PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan
Kedokteran, pada pasal 7 ayat 7 dinyatakan bahwa Program Profesi Dokter dan Profesi Dokter
Gigi dilanjutkan dengan program Internsip. Didalam penjelasannya, yang dimaksud dengan
Internsip adalah pemahiran dan pemandirian Dokter, yang merupakan bagian dari program
penempatan wajib sementara, paling lama 1 tahun. Selanjutnya, pada pasal 38 ayat 2
disebutkan bahwa penempatan wajib sementara itu dihitung sebagai masa kerja. Dengan
demikian, setiap dokter yang baru lulus dari pendidikan kedokteran, wajib menjalani Program
Internsip Dokter Indonesia (PIDI) terlebih dahulu sebelum ia diperbolehkan praktek
kedokteran secara mandiri. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran, dinyatakan bahwa setiap dokter dan dokter gigi yang akan
berpraktik di Indonesia harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Seorang dokter dan dokter gigi yang telah memiliki STR
memiliki kewenangan melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan
kompetensi yang dimiliki. Salah satu syarat untuk mendapatkan STR adalah dimilikinya
Sertifikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh Kolegium Dokter Indonesia yang bersangkutan,
setelah seseorang lulus uji kompetensi dokter. Pada dasarnya, Sertifikat Kompetensi adalah
sebuah bentuk pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter untuk menjalankan
praktik kedokteran di seluruh Indonesia. Selanjutnya, pada pasal 27 Undang Undang
Praktik Kedokteran itu, disebutkan bahwa untuk memberikan kompetensi kepada dokter,
dilaksanakan pendidikan dan pelatihan kedokteran sesuai dengan standar pendidikan profesi
dokter. Dengan demikian, setelah seseorang lulus dari institusi pendidikan dokter (yang
menjalankan kurikulum berbasis kompetensi), masih diperlukan suatu program pemandirian
dan pemahiran sebagai salah satu tahap pelatihan keprofesian yang berbasis kompetensi
dokter layanan primer .Pada World Federation of Medical Education( WFME) disebut pra-
registration training.
Menurut Permenkes Nomor 299/Menkes/Per/II/2010 tentang penyelenggaraan program
Internsip dan penempatan dokter pasca Internsip yang menjadi acuan pelaksanaan Program
B. RUANG LINGKUP
Pedoman Peserta PIDI ini merupakan acuan yang harus dipatuhi oleh semua Dokter
Internsip dalam melaksanakan tugas tugas dan kegiatan Program Internsip Dokter Indonesia.
Pedoman ini berisi uraian dan penjelasan tentang tata cara Pendaftaran Peserta PIDI,
Pemilihan Wahana, Penempatan Peserta PIDI, Pembekalan dan kegiatan Peserta PIDI di
wahana, pengaturan hak dan kewajiban peserta PIDI, tata tertib, serta penilaian peserta PIDI.
Setiap peserta PIDI wajib membaca buku pedoman ini untuk memahami seluruh kegiatan PIDI.
C. TUJUAN
Pedoman Peserta Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) ini dimaksudkan untuk
menuntun para peserta PIDI agar :
1. Memahami latar belakang, dan tujuan Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI).
2. Mengetahui Hak dan Kewajiban peserta PIDI
3. Memahami dan melaksanakan tugas tugas, kegiatan,laporan dan target target
kinerja yang harus dicapai selama mengikuti PIDI .
4. Mengetahui dan memahami Tata Tertib PIDI.
Tahap 5
Tahap 6 Upload dan Verifikasi Pakta Integritas
Pengumuman Tahap 4
Peserta yang telah sukses melakukan Pemilihan Wahana
Pengumuman Penetapan peserta Program pemilihan wahana, mendownload Pakta
Internsip Dokter Indonesia melalui Integritas, melengkapi formulir Pakta Peserta yang telah divalidasi melakukan
http://www.internsip.depkes.go.id Integritas dan upload kembali ke Pemilihan wahana yang diminati pada
http://www.internsip.depkes.go.id http://www.internsip.depkes.go.id
Tahap 7
Pemberangkatan
Rumah
2 sakit UGD/ emergensi
Lingkup kegiatan Peserta PIDI di wahana mencakup seluruh kegiatan profesional medik yang
terdiri atas:
1. Melakukan layanan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga pada pasien
secara pofesional, yang meliputi kasus medik dan bedah, kasus kasus kebidanan dan
perinatal, kegawat daruratan dan kejiwaan, baik pada anak, dewasa maupun lanjut
usia.
