PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2.Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat kami rumuskan permasalahan yang akan menjadi
pembahasan dalam makalah ini diantaranya:
1. Bagaimana melaksanakan pemebelajaran yang efektifdan efisien?
2. Bagaimana pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode
pembelajaran yang tepat?
1.3.Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yanng efektif.
2. Untuk mengetahui penekatan pemebelajaran, strategi pembelajaran dan
metode pembelajaran yang tepat.
BAB II
MELAKSANAKAN PEMEBELJARAN YANG EFEKTIF
A. Belajar Efektif
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin
dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan
beberapa hal berikut :
a). Kondisi Internal
Yang dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam
diri siswa itu sendiri misalnya kesehatannya, keamanannya, ketentramannya,
motivasinya dan lain halnya.yang terdiri dari aspek fisiologis(kondisi umum
jasmani),aspek psikologis daiantaranya ;intelegensi siswa,sikap siswa, bakat
siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.
4
yang lainnya meskipun cara dan usahanya sama. Sebagai contoh disatu kelas
terdapat 30 siswa, cara waktu dan tempat belajarnya sama namun pasti akan ada
yang lebih diantara yang 30 siswa tadi. Ini dikarenakan guru atau siswa tadi
memiliki penedekatan yang benar untuk mendapatkan hasil dari belajarnya.
B. Mengajar Efektif
Di atas telah dibahas bagaimana belajar yang efektif. Pembahasan itu
berguna bagi pengajar maupun bagi siswa. Bagi pengajar mengetahui cara belajar
efektif berguna sebagai referensi harus bagaimana mereka memandang
parasiswanya dan menjalankan proses belajar mengajarnya. Lalu, bagaimana
mengajar yang efektif? Pada susbab ini akan kami kupas sedikit tentanng
mengajar yang efekif menurut John W. Santrock.
Mengajar merupakan hal yang kompleks karena murid-murid itu
bervariasi sehingga tidak akan ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk
semua hal. Namun setidaknya seorang guru harus memahami dan mennguasai
beragam perspektif dan strategi juga mengaplikasikannya secara fleksibel.(
santrock 2008 : 7). Hal ini membutuhkan dua hal utama yaitu : 1) pengetahuan
dan keahlian profesional, dan 2) komitmen dan motivasi.
1) Pengetahuan dan keahlian profesional
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau
keterampilan mengajar yang baik. Memahami strategi pengajaran yang baik dan
didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran dan manajemen
kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomuikasi, dan berhubungan
secara efektif dengan murid-muridnya dengan berbagai karakter dan beragam
latar belakang kultural. Sengaja pemabahsan mengenai belajar yang efektif
didahulukan karena untuk mengajar yang efektif terlebih dahulu harus
mengetahui belajar yang efektif.
2) Komitmen dan Motivasi
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi.
Aspek ini mencakup sikap yang baikdan perhatian kepada murid.( santrock
2008: 12). Komitmen dan motivasi akan lahir jika seseorang memiliki landasan
dalam bekerjanya. Bagi seorang muslim, komitmen dan motivasi itu lahir jika
mengajar dijadikan sebagai pengabdian bentuk ibadah kepada allah SWT.
Ibadah tentu berlandaskan ketauhidan. Inti dari katauhidan adalah keikhlasan
6
dan keikhlasanlah yang akan membuat seseorang komitmen. Tidak ada tujuan
lain selain mengharap ridla Allah SWT.
Dengan keikhlasan sikap guru tidak akan bergantung kepada apapun,
entah itu gajih ataupun jabatan akademik guru. Dengan keikhlasan juga sikap
dan keperibadian seorang guru akan terbentuk. Guru harus memiliki kompetensi
kepribadian mantap, stabil, dewasa, arif, dan dapat menjadi teladan.( Ruswandi
dkk 2010 : 35).
utuh, yang berkembang tidak hanya asfek kognitif saja, tetapi aspek afektif dan
psikomotor juga. Belajar CTL diharapkan siswa dapat menemukan sendiri materi
yang dipelajarinya.
Ada tiga hal yang harus kita pahami dalam konteks CTL. Pertama, CTL
menekankan kepada proses keterlibatan siswa untk menemukan materinya,
artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalama secara langsung.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkapCTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan
nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa dapat menerapkan dalam kehidupan, artinya
CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang
dipelajarinya, akan tetap bagaimana materi tersebut dapat mewarnai prilakunya
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Strategi pembelajaran
2. Modeling
Salah satu karakteristik anak didik yang sedang berkembang adalah
keinginannya untuk melakukan peniruan (imitasi). Hal ditiru itu adalah perilaku-
9
1) Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2) Inkuiri
Inkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta
hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses penemuan sendiri. Belajar pada
dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis.
Melalui proses mental itulah diharapkan siswa berkembang secara utuh baik
intelektual, mental, emosional, maupun pribadinya.
Secara umum inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu :
a. Merumuskan masalah
b. Mengajukan hipotesis
c. Mengumpulkan data
d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
e. Membuat kesimpulan
3) Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakikatnya bertanya dan menjawabpertanyaan. Bertanya dapat
dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan dari setiap individu, sedangkan
menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir.
4) Pemodelan (Modeling)
Asas modeling adalah proses pembelajaran yang memperagakan sesuatu
sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya guru memberi
10
contoh bagaimana cara mengoprasikan suatu alat, cara melafalkan kalimat asing,
dan sebagainya.
5) Refleksi(Reflection)
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang
dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa
pembelajaran yang telah dipelajarinya.
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap berakhir
proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
6) Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Dalam CTL keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh
perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh
aspek. Oleh sebab itu, penilaian keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh aspek
hasil belajar seperti tes, akan tetapi proses belajar melalui penilaian nyata.
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
rumit juga metode pembelajaran yang harus dibuat, metode dibuat sebagai
cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
Materi atau pengalaman belajar merupakan pertimbangan kedua yang
harus diperhatikan.
3. Pertimbangan dari sudut siswa
Siswa adalah subjek yang akan kita ajar. Keadaan siswa yang berbeda-
beda membuat kita untuk merancang metode yang yang sesuai dengan siswa
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA