. Kepala sekolah adalah seorang diplomat, dalam peranan sebagai diplomat dalam
berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang
dipimpinya.
8. Pengambil keputusan yang sulit, apabila terjadi kesulitan-kesulitan seperi: dana,
persolan pegawai, perbedaan pendapat maka kepala sekolah diharapkan berperan
sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai manajer kantor, seorang kepala sekolah harus memiliki
3 keterampilan, yaitu:
1. Technical skills
2. Human skills
Kemampuan analisis.
Kemampuan berfikir rasional.
Ahli dan cakap dalam berbagai macam konsepsi.
Mampu menganalisis berbagai macam kejadian.
Mampu mengantisipasikan berbagai perintah.
Mampu mengenali berbagai macam kesempatan dan problem-problem sosial.
Selain kemampuan diatas seorang kepala sekolah harus mampu menimbulkan semangat bagi
semua staf, guru dan siswa dalam pencapaian tujuan yag telah ditetapkan serta kepala sekolah
juga harus mampu memberi saran dan masukan.
Referensi:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal-hal pokok yang diatur dalam Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 meliputi: syarat-
syarat guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah, penyiapan calon
Kepala Sekolah/ Madrasah, proses pengangkatan kepala sekolah/madrasah, masa tugas,
pengembangan keprofesian berkelanjutan, penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah, dan
mutasi dan pemberhentian tugas guru sebagai kepala sekolah/madrasah
B. Dasar Hukum
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 4941);
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
C.Permasalahan
D.Tujuan
PEMBAHASAN
Secara etimologi kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah. [1] Berarti
secara terminology kepala sekolah dapat diartikan sebagai tenaga fungsional guru yang
diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses
belajar mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran
dan murid yang menerima pelajaran.
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan
pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang
menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan
belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi
yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan
mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya,
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala
sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para
guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan
kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan
pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang
dilaksanakan di sekolah, seperti: MGMP/MGP tingkat sekolah, atau melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau
mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala
kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui
kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama
dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus
keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru
yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu
sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan
keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. Sebagaimana disampaikan oleh
Sudarwan Danim mengemukakan bahwa menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-
perubahan yang cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah
sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah
mereka. Dari ungkapan ini, mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul
menguasai tentang kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan
saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik.
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan
motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui
pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).
Penelitian tentang harapan peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru
dan murid-murid. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai
pemimpin di bidang pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan,
administrasi personalia staf, hubungan masyarakat, administrasi school plant, dan
perlengkapan serta organisasi sekolah. Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan
sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian
tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua
dan masyarakat tentang sekolah. Cara kerja kepala sekolah dan cara ia memandang
peranannya dipengaruhi oleh kepribadiannya, persiapan dan pengalaman profesionalnya,
serta ketetapan yang dibuat oleh sekolah mengenai peranan kepala sekolah di bidang
pengajaran. Pelayanan pendidikan dalam dinas bagi administrator sekolah dapat
memperjelas harapan-harapan atas peranan kepala sekolah.
Menurut Purwanto, bahwa seorang kepala sekolah mempunyai sepuluh macam peranan,
yaitu : Sebagai pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan antara anggota-
anggota, menwakili kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran, bertindak sebagai wasit,
pemegang tanggung jawab, sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang ayah
Sebagai kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan,
sehingga segala sesuatu yang akan diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tatapi
segala tindakan diperhitungkan dan bertujuan.
Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha mambangun hubungan yang
harmonis.
Ia harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di luar kelompoknya mencerminkan baik
buruk kelompok yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan realistis, sehingga dalam
menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju kearah yang dicita-
citakan.
Apabila kita meneliti lebih lanjut, maka dapat disimpulkan 10 peran di atas sama seperti apa
yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan kita Ki Hadjar Dewantara, mengatakan bahwa
pemimpin yang baik haruslah menjalankan peranan seperti : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso, dan Ing Tut Wuri Handayani.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang
secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran disekolah. Sebagaimana
dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 Th. 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung
jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunan serta pemeliharaaan sarana dan prasarana. [5]
Menurut Dirawat, tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan kepada dua
bidang, yaitu:
a. Pengelolaan pengajaran
Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok.
Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain:
11) Memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat pelajaran.
b. Pengelolaan kepegawaian
c. Pengelolaan kemuridan
Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid
baru, pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping),
perpindahan dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan
khusus (special services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran,
penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang kemajuan
masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi, dan sebagainya.
e Pengelolaan keuangan
Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah,
urusan penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-
murid, usaha-usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan
serta keramaian.
Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid,
dan untuk dapat menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga
sosial.
b Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-
persoalan dan kebutuhan murid.
c Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai
dengan minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya mendorong mereka untuk
terus mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
Permendiknas
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru
sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.
http://edukasi.kompasiana.com
http://www.mediapendidikan.info/2010/09/permendiknas-nomor-13-tahun-2007.html
http://www.kompas.com/
http://www.mediapendidikan.info/2010/09/permendiknas-nomor-13-tahun-2007.html
http://massofa.wordpress.com/2011/02/09/fungsi-dan-tanggung-jawab-kepala-sekolah
Bab I
Pendahuluan
Sekolah merupakan organisasi kerja yang mewadahi sejumlah orang dalam bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Berbeda dengan organisasi kerja yang lain dengan volume
dan beban kerja yang pada umumnya tidak menyangkut manusia. Sehubungan dengan itu
meskipun terdapat kesamaan dengan semua bentuk organisasi kerja yang memerlukan
pimpinan bagi sekelompok orang yang harus mewujudkan beban kerja masing-masing,
namun terdapat perbedaan didalam kepemimpinan di sekolah yang menyentuh juga objek
beban tugasnya yang terdiri dari sekelompok siswa sebagai siswa.
Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena
itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengtur para guru, pegawai tata usaha, dan
pegawai sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja,
melainkan juga ketatausahaan sekolah, siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan
orang tua siswa
Bab II
Pembahasan
Telah kita ketahui bahwa tugas kepala sekolah itu sangatlah berat dan banyak dan memiliki
tanggung jawab yang besar, maka tidaklah sembarang orang yang patut menjadi kepala
sekolah, seorang yang menjadi kepala sekolah harus memiliki berbagai persyaratan tertentu
agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik, masing-masing persyaratan tersebut
memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, beberapa persyaratan tersebut
diantaranya.
1. Memiliki Ijazah.
2. Pengalaman Kerja.
Pengalaman kerja merupakan syarat penting yang tidak dapat diabadikan. Bagaimana bisa
memimpin apabila ia belum mempunyai pengalaman bekerja atau menjadi guru pada jenis
yang dipimpinnya. Dalam hal pengalaman kerja, tidak ditentukan jangka waktu yang
dibutuhkan karena hal itu tergantung pada jenis sekolah. Ada sekolah yang menghendaki agar
kepala sekolahnya memiliki pengalaman kerja yangrelatif lama, sementara itu ada juga yang
sekolah yang tidak memperhatikan lamanya pengalaman kerjanya. Biasanya sekolah yang
menuntut agar kepala sekolahnya memiliki pengalaman bekerja yang relative lama adalah
sekolah-sekolah yang berkualitas yang sangat baik, yang memiliki guru-guru professional
sehingga mampu menghasilkan lulusan siswa yang memiliki pengetahuan lebih baik
dibandingkan dengan sekolah lain yang sejenis. Sebaliknya sekolah yang tidak menekankan
lamanya pengalaman bekerja kepala sekolah biasanya disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya tenaga pengajar yang ada sangat berkompeen dan memiliki banyak pengalaman
dalam melaksanakan kegiatan sehingga dapat melaksanakn tugasnya dengan baik, kepala
sekokolah yang lama memasuki masa pensiun, sedangkan sekolah sama sekali belum
memiliki penggantinya, atau pun penyebab lainnya. Pihak yang menempatkan kepala sekolah
ini adalah pihak yayasan pendidikan ataupun pemerintah.
Seorang kepala sekolah hendaknya memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan
kepemimpinan yang akan dipegangnya. Segi kepribadian ini memegang peranan penting
dalam kegiatan administrasi disekolah. Seorang kepala sekolah yang tidak berpendirian,
emosional, ceroboh, pmarah, dan berbagai sifat buruk yang lainnya akan menghambat
terciptanya tujuan pendidikan organisasi sekolah. Sebaliknya, kepala sekolah yang memiliki
sifat pengayom, penyabar, tidak ceroboh, luwes, ramah,tegas tetapi tidak kaku, membantu
guru dalam menjalankan tugas-tugasnyamenyebabkan suasana sekolah menjadi tertib dan
harmonis sehingga mempercepat terwujudnya tujuan yang diharapkan, dalam hal ini pula
akan terciptanya suasana tentram, aman, dan menyenangkan dalam bekerja.
kepala sekolah pelu memiliki sifat dan kemampuan memimpin, baik dikalangan guru atau
pegawai non guru maupun dilingkungan siswa. Sehubungan dengan itu kepemimpinan
sekolah diartikan sebagai proses mempersatukan buah pikiran dan pendapat untuk
diwujudkan menjadi satu kesatuan gerak yang terarah pada pencapaian tujuan dilingkungan
personil sekolah
Kedua kemampuan itu secara sederhana mengandung makna bahwa pemimpin harus
dapat menetapkan:
1. APA (WHAT) yang harus dikerjakan apabila terjadinya suatu masalah yang dihadapi
sekolah, misalnya: apa yang harus dikerjakan siswa jika ia ketahuan berbuat rebut
dikelas
2. BAGAIMANA (HOW) mengerjakannya, misalnya: bagaimana melaksanakan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru lain karena ketidakhadiran seorang guru.
Kebijaksanaan itu akan diterima dan dilaksanakan dengan baik bilamana
dikomunikasikan dengan baik atas dasar hubungan manusiawi yang positif antara
siswa dengan kepala sekolah dan dengan guru yang memberikan tugas sebagai
pengganti[2].
Kepala merupakan personil sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-
kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk
menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya
dengan dasar pancasila dan bertujuan untuk:
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara
teknis akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan linkungan sekolah dengan kondisi
dan situasi serta berhubungan dengan masyrakat sekitarnya merupakan tanggung jawab
kepala sekolah pula. Inisiatif dan kreatif yang mengarah kepada perkembangan dan kemajuan
sekolah adalah merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah.
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan
berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan
pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki
kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola
administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi
kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara
efektif dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Untuk itu, kepala sekolah
harus mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas-tugas operasional.
a. Membuat Perencanaan.
Perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah, diantaranya menyusun program
tahunan sekolah, yang mencakup program pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan,
dan penyediaan fasilitas yang diperlukan. Kemudian perencanaan itu dituangkan dalam
rencana tahunan sekolah yang dijabarkan dalam dua program semester.
1. program pengajaran
Program pengajaran yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah penyediaan
kebutuhan guru, pembagian tugas mengajar, pengadaan berbagai fasilitas,
diantaranya penambahan laboratorium, lapangan olah raga, dan sebagainya.
2. program kesiswaan
mencakup penerimaan siswa baru, berapa banyak yang akan ditampung, apakah
perlu menambah kelas lagi, pengadaan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa
dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga bimbingan yang bersangkutan,
pelayanan kesehatan sekolah yang bekerja sama dengan rumah sakit atau
puskesmas terdekat.
3. kepegawaian
kepegawaian ini meliputi guru-guru baru, mengadakan orientasi bagi guru baru,
memberikan tugas-tugas kepada guru, petugas administrasi sekolah,petugas
kebersihan sekolah, pemutasian dan pemindahan pegawai, dan lain-lain. Bila perlu
bekerja sama dengan pihak tertentu untuk menambah kegiatan ekstrakurikuler
bagi para siswa.
4. keuangan
Pengoordinasian organisasi sekolah ini merupakan wewenang dari kepala sekolah. Untuk
itu, kecakapan kepala sekolah mutlak diperlukan. Dalam melakukan pengoordinasian ini
sebaiknya kepala sekolah juga melibatkan pihak lain, seperti bimbingan dan konseling, guru
yang menangani pengaturan kurikulum, wali kelas, petugas tata usaha, dan sebagainya.