2. Melakukan konsultasi dan rujukan untuk kasus-kasus tertentu yang bukan menjadi
kompetensinya, yang ditemukan di wahana.
3. Melakukan prosedur dan tindakan/ketrampilan medik sesuai kompetensi dan
kewenangan dokter di tingkat layanan kesehatan primer.
4. Melakukan kegiatan ilmiah medik berupa pembuatan laporan kasus, dan presentasi
kasus tentang masalah atau kasus yang ditemukan selama menjalankan kegiatan
PIDI.
5. Melakukan kegiatan kesehatan masyarakat baik didalam maupun diluar gedung
Puskesmas.
6. Melakukan penelitian sederhana dan singkat dalam bentuk Mini Project dengan
pendekatan lingkaran pemecahan masalah di Puskesmas.
Kegiatan yang dilakukan oleh peserta PIDI di wahana sangat beragam sebagaimana
lazimnya aktivitas dokter yang bertugas disebuah fasilitas pelayanan kesehatan.
Kegiatan-kegiatan tersebut berupa:
1. Praktik kedokteran di bagian/instalasi di wahana yang sedang ditempati.
2. Pengisian buku log kegiatan sebagai bukti kegiatan yang telah dilaksanakan.
3. Kegiatan ilmiah : membuat 5 laporan Kasus, 1 kasus di presentasikan pada Forum
Ilmiah dihadapan Komite Medik dan seluruh Dokter, sedangkan 4 kasus lainnya
didiskusikan dalam kelompok bersama pendamping PIDI.
4. Tindakan/Ketrampilan medik untuk layanan kesehatan primer.
5. Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas.
6. Mini Project ,penelitian sederhana dan singkat di Puskesmas dengan pendekatan
pada lingkaran pemecahan masalah.
Hari I :
Lapor ke Dinkes Kab/kota &Koordinator Wahana
Kredensialing oleh komite medik
Pengenalan dan orientasi wahana
WAHANA Evaluasi hasil status kesehatan peserta
Hari II, dst :
Rotasi sesuai dengan jadwal dari wahana
Pengisian log book dan penyusunan laporan
kasus sesuai kasus yang didapat
Konsultasi dengan pendamping sesuai jadwal
Presentasi kasus
Hari terakhir rotasi di wahana : memberikan
laporan kepada koordinator berupa :
Buku log yang sudah ditanda tangani
pendamping
Borangborang laporan
Daftar hadir
Peserta PIDI adalah seorang dokter yang menjalankan praktek kedokteran di Rumah Sakit dan
Puskesmas yang telah ditentukan.
Kewajiban Peserta PIDI.
Peserta PIDI mempunyai kewajiban yaitu :
1. Mengikuti pembekalan PIDI dan orientasi di wahana;
2. Menjadi anggota IDI setempat;
3. Bekerja sebagai Dokter sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia,
Standar Pelayanan dan Standar Prosedur Operasional yang berlaku di wahana;
4. Mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh selama
pendidikan dan mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan;
5. Mengembangkan keterampilan praktik kedokteran pelayanan kesehatan primer;
6. Bekerja dalam batas kewenangan medik, hukum, dan etika;
7. Berperan aktif dalam tim pelayanan kesehatan holistik, terpadu, paripurna;
8. Mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan;
9. Mengikuti dan menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan PIDI ;
10. Memberikan penilaian (umpan) balik terhadap kinerja pendamping PIDI, fasilitas
dan peran serta wahana, setelah PIDI selesai dilaksanakan.
ke Wahana dan saat pemulangannya serta uang harian ,dan akomodasi jika diperlukan
( termasuk iur bayar asuransi kesehatan dan ketenagakerjaan serta bantuan pajak.)
