id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Depresi
perasaan bersalah atau rendah diri, gangguan tidur atau penurunan selera makan,
sulit kontrol atau kelemahan fisik. Gangguan ini dapat menjadi kronik atau
mencetuskan bunuh diri, suatu kejadian fatal yang dewasa ini semakin sering
2. Epidemiologi
Resiko selama masa hidup terkena penyakit depresi berkisar antara 10-20%
dengan angka kejadian hampir dua kali lipat pada wanita. Onset pertama biasanya
terjadi pada dekade ketiga, dengan prevalensi titik yang lebih tinggi pada usia
menengah dan tua. Depresi lebih sering ditemukan pada daerah perkotaan
dibandingkan pedesaan dan terutama terjadi pada wanita dari kelas sosio-ekonomi
yang rendah (Katona et al, 2012). Alasan dalam penelitian di negara barat
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
Gangguan depresi berat paling sering terjadi dengan prevalensi seumur hidup
adalah kira-kira 15 persen, sedangkan pada wanita 25 persen (Kaplan & Saddock,
napza dan alkohol karena napza terdiri dari substansi kimia yang mempengaruhi
fungsi otak, terus menggunakan napza akan membuat zat kimiawi otak mengalami
(Depkesa, 2007).
3. Etiologi
seperti faktor genetik, faktor biologi, dan faktor psikososial (Katona et al., 2012).
kimiawi otak yang bertugas menjadi penerus komunikasi antar serabut saraf
membuat tubuh menerima komunikasi secara salah dalam pikiran, perasaan dan
perilaku. Oleh karena itu, pada terapi farmakologik adalah memperbaiki kerja
4. Patofisiologi
Menurut Kaplan & Saddock (2007), faktor resiko terjadinnya depresi antara
lain:
a. Jenis kelamin
Prevalensi gangguan depresi berat dua kali lebih besar pada wanita
kelahiran, perbedaan stresor psikososial bagi wanita dan laki-laki, dan model
b. Usia
tahun, 50 persen dari semua pasien mempunyai onset antara 20 dan 50 tahun.
Gangguan depresif berat juga mungkin memiliki onset selama masa anak-
anak atau pada lanjut usia, walaupun hal tersebut jarang terjadi. Beberapa
depresif berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari
20 tahun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
c. Ras
Pervalensi gangguan mood tidak berbeda dari satu ras ke ras lain. Terapi
d. Status perkawinan
Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang
yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau yang cerai atau
berpisah. Gangguan bipolar 1 adalah lebih sering pada orang yang bercerai
dan hidup sendirian dari pada orang yang menikah, tetapi perbedaan tersebut
6. Gejala Depresi
III), gejala utama depresi meliputi menderita suasana perasan yang depresif,
lainnnya adalah konsentrasi dan perhatian kurang, harga diri dan kepercayaan diri
berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa
depan yang suram dan pesimistis, bunuh diri, tidur terganggu, nafsu makan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
a. Afek depresi
menurunnya aktivitas
Gajala lainnya adalah konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan
percaya diri berkurang, pikiran rasa bersalah dan tidak berguna, pikiran atau
perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu
makan terganggu.
Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala utama depresi ditambah
dua dari gejala lainnya. Lama periode depresi sekurang-kurangnya selama dua
Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala utama depresi seperti
pada episode depresi ringan ditambah tiga atau empat dari gejala lainnya. Lama
episode depresi minimum dua minggu serta menghadapi kesulitan nyata untuk
akan tetapi apabila gejala sangat berat dan onset sangat cepat maka dibenarkan
untuk mengegakkan diagnosa dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu. orang
yang mengancam dan penderita merasa bertanggung jawab atas hal itu.
Halusinasi auditorik atau olfatorik biasannya berupa suara yang menghina atau
menuduh.
8. Obat Antidepresan
Saat ini ada 23 obat antidepresan yang telah ada di pasaran yaitu golongan
9. Penggolongan Antidepresan
norepinefrin dan serotonin ke neuron (Mycek et al., 2001). Efek samping yang
ditimbulkan dari pengguaan obat ini misalnya mulut kering, penglihatan kabur,
tersebut relatif lemah. Efek samping overdosis adalah kebingungan, mania, dan
mengobati depresi tetapi tidak lagi digunakan sebagai obat lini pertama, karena
efek sampingnya dan efek kardiotoksik pada pasien yang overdosis TCA
(Unutzer, 2007).
antidepresan yang memiliki efek yang tidak begitu besar dalam reuptake
pasien tidak berespon terhadap antidepresan SSRI (Mann, 2005). Efek samping
yang ditimbulkan bupropion yaitu mual, muntah, tremor, insomnia, dan mulut
otak (Mycek et al., 2001). Efek antikolinergiknya sangat rendah, dan relatif
tidak berbahaya pada penggunaan over dosis. Efektifitasnya sama dengan TCA
dan MAO inhibitor pada penanganan depresi menengah, namun kurang efektif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
metabolit aktif fluoxetin mempunyai waktu paro yang paling panjang, sehingga
Fluoxetin Obat ini merupakan obat golongan SSRI yang paling luas
menimbulkan sedasi dan cukup diberikan satu kali sehari (Katzung, 2004).