Pengelolaan kepegawaian ini akan berjalan dengan baik bila kepala sekolah
memperhatikan kesinambungan antara pemberian tugas dan dengan kondisi dan kemampuan
pelaksanaannya, misalnya berdassarkan jenis kelamin. kepala sekolah harus memperhatikan
keseimbangan tersebut agar proses kerja administrasi menjadi lancar. Selain itu, kepala
sekolah juga memperhatikan kesejahteraan pegawainya dengan menyediakan keperluan yang
mereka butuhkan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengelola pegawainya,
diantaranya: mengadakan diskusi, membentuk koperasi, memberikan bantuan dan
kesempatan seluas-luasnya kepada para pegawainya untuk meningkatkan kemampuan
mereka, dan sebagainya[4].
Walaupun demikian, dalam bab dan pasal-pasal peraturan pemerintah tersebut, ditegaskan
bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, dengan
demikian kepala sekolah juga mempunyai kewajiban untuk selalu mengadakan pembinaan
dalam arti berusaha agar pengelolaan, penilaian, bimbingan, pengawasan, dan pengembangan
pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik.
Pelaksanaan ketentuan yang sebagaimana yang diatur oleh pemerintah tersebut, secara
garis besar meliputi proses, seperti:
a. Pengelolaan
b. Penilaian
c. Bimbingan
d. Pembiayaan
e. Pengawasan
f. Pengembangan[5]
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli, bahwa seorang kepala sekolah dan
sekolah yang berhasil menunjukkan adanya
Salah satu indikasi keberhasilan sekolah adalah keterikatan yang tinggi kepala sekolah
terhadap perbaikan pengajaran. Untuk itulah kepala sekolah sesuai dengan jenjang sekolah
yang dipimpinnya perlu memahami program pengajaran masing-masing.[6]
2. Pembinaan Kesiswaan
Seorang kepala sekolah, para guru, dan tenaga fungsional yang lain, menyadari bahwa
titik pusat tujuan sekolah adalah menyediakan program pendidikan yang direncanakan untuk
memenuhi kebutuhan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, pribadi dan kebutuhan
kemasyarakatan serta kepentingan individu para siswa.
Para siswa merupakan klien utama yang harus dilayani, oleh sebab itu para siswa harus
dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya didalam proses belajar-mengajar, melainkan
juga didalam kegiatan sekolah.
Tanggung jawab kepala sekolah dalam hal ini mengadakan pengendalian kehadiran para
siswa, penerapan disiplin, kebebasan mengemukakan pendapat dan menghormati proses hak-
hak seluruh siswa secara tepat.[7]
3. Pembinaan Staf
Yang dimaksud dengan staf adalah sekelompok sumber daya manusia yang bertugas
membantu kepala sekolah, terdiri dari para guru, laboran, pustakawan, dan kelompok sumber
daya manusia yang bertugas sebagai tenaga administrasi.
Guru atau tenaga pendidik, ialah sekelompok sumber daya manusia yang ditugasi untuk
membimbing, mengajar dan atau melatih para peserta didik, mereka adalah tenaga pengajar,
tenaga pendidik yang secara khusus diangkat dengan tugas utama mengajar pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Para guru merupakan bagian integral dari keberadaan sumber daya manusia dan
mempunyai peranan strategis dalam kehidupan suatu sekolah. Oleh karena itu agar tugas-
tugas pembinaan bagi para guru oleh kepala sekolah dapat dilaksanakan dengan efektif.
Seorang kepala sekolah yang mempunyai arti vital dalam proses pendidikan harus mampu
mengolah dan memanfaatkan segala sumber daya manusia yang ada, sehingga tercapai
efektivitass sekolah yang melahirkan perubahan kepada anak didik.[8]
Oleh sebab itu peranan kepala sekolah dalam kerangka manajeman, berkewajiban untuk
menjabarkan tujuan dan sasaran sekolah kedalam istilah-istilah yang pragmatik tentang:
Siklus anggaran belanja sekolah yang mencakup perencanaan, persiapan, pengelolaan dan
evaluasi anggaran sekolah memerlukan perhatian yang cermat dari kepala sekolah. Sebab
kecermatan kepala sekolah terhadap proses anggaran belanja sekolah akan meningkatkan
kewibawaan kepala sekolah terhadap keberhasilan sekolah.
