SPONTANEOUS LEARNING
Gaye Williams
Deakin University
NUR ISMIYATI
161050701118
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena limpahan rahmat,
nikmat dan hidayah-Nyalah maka makalah ini dapat diselesaikan. Tidak lupa pula
kiriman salam dan shalawat teruntuk junjungan Nabi besar Muhammad SAW,
nomor 2, tahun 2007, halaman 69-88. Makalah tersebut merupakan tugas individu
dalam mata kuliah Kapita Selekta Matematika yang disusun guna mendukung
kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan dan penyajian makalah ini. karena
itu, penulis sangat mengharapakan tutur kritik yang membangun dan sapaan saran
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Sampul .................................................................................................................. i
B. Masalah ................................................................................................... 2
iii
4. Proses Abstraksi Eden ........................................................................ 20
B. Pembahasan Penelitian............................................................................ 22
A. Kesimpulan ............................................................................................. 26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi rinci yang terfokus pada
pemikiran siswa. peneliti tertarik dalam pembelajaran secara spontan pada guru
menjadi begitu terlibat dalam tugas-tugas yang membuat siswa kehilangan semua
waktu, diri, dan lingkungan di sekitar mereka, benar-benar terfokus pada tugas yang
matematika yang dieksplorasi oleh siswa, dan menampilkan indikator rasa senang
yang dihasilkan dari konstruksi yang dibimbing ke indikator bahasa tubuh pada
pengaruh positif yang tinggi yang akan peneliti diskripsikan. Berdasarkan hal ini,
kompleksitas matematika yang tidak jelas pada saat dimulainya tugas dan
1
spontan merumuskan pertanyaan tentang kompleksitas dan terlibat dalam
lebih kecil konsep dan ide-ide mereka yang telah dikembangkan selama eksplorasi
orang.
siswa yang dipilih secara luas. Untuk mempelajari mengabstraksi secara spontan,
kemudian digunakan untuk menganalisis perilaku dua siswa kelas 8 yang telah
spontan yakni Kerri (USA) dan Eden (Australia) yang berasal dari situasi yang
sama. Analisis yang penting adalah analisis sintetis dan evaluatif, dua proses yang
menggunakan model RBC pada abstraksi dengan aktivitas mental Krutetskii maka
Learning.
B. Masalah
Masalah yang diangkat dalam jurnal ini adalah mendeskripsikan dua siswa
yang belajar secara spontan untuk mengetahui bagaimana kedua siswa tersebut
2
mengabstraksi secara spontan dengan model yang dibangun dengan
3
BAB II
KAJIAN TEORI
pembelajaran siswa yang tidak disebabkan oleh guru yakni tidak menggunakan
secara spontan dalam konteks pembelajaran untuk menunjukkan tidak adanya unsu
pada non-kausalitas pada tindakan mengajar, untuk reluasi diri pada siswa ketika
berinteraksi, yang menganggap proses belajar sebagai suatu proses secara spontan
yang tidak jelas pada saat dimulainya tugas dan memutuskan untuk memeriksanya.
untuk menjawabnya. Siswa menggunakan lebih kecil konsep dan ide-ide mereka
dijelaskan dalam cara yang berbeda tetapi konsisten di peneliti lain (Krutetskii,
Chick, dan Csikszentmihalyi). Hal ini digambarkan seperti tdak hanya memilih
4
isyarat dan konsep dan seringkali isyarat yang tidak terduga dan konsep tapi
bahkan pertanyaannya saja (Chick), dan tidak terlalu banyak yang langsung
penemuan kecil yakni anda mungkin hanya memiliki satu wawasan besar, tapi saat
anda mencoba untuk menjelaskan, seperti yang anda coba jelaskan apa
2007).