Tata Tertib Peserta PIDI dibuat agar supaya pelaksanaan PIDI berjalan tertib dan
lancar, setiap peserta PIDI wajib mengikuti dan menjalankan Tata Tertib yang diatur oleh KIDI
sebagai berikut:
1. Mengikuti proses kredensialing sebelum bertugas.
a. Kredensialling adalah proses verifikasi keabsahan bukti kompetensi peserta guna
penetapan kewenangan klinik untuk melakukan pelayanan medis di suatu wahana.
b. Setiap peserta PIDI yang akan bertugas di wahana wajib mengikuti proses
kredensialing yang dilaksanakan oleh wahana.
Jenis area kredensialing ditentukan oleh wahana sesuai kebutuhan.
c. Selanjutnya Koordinator Wahana/Direktur RS mengeluarkan Keputusan
tentang rincian kewenangan klinis dan Surat Tugas bagi semua Dokter yang
melaksanakan PIDI secara kolektif di wahananya.
2. Mengikuti penilaian dan evaluasi kesehatan sebelum bertugas.
Peserta PIDI diwajibkan mengikuti medical check-up secara mandiri sebelum bekerja
di Wahana dan menyerahkan hasil Medical Check-up kepada Pendamping PIDI untuk
dilakukan penilaian dan evaluasi kesehatan.
3. Pengaturan penempatan peserta PIDI di wahana.
a. Penempatan peserta PIDI di wahana ditentukan sepenuhnya oleh KIDI sesuai
prosedur.
b. Peserta PIDI yang terikat dengan ikatan dinas instansi tertentu, tetap mengikuti
peraturan dan prosedur penempatan yang berlaku
c. Mengikuti jadwal rotasi penempatan di wahana sesuai jadwal yang sudah dibuat dan
ditetapkan berdasarkan surat tugas.
d. Peserta PIDI tidak diperkenankan berganti kelompok atau pindah kelompok.
Setiap peserta PIDI akan dievaluasi oleh Pendamping PIDI, Koordinator Wahana dan KIDI
Provinsi. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi terhadap Kinerja Peserta PIDI.
Evaluasi Kinerja Peserta PIDI meliputi:
1. Perilaku profesional peserta PIDI yang dilakukan melalui observasi oleh
pendamping PIDI dan pemangku kepentingan terkait
2. Kinerja professional peserta PIDI yang dilakukan melalui evaluasi buku
log, laporan kasus, presentasi kasus, laporan mini project. Evaluasi
kinerja dilakukan oleh pendamping di setiap wahana.
Evaluasi kinerja peserta secara keseluruhan dilakukan oleh pendamping PIDI. Penilaian
kinerja didapat dari observasi terhadap sikap, perilaku, kompetensi medik, komunikasi,
kepribadian dan pofesionalisme. Selain itu penilaian juga diperoleh dari buku log, laporan
kasus dan mini project serta kehadiran Peserta PIDI.
Pendamping PIDI secara informal dapat memperoleh masukan dari pemangku
kepentingan terkait, antara lain sejawat lain, tenaga kesehatan lain, masyarakat dan pasien.
Evaluasi kinerja peserta PIDI dilakukan dengan target sebagai berikut :
1) Pengelolaan kasus UKP yang dilaksanakan di RS dan Puskesmas, harus memenuhi jumlah
dan jenis yang cukup dengan kode kegiatan ,yaitu berjumlah 400 kasus yang terdiri dari :
a) Kasus Medik (misalnya Penyakit Dalam, Anak, Obstetri ginekologi, dll)
b) Kasus Bedah
c) Kasus Kegawat daruratan
d) Kasus Jiwa
e) Medikolegal
Semua data tersebut dilaporkan kepada dan ditandatangani oleh Pendamping PIDI
secara berkala dan bersinambung.
2. 2 (dua) Mingguan.
- Membahas jumlah , distribusi dan diagnosa kasus yang telah ditangani Peserta
PIDI.
- Hasil kegiatan dalam buku Log
- Laporan kasus.
3. Bulanan.
- Membahas jumlah,distribusi dan diagnose kasus yang telah ditangani Peserta PIDI.
- Presentasi kasus.
- Hasil kegiatan dalam buku Log
4. Catur Wulan I,II dan III.
- Penilaian Kinerja Peserta PIDI.
- Kemajuan dan Hambatan Peserta PIDI
5. Akhir Program
- Sidang Evaluasi Akhir Peserta PIDI
- Pengambilan keputusan akhir.
1) Bekerja sebagai Dokter sesuai Standart Kompetensi Dokter Indonesia dan STR
Kewenangan Internsip.
2) Mampu melakukan diagnose penyakit sesuai Panduan Klinis Dokter di Fasyankes
Primer.
3) Mempunyai tanggung jawab medicolegal.
4) Target kasus UKP,ketrampilan medik,laporan kasus terpenuhi.
5) Target kegiatan UKM terpenuhi.
6) Penilaian kinerja peserta PIDI terpenuhi.
kode
kegiatan catatan dan tanda tangan
kegiatan
tanggal dan data usulan DPJP dan keterangan
dasar pendamping Pendamping
pasien
diagnosis penatalaksanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pasien adalah
A/Tn C, 45 pasien lama
tahun, laki- perbaiki sehingga
laki, kinerja ssudah
perokok, komunikasi banyak
TD 170/110 Olah raga, diet khususnya mengetahui
mmHg, GDS DM dan DM, untuk edukasi hal-hal terkait
8/10/2011 240 g/dL hipertensi medimentosa pasien penyakitnya
perbaiki
ketrampilan
pemeriksaan
G1P1A0, kebidanan
hamil 32 khususnya
A/Ny S, 36 minggu, rujuk ke poli Leopold 1, 2
12/1/2012 tahun gemeli kebidanan dan 3
Keterangan format:
(1) Tanggal pelaksanaan kegiatan
(2) Kode Kegiatan dan Data Dasar Pasien
-Data dasar mencakup umur dan jenis kelamin sedangkan
-Kode kegiatan sebagai berikut:
A. Kasus Medik
B. Kasus Bedah
C. Kasus Kegawat daruratan
D. Kasus Kebidanan dan Perinatal
E. Kasus Kejiwaan
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 27
F. Kasus Medikolegal
JIWA, MEDIKOLEGAL
Perilaku A B C D E
Perilaku A B C D E
Keterangan:
1. Lembar evaluasi kinerja peserta PIDI di atas diisi dengan data mingguan yang telah
dikerjakan peserta PIDI dan dievaluasi oleh Pendamping PIDI.
2. Simpulkan kinerja peserta dalam huruf A sampai E sesuai dengan baku mutu
berikut ini:
A. Melebihi standar; sudah patut bekerja mandiri dan bahkan kreatif
B. Sesuai dengan standar; sudah mampu bekerja mandiri tanpa
pengarahan lanjut.
C. Perlu perbaikan; masih perlu arahan di sejumlah kegiatan
D. Perlu dibentuk; masih perlu mendapat arahan menyeluruh
E. Belum tampak adanya perubahan sama sekali menuju yang lebih baik
Pedoman Peserta Program Internsip Dokter Indonesia ini telah mengalami revisi di tahun 2016, menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan
hasil evaluasi yang dilakukan terhadap Program Internsip Dokter Indonesia yang telah berjalan selama 6 tahun sejak pertama kali dilaksanakan di tahun 2010.
