MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekologi
Yang dibimbing oleh Desi Kartikasari, M.Pd
Oleh:
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,
inayah, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyusun makalah yang
berjudul Daur Siklus Biogeokimi ini dengan baik.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas matakuliah
Ekologi. Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun bermaksud
mengucapkan terima kasih kepada:
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN.... 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah....... 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II : PEMBAHASAN.... 3
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu ekosistem terdiri dari interaksi yang menguntungkan antara
organisme-organisme dengan lingkungannya di mana terjadi pertukaran dari
sejumlah besar material-material dalam bentuk siklus, yang dikenal dengan siklus
materi. Siklus materi menyangkut bagaimana aliran atau perjalanan materi yang
terdiri dari bahan-bahan kimia dari satu media ke media lainnya di dalam
lingkungan, termasuk di dalamnya media kehidupan. Bahan-bahan kimia yang
termasuk penyusun kehidupan yang paling banyak antara lain: karbon, nitrogen,
oksigen, belerang, dan fosfor.
Secara struktural setiap siklus materi terdiri dari bagian cadangan dan
bagian yang mengalami pertukaran. Di dalam bagian cadangan, unsur kimia
tersebut akan terikat dan sulit bergerak, atau pergerakannya lambat. Di dalam
bagian pertukaran, unsur kimia tersebut aktif bergerak atau mengalami pertukaran.
Dalam siklus nitrogen, fosfor maupun belerang, terdapat organisme-
organisme yang mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya siklus
tersebut, misalnya organisme penambat nitrogen bebas. Pengetahuan mengenai
peranan organisme dalam siklus materi dapat dimanfaatkan manusia, misalnya
dalam bidang pertanian. Siklus materi yang satu dengan yang lain dapat saling
terkait atau mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada siklus
belerang.Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi siklus materi. Sebagai
contohnya adalah kegiatan pabrik dan mesin-mesin kendaraan bermotor dapat
meningkatkan kandungan senyawa-senyawa oksidasi beterang, dan oksida
nitrogen di udara.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian siklus biogeokimia?
2. Bagaimanakah proses siklus nitrogen (N2)?
3. Bagaimanakah proses siklus fosfor (P)?
4. Bagaimanakah proses siklus karbon (C)?
5. Bagaimanakah proses siklus sulfur (S)?
6. Bagaimanakah proses siklus air?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang pengertian siklus biogeokimia.
2. Menjelaskan tentang proses sklus nitrogen (N2).
3. Menjelaskan tentang proses siklus fosfor (P).
4. Menjelaskan tentang proses siklus karbon(C).
5. Menjelaskan tentang proses siklus sulfur (S).
6. Menjelaskan tentang proses siklus air.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu proses fundamental dalam ekosistem adalah siklus materi atau
dikenal juga sebagai siklus biogeokimia. Meskipun secara definitif tidak banyak
berbeda namun dalam pemakaiannya istilah siklus biogeokimia sering kali
dikaitkan dengan proses yang lama bahkan menyangkut waktu geologis,
sedangkan siklus materi atau siklus hara biasanya mengacu pada proses
perpindahan materi pada ekosistem lokal. Materi yang menyusun tubuh organisme
berasal dari bumi.Materi berupa unsur-unsur terhadap dalam senyawa kimia yang
merupakan material dasar makhluk hidup dan tak hidup.
1
Amin Setyo Leksono, EKOLOGI Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif, (Malang: bayumedia
Publishing), 2007 hal: 177.
6
1. SIKLUS NITROGEN (N2)
Gas nitrogen terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas
dapat ditambah/difiksasi, terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya
tumbuhan Leguminacae) dan beberapa jenis ganggang.Nitrogen bebas juga dapat
bereaksi dengan hydrogen atau oksigen dengan bentuan kilat/petir.Tumbuhan
membutuhan nitrogen dari dalam tanah berupa ammonium (NH4+), ion nitrit
(NO2), dan ion nitrat (NO3).