Ada tiga tindakan epistemis yang diidentifikasi terkait pada proses abstraksi
menurut Dreyfus dkk (2001) yaitu: Pertama, Recognising atau pengenalan struktur-
5
stuktur matematis yang dikenal, hal ini terjadi ketika seorang siswa menyadari
bahwa struktur itu melekat dalam situasi matematis yang diberikan. Proses
pernyataan. Tugas yang sama dapat mengarahkan seorang anak pada fase Building-
With tetapi mungkin hal ini tidak berlaku bagi anak yang lain. Hal tersebut
Ketiga, Constructing adalah langkah utama pada abstraksi yang terdiri atas
kumpulan pengetahuan artefak untuk menghasilkan struktur baru yang menjadi ciri
dipisahkan menjadi dua arah yang berbeda untuk mempelajari dua aspek yang
berbeda dari matematika yang terlibat dan kemudian bergabung kembali secara tak
terduga. Consolidating dapat terjadi ketika siswa bekerja dengan matematika yang
familiar, dan juga ketika siswa menggunakan entititas yang baru pada bagian yang
6
C. Aktivitas Mental Krutetskii
keras saat mereka memecahkan masalah yang tidak biasa secara terpisah. Dia
kemampuan tinggi siswa dan tidak melakukan wawancara. Kegiatan ini termasuk
hubungan matematis satu demi satu dimana siswa memahami apa yang utama,
dasar, dan umum dalam elemen yang berbeda secara eksternal ataupun baru.
Dengan kata lain, sintesis melibatkan pengenalan sesuatu yang sudah dikenal yang
sintesis. Proses analsis sintesis untuk siswa yang berbeda atau siswa yang sama
proses abstrak atau pengakuan entitas matematika yang hanya diabstraksikan untuk
yang bertujuan mengenali informasi yang tidak konsisten, atau merenungkan proses
7
pemecahan masalah yang bertujuan mengidentifikasi keterbatasan atau aplikasi
1) Analsis
Analisis elemen adalah mengisolasi bagian dan memeriksa satu per satu.
keputusan.
8
Gambar 2.1 Model Mengabstraksi Secara Spontan
9
BAB III
DESAIN PENELITIAN
A. Desain Penelitian
yang dipilih dari studi yang lebih luas. Penelitian ini sendiri tertanam dalam
menguji elemen sosial secara lebih rinci, tiga kamera sekaligus merekam aktivitas
guru, sepasang yang berbeda dari siswaa yang fokus terhadap setiap pelajaran dan
seluruh kelas. Gambar video campuran yang dihasilkan selama pelajaran (dengan
dua siswa fokus di layar tengah dan guru di pojok kelas) digunakan untuk
penting bagi mereka, dan mendiskusikan apa yang terjadi, dan apa yang mereka
pikirkan dan rasakan. Wawancara dilakukan untuk menghasilkan data verbal yang
kembali. Sebaliknya, subjek secar spontan menjelaskan satu atau beberapa bagian
10
dari tujuan yang spesifik, dan ini relevan dengan masalah dan konsisten dengan
bukti lain dari proses solusinya. Asketchpad dan pena disediakan untuk
apakah fokus pemikiran siswa itu secara spontan atau tidak spontan. Hal penting
adalah apakah para siswa mengembangkan gagasan mereka sendiri atau ada
bantuan dari orang lain. Dari 86 siswa yang diteliti, 5 ditemukan telah secara
ini yang menjadi fokus para siswa. Tidak ada bukti pada mengabstraksi secara tidak
spontan.
Kedua siswa yang pembelajarannya secara spontan adalah Kerri (USA) dan
Eden (Australia) yang berasal dari situasi yang sama. Kedua kelas berisi siswa
dengan kemampuan matematika lebih tinggi dari rata-rata, dan interasi siswa
spontan terjadi melibatkan pembelajaran tentang fungsi linear dan kedua guru
memulai topik dengan aktivitas langsung. Kedua siswa bisa membaca dan plot
grafik linear dengan memplot dua titik, menghasilkan garis pada kertas grafik,
11
menggambar kemiringan segitiga, mengukur panjang dari dua sisi yang lebih kecil
dari segitiga, menemukan titik potong-y dengan tinjauan, dan mensubtitusi gradien
dan titik potong-y ke dalam persamaan umum pada fungsi linear. Kelas Eden adalah
kelas yang tidak dipercepat di sekolah dengan program akselerasi. Mereka tidak
dengan gurunya kelas 7. Eden sudah lupa sebagian besar pelajaran ini dan jika dia
menemukan istilah gradien dan konsep yang terkait, dia tidak mengingatnya.