Pedoman ini menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia, terutama Peserta PIDI, agar Program
Internsip Dokter Indonesia dapat dijalankan dengan standard yang sama, pencapaian yang sama, serta cara penilaian peserta PIDI yang sama. Dengan
demikian, tujuan akhir dari pelaksanaan PIDI ini bagi Peserta PIDI dapat dicapai dengan baik yaitu lebih mahir, dan mandiri, bagi pendamping PIDI menjadi
lebih bijaksana dan lebih professional, serta bagi wahana akan menjadi lebih maju karena pelayanan menjadi lebih baik. Diyakini, melalui Program Internsip
Dokter Indonesia yang dilakukan dengan baik akan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di seluruh Provinsi di Indonesia, sehingga
dapat memberikan dampak baik kepada peningkatan status kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia.
Buku ini masih kurang sempurna, karena itu sangat diharapkan koreksi, masukan, usulan penyempurnaan dari semua pihak yang memiliki perhatian
untuk perkembangan Program Internsip Dokter Indonesia.
PENULIS :
1. drg. Tritarayati, SH
2. Prof. Mulyohadi Ali, dr, Sp. FK
3. Prof. Firman Lubis
4. Dr. Slamet Budiarto, SH
5. Prof. Budi Sampurna
6. Dr. Iskandar, Sp. A
7. Dr. Tom Surjadi
8. DR. Basuki D. Purnomo, dr. Sp. U
9. Dr. M. Djauhari Widjajakusumah
10. Dr. Riyani Wikaningrum
11. Prof. dr. Soeharto
12. Dr. Masruroh Rahayu
13. Dr. Sugito Wonodirekso
14. Prof. Dr. Qomariyah
15. Dr. Herqutanto
16. Dr. Widati Fatmaningrum
17. Dr. Yulherina
Kementerian Kesehatan RI menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu
tersusunnya buku Pedoman Internsip Dokter Indonesia.
1. Kelompok Kerja Program Internsip Dokter Indonesia Sesuai dengan Kepmenkes Nomor 993/MENKES/SK/X/2008
2. Sekretaris Jenderal Kemenkes RI
3. Dirjend. Bina Pelayanan Medik Kemenkes RI
4. Dirjend. Bina Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI
5. Ketua Konsil Kedokteran Indonesia
6. Ketua Umum PB IDI
7. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI
8. Kabid Pemberdayaan Puspronakes LN, Badan PPSDMK
9. Kabid Perencanaan dan Sumberdaya Pusdiknakes Badan PPSDM
10. Sekretaris Badan PPSDMK
11. Kepala Pusdiknakes, Badan PPSDMK
12. Kepala Puspronakes LN, Badan PPSDMK
13. Ketua Elect PB IDI
14. Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 40
15. Kepala Biro Kepegawaian, Depkes RI
16. Kepala Pusdiknakes, Badan PPSDMK
17. Kepala Bidang BinBang Pradokyan Primer dan Doga
18. drg. Ninin Setianingsih, MM (Kepala Bagian Program dan Informasi, Ditjen Bina Yanmedik)
19. drg. Marliana Purba, MM (Biro Kepegawaian, Depkes RI)
20. Syamsul Bahri SKM, M.Kes (Kepala Bagian Program danInformasi, Set. Badan PPSDMK) Minarto, SKM, M.Kes (Sekretariat KKI)
21. Netty T. Pakpahan (Biro Hukum dan Organisasi, Depkes RI)
22. Ketua Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Indonesia
23. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depkes RI
24. Wakil Ketua MKDKI
25. Kabag Hukormas Badan PPSDMK
26. Kabag Penyusunan Peraturan Biro Hukor Depkes RI
27. Kabag Hukormas Ditjen Yanmedik Depkes RI
28. Kabag Hukormas Ditjen Binkesmas, Depkes RI
29. Kabag Pelayanan Hukum Sekretariat KKI
30. Sekretaris Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga
31. Biro Hukum PB IDI
32. Ketua Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia PB IDI