Tahap Pertama
Tahap Kedua
2
Ibid., Hal 178
7
Tabel 1.1 Proses Reaksi Kimia yang Penting dalam Siklus Nitrogen.
Proses Bakteri/Organisme
Clostridium sp.
Anabaena sp
Denitrifikasi Pseodonomas
denitrificans
C6H12O6 + 24 KNO3 6CO2 + 3H2O + 6KOH
+3N2O
8
Gambar 1.1 Siklus Nitrogen di Alam
3
Ibid., Hal 180
4
Wiwik Endang Mardiastutik, Mengenal Ekosistem, (Bekasi: Mitra Utama), 2013. hal24.
9
Tulang dan gigi tetap terpendam dalam tanah, setelah lama menjadi fosil.Posfat
terlarut yang masuk ke laut dangkal kemudian membentuk fosfat anorganik yang
terlarut di air tanah dan laut5.Tumbuhan laut dimakan ikan, kemudian ikan
dimakan burung laut. Burung laut akan mengeluarkan kotorannya yang
mengandung unsur P. Kotoran burung laut yang banyak mengandung unsur P
disebut pupuk guano. Oleh karena itu bila unsur P masuk ke laut dangkal masih
bisa kembali ke daratan. Tetapi bila masuk ke laut dalam, maka akan hilang
karena menjadi sedimen di laut dalam. Unsur P di laut dalam bisa kembali ke
permukaan tanah bila ada letusan gunung berapi6. Fosfat yang ada dilaut bisa
mengalami proses geologis uplifting. Secara diagramatis, proses ini dapat dilihat
pada Gambar 2.1 dibawah ini.
5
Ibid., Hal 180
6
Ibid., Hal 24-25
10
utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut
adalah:
1. Atmosfer
2. Biosfer Teresterial, meliputi freshwater sistem dan material nonhayati
organik seperti soil karbon (karbon tanah)
3. Lautan, meliputi karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati atau
nonhayati
4. Sedimen, meliputi bahan baker fosil
Pertukaran karbon antara reservoir terjadi karena proses kimia, fisika, geologi,
dan biologi yang bermacam-macam.
1. Karbon di Atmosfer
Karbon dapat diambil dari atmosfer dengan berbagai cara, antara lain:
11
larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa
massa air di permukaan yang lebih berat menuju ke dalam laut. Di laut
bagian atas , pada daerah yang poduktivitasnya tinggi organisme
membentuk cangkang karbonat dengan bagian-bagian tubuh lainnya yang
keras. Proses ini menyebabkan aliran karbon menuju ke bawah.
c. Melalui pelapukan batu silikat
Proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap
untuk kembali ke atmosfer seperti dua proses sebelumnya. Pelapukan
batuan silikat tidak memilki efek yang terlalu besar terhadap
karbondioksida pada atmosfer karena ion karbonat pada atmosfer yang
terbentuk terbawa oleh air laut dan selanjutnya akan dipakai untuk
membuat karbonat laut.
Karbon dapat kembali lagi ke atmosfer dengan beragai cara pula
antara lain:
d. Melalui respirasi tumbuhan dan binatang
Proses ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga
penguraian glukosa menjadi karbohidrat dan air.
e. Melalui pembusukan, tumbuhan, dan binatang
Jamur dan bakteri menguraikan senyawa karbon pada tumbuhan
dan binatang yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida
jika tersedia aksigen atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen
f. Melalui pembakaran material organik
Proses ini berlangsung dengan cara mengoksidasi karbon yang
terkandung pada material organik menjadi karbondioksida. Pembakaran
bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam akan
melepaskan karbon yang tersimpan di dalam geosfer, sehingga
menyebabkan kadar karbon dioksida di atmosfer semakin bertambah.
g. Melalui produksi semen
Salah satu komponen semen yaitu kapur atau kalium oksida
dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur yang akan menghasilkan
karbon dioksida dalam jumlah banyak.
12
h. Melalui erupsi vulkanik
Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepasakan gas
ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan
belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer hampir sama
dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat
pelapukan batuan silikat.
i. Melalui pemanasan permukaan laut
Di permukaan laut, ketika air laut menjadi lebih hangat, karbon
dioksida yang larut dalam air akan dilepas ke atmosfer sebagai uap air.
2. Karbon di Biosfer
3. Karbon di Laut
13
larutan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat, dimana dapat
menyebabkan perubahan yang besar pada pH, yaitu H2CO3 H+ + HCO3-
14
Gambar 3.1 Siklus Karbon dan Oksigen di Alam
4. DAUR/SIKLUS SULFUR
15
dapat menyebabkan besi berkarat, sehingga banyak kendaraan dan gedung cepat
keropos atau rusak.
Pertanyaan ini baru terjawab beberapa belas tahun yang lalu. Tumbuhan
laut, yang memiliki sel2 sederhana. Tumbuhan ini berusaha hidup dengan
menahan masuknya garam (NaCl) ke dalam selnya. Ini dilakukan dengan
membentuk senyawa penahan yang berbahan baku belerang, karena pasok
belerang di laut banyak sekali, datang dari daratan. Waktu sel mereka terurai,
senyawa penahan ini pecah dan menghasilkan gas dimetil sulfida (DMS) yang
lepas ke atmosfir. Kita pasti mengenali bau senyawa ini: segar, mirip ikan segar
yang baru diangkat dari laut. Setiap saat, sejumlah besar senyawa ini dilepas ke
atmosfir, dan syukurnya, senyawa ini mampu menjadi inti kondensasi uap air.
7
wikipedia.org/wiki/Hujan_asam
16
Pada gilirannya, terbentuk awan, yang menjadi hujan. Saat hujan jatuh di darat,
senyawa belerang ini dikembalikan ke daratan untuk dimanfaatkan makhluk
daratan. Lalu ampasnya, dalam dibuang lagi ke laut, untuk diolah kembali oleh
tanaman alga.Yang merupakan bagian dari siklus belerang yang sangat penting
adalah adanya gas SO2 sebagai bahan pencemar dan H2SO4 dalam atmosfer. Gas
SO2 dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung belerang.
Efek utama dari belerang dioksida dalam atmosfer adalah kecenderungan untuk
teroksidasi menghasilkan asam sulfat. Asam ini dapat menyebabkan terjadinya
hujan asam (Achmad, Rukaesih; 2004).
5. DAUR/SIKLUS AIR
Kita bayangkan apa yang akan terjadi bila di alam ini telah kehabisan air,
pasti tidak ada kehidupan lagi. Kita tahu betapa pentingnya air bagi mahkluk
hidup, untuk itu kita harus menjaga agar keberadaan air di alam tetap
17
terjaga.Untuk menjaga agar air tetap ada, kita harus memahami siklus air di alam
ini8. Lihatlah gambar siklus air dibawah ini.
Demikian siklus atau daur air di alam.Air terus berputar di alam ini.Dalam
siklusnya, air melibatkan kegiatan alam dan mahkluk hidup, terutama tumbuhan.
Tetapi sekarang banyak tumbuhan yang sangat membantu terjadinya siklus air
ditebang oleh manusia.
8
Ibid., Hal 20-21
9
Ibid., Hal 21
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur
atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali
lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui
organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik
sehingga disebut siklus biogeokimia, meliputi siklus oksigen, siklus karbon, siklus
nitrogen, siklus sulfur dan siklus air.
Gas nitrogen terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen
bebas dapat ditambah/difiksasi, terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar
(misalnya tumbuhan Leguminacae) dan beberapa jenis ganggang.
Siklus fosfor lebih sederhana daripada siklus nitrogen. Siklus ini tidak
melalui pengumpulan di atmosfer. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk,
yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat
anorganik (pada air dan tanah).Siklus karbon adalah siklus biogeokimia di mana
karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan
pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan
oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke
atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat
yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.Dalam siklusnya, air
melibatkan kegiatan alam dan mahkluk hidup, terutama tumbuhan.
19
Daftar Pustaka
20