Pertama kali dia teringat kesadaran akan konsep gradien dalam pelajaran ketika di
gradien tanpa mengetahui istilahnya. Tidak ada siswa yang mengetahui bagaimana
Meski analisis pemikiran kedua siswa ini terhambat karena mereka tidak
Meskipun Eden adalah siswa yang tidak fokus dalam pelajaran sesuai dengan
abstraksi yang disimpulkan, dia duduk disamping siswa yang fokus (Darius).
naratif, analisis aktivitas kognitif dan sosial mereka yang relevan, dan representasi
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
menemukan panjang sisi horisontal dan vertikal dalam hal ini segitiga dengan
mengurangkan koordinat yang sesuai dari dua titik (ide baru untuknya), dan
gradiennya. Selanjutnya dia menyadari (ide baru lainnya) bahwa titik potong-y (b)
dapat ditemukan dengan mengganti gradien dan nilai-x dan nilai-y dari titik pada
menggunakan pasangan titik yang selalu bisa dioperasi sebagai gantinya. Kerri juga
segmen pada garis dengan menerapkan Teorema Phytagoras antara sepasang titik
yang berbeda.
13
membuat grafik (3,4) dan (4,6) dan menggambar gradien segitiga kecil, Kerri
gagasan yang sebelumnya yang dikenal dengan memetakan grafik dan interval
pengukuran.
setiap proses pembuatan, nomor yang lebih kecil umumnya diasosiasikan dengan
Gambar 3.1 menunjukkan fitur lebih lanjut dari model mengabstraksi secara
(analisis evaluasi). Sintetis diwakili dalam elips Constructing diatasnya, saat dia
Proses yang terkait dengan Langkah 11 tidak dipelajari secara rinci, tapi ada
data yang cukup untuk menunjukkan bahwa itu merupakan Building-With yang lain
14
dengan artefak kognitif daripada analitik-sintetik (bandingkan Gambar 2.1). Sulit
untuk diketahui apa artefak kognitif yang diandalkan Kerri di Langkah 11. Sintetis
mungkin tidak mengenali persamaan representasi numerik dan grafik yang panjang
dan membuat keputusan tentang nilai pada metodenya. Saat dia mengingat
15
Gambar 3.1 Proses Mengabstraksi Secara Spontan Kerri
yang secara acak menampilkan gumpalan pada bidang koordinat Cartesius bagi
siswa untuk mengenai dengan fungsi linear. Dalam game ini, skornya tergantung
16
Eden dan temannya Darius, bekerja berdampingan, memiliki tujuan yang
berbeda dalam hal pelajaran ini. Fokus utama Eden adalah memahami generasi dan
posisi garis miring (istilah Eden). Interaksi Eden dengan Darius menunjukkan dia
sadar bahwa Darius hanya menggunakan trial dan error. Ketika Eden bertanya ke
Darius, apa aturan untuk itu (garis miring pada layar Darius)? Itulah jenis
sudutnya..., dia mengikuti jawaban Darius dua x plus tiga secara harfiah dan
bertanya-tanya mengapa tidak ada yang terjadi saat dia memasuki istilah 2 + 3 ke
komputer. Ini didukung dengan pernyataan wawancara bahwa ia tidak ingat banyak
sumbu-y pada 4, dia berseru oh, saya mendapatkannya, jika anda melakukan dua
ditambah dua adalah empat. Hal ini menunjukkan bahwa dia tidak sadar bahwa
mendekat dan lebih dekat dengan titik yang ini dikenainya (Gambar 3.2). Eden
pindah ke Darius, tetap tak bergerak saat melihat layar berevolusi di komputer
bertanya pada dirinya sendiri, bagaimana koordinat titik x dan y pada garis yang
sungguh selama tujuh menit sebelum membuat pernyataan yang hampir tak
17
terdengar y berpotongan dengan x. Dalam wawancara,awalnya dia tidak bisa
dijelaskan saat dia membuat sketsa. Dia telah menemukan hubungan antara
koordinat titik x dan y pada grafik linear. Dia mencoba menjelaskan mengapa garis
miring seperti ini dan bagaimana hal ini terkait dengan adanya dalam persamaan,
secara horisontal.