Secara khusus ada tiga macam pendekatan tentang penyusunan anggaran belanja yang
biasa dipergunakan disekolah, yaitu: comparative, approach, the planning programming-
budgeting-evaluating-system approach (PPBES) dan the functional opproach.
Secara singkat dari ketiga macam pendekatan tersebut , menunjukkan ciri-ciri pokok
sebagai berkut:
1. Comparative Approach
2. PPBES
3. Fungctional Approach
1. Perencanaan Anggaran
Menilai masyarakat, sekolah dan kebutuhan peserta didik, permasalahan dan isu-isu;
Inventarisasi yang tepat tentang perlengkapan yang ada, material, dan barang
persediaan harud dipelihara untuk mencegah duplikasi yang tidak perlu dan
pemborosan.
Didalam menyajikan satu anggaran untuk diterima, seorang kepala sekolah harus
benar-benar siap untuk mempertahankan setiap item anggaran.
setelah anggaran belanja direncanakan, dipersiapkan dan diterima, seorang kepala sekolah
bertanggung jawab untuk mengelola dan memonitor penggunaan berbagai sumber secara
efesien dan melakukan evaluasi hasil-hasil program yang berkaitan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Pengelolaan sumber daya suatu sekolah mencakup perhatian yang cermat untuk
menyediakan laporan (pertanggungjawaban), pembelian, dan kontrol terhadap prosedur untuk
memberi kepastian bahwa dana yang disediakan telah dibukukan dan dikeluarkan sesuai
dengan anggaran.[11]
langkah akhir proses penganggaran adalah evaluasi bagaimana anggaran dapat melayani
dengan baik untuk meningkatkan efektivitas sekolah. Evaluasi sering menunjukkan
kemungkinan adanya perbedaan didalam: tujuan, prioritas, dan penggunaan berbagai sumber
daya yang tersedia.
Oleh karena itu tahap evaluasi, secara esensial menjawab terhadap pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut:
Apakah tujuan dan sasaran yang sedang dicapai / diusahakan oleh sekolah
mempengaruhi anggaran?
Standar dan ukuran apa yang akan dipakai untuk menentukan bila tujuan dan sasaran
dapat dicapai?
Siapa yang menentukan apa yang menjadi standar keberhasilan suatu tujuan dapat
dicapai?
Biaya-biaya apa saja yang memadai untuk mencapai masing-masing tujuan dan sasaran?
Mana tujuan yang dapat diterima dengan tepat dipandang dari standar pendidikan dan
kebutuhan masyarakat?
Apakah tersedia sumber-sumber yang tepat untuk mencapai tujuan dan sasaran?
Sumber-sumber daya tambahan apa saja yang diperlukan dan bagaimana mungkin
sumber-sumber itu dapat diperoleh?
Akibat apa yang akan bertanggung jawab terhadap berbagai sumber tambahan, siapa
yang harus memperoleh beban dalam menyediakan sumber-sumber tersebut?
Bab III
Penutup
Simpulan
Sebuah organisasi itu akan dikatakan baik apabila seorang pemimpinnya baik, namun
dikatakan buruk apabila pemimpinya buruk. Jadi tidaklah sembarang orang yang patut
menjadi kepala sekolah, seorang yang menjadi kepala sekolah harus memiliki berbagai
persyaratan tertentu agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik, masing-masing
persyaratan tersebut memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, beberapa
persyaratan tersebut diantaranya:
1. Memiliki ijazah
2. pengalaman kerja
a. Pengelolaan
b. Penilaian
c. Bimbingan
d. Pembiayaan
e. Pengawasan
f. Pengembangan
2. Pembinaan Kesiswaan
3. Pembinaan Staf
Daftar Pustaka
[1]Drs. Yusak Burhanuddin, 1998, Administrasi Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia.
hal. 119-120
[2]Prof. Dr. H. Hadari Nawawi dkk, 1986, Administrasi Sekolah, Jakarta: Ghalia Indonesia.
hal. 190
[3] Drs. H. M. Daryanto, 2006, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. hal. 80
hal. 203-204