5-HT yang sangat selektif dan poten. Obat ini diabsorpsi baik pada pemberian
pemberian dosis tunggal ialah 48-72 jam. Efek samping fluoxetin yang
berbahaya jarang terjadi, dalam dosis biasa dapat berupa keluhan SSP (cemas,
yang ditemukan di dalam jaringan syaraf dan jaringan lain, seperti usus dan
(norepinefrin, dopamin, dan serotonin) yang berlebih dan bocor keluar vesikel
menumpuk dalam neuron presinaptik dan masuk ke ruang sinaptik. Hal ini
Mono Amine Oxidase (MAO) terdapat dalam dua bentuk, MAO-A dan
Efek samping dari golongan MAO Inhibitor yang sering muncul yaitu
postural hipotensi. Efek samping ini lebih sering muncul pada penggunaan
konstipasi. Efek samping ini sering terjadi namun lebih ringan dari pada yang
Obat ini jarang digunakan karena tingginya resiko interaksi obat, terutama
bersama obat antidepresan lain. Obat ini juga dapat berinteraksi secara negatif
dengan kandungan tiramin tinggi karena dapat terjadi krisis hipertensi. Contoh
makanan dengan kandungan tiramin tinggi yaitu keju, yogurt, hati sapi atau
ayam, anggur merah, buah seperti pisang, alpukat, coklat, ginseng, kafein, dll
(Depkesa, 2007).
trisiklik (Mann, 2005). Obat yang termasuk golongan SNRI yaitu venlafaxine
dan duloxetine. Efek samping yang biasa mincul pada obat venlafaxine yaitu
mual, disfungsi seksual. Efek samping yang muncul dari duloxetine yaitu mual,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
dopamin dan serotonin. Obat-obat yang termasuk dalam antipsikotik atipikal yaitu
ECT adalah terapi dengan melewatkan arus listrik ke otak. Metode terapi
semacam ini sering digunakan pada kasus depresif berat atau mempunyai risiko
bunuh diri yang besar dan respon terapi dengan obat antidepresan kurang baik.
Pada penderita dengan risiko bunuh diri, ECT menjadi sangat penting karena
ECT akan menurunkan risiko bunuh diri dan dengan ECT lama rawat di rumah
sakit menjadi lebih pendek. Pada keadaan tertentu tidak dianjurkan ECT,
bahkan pada beberapa kondisi tindakan ECT merupakan kontra indikasi. ECT
tidak dianjurkan pada keadaan usia yang masih terlalu muda (kurang dari 15
tahun), masih sekolah atau kuliah, mempunyai riwayat kejang, psikosis kronik,
kondisi fisik kurang baik, wanita hamil dan menyusui (Depkesa, 2007).
TBC milier, tekanan tinggi intra kracial dan kelainan infark jantung. Depresif
tradisi yang tidak percaya dokter, dan tidak nyaman dengan efek samping obat.
Terapi ECT dapat menjadi pilihan yang paling efektif dan efek samping kecil.
terjadinya depresi dan pembiasaan perilaku baru yang lebih sehat. Berbagai
b. Psikoterapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
commit
Gambar to userPemikiran
2. Kerangka
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
C. Keterangan Empirik
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Soejarwadi Provinsi Jawa Tengah tahun 2009
didapatkan 50 kasus depresi, dari analisis yang telah dilakukan ditemukan pasien
yang tepat obat 89,47%, pasien yang tepat dosis 66,67%. Antidepresan yang
banyak digunakan adalah golongan SSRI yaitu fluoksetin sebesar 85, 96%.
pada pasien depresi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta tahun 2012
100% tepat indikasi, 92,8% tepat pasien, 100% tepat obat dan 78,6% tepat
paling banyak digunakan adalah golongan SSRI yaitu fluoxetin sebesar 64,4%.
dosis dan belum ada penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Soehadi prijonegoro
depresi yang dilihat dari ketepatan dosis dan ketepatan obat berdasarkan standar
commit to user