Green Globs memberi jalan bagi Eden untuk mengevaluasi gagasannya saat
dia mengerjakan dengan komputernya tanpa adanya masukan dari siswa lain atau
guru. Dia tidak membahas garis miring dengan orang lain. Komentar Eden y
tersebut. Saat latihan, Eden segera menyadari bahwa semua pertanyaan memiliki
tipe yang sama. Saat para siswa duduk di kedua sisi Eden (Darius dan Marius)
tersebut mereka meminta dan menerima bantuan Eden. Kedua siswa biasanya
18
Gambar 3.2 Garis yang muncul secara progresif di layar komputer Darius
penelitian Nurhasanah, dkk (2017) dengan menggunakan ala peraga maya dapat
berperan dalam menciptakan situasi mateamtis pada fase Recognising dan fase
proses pembelajaran geometri, berbagai representasi vusal bangun datar yang dapat
disajikan dilayar komputer serta dapat dimanipulasi oleh siswa memberikan suatu
tersebut, yang merupakan bagian dari proses abstraksi empiris sekaligus merupakan
respon dengan cepat dari hasil kerja komputer, siswa dapat melihat keterkaitan
antara manipulasi yang dilakukan dengan respon yang diperoleh sehingga potensial
19
4. Proses Abstraksi Eden
mengindikasikan bahwa dia perlu tahu lebih banyak tentang apa yang dia katakan,
dia mengubah grafik menjadi tabel nilai. Eden menunjuk ke sel-sel dalam tabel saat
persamaan ini saat dia berbicara, dan itu membuat pengetahuan barunya rapuh.
Ketika pewawancara memintanya untuk meringkas apa yang telah dia temukan, dia
menggunakan tampilan visual yang dinamis di layar Darius untuk secara bersamaan
8), dia menampilkan analisis sintetis. Selama kegiatan ini, dia menunjukkan minat
yang kuat. Ketika dia kembali ke komputer sendiri, dia melakukan analisis evaluatif
untuk menilai kewajaran gagasan yang telah dia kembangkan (Langkah 9). Seruan
20
terakhirnya tentang y menyebrang dengan x menunjukkan bahwa dia telah
membangun wawasan secara matematis (Langkah 10). Eden menyadari bahwa dia
menggambarkan fungi linear. Dia puas dengan apa yang telah dia temukan dan tahu
21
B. Pembahasan Penelitian
hubungan pengetahuan dasar yang terkait dengan fungsi linear. Kerri menginginkan
pertanyaan tes dan Eden ingin mencari matematika yang akan membantu dia
mendapatkan nilai tinggi dalam permainan matematika. Setiap siswa mencari cara
grafis dan numerik, dan Eden mengidentifikasi pola yang menghubungkan nilai x dan
Kerri dan Eden memberikan kemampuan yang berbeda hal ini sesuai dengan
tujuan dari pembelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan (Hasratuddin, n.d) antara lain: 1) menggunakan penalaran pada pola dan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
nampak seperti latihan, tapi sebenarnya lebih kompleks. Kegiatan Kerri menimbulkan
22
pertanyaan tentang apa yang mungkin terjadi selama latihan. Kerri mempraktikkan
latihan pekerjaan rumahnya saat dia secara bersamaan menggunakan metode yang
baru dikembangkannya. Dia melakukan analisis sintetis dan analisis evaluatif saat dia
membandingkan proses dan menemukan atribut yang setara. Jenis pemikiran yang
Kerri menilai operasi numerik sebagai cara yang elegan untuk mencari gradien
tidak hanya menerapkan peraturan (generalisasi empiris), dia memang benar sadar
bersamaan dengan simbolisasi aljabar, dan proses ini menjadi hal yang mudah untuk
menggunakan aljabar representasi untuk hubungan yang dia kenali, dan kemampuan
mengenali struktur barunya dengan mudah saat dia berseru bahwa pertanyaan dalam
Proses kognitif yang dilakukan oleh Kerri dan Eden mencakup hal yang sama
pada proses. Melalui pertimbangan simultan lebih dari satu representasi (analisis
sintetis), pada siswa memeriksa apakah gagasan yang mereka punya dikembangkan
23
secara masuk akal dan mempertimbangkan keanggunan relatif mereka (analisis
dikembangkannya pada perhitungan panjang. Selama proses ini Kerri menyadari apa
yang bisa dia capai tanpa membutuhkan grafik. Dia mengembangkan metode yang
elegan yang tidak mengharuskan perencanaan dan pengukuran panjang pada grafik.