33. Kepala Pusdiklat SDMK, Badan PPSDMK
34. Ketua PDKI
35. Ketua Divisi Pendidikan Konsil Kedokteran Indonesia
TIM AD HOC
Sesuai dengan SK Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor HK.02.04/2/1767.2/09
1. dr. Bambang Giatno Rahardjo, MPH (Kepala Badan PPSDM Kesehatan)
2. Zulkarnain Kasim, SKM, MBA (Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan)
3. Drs. Abdurrahman, MPH (Kepala Pusrengun SDM Kesehatan Badan PPSDMK)
4. dr. Setiawan Soeparan, MPH (Kepala Pusdiknakes Badan PPSDMK)
5. dr. Ida Bagus Indra Gautama (Kepala Pusdiklat SDM Kesehatan, Badan PPSDMK)
6. dr. Asjikin Iman H. Dachlan, MHA (Kepala Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
7. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, Sp.F(K) (Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depkes RI)
8. Prof. DR. Mulyohadi Ali, dr (Konsil Kedokteran Indonesia)
9. dr. Djauhari Widjajakusumah, PFK (Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia)
10. drg. Judianto, MPH (Kepala Bidang Pemberdayaan, Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
11. dr. Rini Rachmawati, MARS (Kepala Bidang Evaluasi dan Pemantauan Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
12. Ir. Herwanti Bahar, MSc (Kepala Bidang Evaluasi dan Pemantauan Puspronakes LN, Badan PPSDMK)
13. Jenny Songkilawang, SKM (Kasubbid Profesi, Puspronakes LN)
14. drg. Helmawaty Hamid, MPd (Kasubbid TKKI dan TKKA, Puspronakes LN)
15. Prof. Dr. Hj. Qomariyah, MS, PKK, AIFM
16. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes
17. dr. Bernard SM. Hutabarat, PAK
PEDOMAN PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA | 43
18. Prof. DR. Soeharto, dr, MSc, MPdK, SpPD KPTIdr. Titi Savitri
19. Ira Heriawati, SKp
20. dr. Yulherina, MKM
21. dr. Tom Surjadi, MPH
22. dr. Siti Pariani
23. Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., Sp.An.KIC, KNA
24. Dr. Ova Amelia, dr. SpOG, M.Med
25. A. Syahroni, S.Sos, MPd
26. Hani Annadoroh, Amd. Keb, SKM
27. dr. Sugito Wonodirekso, MS, PKK, PHK
28. dr. Riyani Wikaningrum, DMM, MSc
29. DR. Respati S. Drajat, dr. SpOT
30. DR. Basuki B. Purnomo, dr. SpU
31. drg. Widyawati, MQIH
32. Muflihati, S.Kep, Ners
33. Dorce Tandung, S.Sos, Msi
34. Asril Rusli, SH, MH
35. Burlian SH, M.Kes
36. drg. Astuty, MARS
37. Netty T. Pakpahan, SH, MH
38. Uud Cahyono, SH
39. Dra. Farida Uli Siahaan, Apt
A. Prinsip dasar
1. Pasien datang dengan keluhan bukan diagnosis
2. Picu Sambut dengan salam dan tanyakan masalah utamanya lalu biarkan bercerita,
jangan mengarahkan,
Jangan mendesak,
Jangan menyudutkan
Jangan menakut-nakuti
Pancing bicara jika buntu
3. Identifikasi butir inti, gali secara cermat mengarah kepada dugaan diagnosis
4. Biasakan menggunakan Kiat Klinik ini sampai menjadi kebiasaan dan tidak perlu berpikir banyak untuk mengingatnya.
5. Pasien berlainan jenis dengan dokter selalu didampingi oleh salah satu anggota keluarganya atau tenaga kesehatan lainnya.
6. Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh salah satu anggota keluarganya terutama untuk penyakit kronik agar keluarga pasien ikut
berpartisipasi dalam proses pengobatan.
7. Sedapat mungkin Catat nama dan hubungan keluarga yang mendampingi pasien saat di ruang periksa kecuali pasien tidak menghendaki
didampingi.