Eden melakukan analsis evaluatif saat dia mengembangkan representasi aljabar dari
polanya dan memeriksa kesamaannya ke bentuk umum fungsi liniear yang sebelumnya
tidak ada artinya (analisis sintetis berada dalam analisis evaluatif). Eden kemudian
yang menggolongkan representasi dalam satu sama lain sehingga berpikir dapat
dilakukan melalui representasi yang paling elegan. Transisi analisis evaluatif untuk
membangun menjadi lebih transparan saat kegiatan kedua siswa ini dipertimbangkan.
bila atribut yang setara ditemukan melalui analisis evaluatif. Hal ini menimbulkan
Eden dan Kerri menggunakan berbagai artefak kognitif dan situasi dalam
konteks pembelajaran yang berbeda dalam beberapa hal. Salah satunya adalah
teknologi yang digunakan Eden dan yang lainnya yang melibatkan pekerjaan individu
(saat tes atau pekerjaan rumah). Walaupun demikian, kedua siswa secara bersamaan
24
mempertimbangkan berbagai elemen matematika yang terlibat (analisis sintetis) dan
proses pemikiran yang sama, mereka berkembang dengan wawasan yang berbeda
wawasan baru yang diperolehnya berbeda hal ini dikarenakan siswa dalam
yang didapatkan, hal ini tidak terlepas dari pentingnya gaya belajar dan gaya berpikir
mereka didalam proses pembelajaran. Gaya belajar merupakan kunci utama untuk
gaya belajar tersendiri begitu pula dengan gaya berpikir yang merupakan cara
mengelola dan mengatur informasi yang diperoleh peserta didik (Setyawan &
Rahman, 2013).
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
oleh Kerri dan Eden, dan untuk menjelaskan kesamaan di antara mereka.
secara spontan dan menunjukkan bahwa jenis ini pada pembelajaran bisa
kegiatan yang dapat terjadi bila siswa tidak memiliki artefak kognitif yang sesuai
artefak yang dihasilkan oleh orang lain dan menggali matematika yang tidak
Dalam hasil penelitian lain, dalam aktivitas pemecahan masalah pada suatu
metode penyelesaian masalah yang baru dengan masalah semula, penemuan seperti
ini memberikan kesan bahwa konstruksi dari struktur abstrak dapat memungkinkan
26
pemecah masalah mempunyai antisipasi tentang sifat dan ruang lingkup/jangkauan
bahwa pemecahan masalah berikutnya dalam beberapa hal sama dengan pemecahan
dapat meningkatkan minat siswa pada matematika. Pengaruh positif yang tinggi
disertai dengan memprakasai diri untuk mengenali dan mensintesis untuk Kerri,
dan analisis sintetis dan analisis evaluatif yang disertai dengan fokus intens pada
matematika.
spontan, pembinaan terbimbing secara mudah dan sulit. Temuan ini bisa memberi
tahu para guru dan pendidik guru untuk membuat keputusan tentang intervensi
selama siswa belajar. Penelitian pada kasus lain dari mengabstraksi secara spontan
menguraikan lebih jauh. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk menemukan
27
DAFTAR PUSTAKA
140-152.
28