8. Ingat: Catatan dalam rekam medis secara random/acak akan diperiksa oleh sejawat lain disaksikan oleh dokter pendamping dalam sebuah
rapat pleno periodik.
a) Anamnesis terarah menuju diagnosis yang dituju dan menyingkirkan diagnosa banding
1) Pasien datang dengan keluhan
2) Biarkan pasien bercerita secara lengkap
3) Dengarkan baikbaik penuh empati
4) Jangan arahkan ceritanya
5) Tangkap butirbutir pokoknya
6) Kembangkan pertanyaan untuk merinci butir pokok itu
7) Lanjutkan pertanyaan untuk menegakkan diagnosis
8) Prakirakan penyebab keluhan dan pikirkan (Diagnosa Banding, DB?)
9) Singkirkan diagnosa banding dengan sejumlah pertanyaan
10) Catat seluruhnya secara singkat dalam rekam medis
b) Pemeriksaan jasmani secara umum dan khusus dan memprakirakan apa yang akan ditemukan
1) Prakirakan tanda yang hendak dicari
2) Pasien tidak harus berbaring atau buka baju jika tidak perlu
3) Dapatkan tanda vital dan catat dalam rekam medis
4) Cari tanda pendukung diagnosis catat dalam rekam medis
5) Cari tanda penyingkir diagnosa banding (pastikan tidak ada), catat dalam rekam medis
e) Identifikasi saat terbaik untuk konsultasi kepada pendamping dan konsultan/ spesialis dan perujukan
1) Kadangkadang diperlulkan konsultasi dan perujukan karena penyakitnya tidak dapat diatasi di tempat anda internsip.
2) Catat dalam rekam medis indikasi konsultasi dan perujukan atau cukup tandai gejala dan tanda yang mengharuskan anda merujuk atau
memerlukan konsultasi dengan spesialis
f) Jelaskan kepada pasien dan atau keluarganya perihal diagnosis, rasionalitas tindak medis, termasuk keperluan akan konsultasi, rujukan, dan
jangan lupa jelaskan pula prognosisnya sedapat mungkin.
1) Pasien berhak mendapatkan informasi yang lengkap tentang masalah yang dihadapi dan dokter wajib menjelaskannya sampai pasien
dan atau keluarganya paham
2) Kejelasan dan kejujuran ilmiah merupakan landasan utamanya
3) Sedapat mungkin bantulah pasien dan atau keluarganya mencari jalan keluar dari masalahnya
1. Micro Planning
a. Analisa situasi wilayah kerja dan puskesmas setempat (data umum, upaya kesehatan, manajemen kerja puskesmas)
b. Identifikasi masalah
c. Penyusunan prioritas masalah
d. Penyusunan rencana pemecahan masalah
2. Pelaksanaan / Implementasi
a. Upaya peningkatan status kesehatan masyarakat
b. Upaya pencegahan
c. Upaya pengobatan
d. Upaya rehabilitatif
3. Evaluasi : Penyusunan laporan kegiatan kesehatan masyrakat.
Nama Peserta :
Nama Wahana :
( ) ( )
Alamat
Agama
Suku
Pekerjaan
Bahasaibu
Jenis kelamin
Dsb.
6. Data Klinis
Anamnesis terfokus diagnosis
A
B
B
Dst (tambahkan slide baru jika diperlukan)
.Dst.
Berkaitan dengan DD 2
Berkaitan dengan DD 3
7. Pemeriksaan jasmani
Tanda vital
Tensi
Nadi
Dst..
Untukdugaan diagnosis
Status lokalis sesuai dengan dugaan diagnosis (tanda klinis yang ditemukan yang
mendukung dugaan diagnosis)
Dugaan DD (sebaiknya selalu dibuat DD)
Status lokalis penyingkir DD (tanda klinis yang ditemukan yang tidak mendukung DD)
Alasan pemeriksaan
Hasil yang dicari
Hasil yang diperoleh
Komentar/simpulan atas hasil
Tuliskan tidak perlu jika memang tidak memerlukannya
Alasannya adalah:
Dari Anamnesis
Dari Pemeriksaanjasmani
Tandaobyektif
1
2
4, dst
Tandasubyektif
1
2
3
dst
Alasan lainnya?
A
B
Dsb.
Ilmu klinik
A
B
Dsb
Ilmu Kedokteran Komunitas
Keterampilan
A
B
Dsb.